Log in

View Full Version : Film Bertema Nasionalisme...


jokowikotak
27th May 2012, 03:03 PM
http://www.jagatreview.com/2011/08/9...i-kemerdekaan/ (http://www.jagatreview.com/2011/08/9-film-bertema-nasionalisme-untuk-menyambut-hari-kemerdekaan/)



Saat ini, di tengah gempuran film-film bertema horor yang mengedepankan segi komersial, mencari film bertema nasionalisme yang memiliki kualitas baik dengan nilai edukasi di dalamnya memang sedikit sulit. Namun, biar pun sulit, bukan berarti tidak ada. Sepanjang tahun 2000-an, ada beberapa film yang memang dibuat untuk mengangkat sisi lain kehidupan masyarakat Indonesia, tidak hanya menyajikan tayangan sebagai hiburan semata, namun juga sarat dengan pandangan dan ajaran mengenai nasionalisme.



Tentunya, film-film tersebut dibuat tidak seperti film bertema nasionalisme yang pernah ada di masa tahun 60-an sampai 70-an, yang kebanyakan menyertakan adegan peperangan dan mengambil latar sejarah yang sudah pernah terjadi sebelumnya. Oleh karena sudah bukan masanya, film-film tersebut juga membutuhkan dana dan ketotalitasan yang sangat besar agar menjadi sebuah produk yang berkualitas dan layak tonton.



Film-film yang ada di daftar di bawah ini bukanlah film yang memberikan deskripsi gamblang�peperangan, �angkat senjata�, dan konspirasi�mengenai nilai-nilai kepatriotan. Saya lebih suka mengelompokkan film-film di bawah ini sebagai film dengan nilai-nilai nasionalisme yang disesuaikan dengan zamannya. Beberapa di antaranya�nilai nasionalisme tersebut�diselipkan dengan indah di dalam sebuah kemasan cerita yang sama sekali baru.



9. Minggu Pagi di Victoria Park



Film ini mengangkat kisah mengenai nasib tenaga kerja wanita (TKW) Indonesia di Hong Kong. Judul �Minggu Pagi di Victoria Park� merujuk ke tradisi para TKW Indonesia yang memang sering berkumpul di Victoria Park, sekadar berbagi cerita mengenai kehidupannya masing-masing. Tidak banyak atau bahkan baru kali ini ada film yang mengangkat kehidupan TKW Indonesia, yang pada kenyataannya sering mendapatkan perlakuan diskriminasi dari negaranya sendiri.



8. Garuda di Dadaku



Film keluarga yang satu ini terasa begitu sarat dengan nilai nasionalisme saat si tokoh utama, Bayu (Emir Mahira), seorang anak yang baru berusia 11 tahun, memiliki keinginan kuat untuk menjadi seorang pemain sepak bola profesional dan bermain untuk membela negaranya di kancah internasional. Konflik di film ini memang tidak begitu kompleks dan plotnya pun sangat sederhana. Namun, itu semua tidak mengurangi makna mendalam yang ingin disampaikan sang sutradara, Ifa Isfansyah, mengenai nilai-nilai nasionalisme.



7. Tanah Air Beta



Ingatkah Anda dengan rumah produksi Alenia? Rumah produksi yang didirikan pasangan suami-istri Ari Sihasale dan Nia Zulkanaen ini menjadi angin segar untuk dunia perfilman Indonesia karena selalu menyajikan film-film keluarga yang berkualitas dan sarat amanat. Salah satunya adalah Tanah Air Beta yang mengangkat kehidupan keluarga yang terpisah akibat pelepasan Timor Timur dari Indonesia pada tahun 1998 silam.



6. King



Another great movie from Alenia Pictures! Kali ini, berkisah mengenai cita-cita seorang anak untuk dapat menjadi pebulutangkis nasional. Dalam segala keterbatasan dana yang dimiliki keluarganya, Guntur (Rangga Raditya), tidak pernah berhenti bermimpi untuk dapat menjadi atlet profesional yang akan membela negara tercintanya di dunia internasional, seperti pebulutangkis idolanya, Liem Swie King.



5. Gie



Film ini merupakan salah satu film favorit saya. Membaca judulnya, sudah pasti semua orang bisa menebak jika film ini terinspirasi dari kisah hidup aktivis keturunan Tionghoa, Soe Hok Gie. Film ini mengisahkan kehidupan Gie mulai dari masa remaja, duduk di bangku kuliah, hingga perjuangannya melawan pemerintahan Presiden Soekarno yang saat itu berkaitan erat dengan PKI.



4. Batas



Film yang satu ini digarap tanpa main-main. Lihat saja deretan pemeran dan kru yang turut andil di dalamnya. Disutradarai Rudi Soedjarwo, film ini seakan semakin menunjukkan �taringnya� di bawah tangan dingin Slamet Rahardjo sebagai penulis naskah.



3. Denias: Senandung di Atas Awan



Film yang satu ini juga sedikit banyak akan mengilik sisi nasionalisme penontonnya. Berkisah mengenai perjuangan seorang anak di pedalaman Papua untuk mengejar pendidikan, film ini menjabarkan begitu banyak fakta mengenai keadaan pendidikan Indonesia di pulau paling timur Indonesia tersebut.



2. Nagabonar Jadi 2



Tidak ada yang lebih baik dari menyaksikan film ini saat merayakan detik-detik kemerdekaan Indonesia. Film terlaris tahun 2007 yang merupakan sekuel dari film terdahulunya, Nagabonar (1987) ini masih saja terasa fresh walaupun disaksikan berulang kali. Menyaksikan film ini tidak membutuhkan energi dan konsentrasi penuh karena pada dasarnya film ini dikemas dengan sederhana, dengan plot yang simpel dan segudang joke yang menyegarkan. Sang legenda, Nagabonar, kembali diperankan dengan sangat brilian oleh Deddy Mizwar, didampingi Tora Sudiro yang berperan sebagai Bonaga, anak laki-lakinya yang telah berubah menjadi pengusaha sukses di Jakarta.



1. Trilogi Merdeka



Trilogi Merdeka dapat dikatakan sebagai film yang paling tepat untuk ditonton saat perayaan Hari Kemerdekaan. Mengapa? Karena film ini benar-benar menyuguhkan kisah mengenai perjuangan bangsa Indonesia melawan penjajahan.



Trilogi ini dimulai tahun 2009 dengan perilisan film pertama berjudul Merah Putih, disusul Darah Garuda di tahun 2010, dan terakhir Hati Merdeka di tahun 2011. Ini adalah film trilogi perjuangan pertama Indonesia yang berani menyajikan rentetan adegan peperangan yang epik.



Sepanjang pembuatannya sejak tahun 2008, film ini telah mengundang perhatian banyak pihak karena digarap oleh tangan-tangan profesional yang sejarah karirnya sudah mendunia. Film ini memiliki kekuatan di segi visual efek yang dikerjakan oleh orang-orang yang ahli di bidangnya yang pernah menggarap film-film box office Hollywood.



Film ini pada intinya berkisah mengenai perjuangan sekumpulan tentara Indonesia yang memperjuangkan kemerdekaan Indonesia dan mempertahankannya hingga titik darah penghabisan. Konflik di film ini tidak hanya berkisar peperangan semata, namun juga mengenai isu keberagaman suku dan budaya yang memang selalu ada di tengah masyarakat Indonesia yang heterogen. Film ini memiliki semua unsur yang dimiliki Indonesia sebagai negara kesatuan yang sarat dengan perbedaan. It�s a must see movie!

</div>