Log in

View Full Version : Suara Suporter : Surat Kepada Djohar Arifin Husein (ketua PSSI)


jokowikotak
27th May 2012, 02:57 PM
JANGAN MALES BACA JURAGAN

ini dapet dari blog temen ane, ayo suporter Indonesia kita bisa!!



Surat Kepada Djohar Arifin Husein

Kepada Yth.

Bapak Djohar Arifin Husein

Ketua Persatuan Sepak bola Seluruh Indonesia (PSSI) Periode 2011-2015

Di tempat,



Dengan hormat,



Tujuan saya mengirim surat ini adalah untuk menanggapi pernyataan Bapak pada Kamis, 8 Desember 2011. Di mana pernyataan tersebut berbunyi:

�TMS (Transfer Matching System) pemain yang main di luar kompetisi PSSI diperintah untuk dicabut. FIFA mengingatkan kepada kami, jangan coba-coba pakai pemain nasional di luar kompetisi federasi, anda akan kami denda."

(dikutip dari Taunuzie, Iwan. Konflik PSSI. Pemain ISL Dilarang Memperkuat Timnas. Tribunnews.com, melalui http://www.tribunnews.com/2011/12/08...perkuat-timnas (http://www.tribunnews.com/2011/12/08/pemain-isl-dilarang-memperkuat-timnas) . Diakses pada 13/12/2011)

Satu lagi pernyataan Bapak di hari yang sama adalah:

�Kami maunya pemain yang tidak punya klub pun bisa main di timnas, tapi ini FIFA yang mengingatkan sesuai pasal 79. Bukan Djohar, bukan PSSI.�



(dikutip dari Taunuzie, Iwan. Konflik PSSI. Pemain ISL Dilarang Memperkuat Timnas. Tribunnews.com, melalui http://www.tribunnews.com/2011/12/08...perkuat-timnas (http://www.tribunnews.com/2011/12/08/pemain-isl-dilarang-memperkuat-timnas) . Diakses pada 13/12/2011).



Menurut pandangan saya, kedua pernyataan tersebut mencoba memberi peringatan kepada pemain-pemain lokal yang mengikuti kompetisi Liga Super Indonesia (LSI), bahwa dengan terus bermain di kompetisi tersebut, mereka tidak akan pernah bisa memperkuat Tim Nasional (TimNas) Indonesia di ajang internasional. Hal ini dikarenakan kompetisi LSI tidak diakui sebagai kompetisi resmi oleh PSSI, yang secara otomatis juga tidak diakui oleh FIFA (F�d�ration Internationale de Football Association), karena PSSI hanya mengakui Liga Prima Indonesia (LPI) sebagai liga resmi.



Dari kedua pernyataan tersebut saya menangkap bahwa, menurut Bapak, FIFA-lah yang melarang pemain-pemain yang berlaga di LSI untuk memperkuat TimNas.



Melalui surat ini, saya mengajak Bapak untuk mengingat kembali tentang lambang negara kita, yakni Garuda Indonesia. Lambang tersebutlah yang terpampang di bagian dada sebelah kiri para punggawa TimNas Indonesia. Di lambang tersebut, terlihat gambar burung Garuda menggenggam pakta yang bertuliskan semboyan negara kita, �Bhinneka Tunggal Ika,� yang berarti, �Berbeda-beda namun tetap satu jua.�









Semboyan tersebut menyerukan suara persatuan di dalam diri masyarakat Indonesia, dari ujung Barat di Sabang hingga ujung Timur di Merauke, yang memang terdiri dari banyak suku, banyak budaya, banyak agama. Suara persatuan yang bertujuan untuk menyatukan perbedaan-perbedaan yang terdapat dalam diri insan nusantara.



Di mata sang Garuda, perbedaan-perbedaan tersebut bukanlah menjadi alasan bagi rakyat Indonesia untuk tidak bersatu. Di mata sang Garuda, tiap-tiap anak bangsa yang terpilih, berhak dan wajib untuk bersatu membela negara dalam situasi dan kondisi apapun. Di mata sang Garuda, tidak ada perbedaan antara �liga resmi� dan �liga yang tidak diakui oleh federasi� bagi para insan sepak bola Indonesia untuk bersatu membela panji TimNas di level internasional.



Ingatlah Bapak bahwa yang terpampang di dada para punggawa TimNas adalah lambang Garuda Indonesia, bukan lambang PSSI atau lambang LPI. Ingatlah Bapak bahwa di setiap pertandingan TimNas, bendera pusaka Merah Putih-lah yang menuntun para pemain memasuki lapangan pertandingan, bukan bendera PSSI atau bendera LPI. Ingatlah Bapak bahwa lagu yang dikumandangkan sebelum TimNas bertempur menghadapi lawan dari negara lain, adalah lagu kebangsaan Indonesia Raya, bukan mars PSSI atau jingle LPI. Ingatlah Bapak bahwa setiap anak bangsa yang berprofesi sebagai pesepak bola profesional ingin membawa nama Indonesia menuju kemenangan, bukan nama PSSI ataupun nama LPI!









Jika memang Bapak menganggap FIFA dengan statutanya-lah yang melarang putra-putra terbaik bangsa untuk memperkuat TimNas mengusung panji merah-putih, saya sebagai supporter TimNas Indonesia (bukan supporter PSSI, LSI ataupun LPI), meminta tolong pada Bapak untuk membuang jauh-jauh anggapan tersebut, dan sampaikan pada pihak FIFA, bahwa statuta FIFA tidak bisa dipaksakan di Indonesia. Bahwa dengan semboyan �Bhinneka Tunggal Ika�, tidak ada alasan bagi siapapun untuk melarang pemain-pemain yang terpilih untuk memperkuat TimNas Indonesia di ajang internasional.









Semoga surat ini mampu menyadarkan Bapak, PSSI, juga FIFA. Meskipun mereka berasal dari suku yang berbeda, memeluk agama yang berbeda, membela klub yang berbeda, dan bermain di liga yang berbeda, para punggawa bangsa memiliki hak yang sama untuk memperkuat Tim Merah Putih, mengenakan seragam dengan lambang Garuda di dada.



Terima kasih.



Dari supporter TimNas Indonesia





sumber : http://thepramuajiajay.blogspot.com/...in-husein.html (http://thepramuajiajay.blogspot.com/2011/12/surat-kepada-djohar-arifin-husein.html)



tujuan ane ngeshare ini cuma pingin pssi yang harusnya makin maju dengan kepemimpinan baru, bukan ngurusin masalah-masalah liga yang harusnya sudah diselesaikan jauh-jauh hari.

bantu di rate ***** gan, http://static.kaskus.co.id/images/smilies/iloveindonesias.gif

</div>