PDA

View Full Version : Korban Dugaan Pencabulan Kepsek MTsN Sampit


demokrat
27th May 2012, 02:56 PM
ada satu aib yang memalukan di kota Q sendiri :cd:

seorang guru yang notabene pendidikan agama malah berbuat cabul http://ceri.ws/smilies/small_cabe.gif




[/spoiler] for cabul:






SAMPIT



Menyusul 5 siswi sebelumnya, 3 siswi lagi melapor ke Polres Kotim atas dugaan pencabulan oleh kepala sekolahnya. Sementara tetangga Kepala MTsN tak percaya ia melakukan pencabulan, karena ia dikenal religius.







Korban pencabulan yang dilakukan oknum Kepala MTsN di Sampit, Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), kian bertambah. Sebelumnya jumlah korban hanya 5 orang siswi yang sudah melapor ke Polres Kotim. Selasa (17/4), bertambah lagi 3 orang yang datang bersama orangtuanya ke Mapolres Kotim melaporkan kejadian itu.



Ketiga korban merupakan siswi kelas IX, sama dengan pelapor sebelumnya. �Saya yakin korban lainnya masih ada, namun karena malu mengakui kasus ini belum terungkap sepenuhnya,� kata salah seorang orangtua siswi tersebut.



Kedelapan siswi yang menjadi korban dugaan pelecehan oleh oknum Kepsek tersebut berinisial LI (14), SN (14), NV (14), YN (14), L (14), KL (14), TA (14) dan BA (14).



KP, oknum Kepsek MTsN Sampit, sebelumnya membantah telah melakukan perbuatan asusila terhadap siswinya. Ia menyatakan siap menghadapi tuntutan para orangtua siswa yang melaporkan anaknya dicabuli. Ia juga siap membuktikan bahwa dirinya tidak bersalah.



�Kurang begitu enak juga ada istilah pencabulan. Saya sebagai orang Islam sekaligus sebagai pelayan MTsN, kalau saya berbuat cabul Naudzubillah Bin Zalik, tidak ada niat saya untuk melakukan perbuatan seperti itu. Saya tidak pernah berbuat cabul,� tegasnya.



Sementara itu, Salappudin, salah satu orangtua korban, mengatakan mereka merasa keberatan dengan pernyataan Kepala Kantor Kemenag Kotim H Ahmad Sarkawi yang menyebut, �Jangan sembarangan menuduh, cari tahu terlebih dahulu apa yang sebenarnya terjadi, yang bersangkutan ditanya terlebih dahulu.�



�Dalam hal itu, otomatis pengakuan yang dibuat oleh putri-putri kami dinilai bohong,� ungkap Salapudin saat ditemui di ruangan Unit 4 Satreskrim Polres Kotim, kemarin.



Untuk itu, ia akan mendesak Kepala Kanwil Kemenag Kalteng segera menonaktifkan KP dari jabatannya sebagai Kepala MTsN Sampit. Sebab, jika yang bersangkutan masih menjabat sebagai Kepsek, dikhawatirkan mental putri-putri mereka terganggu dalam persiapan menghadapi Ujian Nasional (UN).



�Dalam kasus ini, kami sudah menunjuk 2 pengacara, yang akan mendampingi putri-putri kami sampai ke meja persidangan nantinya. Sekadar diketahui, penunjukan 2 orang pengacara tersebut atas persetujuan seluruh orangtua siswi yang ikut menjadi korban,� ujar Salapudin, didampingi 2 orang pengacara dari Kantor Advokat Kotim, Noor Hajiah dan Burhanuddin.







Religius



Salah seorang tetangga KP, Kepala Sekolah MTsN Sampit, tak percaya jika KP melakukan dugaan pencabulan terhadap siswinya, seperti yang ramai diberitakan belakangan ini. Sebab, sosok KP dikenal religius.



Abung (47), warga Kompleks Arjuno yang rumahnya berdekatan dengan rumah pelaku, mengatakan, dirinya sungguh tidak percaya, jika teman sekaligus tetangganya itu berbuat cabul terhadap anak didiknya.



�Sangat tidak mungkin dan tak masuk akal, jika KP berbuat cabul kepada anak didiknya sendiri, karena dalam kesehariannya KP adalah seorang pria yang religius,� kata Abung kepada Tabengan, Selasa (17/4).



Di mata Abung yang juga Kepala SMPN-1 Sampit ini, KP adalah sosok pria yang baik dan santun, berwibawa serta bertanggung jawab terhadap keluarganya, sehingga sangat tidak mungkin melakukan perbuatan tercela tersebut.



KP juga pekerja keras dan sangat mencintai pekerjaannya, bahkan sebagian besar waktunya dipergunakan hanya untuk mengembangkan sekolah yang dipimpinnya.



�MTsN yang ia pimpin, pernah mendapat predikat sebagai sekolah sehat dan mendapat gelar adiwiyata. Selain itu KP juga sangat mencintai seni budaya daerahnya sendiri, sehingga membentuk Sanggar Seni Tabela,� tambah Abung.



Sanggar Seni Tabela yang dibina KP sudah pernah mengisi berbagai macam acara-acara, baik tingkat kabupaten maupun nasional dan menjadi andalan Dinas Pariwisata Kotim.



Mengenai keadaan rumah tangga temannya itu, menurut Abung, selama ini tidak pernah terdengar jika ada ribut atau pun cekcok, dan selalu terlihat harmonis.



�Dalam pandangan kaca mata keluarganya maupun kerabatnya, KP adalah pria yang berwibawa, namun juga humoris,� kata Abung.







Proses Hukum



Sementara itu, Kepala Kantor Kemenag Kotim HM Akhmad Sarkawi akhirnya angkat bicara. Ketika dikonfirmasi wartawan di ruang kerjanya, Selasa, Sarkawi mengatakan, kasus yang menimpa Kepsek MTsN ini telah dilaporkan kepada pihak kepolisian, jadi semuanya diserahkan kepada pihak penegak hukum.



�Sejak saya menerima informasi dari sejumlah media hari Minggu itu, saya langsung memanggil yang bersangkutan dan menanyakan langsung. Hasilnya dia tidak mengaku melakukan perbuatan bejat terhadap sejumlah anak didiknya,� kata Sarkawi.



Mengenai keinginan sejumlah orangtua siswa korban untuk menonaktifkan KP, ia menegaskan wewenang itu bukan hak Kemenag Kotim, melainkan Kemenag Provinsi, sebab yang mengeluarkan surat keputusan (SK) pihak provinsi.



Ia menyarankan agar kedua belah pihak bersabar dulu, sebab hal ini termasuk masalah berat, apalagi menyangkut kepala sekolah dan orangtua siswa. Selain itu, mengingat tidak lama lagi UN tingkat SLTP, tentunya jika diberhentikan siapa yang bertanggung jawab terhadap sekolah tersebut.



�Alangkah baiknya semua berjalan dulu, kepala sekolah tetap pada jabatannya hingga ada kepastian hukum dari pihak kepolisian,� kata Sarkawi.









ini korbannya gan


[spoiler=open this] for korban:




http://s.kaskus.id/images/4851_20120424075221.jpg









cocoknya di apain yak kepsek kaya gini...

di kimpoiin ma gorila cocok gak yah :shout:

</div>