bakriegroup
27th May 2012, 02:54 PM
Ada kebiasaan buruk petani yang sangat berbahaya bagi kelangsungan hidup khalayak. Secara tidak langsung kebiasaan ini membuat dunia penuh dengan bahan kimia.
Hal ini terungkap saat diskusi kuliah tamu yang dilakukan jurusan Biologi ITS tentang tanaman tembakau dan produk olahan kretek.
Paparan pertama disampaikan oleh Yanuar Ssi. Lulusan Biologi ITS tersebut bekerja di perusahaan yang bergerak di bidang budidaya dan produksi tembakau.
[/spoiler][spoiler=open this] for Lanjutan...:
http://i.okezone.com/content/2011/03/25/373/438742/WDg5STRiGw.jpg
Dalam paparannya, Yanuar mencoba mengenalkan tentang tembakau dan jenis varietasnya. Selain itu, dia juga mencoba menjelaskan metode Good Agricultural Practices (GAP) yang telah diterapkan oleh perusahaan tempatnya bekerja. Pengetahuan GAP inilah yang seringkali tidak diterapkan petani.
"Dunia ini sudah penuh dengan racun," ungkap Yanuar mengkritisi kebiasaan petani yang menggunakan pestisida kimiawi dalam perkuliah Kamis 24 Maret kemarin, seperti dikutip dalam keterangan tertulis, Jumat (25/3/2011).
Menurutnya, pestisida tersebut dapat diganti dengan bahan organik yang ramah lingkungan. Sebenarnya, tambahnya, bisa juga diganti dengan ekstrak mimba.
Tak hanya pestisida, beberapa metode GAP juga dipaparkannya. Mulai dari uji varietas benih hingga cara mendapatkan hasil panen melimpah.
Salah satunya dengan metode topping, yakni memotong bagian pucuk tembakau. "Saat jumlah daun mencapai 16-20 helai, bagian generatifnya dibuang agar pasokan nutrisi banyak diserap oleh organ vegetatifnya, daun," jelas Yanuar.
Begitu pentingnya aplikasi metode GAP, sampai perusahaannya menugaskan pemantau lapangan untuk memberi pelatihan langsung pada petani.
</div>
Hal ini terungkap saat diskusi kuliah tamu yang dilakukan jurusan Biologi ITS tentang tanaman tembakau dan produk olahan kretek.
Paparan pertama disampaikan oleh Yanuar Ssi. Lulusan Biologi ITS tersebut bekerja di perusahaan yang bergerak di bidang budidaya dan produksi tembakau.
[/spoiler][spoiler=open this] for Lanjutan...:
http://i.okezone.com/content/2011/03/25/373/438742/WDg5STRiGw.jpg
Dalam paparannya, Yanuar mencoba mengenalkan tentang tembakau dan jenis varietasnya. Selain itu, dia juga mencoba menjelaskan metode Good Agricultural Practices (GAP) yang telah diterapkan oleh perusahaan tempatnya bekerja. Pengetahuan GAP inilah yang seringkali tidak diterapkan petani.
"Dunia ini sudah penuh dengan racun," ungkap Yanuar mengkritisi kebiasaan petani yang menggunakan pestisida kimiawi dalam perkuliah Kamis 24 Maret kemarin, seperti dikutip dalam keterangan tertulis, Jumat (25/3/2011).
Menurutnya, pestisida tersebut dapat diganti dengan bahan organik yang ramah lingkungan. Sebenarnya, tambahnya, bisa juga diganti dengan ekstrak mimba.
Tak hanya pestisida, beberapa metode GAP juga dipaparkannya. Mulai dari uji varietas benih hingga cara mendapatkan hasil panen melimpah.
Salah satunya dengan metode topping, yakni memotong bagian pucuk tembakau. "Saat jumlah daun mencapai 16-20 helai, bagian generatifnya dibuang agar pasokan nutrisi banyak diserap oleh organ vegetatifnya, daun," jelas Yanuar.
Begitu pentingnya aplikasi metode GAP, sampai perusahaannya menugaskan pemantau lapangan untuk memberi pelatihan langsung pada petani.
</div>