bakriegroup
27th May 2012, 02:52 PM
Permisi semuanya, ini thread pertama saya di LOUNGE. Semoga dengan adanya thread ini bisa menambahkan lagi wawasan kita semua, terkhusus untuk warga Tri Brata di mana pun berada.
Adapun cuplikan dari kisah-kisah dibawah ini, saya petik dari sini :
http://img594.imageshack.us/img594/4424/21145728.th.jpg (http://imageshack.us/photo/my-images/594/21145728.jpg/)
BRIMOB TULEN
Setelah lulus Akabri Kepolisian 1975, Jusuf merintis karienya di Brimob sebagai Latnan Dua (Ipda) menjabat Danton Brimob KIE 42 Nusa Tenggara tahun 1976, hingga menjadi Komandan Kompi 42 Nusra (Dilli, Tim-Tim) tahun 1977-1982. Kariernya terus bersinar seiring dengan keberhasilannya mengemban tugas di medan juang sehingga dupercaya memimpin pasukan yang lebih besar sebagai Kasat Sabhara Poltabes Ujung Pandang (1985), Dansat Brimob Polda Sulselra (1985-1990), Komandan Detasemen Gegana Brimob (1990-1995), Ses Pusdik Brimob Lemdiklat Polri (1997), DanKor Brimob (2000-2002), Kapolda Sulsel, Kapolda Aceh, Staff Ahli Kapolri, Irwasum, sehingga menjadi orang ke-2 di Kepolisian yaitu sebagai Wakapolri hingga pensiun.
Pendidikan dan pelatihan di Brimob yang keras dirasakan Jusuf sebagai istimewa karena disinilah ladang cita-citanya. Laksana pucuk dicita ulam pun tiba, sehingga gemblengan sekeras apa pun terasa biasa-biasa saja karena sudah kadung fall in love. Jatuh cinta dengan Brimob seperti jatuh cinta pada seseorang gadis cantik nan seksi. Wajah dihias samaran arang terasa seperti bedak wajah bidadari. Olahraga nan keras membentuk dada bidang terasa lembut. Bahkan siang malam Jusuf betah berbaju hitam-hitam bertuliskan Brimob, Gegana�.dan entah apalah namanya yang berbau Brimob�Brimob. Brimoblah isteri pertamanya. Sebab tidur dan bangun tidur pun tidak pernah lepas daripada atribut-atribut Brimobnya. Warna hitam bukan tanpa maksud bagi Brimob. Hitam ini adalah pilihan, sebagaimana Brimob adalah polisi pilihan. Pilihan bias dengan mudah menghilang karena lindap ditelan kepekatan malam.
Didalam kesatuan Brimob, Jusuf pernah mengalami 32 hari pertempuran malam yang tidak mudah. Pertempuran itu di wilayah-wilayah konflik tanah air, terutama pengalaman tugasnya di Timor Timur. Masa bertugas di TimTim sepanjang tahun 1976-1982. Disana Fretilin gentayangan di hutan-hutan dan tak satu dua kali menyerang pos-pos Polisi dengan minya nyawa maupun korban luka-luka. Jusuf pun melatih anak buahnya di Brimob bagaimana mana mengambil sikap jika terjadi kontak dimalam hari. Dia melatih anak buahnya untuk bangun cepat dan mulai berlatih sejak pukul 02.00 dinihari.
�Tidak boleh banyak bacot, jelas!!� terdengar arahannya yang begitu khas menggelegar. Itonasi baritone kelas Makassar. Bacot bermakna banyak bicara dalam bahasa Betawi.
</div>
Adapun cuplikan dari kisah-kisah dibawah ini, saya petik dari sini :
http://img594.imageshack.us/img594/4424/21145728.th.jpg (http://imageshack.us/photo/my-images/594/21145728.jpg/)
BRIMOB TULEN
Setelah lulus Akabri Kepolisian 1975, Jusuf merintis karienya di Brimob sebagai Latnan Dua (Ipda) menjabat Danton Brimob KIE 42 Nusa Tenggara tahun 1976, hingga menjadi Komandan Kompi 42 Nusra (Dilli, Tim-Tim) tahun 1977-1982. Kariernya terus bersinar seiring dengan keberhasilannya mengemban tugas di medan juang sehingga dupercaya memimpin pasukan yang lebih besar sebagai Kasat Sabhara Poltabes Ujung Pandang (1985), Dansat Brimob Polda Sulselra (1985-1990), Komandan Detasemen Gegana Brimob (1990-1995), Ses Pusdik Brimob Lemdiklat Polri (1997), DanKor Brimob (2000-2002), Kapolda Sulsel, Kapolda Aceh, Staff Ahli Kapolri, Irwasum, sehingga menjadi orang ke-2 di Kepolisian yaitu sebagai Wakapolri hingga pensiun.
Pendidikan dan pelatihan di Brimob yang keras dirasakan Jusuf sebagai istimewa karena disinilah ladang cita-citanya. Laksana pucuk dicita ulam pun tiba, sehingga gemblengan sekeras apa pun terasa biasa-biasa saja karena sudah kadung fall in love. Jatuh cinta dengan Brimob seperti jatuh cinta pada seseorang gadis cantik nan seksi. Wajah dihias samaran arang terasa seperti bedak wajah bidadari. Olahraga nan keras membentuk dada bidang terasa lembut. Bahkan siang malam Jusuf betah berbaju hitam-hitam bertuliskan Brimob, Gegana�.dan entah apalah namanya yang berbau Brimob�Brimob. Brimoblah isteri pertamanya. Sebab tidur dan bangun tidur pun tidak pernah lepas daripada atribut-atribut Brimobnya. Warna hitam bukan tanpa maksud bagi Brimob. Hitam ini adalah pilihan, sebagaimana Brimob adalah polisi pilihan. Pilihan bias dengan mudah menghilang karena lindap ditelan kepekatan malam.
Didalam kesatuan Brimob, Jusuf pernah mengalami 32 hari pertempuran malam yang tidak mudah. Pertempuran itu di wilayah-wilayah konflik tanah air, terutama pengalaman tugasnya di Timor Timur. Masa bertugas di TimTim sepanjang tahun 1976-1982. Disana Fretilin gentayangan di hutan-hutan dan tak satu dua kali menyerang pos-pos Polisi dengan minya nyawa maupun korban luka-luka. Jusuf pun melatih anak buahnya di Brimob bagaimana mana mengambil sikap jika terjadi kontak dimalam hari. Dia melatih anak buahnya untuk bangun cepat dan mulai berlatih sejak pukul 02.00 dinihari.
�Tidak boleh banyak bacot, jelas!!� terdengar arahannya yang begitu khas menggelegar. Itonasi baritone kelas Makassar. Bacot bermakna banyak bicara dalam bahasa Betawi.
</div>