kumisfauzi
27th May 2012, 02:50 PM
http://wartapedia.files.wordpress.com/2011/07/monas6.jpgAku ada kisah melatarbelakangi judul ini,
Tepatnya hari selasa,27 September 2011 di suatu malam ba'da maghrib aku pulang kerja, aku biasa jalan kaki kalau pulang kerja selain tidak jauh, juga perlu menyebrang jalan dua kali jika naik angkot, nyebrang untuk naik dan nyebrang untuk masuk gang, mana lagi untuk nyebrang tidak mudah karena kendaraan yang ramai dan padat belum jika macet , itu yang menyebabkan aku lebih senang pulang kerja jalan kaki.
Dalam perjalanan ke kontrakan aku melihat ada seorang laki2 umur 40 an tergeletak di trotoar , tepatnya depan gedung PP Plaza Jl. TB Simatupang Pasar Rebo , orang itu mengenakan kaos putih yang sudah lusuh. beberapa orang bertanya2 namun ada yang segera meninggalkannya. ada yang lewat begitu saja tidak menghiraukannya. hanya satu orang yang peduli yakni seorang ibu yang kasihan dia bilang padaku : "kasihan tuh mas, itu orang itu". ya benar orang itu tergeletak di pinggir jalan belum lama sebelum aku melihat. menurut saksi mata orang itu jatuh tiba2, aku sebenarnya mau menolong, cuma aku posisi sedang pulang kerja masih pakai sepatu dan bawa tas. kata security orang tersebut mungkin lapar sehingga jatuh pingsan.
aku bermaksud menolong namun mau meletakkan dulu tas dan sepatu agar nyaman dalam menolong, sebab kontrakanku tidak jauh dari lokasi itu, tapi setelah melewati ibu tersebut ibu yang melihat orang yang tergeletak itu menjadi kasihan sebab tidak ada orang yang menolong, benar tidak ada yang menolong, entah itu meminumkan air atau membangunkan. Ibu itu bilang padaku " Mas tolongin dong orang itu, kasihan , itu orang itu ", akhirnya pun aku segera menghampiri orang yang tergeletak jatuh itu, "pak pak" kataku mengguncang2 sedikit tubuhnya, orang itu mengerang, alhamdulillah pikirku, artinya masih sedikit sadar. Security pun datang dan bilang mungkin dia lapar, akhirnya security itu membelikannya air minum Aqua dan roti, security dan aku membangunkan agar duduk dan memberikannya minum, dia pun bangun, dan meminum air tersebut, glek..glek..., botol aqua itu tinggal setengah, haus kali pikirku, dia bilang "Maturnuwun (Terima kasih)", oh... berarti dia orang jawa,
langsung kutanyai "Bapak mau kemana " dalam bahasa jawa alus
"Mau cari pekerjaan"
"Bapak dari mana?"
dia langsung mengeluarkan KTP
aku baca, tempat lahirnya Blitar , tinggal di Sidoarjo,
dia cerita , namanya Suyitno, dia dari kampung Sidoarjo mau cari pekerjaan di Jakarta,
"Bapak kenapa tadi?"
"Tidak tahu tiba-tiba saja mataku gelap" jawabnya
mungkin dia haus, lapar, dan kecapean setelah lelah berjalan
"Bapak dari kapan cari kerja "
"dari hari sabtu"
ya Allah, padahal hari itu hari selasa, berarti sabtu, minggu , senin dan selasa dia cari kerja
dia cerita dia mau kerja proyek, tapi sepanjang jalan dia tidak dapat, sewaktu ketemu dengan pekerjaan proyek dia ditolaknya,
"Bapak masih punya uang?" tanyaku
"tidak, lha wong makan sama tempe, telor, sayur, ko 7.000"
aku memahaminya, mungkin jika di kampung tidak segitu, dia mungkin kaget di Jakarta
"Kapan Bapak datang dari Kampung?"
"Hari Sabtu, naik kereta 45.000"
"Bapak bawa uang berapa dari kampung?"
"60.000" jawabnya
hm.. saat itu aku pikir suatu keputusan yang nekat untuk berangkat ke jakarta dengan uang segitu
"Berarti cari kerja jalan kaki "
"iya" jawabnya
"katanya cari kerja di jakarta gampang" lanjutnya
"Bapak kapan terakhir makan?" tanyaku
"kemarin"
pantas pikirku dia pingsan mungkin dia kehabisan tenaga , jalan kaki
"sebentar pak ya , tunggu di sini"
aku segera cabut meninggalkan orang itu, orang itu masih dalam keadaan duduk, sementara orang lain tidak menghiraukannya , sementara security kembali sibuk mengurus mobil2 keluar dari gedung, sedangkan yang lain lalu lalang begitu saja, ya beginilah jakarta , tempatnya orang sibuk.
Sesampainya aku di kontrakan aku ceritakan kisah ini pada istri, akhirnya aku bilang
" Mi, minta uang buat bantu orang itu"
istriku mengambilkannya, "Pakai uang sedekah saja sekalian"
aku dan istriku berpendapat sama , membayangkan seandainya kita atau keluarga kita suatu saat seperti itu , tentu butuh pertolongan
aku langsung cabut segera menemui orang tersebut, sambil menggendong anam anakku yang mau ikut, biasa anak kecil.
Masih adakah pak Suyitno? ah masih ada alhamdulillah
aku segera memberikan uang itu padanya, pikirku uang ini mungkin bisa buat makan beliau, aku lihat roti yang dari orang security sudah tidak ada , mungkin sudah dimakan, roti yang dari orang warung pun sudah tidak ada, orang warung ikut memberi satu roti.
"Matur nembah nuwun (Terima kasih sekali) " setelah menerima uangku
aku lihat wajahnya lusuh, mungkin capek, hanya memakai kaos, celana, sandal dan tas.
"Bapak cari kerja tadi kemana saja"
"tidak tahu saya cari cari saja, tiap ada proyek saya belok dan tanya, tapi jawabannya selalu 'sudah kebanyakan orang'"
kasihan bapak ini, dari kampung mengadu nasib dengan uang 60 ribu ,
dia merincikan , 45.000 buat kereta, 2.000 beli kopi di atas kereta, 1.000 buat rokok, 7.000 buat makan sewaktu turun dari kereta
"orang-orang bilang itu cari kerja di Jakarta itu gampang" lanjutnya,
"Di sini yang ada stasiun mana ya mas, saya mau pulang saja, mumpung ada uang "
aku pun memberitahu bahwa stasiun terdekat bernama stasiun jatinegara dari situ naik metromini 53, turun kampung melayu dan nyambung ke jatinegara
"saya mau pulang saja"
aku paham, aku membayangkan mungkin sudah Pak Suyitno sudah lelah
"Mas kerja di mana?"tanyanya
"Deket sini pak di konsultant"
"Bisa masukin saya di kerja proyek ngga?"
http://amahrizal.files.wordpress.com/2011/10/bangunan.jpg?w=300"Maaf pak saya tidak bisa, saya kurang kenal dengan orang-orang proyek " jawabku, memang aku tak paham dan tak banyak mengenal orang-orang yang kerja di proyek di Jakarta, kalau aku punya teman yang kerja proyek di Jakarta, tidak perlu banyak mikir langsung aku tanyain ke temanku, tapi sayang tidak ada, kakakku pernah kerja proyek di jakarta tapi sekarang di kampung sudah pulang dan tidak tahu kapan lagi ke Jakartanya, pernah pula kenal satu orang proyek mas bram cuma tidak tahu dia dimana dan tidak tahu no hp nya.
"Bapak terakhir makan kapan"
"hari sabtu"
Masya Allah, dari hari sabtu terakhir makan, kemudian berjalan kaki, cari-cari kerja , minggu tidak makan, senin tidak makan, dan selasa tidak makan, baru selasa malam dia dapat roti., Masya Allah...
aku membayangkan aku mungkin tidak kuat...
"Pak di sebelah sana ada warteg, bapak bisa beli di sana" aku memberi tahunya , dia pun mengiyakannya
setelah memberitahu arah stasiun lagi aku pamitan
"ayo nam pulang" ajakku pada anam untuk pulang, aku gedong dia , hup....., aku tinggalkan dia sendiri masih dalam keadaan duduk .... kasihan mungkin masih belum cukup tenaga untuk berdiri
</div>
Tepatnya hari selasa,27 September 2011 di suatu malam ba'da maghrib aku pulang kerja, aku biasa jalan kaki kalau pulang kerja selain tidak jauh, juga perlu menyebrang jalan dua kali jika naik angkot, nyebrang untuk naik dan nyebrang untuk masuk gang, mana lagi untuk nyebrang tidak mudah karena kendaraan yang ramai dan padat belum jika macet , itu yang menyebabkan aku lebih senang pulang kerja jalan kaki.
Dalam perjalanan ke kontrakan aku melihat ada seorang laki2 umur 40 an tergeletak di trotoar , tepatnya depan gedung PP Plaza Jl. TB Simatupang Pasar Rebo , orang itu mengenakan kaos putih yang sudah lusuh. beberapa orang bertanya2 namun ada yang segera meninggalkannya. ada yang lewat begitu saja tidak menghiraukannya. hanya satu orang yang peduli yakni seorang ibu yang kasihan dia bilang padaku : "kasihan tuh mas, itu orang itu". ya benar orang itu tergeletak di pinggir jalan belum lama sebelum aku melihat. menurut saksi mata orang itu jatuh tiba2, aku sebenarnya mau menolong, cuma aku posisi sedang pulang kerja masih pakai sepatu dan bawa tas. kata security orang tersebut mungkin lapar sehingga jatuh pingsan.
aku bermaksud menolong namun mau meletakkan dulu tas dan sepatu agar nyaman dalam menolong, sebab kontrakanku tidak jauh dari lokasi itu, tapi setelah melewati ibu tersebut ibu yang melihat orang yang tergeletak itu menjadi kasihan sebab tidak ada orang yang menolong, benar tidak ada yang menolong, entah itu meminumkan air atau membangunkan. Ibu itu bilang padaku " Mas tolongin dong orang itu, kasihan , itu orang itu ", akhirnya pun aku segera menghampiri orang yang tergeletak jatuh itu, "pak pak" kataku mengguncang2 sedikit tubuhnya, orang itu mengerang, alhamdulillah pikirku, artinya masih sedikit sadar. Security pun datang dan bilang mungkin dia lapar, akhirnya security itu membelikannya air minum Aqua dan roti, security dan aku membangunkan agar duduk dan memberikannya minum, dia pun bangun, dan meminum air tersebut, glek..glek..., botol aqua itu tinggal setengah, haus kali pikirku, dia bilang "Maturnuwun (Terima kasih)", oh... berarti dia orang jawa,
langsung kutanyai "Bapak mau kemana " dalam bahasa jawa alus
"Mau cari pekerjaan"
"Bapak dari mana?"
dia langsung mengeluarkan KTP
aku baca, tempat lahirnya Blitar , tinggal di Sidoarjo,
dia cerita , namanya Suyitno, dia dari kampung Sidoarjo mau cari pekerjaan di Jakarta,
"Bapak kenapa tadi?"
"Tidak tahu tiba-tiba saja mataku gelap" jawabnya
mungkin dia haus, lapar, dan kecapean setelah lelah berjalan
"Bapak dari kapan cari kerja "
"dari hari sabtu"
ya Allah, padahal hari itu hari selasa, berarti sabtu, minggu , senin dan selasa dia cari kerja
dia cerita dia mau kerja proyek, tapi sepanjang jalan dia tidak dapat, sewaktu ketemu dengan pekerjaan proyek dia ditolaknya,
"Bapak masih punya uang?" tanyaku
"tidak, lha wong makan sama tempe, telor, sayur, ko 7.000"
aku memahaminya, mungkin jika di kampung tidak segitu, dia mungkin kaget di Jakarta
"Kapan Bapak datang dari Kampung?"
"Hari Sabtu, naik kereta 45.000"
"Bapak bawa uang berapa dari kampung?"
"60.000" jawabnya
hm.. saat itu aku pikir suatu keputusan yang nekat untuk berangkat ke jakarta dengan uang segitu
"Berarti cari kerja jalan kaki "
"iya" jawabnya
"katanya cari kerja di jakarta gampang" lanjutnya
"Bapak kapan terakhir makan?" tanyaku
"kemarin"
pantas pikirku dia pingsan mungkin dia kehabisan tenaga , jalan kaki
"sebentar pak ya , tunggu di sini"
aku segera cabut meninggalkan orang itu, orang itu masih dalam keadaan duduk, sementara orang lain tidak menghiraukannya , sementara security kembali sibuk mengurus mobil2 keluar dari gedung, sedangkan yang lain lalu lalang begitu saja, ya beginilah jakarta , tempatnya orang sibuk.
Sesampainya aku di kontrakan aku ceritakan kisah ini pada istri, akhirnya aku bilang
" Mi, minta uang buat bantu orang itu"
istriku mengambilkannya, "Pakai uang sedekah saja sekalian"
aku dan istriku berpendapat sama , membayangkan seandainya kita atau keluarga kita suatu saat seperti itu , tentu butuh pertolongan
aku langsung cabut segera menemui orang tersebut, sambil menggendong anam anakku yang mau ikut, biasa anak kecil.
Masih adakah pak Suyitno? ah masih ada alhamdulillah
aku segera memberikan uang itu padanya, pikirku uang ini mungkin bisa buat makan beliau, aku lihat roti yang dari orang security sudah tidak ada , mungkin sudah dimakan, roti yang dari orang warung pun sudah tidak ada, orang warung ikut memberi satu roti.
"Matur nembah nuwun (Terima kasih sekali) " setelah menerima uangku
aku lihat wajahnya lusuh, mungkin capek, hanya memakai kaos, celana, sandal dan tas.
"Bapak cari kerja tadi kemana saja"
"tidak tahu saya cari cari saja, tiap ada proyek saya belok dan tanya, tapi jawabannya selalu 'sudah kebanyakan orang'"
kasihan bapak ini, dari kampung mengadu nasib dengan uang 60 ribu ,
dia merincikan , 45.000 buat kereta, 2.000 beli kopi di atas kereta, 1.000 buat rokok, 7.000 buat makan sewaktu turun dari kereta
"orang-orang bilang itu cari kerja di Jakarta itu gampang" lanjutnya,
"Di sini yang ada stasiun mana ya mas, saya mau pulang saja, mumpung ada uang "
aku pun memberitahu bahwa stasiun terdekat bernama stasiun jatinegara dari situ naik metromini 53, turun kampung melayu dan nyambung ke jatinegara
"saya mau pulang saja"
aku paham, aku membayangkan mungkin sudah Pak Suyitno sudah lelah
"Mas kerja di mana?"tanyanya
"Deket sini pak di konsultant"
"Bisa masukin saya di kerja proyek ngga?"
http://amahrizal.files.wordpress.com/2011/10/bangunan.jpg?w=300"Maaf pak saya tidak bisa, saya kurang kenal dengan orang-orang proyek " jawabku, memang aku tak paham dan tak banyak mengenal orang-orang yang kerja di proyek di Jakarta, kalau aku punya teman yang kerja proyek di Jakarta, tidak perlu banyak mikir langsung aku tanyain ke temanku, tapi sayang tidak ada, kakakku pernah kerja proyek di jakarta tapi sekarang di kampung sudah pulang dan tidak tahu kapan lagi ke Jakartanya, pernah pula kenal satu orang proyek mas bram cuma tidak tahu dia dimana dan tidak tahu no hp nya.
"Bapak terakhir makan kapan"
"hari sabtu"
Masya Allah, dari hari sabtu terakhir makan, kemudian berjalan kaki, cari-cari kerja , minggu tidak makan, senin tidak makan, dan selasa tidak makan, baru selasa malam dia dapat roti., Masya Allah...
aku membayangkan aku mungkin tidak kuat...
"Pak di sebelah sana ada warteg, bapak bisa beli di sana" aku memberi tahunya , dia pun mengiyakannya
setelah memberitahu arah stasiun lagi aku pamitan
"ayo nam pulang" ajakku pada anam untuk pulang, aku gedong dia , hup....., aku tinggalkan dia sendiri masih dalam keadaan duduk .... kasihan mungkin masih belum cukup tenaga untuk berdiri
</div>