PDA

View Full Version : [RENUNGAN] Kebaikan Orang tua Vs Balasan kita


jokowikotak
27th May 2012, 02:44 PM
Udah ane search sebelumnya gan ternyata emang repost..


[/spoiler] for repost:




http://cdn-u.kaskus.co.id/39/pzqd04zn.jpg







tapi setelah ane buka kedua linknya ternyata udah didelete...

mungkin karena mereka mengkutip dari isi buku ini dan tidak mencantumkan sumbernya..

Saya disini hanya berniat share sebuah kutipan kecil yang patut kita renungkan.


[spoiler=open this] for BACA DULU GAN SUMBERNYA:




Dan tak lupa akan saya kasih sumbernya. Karena didalam buku tersebut ada tulisannya sebagai berikut:


[/quote]





Dilarang mengutip, memperbanyak, dan menerjemahkan sebagian atau seluruh isi buku ini tanpa izin tertulis dari penerbit, kecuali kutipan kecil dengan menyebutkan sumbernya dengan layak.






[quote]





SUMBER

Judul Buku: 7 Keajaiban Rezeki "Rezeki bertambah, Nasib berubah, dalam 99 hari dengan otak kanan"

Ditulis oleh: Ippho Santosa

Artistik: Achmad Subandi

Desain sampul: Toke Tetsu

Penerbit: PT Elex Media Komputindo

http://ceri.ws/smilies/topseller.gifhttp://ceri.ws/smilies/topseller.gifhttp://ceri.ws/smilies/topseller.gif


















Oke gan kalo gitu langsung aja menuju kutipan kecil tersebut yang kemungkinan besar dapat merubah hidup kita..



Kebaikan Orangtua Vs Balasan Kita



Sekarang, coba bayangkan ini:

Saat kita berusia 1 tahun, orangtua memandikan dan merawat kita. Sebagai balasannya, kita malah menangis ditengah malam.
Saat kita berusia 2 tahun, orangtua mengajari kita berjalan. Sebagai balasan, kita malah kabur ketika orangtua memanggil kita.
Saat kita berusia 3 tahun, orangtua memasakkan makanan kesukaan kita. Sebagai balasan, kita malah menumpahkannya.
Saat kita berusia 4 tahun, orangtua memberi kita pensil berwarna. Sebagai balasan, kita malah mencoret-coret dinding dengan pensil tersebut.
Saat kita berusia 5 tahun, orangtua membelikan kita baju yang bagus-bagus. Sebagai balasan, kita malah mengotorinya dengan bermain-main di lumpur.
Saat kita berusia 10 tahun, orangtua membayar mahal-mahal uang sekolah dan uang les kita. Sebagai balasan, kita malah malas-malasan bahkan bolos.
Saat kita berusia 11 tahun, orangtua mengantarkan kita kemana-mana. Sebagai balasan, kita malah tidak mengucapkan salam ketika keluar rumah.
Saat kita berusia 12 tahun, orangtua mengizinkan kita menonton di bioskop dan acara lain di luar rumah bersama teman-teman kita. Sebagai balasan, kita malah meminta orangtua duduk di barisan lain, terpisah dari kita dan teman-teman kita.
Saat kita berusia 13 tahun, orangtua membayar biaya kemah, biaya pramuka, dan biaya liburan kita. Sebagai balasan, kita malah tidak memberinya kabar ketika kita berada di luar rumah.
Saat kita berusia 14 tahun, orang tua pulang kerja dan ingin memeluk kita. Sebagai balasan, kita malah menolak dan mengeluh, "Papa, Mama, aku sudah besar!".
Saat kita berusia 17 tahun, orangtua sedang menunggu telepon yang penting, sementara kita malah asyik menelepon teman-teman kita yang sama sekali tidak penting.
Saat kita berusia 18 tahun, orangtua menangis terharu ketika kita lulus SMA. Sebagai balasan, kita malah berpesta semalaman dan baru pulang keesokan harinya.
Saat kita berusia 19 tahun, orangtua membayar biaya kuliah kita dan mengantar kita ke kampus pada hari pertama. Sebagai balasan, kita malah meminta mereka berhenti jauh-jauh dari gerbang kampus dan menghardik, "Papa, Mama, aku malu! Aku kan sudah gede!".
Saat kita berusia 22 tahun, orangtua memeluk kita dengan haru ketika kita diwisuda. Sebagai balasan, kita malah bertanya kepadanya, "Papa, Mama, mana hadiahnya? Katanya mau membelikan aku ini dan itu?".
Saat kita berusia 23 tahun, orangtua membelikan kita sebuah barang yang kita idam-idamkan. Sebagai balasan, kita malah mencela, "Duh! Kalau mau beli apa-apa untuk aku, bilang-bilang dong! Aku kan nggak suka model seperti ini!".
Saat kita berusia 29 tahun, orangtua membantu membiayai pernikahan kita. Sebagai balasan, kita malah pindah ke luar kota, meninggalkan mereka, dan menghubungi mereka hanya dua kali setahun.
Saat kita berusia 30 tahun, orangtua memberi tahu kita bagaimana cara merawat bayi. Sebagai balasan, kita malah berkata, "Papa, Mama, zaman sekarang sudah beda. Nggak perlu lagi cara-cara seperti dulu".
Saat kita berusia 40 tahun, orangtua sakit-sakitan dan membutuhkan perawatan. Sebagai balasan, kita malah beralasan, "Papa, Mama, aku sudah berkeluarga. Aku punya tanggung jawab terhadap keluargaku".
Dan entah kata-kata apalagi yang pernah kita ucapkan kepada orangtua. Bukan mustahil, itu yang menyumbat rezeki dan kebahagiaan kita selama ini.


Jujur waktu ane baca kutipan tersebut tak terasa air mata menetes perlahan-lahan. Ane jadi inget orangtua ane di rumah (ane lagi belajar di luar kota gan) :((



Buat ceriwiser harap direnungkan baik-baik, karena rezeki dan kebahagiaan kita tak bisa lepas dari kebaikan orangtua kita. Untuk itu marilah kita berlomba-lomba memberikan kebahagiaan kepada mereka :loveindonesia



ceriwiser yang baik harus ngasih komen yang baik...:ceriwislove:

Tidak ada JUNK di trit ini..http://ceri.ws/smilies/small_cabe.gif



Ane nggak ngarepin melon ataupu bata, sekali lagi ane disini hanya ingin share untuk kita renungkan bersama.

Tapi kalo ada yang mau ngasih melon ane terimakasih sangat, kulkas ane terbuka lebar2 untuk anda :D

Buat yang nggak suka juga ane terima batanya :). melon dan bata akan ane jadikan introspeksi diri ane di kaskus :ceriwislove:

</div>