Log in

View Full Version : Pahlawan Yang Terlupakan


kumisfauzi
27th May 2012, 02:42 PM
Sjafrudin Prawiranegara

�Seribu pahlawan bisa lahir dan mati dalam satu hari di negeri ini. Tetapi tak seorangpun ada yang peduli ditanah air kita ini�Dulu dalam kegelapan, seekor kunang-kunag pun bisa menjadi bintang. Sekarang bintang-bintang lahir malah dipadamkan.� (Pramudya Ananta Toer)

Simak Yg Bener Gan...


[/spoiler] for Pahlawan:




Kata-kata pak Pram ini sangat pas untuk menggambarkan kenyataan yang ada saat ini, bagaimana mungkin bangsa ini bisa menjadi bangsa yang besar kalau tidak bisa menghargai jasa-jasa pahlawannya, seperti yang juga dikatakan Bung Karno, Bapak bangsa ini. http://static.kaskus.co.id/images/smilies/iloveindonesias.gif



Catatan sejarah yang pernah ada tidak lagi pernah kita baca, tapi para penguasa kita dagang-dagangkan, bahkan dikarang jasa-jasanya dan didagangkankan kesekolah-sekolah juga ke generasi muda, agar diakui jasanya yang tidak pernah ada. inilah sebuah gejala penghapusan jasa-jasa pahlawan dimasa silam. Baik dijaman Orde Baru maupun di jaman sekarang.



Sjafruddin Prawiranegara (lahir di Serang, Banten, 28 Februari 1911 � meninggal di Jakarta, 15 Februari 1989, pada umur 77 tahun) adalah pejuang pada masa kemerdekaan Republik Indonesia yang juga pernah menjabat sebagaiPresiden/Ketua PDRI(Pemerintah Darurat Republik Indonesia) ketika pemerintahan Republik Indonesia di Yogyakarta jatuh ke tangan Belanda saat Agresi Militer Belanda II pada tanggal19 Desember 1948.



Syafruddin adalah orang yang ditugaskan oleh Soekarno dan Hatta untuk membentuk Pemerintahan Darurat RI (PDRI), ketika Presiden Soekarno dan Wakil Presiden Mohammad Hatta ditangkap pada Agresi Militer II, kemudian diasingkan oleh Belanda ke Pulau Bangka, 1948. Syafruddin menjadi Ketua Pemerintah Darurat RI pada 1948.



Atas usaha Pemerintah Darurat, Belanda terpaksa berunding dengan Indonesia. Perjanjian Roem-Royen mengakhiri upaya Belanda, dan akhirnya Soekarno dan kawan-kawan dibebaskan dan kembali ke Yogyakarta. Pada 13 Juli 1949, diadakan sidang antara PDRI dengan Presiden Sukarno, Wakil Presiden Hatta serta sejumlah menteri kedua kabinet. Serah terima pengembalian mandat dari PDRI secara resmi terjadi pada tanggal 14 Juli 1949 di Jakarta.



Semasa masih menjadi Presiden PDRI, Sjafruddin bergrilya, tidak jarang harus tidur di hutan belukar, pinggiran sungai, serta kekurangan bahan makanan. Tidak hanya itu, mereka juga menggotong radio dan berbagai perlengkapan propaganda lain untuk memberitahukan dunia tentang eksistensi RI. Kondisi PDRI yang keluar masuk hutan itu mendorong Belanda memplesetkannya PDRI dengan Pemerintah Dalam Rimba Indonesia. Namun, eksistensi PDRI yang berlokasi somewhere in the jungle di Sumatera ini justru mampu mematahkan klaim Belanda yang menyatakan Indonesia sudah hancur menyusul serangannya ke Yogyakarta.



PDRI mampu mengendalikan negara meski dilakukan dengan bergerilya dari satu tempat ke tempat lain. Berbagai perlawanan dan diplomasi yang dilakukan PDRI inilah yang membuat Belanda semakin terjepit kedudukannya dalam pergaulan mondial. Menjelang pertengahan 1949, propaganda PDRI mulai berhasil dengan munculnya sikap dunia internasional mengecam agresi militer Belanda. Sedangkan di wilayah Indonesia, Belanda juga tidak pernah berhasil berkuasa secara penuh.



Upaya dan perjuangan beliau ini patutlah dihargai, sampai saat ini pemerintah belum mengakui kepahlawanannya. Semasa Orde Baru, beliau pernah tergabung dalam Petisi 50 bersema Ali Sadikin dan kawan-kawan, terbentuknya Petisi 50 ini pun merupakan perwujudan sikap penentangan terhadap kebijakan-kebijakan Soeharto yang dianggap kurang berkenan dihati masyarakat. Namun perlawanan ini justeru dianggap sebagai pembangkangan.

http://static.kaskus.co.id/images/smilies/iloveindonesias.gif

Ini hanya sekelumit riwayat perjuangan Sjafruddin yang saya kutif dari berbagai sumber, agar kita dapat sama-sama melihat, sebatas apa kepatutan beliau harus diakui sebagai Pahlawan Nasional. Kenapa Bangsa ini begitu sulit untuk mengakui kepahlawan seorang yang benar-benar berjasa bagi bangsa dan negara ini. Sementara itu seorang yang tidak berbuat banyak bagi bangsa ini di dagang-dagangkan, atas dasar pemegang kekuasaan yang harus disembah-sembah sebagai pemujaan terhadap penguasa.







Fotonya Gan


[spoiler=open this] for Pahlawan:




http://i1116.photobucket.com/albums/k568/Tommy-gan/Sjafrudin_prawiranegara.jpg







Berharap = :melonndan:

Menolak Keras= :cabendan:

</div>