skillfulmen
7th March 2010, 11:11 PM
Mengoptimalkan Produktivitas Karyawan
KETIKA saya berjalan-jalan di suatu mal, saya melihat toko yang menjual barang-barang elektronik. Menurut perkiraan saya,untuk membuka toko elektronik di mal tersebut butuh biaya yang cukup besar, bisa jadi Rp1-2 miliar.
Namun, sayangnya setelah saya perhatikan, toko tersebut sepi pengunjung, bahkan tidak ada pengunjung sama sekali. Beberapa hari kemudian, kembali saya perhatikan toko tersebut tetap tidak ada pengunjung sama sekali. Dan seperti hari-hari sebelumnya, karena sepi pengunjung, saya lihat karyawan/penjaga toko hanya sibuk ngobroldengan temannya. Atau, mereka hanya melihatlihat suasana di luar toko tanpa melakukan apapun, kemudian mereka kembali lagi ngobrol. Sebenarnya orang-orang yang lewat di depan toko tersebut cukup banyak.
Kemudian saya sengaja mendekati toko tersebut, dan ternyata penjaga toko juga tidak memberikan informasi atau menawarkan brosur apapun kepada saya. Setelah itu saya mencoba untuk bertanya kepada beberapa penjaga toko tersebut,�Mas,setiap hari memang sepi seperti ini tokonya?� Dia menjawab,�Benar Pak, sudah lama memang sepi seperti ini terus�. Kemudian saya tegaskan kembali, �Bukannya sebenarnya banyak orang yang lewat di depan toko ini? Kira-kira mengapa mereka tidak mau masuk ke sini Mas? Apa tidak ada brosur atau informasi penawaran yang diberikan ke orang-orang yang lewat?�Penjaga toko itu pun menjawab singkat, �Tidak tahu Pak, saya kan hanya penjaga toko di sini�.
Bayangkan, dengan perkiraan modal Rp1-2 miliar, masih harus ditambah biaya maintenance, gaji karyawan,dan biaya-biaya lainnya, tapi setiap hari sepi pengunjung, bahkan tidak ada pengunjung sama sekali sudah sejak lama? Anda mungkin bisa membantu saya untuk ikut berhitung, kirakira kapan akan balik modal jika mempunyai toko elektronik yang selalu sepi seperti itu? Jika terus sepi seperti itu, bisa jadi toko tersebut malah akan tutup. Hal yang sama berlaku pada perusahaan yang penjualannya terus menurun,namun karyawannya seolah tidak tahu,atau bahkan malah tidak peduli untuk melakukan sesuatu guna membantu menyelamatkan perusahaannya.
Dalam situasi seperti itu, apa sebaiknya yang bisa kita lakukan supaya toko bisa ada pembelinya, dan akhirnya bisa meningkatkan penjualan secara keseluruhan? Dan bagaimana pula caranya supaya suatu perusahaan tidak gulung tikar, dan tidak harus mem- PHK banyak karyawannya karena penjualan yang semakin sepi atau menurun? Dan lebih celaka lagi jika pemilik bisnis/perusahaan serta karyawan-karyawannya tidak tahu lagi apa yang harus diperbuat. Mungkin cerita tentang Matsushita Panasonic bisa memberikan inspirasi kepada Anda.
Saat terjadi resesi di seluruh dunia di tahun 1929-an, banyak sekali produk dari National (sekarang Panasonic) tertimbun di dalam gudang. Tertekan oleh situasi seperti itu, Matsushita terpaksa masuk rumah sakit. Dan pada saat general managernya datang menjenguk, ia memberikan usulan kepada Matshusita, �Tuan, gudang sudah penuh barang yang tidak terjual, pabrik tidak mungkin berproduksi karena tidak ada tempat lagi, barangbarang tidak laku karena resesi dunia ini. Usulan saya, lebih baik kita melakukan rasionalisasi dengan mengurangi jumlah karyawan supaya semua bisa terselamatkan�. Matshusita pun bangun dan berkata, �Tidak!�.
Dia melanjutkan, tidak boleh ada karyawan yang dipecat, dan untuk itu lebih baik pabrik hanya berproduksi dari jam 8 pagi hingga jam 12 siang saja. Setelah itu, semua karyawan termasuk bagian administrasi dan personalia harus turun ke jalan, untuk berjualan. Para karyawan yang merasa beruntung karena mereka tidak dipecat, mau berjualan. Mereka berjualan dengan sungguh-sungguh hingga akhirnya gudang bisa menjadi kosong karena semua barang yang menumpuk telah laku. Karena itu,salah satu cara yang efektif untuk menyelamatkan kondisi bisnis atau perusahaan yang kian sepi atau menurun penjualannya tanpa harus mem-PHK banyak karyawan adalah dengan mengoptimalkan karyawan.
Antara lain dengan memberikan pelatihan yang rutin kepada mereka, monitoring, reward punishment yang jelas, agar mereka mampu memiliki kemampuan berjualan dengan lebih baik lagi sehingga mereka bisa lebih aktif berjualan yang selanjutnya bisa mendukung penjualan secara keseluruhan. Untuk pembahasan mengenai pengoptimalan produktivitas karyawan, silakan ikuti artikel saya selanjutnya! (*)
TUNG DESEM WARINGIN
Pelatih Sukses No 1 di Indonesia The most Powerful People and Ideas in Business 2005
KETIKA saya berjalan-jalan di suatu mal, saya melihat toko yang menjual barang-barang elektronik. Menurut perkiraan saya,untuk membuka toko elektronik di mal tersebut butuh biaya yang cukup besar, bisa jadi Rp1-2 miliar.
Namun, sayangnya setelah saya perhatikan, toko tersebut sepi pengunjung, bahkan tidak ada pengunjung sama sekali. Beberapa hari kemudian, kembali saya perhatikan toko tersebut tetap tidak ada pengunjung sama sekali. Dan seperti hari-hari sebelumnya, karena sepi pengunjung, saya lihat karyawan/penjaga toko hanya sibuk ngobroldengan temannya. Atau, mereka hanya melihatlihat suasana di luar toko tanpa melakukan apapun, kemudian mereka kembali lagi ngobrol. Sebenarnya orang-orang yang lewat di depan toko tersebut cukup banyak.
Kemudian saya sengaja mendekati toko tersebut, dan ternyata penjaga toko juga tidak memberikan informasi atau menawarkan brosur apapun kepada saya. Setelah itu saya mencoba untuk bertanya kepada beberapa penjaga toko tersebut,�Mas,setiap hari memang sepi seperti ini tokonya?� Dia menjawab,�Benar Pak, sudah lama memang sepi seperti ini terus�. Kemudian saya tegaskan kembali, �Bukannya sebenarnya banyak orang yang lewat di depan toko ini? Kira-kira mengapa mereka tidak mau masuk ke sini Mas? Apa tidak ada brosur atau informasi penawaran yang diberikan ke orang-orang yang lewat?�Penjaga toko itu pun menjawab singkat, �Tidak tahu Pak, saya kan hanya penjaga toko di sini�.
Bayangkan, dengan perkiraan modal Rp1-2 miliar, masih harus ditambah biaya maintenance, gaji karyawan,dan biaya-biaya lainnya, tapi setiap hari sepi pengunjung, bahkan tidak ada pengunjung sama sekali sudah sejak lama? Anda mungkin bisa membantu saya untuk ikut berhitung, kirakira kapan akan balik modal jika mempunyai toko elektronik yang selalu sepi seperti itu? Jika terus sepi seperti itu, bisa jadi toko tersebut malah akan tutup. Hal yang sama berlaku pada perusahaan yang penjualannya terus menurun,namun karyawannya seolah tidak tahu,atau bahkan malah tidak peduli untuk melakukan sesuatu guna membantu menyelamatkan perusahaannya.
Dalam situasi seperti itu, apa sebaiknya yang bisa kita lakukan supaya toko bisa ada pembelinya, dan akhirnya bisa meningkatkan penjualan secara keseluruhan? Dan bagaimana pula caranya supaya suatu perusahaan tidak gulung tikar, dan tidak harus mem- PHK banyak karyawannya karena penjualan yang semakin sepi atau menurun? Dan lebih celaka lagi jika pemilik bisnis/perusahaan serta karyawan-karyawannya tidak tahu lagi apa yang harus diperbuat. Mungkin cerita tentang Matsushita Panasonic bisa memberikan inspirasi kepada Anda.
Saat terjadi resesi di seluruh dunia di tahun 1929-an, banyak sekali produk dari National (sekarang Panasonic) tertimbun di dalam gudang. Tertekan oleh situasi seperti itu, Matsushita terpaksa masuk rumah sakit. Dan pada saat general managernya datang menjenguk, ia memberikan usulan kepada Matshusita, �Tuan, gudang sudah penuh barang yang tidak terjual, pabrik tidak mungkin berproduksi karena tidak ada tempat lagi, barangbarang tidak laku karena resesi dunia ini. Usulan saya, lebih baik kita melakukan rasionalisasi dengan mengurangi jumlah karyawan supaya semua bisa terselamatkan�. Matshusita pun bangun dan berkata, �Tidak!�.
Dia melanjutkan, tidak boleh ada karyawan yang dipecat, dan untuk itu lebih baik pabrik hanya berproduksi dari jam 8 pagi hingga jam 12 siang saja. Setelah itu, semua karyawan termasuk bagian administrasi dan personalia harus turun ke jalan, untuk berjualan. Para karyawan yang merasa beruntung karena mereka tidak dipecat, mau berjualan. Mereka berjualan dengan sungguh-sungguh hingga akhirnya gudang bisa menjadi kosong karena semua barang yang menumpuk telah laku. Karena itu,salah satu cara yang efektif untuk menyelamatkan kondisi bisnis atau perusahaan yang kian sepi atau menurun penjualannya tanpa harus mem-PHK banyak karyawan adalah dengan mengoptimalkan karyawan.
Antara lain dengan memberikan pelatihan yang rutin kepada mereka, monitoring, reward punishment yang jelas, agar mereka mampu memiliki kemampuan berjualan dengan lebih baik lagi sehingga mereka bisa lebih aktif berjualan yang selanjutnya bisa mendukung penjualan secara keseluruhan. Untuk pembahasan mengenai pengoptimalan produktivitas karyawan, silakan ikuti artikel saya selanjutnya! (*)
TUNG DESEM WARINGIN
Pelatih Sukses No 1 di Indonesia The most Powerful People and Ideas in Business 2005