Log in

View Full Version : Samma Ditthi


Buddha
18th November 2010, 11:02 AM
Kebijaksanaan dalam Ajaran Benar
Samma Ditthi
oleh Y.M. Tejapu��o


Kebijaksanaan dalam ajaran benar itu tidak lain adalah Pandangan Benar. Pandangan Benar merupakan hal yang sangat penting, oleh karena itu terletak pada urutan pertama dalam Jalan Utama Beruas Delapan. Kebijaksanaan dalam ajaran benar itu didapat dengan konsentrasi pada saat mendengarkan Kebenaran atau Dhamma.




SAAT INI SAYA AKAN MENYAMPAIKAN Dhamma sebagai sarana untuk melatih pikiran. Pertama saya harap Anda sekalian sungguh-sungguh dengan tekad dan pikiran yang bersih menghormat kepada Samma Sambuddha yang menjadi guru para dewa dan manusia yang tiada taranya di alam semesta bersama dengan Dhamma dan Sangha sebagai tempat untuk mencari perlindungan. Dengan sungguh-sungguh dan penuh perhatian terhadap perbuatan badan jasmani, ucapan dan pikiran untuk terpenuhinya latihan moralitas dan penuh konsentrasi di saat membaca atau mendengarkan untuk mendapatkan kebijaksanan atau kemajuan batin. Kebijaksanaan dalam ajaran benar itu tidak lain adalah pandangan benar.

Pandangan benar merupakan hal yang sangat penting, oleh karena itu terletak pada urutan pertama dalam delapan jalan utama. Kebijaksanaan dalam ajaran benar itu didapat dengan konsentrasi pada saat mendengarkan kebenaran atau Dhamma.Walaupun tidak mendapatkan kebijaksanaan dalam Dhamma atau pandangan benar, kita akan tahu dan mengerti apa yang harus dilakukan untuk mendapatkan manfaat dari mempraktekkan kebenaran dalam mencapai tujuan dan harapan dari setiap umat Buddha yaitu kebebasan.Ajaran Buddha mengandung pengertian ajaran yang menggunakan jalan kebijaksanaan.
Sang Buddha sendiri adalah orang yang mencapai penerangan,kebijaksanaan sempurna, sempurna tingkah laku dan tindak tanduk-Nya, sempurna menempuh jalan ke Nibbana, pengenal segenap alam, pembimbing para dewa dan manusia di alam semesta.

Dengan demikian kebijaksanaan merupakan hal yang sangat penting, kebijaksanaan yang diharapkan adalah kebijaksanaan dalam pandangan terang yaitu mengerti TENTANG DUKKHA, PENYEBAB TIMBULNYA DUKKHA,MENGERTI AKHIR DUKKHA, DAN JALAN MENUJU AKHIR DUKKHA.

Dengan memiliki pandangan benar maka akan timbul keyakinan yang tak tergoyahkan di dalam Dhamma. Keyakinan yang tak tergoyahkan harus didasari oleh pandangan benar, semua orang memiliki pengetahuan atau kebijaksanaan yang didapat di kehidupannya sebagai manusia atau makhluk yang memiliki kebijaksanaan yang lebih sempurna daripada makhluk lainnya, sehingga mempunyai kemampuan untuk mengetahui kebenaran yang nyata dari makhluk biasanya. Setelah melatih kebijaksanaan dari kehidupan sebelumnya semakin menjadi baik maka akan berkembang dan maju dalam pengetahuan dan kebijaksanaan yang didasari pandangan benar.


mengerti kejahatan dan asal mula kejahatan

Sang Buddha menjabarkan pandangan benar ini sesuai dengan pandangan pada umumnya.
Pengetahuan pada 4 kebenaran mulia terdiri dari :
- Kebenaran tentang penderitaan
- Kebenaran tentang sebab munculnya penderitaan
- Kebenaran tentang lenyapnya penderitaan
- Kebenaran tentang menuju lenyapnya penderitaan.

Y.M. Sariputta Thera mengartikan pandangan benar kepada para bhikkhu yang berkumpul dengan sangat luas dan terperinci. Bagaimanakah pandangan benar itu? Menurut Y.M Sariputta Thera,dengan mengetahui akusala, asal mula akusala dan penyebab timbulnya akusala.

Y.M. Sariputta Thera menguraikan tentang akusala dan asal mula akusala sebagai berikut :

1. Perbuatan melalui badan jasmani disebut dengan kaya kamma, yang termasuk dalam akusala kaya kamma(perbuatan jahat melalui badan jasmani) adalah :
- Melakukan penyiksaan atau pembunuhan makhluk hidup
- Mengambil barang yang tidak diberikan
- Menuruti hawa nafsu yang rendah.

2. Perbuatan melalui ucapan disebut vaci kamma, yang termasuk dalam akusala vaci kamma (perbuatan jahat melalui ucapan) adalah :
- Berbohong
- Memfitnah
- Berkata kasar
- Mengadu domba dalam berkata yang menyebabkan permusuhan dan pertengkaran.

3. Perbuatan melalui pikiran disebut mano kamma, yang termasuk akusala mano kamma (perbuatan jahat melalui pikiran) :
- Menginginkan barang milik orang lain.
- Pikiran mencelakai orang lain.
- Mempunyai pandangan salah, seperti halnya tidak ada kejahatan, tidak ada kebaikan, mau berbuat bagaimana pun bukan kejahatan dan berbuat seperti apapun juga tidak ada kebajikan. Tidak ada akibat dari perbuatan baik maupun buruk, tidak ada bapak maupun ibu, tidak ada perbuatan baik maupun buruk, akibat perbuatan baik buruk pun tidak ada, tidak ada dunia ini maupun dunia mendatang, tidak ada pertapa maupun brahmana yang berbuat baik menjadi suci. Semua dikatakan tidak ada, inilah yang dinamakan pandangan salah.

tahu akan kebaikan dan asal mula kebaikan

Kebaikan dan asal mula kebaikan merupakan kebalikan dari kejahatan dan asal mula kejahatan. Kebaikan melalui badan jasmani ada 3, melalui ucapan ada 3, dan melalui pikiran ada 3.

Tiga kebaikan melalui badan jasmani :

1. Tidak melakukan penyiksaan dan pembunuhan demi mencari kepuasan atau kebahagiaan untuk diri sendiri.

2. Tidak mengambil barang yang tidak diberikan oleh pemiliknya, bila tidak mau menderita di kehidupannya.

3. Tidak mengikuti nafsu rendah.

Tiga kebaikan melalui ucapan :

1. Tidak memfitnah, karena fitnah lebih kejam daripada pembunuhan.

2. Tidak berbohong, dengan tidak berbohong maka tidak akan menodai diri sendiri dan dipercaya oleh orang lain.

3. Tidak berkata kasar, karena kata-kata yang diucapkan dapat menyakiti orang lain diibaratkan dengan nasi yang akan ditelan tapi tidak dikunyah terlebih dahulu yang akan membuat perut sakit, sama dengan kata kasar yang diucapkan akan melukai diri sendiri dan orang lain.

Tiga kebaikan melalui pikiran :

1. Tidak menginginkan barang milik orang lain, karena keinginan merupakan sumber penderitaan.

2. Tidak mempunyai pikiran ingin menyakiti orang lain, karena semua makhluk mendambakan suatu kebahagiaan.

3. Pandangan benar yang menyatakan bahwa 10 macam perbuatan jahat akan mengakibatkan penderitaan dan sebaliknya 10 macam perbuatan baik merupakan jalan menuju dari penderitaan.

Asal mula dari kebaikan terdiri dari :

1. Tidak serakah, tidak rakus dan tidak selalu memiliki keinginan yang berlebihan atau keinginan di luar batas kemampuan tetapi harus merasa puas dan bahagia dengan apa yang dimiliki dengan jerih payah dan jalan yang benar.

2. Tidak mudah marah, karena orang yang mudah marah memperlihatkan kejelekannya sendiri dengan raut muka yang menyeramkan, kelihatan cepat tua. Dengan memiliki cinta kasih, kasih sayang, merasa simpati dan bahagia akan kebahagian orang lain dan memiliki keseimbangan batin, maka kemarahan tidak mudah menguasai diri kita.

3. Tidak bodoh, memiliki pengetahuan dan kebijaksanaan yang benar, tidak memegang pandangan salah sehingga dapat membedakan baik buruk, yang patut tidak patut untuk dilakukan,dapat membedakan kewajiban dan tanggung jawab, bukan kewajiban dan tanggung jawab, membedakan perbuatan yang dapat menimbulkan penderitaan dan kebahagiaan.

suka cita bhavana

Pandangan benar merupakan pengertian akan kebajikan dan sumber kebajikan itu benar, bahwa kebajikan akan mendatangkan kebahagiaan. Pengetahuan tentang pandangan benar atau kebijaksanaan dibutuhkan oleh semua manusia untuk melakukan kewajiban dan tanggung jawab yang benar, untuk mendapatkan pandangan benar seseorang harus memiliki kebijaksanaan sebagai dasar dan selalu melatih kebijaksanaan agar mendapatkan kemajuan dalam kebijaksanaan pandangan benar.

Kebijaksanaan terdiri dari 3 yaitu :

1. Kebijaksanaan yang diperoleh dengan belajar, membaca buku, mendengarkan dari kaset, teman,penceramah dan guru.

2. Kebijaksanaan yang diperoleh dari perenungan masalah yang dihadapi oleh diri sendiri maupun orang lain,dengan menghadapi masalah akan membuat lebih matang dalam kebijakan.

3. Kebijaksanaan yang timbul dari praktek melatih pikiran.

Dengan melaksanakan 3 cara di atas maka kebijaksanaan akan terlatih maju dan berkembang dengan benar seperti yang diharapkan dan tercermin dalam perbuatan dan ucapan dalam kehidupan sehari-hari.

kalyanamitha dan yonisomanasikara

Sang Buddha pernah menyampaikan bahwa semua makhluk mempunyai hubungan sahabat atau sahabat yang baik. Sahabat yang baik adalah sahabat yang dapat dan mau membantu dalam suka dan duka, dalam mengarahkan ke hal yang baik pada saat yang salah,melindungi saat lengah, dan tidak mencari keuntungan dalam persahabatan. Sang Buddha sebagai contoh sahabat yang baik dalam dunia ini. Bapak, ibu dan guru merupakan sahabat dalam kehidupan ini.
Teman-teman yang dijumpai dan menunjukkan jalan yang benar, juga disebut sebagai sahabat, dengan memiliki sahabat dapat maju dalam kebajikan dan kebijaksanaan tetapi dalam perjalanan atau pengembaraan tidak menemukan teman yang baik atau sejalan hendaknya pengembaraan ini dilalui seorang diri, karena persahabatan dengan orang bodoh atau jahat dapat menimbulkan kerugian dan kehancuran pada diri sendiri.

Dalam persahabatan juga dibutuhkan perhatian yang cermat dalam pikiran sehingga pada sebabnya. Seperti halnya mengetahui kejahatan, akar dari kejahatan yang disebabkan oleh lobha, dosa dan moha sampai dengan sebab akibat, sama halnya untuk mengetahui suatu kebajikan terlebih dahulu mengetahui perbuatan baik itu sendiri,apakah sudah tergolong dalam adosa,amoha, dan alobha?
Dengan demikian maka akan terbentuk perhatian yang murni dalam pikiran.Teman yang baik dan memiliki perhatian murni merupakan dasar dari semua pelaksanaan pandangan benar.Tidak hanya melatih konsentrasi,kebijaksanaan dan kemoralan, tetapi persahabatan. Sang Buddha sebagai contoh sahabat yang baik dalam dunia permukaan. Diibaratkan seperti matahari terbit yang menandakan awal hari atau pagi. Sahabat yang baik dan perhatian murni diibaratkan sebagai mentari pagi sebagai awal dan terangnya pelaksanaan pandangan benar.

Semua kebajikan merupakan sinar untuk menuju kebahagiaan, kebahagiaan itupun harus didasari dengan sahabat yang baik dan perhatian yang murni dalam pikiran, sahabat yang dicari diperlukan adalah sahabat yang baik.Mendengarkan ajaran benar dari orang yang baik maka ajaran itu akan didengar,disimpan dalam hati juga memperhatikan dari awal sampai akhir, sungguh-sungguh merenungkan dan mengerti akan sebab akibat, melaksanakan Dhamma dengan sesuai. Segala sesuatu yang tidak patut dilakukan maka jangan dilakukan, sesuatu yang patut untuk dilaksanakan maka laksanakanlah, sesuatu hal yang harus dilakukan, lakukanlah dan hal yang seharusnya dijalankan belakangan,lakukanlah belakang. Hal-hal seperti ini yang dikatakan pelaksanaan Dhamma,sesuai dengan Dhamma.
Dengan menjalankan hal-hal ini maka telah mempraktekkan pandangan benar yang membawa keyakinan pada Buddha,Dhamma, dan Sangha yang tak terbayangkan dan membawa keyakinan pada Dhamma dan Vinaya. Jangan mudah percaya dengan ucapan orang lain sebelum membuktikan kebenaran itu sendiri, manfaat dari datang, lihat, buktikan maka akan mempunyai keyakinan yang kuat, tidak tergoyahkan menuju Dhamma yang telah diajarkan.
Dapatkah mempunyai keyakinan yang kuat pada ajaran jika tidak memiliki pandangan yang benar? Oleh karena itu lakukanlah hal yang patut dilakukan dengan sungguh-sungguh dan penuh semangat dengan sendirinya akan mendapatkan kemajuan kebijaksanaan pandangan benar.

pandangan benar membawa akhir dari penderitaan

Pada praktek sehingga tercapainya pandangan terang, Y.M. Sariputta menjabarkan pada pertama kalinya,beliau mengatakan bahwa dengan mempunyai pandangan benar,mengetahui kejahatan dan akar kejahatan, mengetahui kebajikan dan akar kebajikan akan mendapat manfaat mempunyai keyakinan pada ajaran kebenaran hingga tak tergoyahkan pada Dhamma dan Vinaya. Yang dimaksud mempunyai keyakinan pada ajaran kebenaran adalah memasuki arus ajaran Buddha. Dengan demikian akan mengetahui akibat timbulnya niat untuk mempraktekkan, mengikis habis hingga kekotoran batin yang tidur menekan hingga menutupi kebijaksanaan. Yang disampaikan di atas merupakan sebab-sebab untuk membersihkan nafsu keinginan rendah, kekotoran batin, yang tidur lelap hingga pikiran tumpul yang dipenuhi hawa nafsu. Tujuan pertama dalam membersihkan kekotoran batin dari kebencian, mencabut pandangan salah, mengikis kegelapan batin lalu membuat batin menjadi terang dengan kebijaksanaan untuk melakukan sesuatu demi berakhirnya semua penderitaan.

nanadasana

Kebijaksanaan yang diharapkan dalam agama Buddha adalah kebijaksanaan yang dapat menimbulkan pandangan benar untuk mengenal kejahatan, akar kejahatan, kebajikan,akar kebajikan, tetapi harus dimengerti juga bahwa kebijaksanaan yang dimaksud pandangan benar bukan sekedar ingatan.
Ingatan yang dimaksud di sini adalah ingatan dari mendengar, membaca dan belajar, kebijaksanaan dalam pandangan benar tidak hanya ingat akan 10 macam perbuatan jahat, 3 akar kejahatan, 10 macam perbuatan baik, 3 akar kebajikan tetapi harus disertai oleh perenungan,penyelidikan dan pelaksanaan ajaran.Ajaran yang telah diselidiki dalam setiap perbuatan sehari-hari, melatih pikiran dengan melaksanakan meditasi akan membawa kemajuan batin dalam pelaksanaan Dhamma, bertekad untuk dapat menghindari 10 macam kejahatan,melenyapkan 3 akar kejahatan yang harus dilaksanakan yang akan membuat selalu maju dan maju, dengan melaksanakan 10 macam kebajikan dan melatih 3 akar kebajikan maka akan timbul dan berkembang dalam batin.
Pelaksanaan kebajikan dengan meditasi akan menimbulkan kebijaksanaan, terdiri dari 3 macam yaitu

1. Kebijaksanaan yang didapat dari menyelidiki, merenung dan menyimpulkan.
2. Kebijaksanaan yang didapat dari mendengar, membaca dan belajar.
3. Kebijaksanaan yang didapat dari pelaksanaan pikiran dengan melaksanakan bhavana.

Dari 3 kebijaksanaan tersebut ada yang harus dihindari dan dilaksanakan agar mendapatkan kemajuan, dengan mempraktekkan kebijaksanaan yang didapat dari mendengar, membaca, dan belajar dan kebijaksanaan dari pelaksanaan pikiran dengan melaksanakan Bhavana, hal inilah yang akan membawa kepada perkembangan kebijaksanaan, mendapatkan pengalaman dan pengetahuan bathin,pengetahuan dan pandangan bahwa ini benar-benar kejahatan, akar dari kejahatan, kebajikan, akar dari kebajikan.

Selain melaksanakan tiga kebijaksanaan di atas, juga memerlukan sahabat yang baik dalam pelaksanaan dan perhatian murni di dalam pikiran dan hal tersebut saling melengkapi satu sama lain. Dengan demikian orang yang mempunyai harapan dalam pandangan terang juga diharapkan dalam melaksanakan Manggala Sutta dalam bait pertama "Tidak bergaul dengan orang yang tidak bijaksana, bergaul dengan orang bijaksana, menghormati orang yang patut dihormati." Dengan melaksanakan seperti ini maka akan mendapatkan sahabat yang baik. Memiliki perhatian murni di setiap waktu maka kebijaksanaan akan maju dan berkembang sesuai dengan perjalanan waktu, memraktekkan ajaran sesuai dengan apa yang Sang Buddha ajarkan maka akan benar-benar mendapatkan pengetahuan,kebijaksanaan yang benar dalam kebenaran, menyadari dan mengerti akan 3 akar kejahatan sebagai sebab kejahatan sebagai akibat maka penderitaan sebagai akibat dari semua kejahatan, 3 akar kebajikan sebagai akibat kebajikan. Sebagai akibat maka kebahagiaan sebagai akibat dari semua kebajikan.Mengerti, menyadari akan sebab akibat karena memiliki perhatian murni yang benar, mulai mendengarkan dengan sungguh-sungguh ajaran dari teman yang baik hingga menyelidiki, merenungkan sampai mengerti hukum sebab akibat dengan benar, inilah perhatian murni sebenarnya yang menimbulkan pengetahuan di dalam diri dan tidak diragukan kebenarannya. Ketika kebijaksanaan, pengetahuan yang timbul dalam diri dengan pelaksanaan yang benar maka dijamin hal itu merupakan sesuatu yang benar di dalam kebenaran pandangan benar yang menimbulkan keyakinan yang tak tergoyahkan pada ajaran kebenaran.

Dhamma yang telah sempurna diajarkan oleh Sang Bhagava,indah pada awal, pertengahan, dan akhir, berada sangat dekat tak lapuk oleh waktu akan selalu mengikuti perkembangan jaman, mengajak Saudara-saudara kalian yang ingin mencari kebahagiaan atau membuktikan, kebenaran sempurna didapat, diselami dan dibuktikan dalam diri masing-masing.

Semoga dengan kekuatan yakin pada Buddha, Dhamma, Sangha dan kekuatan kebaikan yang telah Bapak, Ibu, Saudara semua sekalian lakukan selama ini menambah jasa kebaikan yang telah dilakukan di waktu-waktu yang lampau, semoga dengan kondisi-kondisi seperti ini kita semua mendapatkan kekuatan, kesehatan, usia panjang, banyak kemajuan dan kesuksesan. Berjuanglah terus hingga tercapai apa yang ingin dapat Anda capai dalam kehidupan ini.

Sabbe Satta Bhavantu Sukhitatta
Semoga Semua Makhluk Berbahagia