Buddha
18th November 2010, 11:02 AM
Dalam kehidupan harus memanfaatkan waktu seketika dan juga harus membina jalinan jodoh yang baik. ketahuilah kehidupan itu tidak kekal. dan kadangkala kita merasa sama sekali sangat tidak berdaya.
Ada sebuah kasus yg terjadi pada tgl. 1 November 2005 pada malam itu. ada seorang remaja berusia 17 tahun meminta ijin pada keluarganya kepada orangtuanya dia ingin pergi ke suatu tempat dalam perjalanannya tidak tahu mengapa ada sekelompok anak muda yg berpapasan dengannya telah mengeroyoknya dan dia mengalami luka parah karenanya pada saat itu tidak segera bawa ke rumah sakit, mungkin karena saat itu sudah larut malam belakangan setelah dia ditemukan dan dilarikan ke Taidong, selanjutnya dialihkan ke RS Tzu Chi di Hualian. pada saat itu sudah menjelang subuh dilakukan pertolongan darurat dgn sepenuh hati, juga tidak tahu identitasnya secara perlahan-lahan terus mencari tahu siapa orangtua remaja ini, akhirnya diketahui bahwa dia tinggal di Taidong. kemudian disampaikan kepada orangtuanya, bibinya yg tinggal di wilayah Tengah juga datang setelah mendapat berita, bibinya adalah seorang anggota Tzu Chi maka dia juga menyadari bahwa jika memang anak ini sudah diantarkan ke RS Tzu Chi dan telah berupaya diselamatkan oleh tim medis namun kondisinya sudah dalam keadaan mati otak.
Melalui pemeriksaan pertama, kedua ketiga dan kempat kali, diputuskan telah mati otak maka bibinya mengusulkan kepada orangtuanya apakah mengijinkan organ tubuh anak ini didonorkan. Ibunya juga seorang umat Buddha yg sangat taat juga dgn ikhlas mendonorkan organ tubuh anaknya jika memang sudah tidak dapat diselamatkan, biarkanlah dia berkesempatan menolong orang lain.
Maka dia adalah seorang ibu yg benar-benar sangat bijaksana meskipun untuk membesarkan seorang anak hingga berusia 17-18 tahun, memang membutuhkan banyak perhatian dan pikiran dalam hal mendidik dan memeliharanya secara tiba-tiba menghadapi hal seperti ini. Mengikhlaskannya juga merasa sangat menyakitkan, orangtuanya berada di saat-saat kritis seperti ini. apakah benar-benar mereka menyayangi anaknya harus dilihat dari kebijaksanaannya ketika itu dan tekad mendonorkan organ tubuh anak ini sepertinya sangat kuat sekali. sekalipun dia telah divonis mati otak . gejala kehidupannya terlihat terus menurun tetapi setiap mendengar orang di sampingnya berkata ingin mendonorkan organ tubuhnya tekanan darahnya kembali naik.
Belakangan organ tubuhnya memang telah didonorkan; karena dia anak yg baru berusia 17-18 tahun berusia muda dan sehat semua organ tubuhnya memang sangat baik maka organ hatinya telah dikirim ke rumah sakit Cheng Hsin, Taipei untuk ditransplantasikan ke tubuh seorang remaja. levernya juga diberikan pada rumah sakit kita,juga termasuk dua buah ginjal dan dua buah kornea matanya, juga keempat tungkai dan semua tulang-tulangnya. setelah diambil dan disimpan dalam bank tulang kita maka semua yg dilakukan ini telah merubah yg sudah tidak berguna menjadi bermanfaat besar setelah orang meninggal dan dikuburkan bukankah semuanya akan membusuk atau setelah dikremasi bukankah semuanya akan menjadi setumpuk abu.
Lihatlah pada seorang anak ini dgn menyelamatkan satu orang berarti menyelamatkan sebuah keluarga menolong 5 orang berarti adalah 5 keluarga apalagi tulang tulangnya entah berapa puluh orang yg tertolong. Semua karena tulang belulang yg didonorkannya yg memulihkan keempat tungkai hingga dapat bekerja. Coba renungkan! bukankah seorang dapat menyelamatkan banyak orang? keikhlasan demikian luhur yg tak berguna menjadi bermanfaat besar, sungguh merupakan pahala yg tak terhingga.
Ada sebuah kasus yg terjadi pada tgl. 1 November 2005 pada malam itu. ada seorang remaja berusia 17 tahun meminta ijin pada keluarganya kepada orangtuanya dia ingin pergi ke suatu tempat dalam perjalanannya tidak tahu mengapa ada sekelompok anak muda yg berpapasan dengannya telah mengeroyoknya dan dia mengalami luka parah karenanya pada saat itu tidak segera bawa ke rumah sakit, mungkin karena saat itu sudah larut malam belakangan setelah dia ditemukan dan dilarikan ke Taidong, selanjutnya dialihkan ke RS Tzu Chi di Hualian. pada saat itu sudah menjelang subuh dilakukan pertolongan darurat dgn sepenuh hati, juga tidak tahu identitasnya secara perlahan-lahan terus mencari tahu siapa orangtua remaja ini, akhirnya diketahui bahwa dia tinggal di Taidong. kemudian disampaikan kepada orangtuanya, bibinya yg tinggal di wilayah Tengah juga datang setelah mendapat berita, bibinya adalah seorang anggota Tzu Chi maka dia juga menyadari bahwa jika memang anak ini sudah diantarkan ke RS Tzu Chi dan telah berupaya diselamatkan oleh tim medis namun kondisinya sudah dalam keadaan mati otak.
Melalui pemeriksaan pertama, kedua ketiga dan kempat kali, diputuskan telah mati otak maka bibinya mengusulkan kepada orangtuanya apakah mengijinkan organ tubuh anak ini didonorkan. Ibunya juga seorang umat Buddha yg sangat taat juga dgn ikhlas mendonorkan organ tubuh anaknya jika memang sudah tidak dapat diselamatkan, biarkanlah dia berkesempatan menolong orang lain.
Maka dia adalah seorang ibu yg benar-benar sangat bijaksana meskipun untuk membesarkan seorang anak hingga berusia 17-18 tahun, memang membutuhkan banyak perhatian dan pikiran dalam hal mendidik dan memeliharanya secara tiba-tiba menghadapi hal seperti ini. Mengikhlaskannya juga merasa sangat menyakitkan, orangtuanya berada di saat-saat kritis seperti ini. apakah benar-benar mereka menyayangi anaknya harus dilihat dari kebijaksanaannya ketika itu dan tekad mendonorkan organ tubuh anak ini sepertinya sangat kuat sekali. sekalipun dia telah divonis mati otak . gejala kehidupannya terlihat terus menurun tetapi setiap mendengar orang di sampingnya berkata ingin mendonorkan organ tubuhnya tekanan darahnya kembali naik.
Belakangan organ tubuhnya memang telah didonorkan; karena dia anak yg baru berusia 17-18 tahun berusia muda dan sehat semua organ tubuhnya memang sangat baik maka organ hatinya telah dikirim ke rumah sakit Cheng Hsin, Taipei untuk ditransplantasikan ke tubuh seorang remaja. levernya juga diberikan pada rumah sakit kita,juga termasuk dua buah ginjal dan dua buah kornea matanya, juga keempat tungkai dan semua tulang-tulangnya. setelah diambil dan disimpan dalam bank tulang kita maka semua yg dilakukan ini telah merubah yg sudah tidak berguna menjadi bermanfaat besar setelah orang meninggal dan dikuburkan bukankah semuanya akan membusuk atau setelah dikremasi bukankah semuanya akan menjadi setumpuk abu.
Lihatlah pada seorang anak ini dgn menyelamatkan satu orang berarti menyelamatkan sebuah keluarga menolong 5 orang berarti adalah 5 keluarga apalagi tulang tulangnya entah berapa puluh orang yg tertolong. Semua karena tulang belulang yg didonorkannya yg memulihkan keempat tungkai hingga dapat bekerja. Coba renungkan! bukankah seorang dapat menyelamatkan banyak orang? keikhlasan demikian luhur yg tak berguna menjadi bermanfaat besar, sungguh merupakan pahala yg tak terhingga.