Buddha
18th November 2010, 11:02 AM
Setiap orang ingin hidup tenang, dan setiap orang juga mempunyai benih ketenangan.Walaupun benih ketenangan dan keinginan untuk hidup tenang ada pada setiap orang, namun ketenangan hidup, tidak semua orang bisa memperolehnya.Di mana letak kesalahannya jika tidak tenang? Dan bagaimana cara untuk memperoleh ketenangan?
Cara Memperoleh Ketenangan
obyek-pikiran-kesadaran
Obyek diperlukan untuk melatih mengonsentrasikan pikiran,maka dalam latihan ketenangan pikiran, obyek merupakan bagian terpenting. Oleh karenanya, latihan ketenangan pikiran tanpa menggunakan obyek, sama dengan halnya menyuruh orang lagi kehujanan maupun kepanasan untuk berteduh,tetapi tidak ada tempat berteduhnya.
Pikiran adalah sasaran yang harus dicapai dalam latihan ketenangan. Jika selama latihan, tanpa ada proses untuk melatih mengarahkan pikiran ke arah ketenangan, maka cara latihan semacam itu tidak benar. Jadi selemah apapun, hendaknya usaha terus-menerus harus dilakukan untuk menenangkan pikiran pada obyek, agar pikiran bisa mencapai ketenangan. Kesadaran berfungsi untuk mengarahkan dan mengontrol pikiran, agar pikiran bisa mencapai ketenangan. Sewaktu pikiran lari dari obyek, kesadaran mengarahkan kembali pada obyek. Apabila pikiran terkonsentrasi pada obyek, kesadaran mampu mengontrol pikiran. Dalam proses kesadaran mampu mengarahkan dan mengontrol pikiran, maka pada saat itu juga terjadi pengembangan kesadaran.
Dua Sisi Berlarinya Pikiran
masa lalu-masa yang akan datang
Jika pikiran sewaktu dilatih konsentrasi, tetapi pikiran lari ke masa lalu, berarti pikiran melekat pada pengalaman yang pernah dialami. Maka cirinya, pikiran akan muncul citra rasa masa lalu. Hal itu bisa satu jam yang lalu, satu minggu yang lalu, satu bulan yang lalu, satu tahun yang lalu, bahkan bisa satu kelahiran yang lalu. Kita ingat atau tidak ingat, di kelahiran masa lalu, tidak peduli. Namun pikiran yang melekat pada pengalaman hidup, akan membawa larinya pikiran ke masa lalu.
Maka seindah apapun kesan di masa lalu, tidak perlu diikuti, supaya pikiran bisa dilatih untuk tenang. Apabila pikiran tidak lari ke masa lalu, pikiran akan lari ke masa yang akan datang. Masa yang akan datang yang belum terjadi, menjadi lamunan, khayalan, keinginan atau cita-cita.Meliputi hal yang baik dan buruk, jika itu berakar pada masa yang akan datang, yang belum terjadi, maka akan membawa larinya pikiran.
Lima Rintangan Batin
1. K�macchanda = Nafsu obyek keinginan indria
2. By�p�da = Ingin menyakiti orang lain
3. Thinamiddha = Kelambanan dan kemalasan (batin)
4. Uddhacca-kukkucca = Kekacauan dan kekhawatiran
5. Vicikicch� = Keragu-raguan
Lima Faktor yang Membantu Konsentrasi
1. Memulai latihan dengan keadaan fisik maupun mental yang rileks
2. Sertakan rasa senang akan latihan
3. Yakinkan diri sendiri selagi latihan meditasi, bahwa dirinya bisa meditasi
4. Selalu menyertakan sadar dan perhatian dalam latihan
5. Mengevaluasi untuk mendapatkan kemajuan dan mengetahui rintangan.
Dalam proses latihan meditasi ketenangan, harus mengenali mana yang menjadi rintangan meditasi dan yang menjadi pendukung meditasi sehingga bisa lebih efektif dalam latihan untuk menuju kemajuan. Bukan hanya energi latihan dikuras karena dimainkan kekotoran batin, dengan pikiran yang terus lari dan berlari yang pada akhirnya hanya terasa kelelahan, dan menimbulkan kejenuhan latihan.
Ada tiga hal berkaitan dengan meditasi yang perlu dimengerti :
1. Cerita meditasi, dengan menguraikan dan dan mendengar pemaparan yang amat menarik, tapi tidak melihatnya sendiri. Ini jenis yang pertama tentang meditasi, dalam bentuk cerita.
2. Melatih meditasi, bisa duduk sampai beberapa jam, tapi pikiran belum juga memperoleh ketenangan, maka jenis ini baru dikategorikan latihan meditasi.
3. Bermeditasi, karena bisa menenangkan pikiran dan mendapatkan buahnya dari pikiran yang tenang. Maka jenis ketiga ini baru dikategorisasikan meditasi.
Setelah melatih meditasi dan kemudian mengenali sifat dari pikiran itu yaitu gesit dan lincah, disebabkan adanya kekotoran batin. Maka upaya mengikis kekotoran batin dan tidak membuat kekotoran batin baru, akan membuat pikiran menjadi mudah dikendalikan untuk mencapai ketenangan. Dan pada saat melatih sampai tahapan kekotoran batin mengendap, pikiran menjadi tenang, kesadaran pun berkembang. Inilah yang dinamakan proses latihan meditasi yang telah terjadi.
Cirinya meditasi mengembangkan ketenangan pikiran (samatha bh�van�) adalah di mana kesadaran yang tumbuh berkembang, mampu untuk mengendalikan atau intervensi pikiran, sehingga pikiran tidak berhamburan ke masa lalu karena kemelekatan,dan tidak lari ke masa yang akan datang karena khayalan. Pada tahapan dan kondisi batin tenang, maka hal itu bisa sebagai dasar munculnya kemampuan batin. Dan juga sebagai dasar untuk memulai latihan memahami hidup sebagai mana adanya atau mengembangkan pandangan terang (vipassan� bh�van�).
Mengapa dianjurkan samatha bh�van� terlebih dahulu, sebelum vipassan� bh�van�? Hal ini karena untuk memudahkan mencapai tujuan latihan, dengan melalui tahapan berlatih. Karena dalam keadaan pikiran yang belum tenang, akan sangat sulit untuk mengetahui apa adanya hidup ini atau memahami kebenaran hidup ini. Pasti pikiran akan terus membuat pembenaran, bukan kebenaran, sebab ciri pikiran yang masih dikuasai kekotoran batin cirinya tidak tahu yang benar sebagai kebenaran. Hal ini bisa kita pahami sebagai halnya apa yang ada di dalam danau, tentu kita akan kesulitan mengetahuinya.
Setelah pikiran tenang, kesadaran sebagai dasar latihan untuk menyadari segala sesuatu yang muncul dan berkembang dan berlalu, yang berkaitan dengan faktor batin (nama) dan faktor badan (r�pa). Jika rasa sakit ini muncul sewaktu latihan meditasi, hendaknya sadar akan rasa sakit itu berkembang; jika rasa sakit itu tetap sakit yang terasa, hendaknya sadar rasa sakit itu bertahan; jika rasa sakit itu pada akhirnya berlalu, hendaknya sadar akan rasa sakit itu berlalu. Begitu hendaknya kesadaran itu menyadari, tanpa ada upaya intervensi pun, karena fungsi dari kesadaran dalam pelaksanaan vipassan� bh�van� hanya menyadari. Ini baru satu contoh kerjanya kesadaran terhadap perasaan, sedangkan kesadaran akan berfungsi kepada semua faktor nama dan rupa sebagai objek kesadaran.
Kesadaran akan segala sesuatu obyek nama dan rupa yang terus mengalami perubahan (anicca), kesadaran juga menyadari adanya bahwa segala sesuatu tidak memuaskan (dukkha), dan pada tahapan berikutnya kesadaran juga menyadari yang berubah (anicca) maupun tidak memuaskan (dukkha) itu jelas tanpa inti (anatta). Kesadaran yang mampu menembus kebenaran anicca, dukkha, dan anatta, adalah kesadaran sebagai dasar memunculkan pandangan benar.
Pada saat pandangan benar muncul, dalam proses latihan penyadaran akan anicca, dukkha, dan anatta, menggunakan obyek nama dan rupa, maka belenggu pandangan salah tentang atta terputus, keragu-raguan tentang kebenaran lenyap, praktik tahayul juga tidak ada lagi. Orang dinyatakan masuk arus pertama Sot�panna.
Latihan vipassan� bh�van� telah dijalani dan mengantarkan pada pemahaman tentang kebenaran akan kehidupan.Jadi cirinya latihan vipassan� bh�van�, kesadaran bukan berperan sebagai intervensi seperti pada latihan samatha, melainkan kesadaran hanya menyadari proses untuk mengetahui apa adanya,sehingga tidak akan melekati proses hidup. Karena tidak melekat pada proses hidup, maka akan terbebas dari proses kelahiran kembali.
Cara Memperoleh Ketenangan
obyek-pikiran-kesadaran
Obyek diperlukan untuk melatih mengonsentrasikan pikiran,maka dalam latihan ketenangan pikiran, obyek merupakan bagian terpenting. Oleh karenanya, latihan ketenangan pikiran tanpa menggunakan obyek, sama dengan halnya menyuruh orang lagi kehujanan maupun kepanasan untuk berteduh,tetapi tidak ada tempat berteduhnya.
Pikiran adalah sasaran yang harus dicapai dalam latihan ketenangan. Jika selama latihan, tanpa ada proses untuk melatih mengarahkan pikiran ke arah ketenangan, maka cara latihan semacam itu tidak benar. Jadi selemah apapun, hendaknya usaha terus-menerus harus dilakukan untuk menenangkan pikiran pada obyek, agar pikiran bisa mencapai ketenangan. Kesadaran berfungsi untuk mengarahkan dan mengontrol pikiran, agar pikiran bisa mencapai ketenangan. Sewaktu pikiran lari dari obyek, kesadaran mengarahkan kembali pada obyek. Apabila pikiran terkonsentrasi pada obyek, kesadaran mampu mengontrol pikiran. Dalam proses kesadaran mampu mengarahkan dan mengontrol pikiran, maka pada saat itu juga terjadi pengembangan kesadaran.
Dua Sisi Berlarinya Pikiran
masa lalu-masa yang akan datang
Jika pikiran sewaktu dilatih konsentrasi, tetapi pikiran lari ke masa lalu, berarti pikiran melekat pada pengalaman yang pernah dialami. Maka cirinya, pikiran akan muncul citra rasa masa lalu. Hal itu bisa satu jam yang lalu, satu minggu yang lalu, satu bulan yang lalu, satu tahun yang lalu, bahkan bisa satu kelahiran yang lalu. Kita ingat atau tidak ingat, di kelahiran masa lalu, tidak peduli. Namun pikiran yang melekat pada pengalaman hidup, akan membawa larinya pikiran ke masa lalu.
Maka seindah apapun kesan di masa lalu, tidak perlu diikuti, supaya pikiran bisa dilatih untuk tenang. Apabila pikiran tidak lari ke masa lalu, pikiran akan lari ke masa yang akan datang. Masa yang akan datang yang belum terjadi, menjadi lamunan, khayalan, keinginan atau cita-cita.Meliputi hal yang baik dan buruk, jika itu berakar pada masa yang akan datang, yang belum terjadi, maka akan membawa larinya pikiran.
Lima Rintangan Batin
1. K�macchanda = Nafsu obyek keinginan indria
2. By�p�da = Ingin menyakiti orang lain
3. Thinamiddha = Kelambanan dan kemalasan (batin)
4. Uddhacca-kukkucca = Kekacauan dan kekhawatiran
5. Vicikicch� = Keragu-raguan
Lima Faktor yang Membantu Konsentrasi
1. Memulai latihan dengan keadaan fisik maupun mental yang rileks
2. Sertakan rasa senang akan latihan
3. Yakinkan diri sendiri selagi latihan meditasi, bahwa dirinya bisa meditasi
4. Selalu menyertakan sadar dan perhatian dalam latihan
5. Mengevaluasi untuk mendapatkan kemajuan dan mengetahui rintangan.
Dalam proses latihan meditasi ketenangan, harus mengenali mana yang menjadi rintangan meditasi dan yang menjadi pendukung meditasi sehingga bisa lebih efektif dalam latihan untuk menuju kemajuan. Bukan hanya energi latihan dikuras karena dimainkan kekotoran batin, dengan pikiran yang terus lari dan berlari yang pada akhirnya hanya terasa kelelahan, dan menimbulkan kejenuhan latihan.
Ada tiga hal berkaitan dengan meditasi yang perlu dimengerti :
1. Cerita meditasi, dengan menguraikan dan dan mendengar pemaparan yang amat menarik, tapi tidak melihatnya sendiri. Ini jenis yang pertama tentang meditasi, dalam bentuk cerita.
2. Melatih meditasi, bisa duduk sampai beberapa jam, tapi pikiran belum juga memperoleh ketenangan, maka jenis ini baru dikategorikan latihan meditasi.
3. Bermeditasi, karena bisa menenangkan pikiran dan mendapatkan buahnya dari pikiran yang tenang. Maka jenis ketiga ini baru dikategorisasikan meditasi.
Setelah melatih meditasi dan kemudian mengenali sifat dari pikiran itu yaitu gesit dan lincah, disebabkan adanya kekotoran batin. Maka upaya mengikis kekotoran batin dan tidak membuat kekotoran batin baru, akan membuat pikiran menjadi mudah dikendalikan untuk mencapai ketenangan. Dan pada saat melatih sampai tahapan kekotoran batin mengendap, pikiran menjadi tenang, kesadaran pun berkembang. Inilah yang dinamakan proses latihan meditasi yang telah terjadi.
Cirinya meditasi mengembangkan ketenangan pikiran (samatha bh�van�) adalah di mana kesadaran yang tumbuh berkembang, mampu untuk mengendalikan atau intervensi pikiran, sehingga pikiran tidak berhamburan ke masa lalu karena kemelekatan,dan tidak lari ke masa yang akan datang karena khayalan. Pada tahapan dan kondisi batin tenang, maka hal itu bisa sebagai dasar munculnya kemampuan batin. Dan juga sebagai dasar untuk memulai latihan memahami hidup sebagai mana adanya atau mengembangkan pandangan terang (vipassan� bh�van�).
Mengapa dianjurkan samatha bh�van� terlebih dahulu, sebelum vipassan� bh�van�? Hal ini karena untuk memudahkan mencapai tujuan latihan, dengan melalui tahapan berlatih. Karena dalam keadaan pikiran yang belum tenang, akan sangat sulit untuk mengetahui apa adanya hidup ini atau memahami kebenaran hidup ini. Pasti pikiran akan terus membuat pembenaran, bukan kebenaran, sebab ciri pikiran yang masih dikuasai kekotoran batin cirinya tidak tahu yang benar sebagai kebenaran. Hal ini bisa kita pahami sebagai halnya apa yang ada di dalam danau, tentu kita akan kesulitan mengetahuinya.
Setelah pikiran tenang, kesadaran sebagai dasar latihan untuk menyadari segala sesuatu yang muncul dan berkembang dan berlalu, yang berkaitan dengan faktor batin (nama) dan faktor badan (r�pa). Jika rasa sakit ini muncul sewaktu latihan meditasi, hendaknya sadar akan rasa sakit itu berkembang; jika rasa sakit itu tetap sakit yang terasa, hendaknya sadar rasa sakit itu bertahan; jika rasa sakit itu pada akhirnya berlalu, hendaknya sadar akan rasa sakit itu berlalu. Begitu hendaknya kesadaran itu menyadari, tanpa ada upaya intervensi pun, karena fungsi dari kesadaran dalam pelaksanaan vipassan� bh�van� hanya menyadari. Ini baru satu contoh kerjanya kesadaran terhadap perasaan, sedangkan kesadaran akan berfungsi kepada semua faktor nama dan rupa sebagai objek kesadaran.
Kesadaran akan segala sesuatu obyek nama dan rupa yang terus mengalami perubahan (anicca), kesadaran juga menyadari adanya bahwa segala sesuatu tidak memuaskan (dukkha), dan pada tahapan berikutnya kesadaran juga menyadari yang berubah (anicca) maupun tidak memuaskan (dukkha) itu jelas tanpa inti (anatta). Kesadaran yang mampu menembus kebenaran anicca, dukkha, dan anatta, adalah kesadaran sebagai dasar memunculkan pandangan benar.
Pada saat pandangan benar muncul, dalam proses latihan penyadaran akan anicca, dukkha, dan anatta, menggunakan obyek nama dan rupa, maka belenggu pandangan salah tentang atta terputus, keragu-raguan tentang kebenaran lenyap, praktik tahayul juga tidak ada lagi. Orang dinyatakan masuk arus pertama Sot�panna.
Latihan vipassan� bh�van� telah dijalani dan mengantarkan pada pemahaman tentang kebenaran akan kehidupan.Jadi cirinya latihan vipassan� bh�van�, kesadaran bukan berperan sebagai intervensi seperti pada latihan samatha, melainkan kesadaran hanya menyadari proses untuk mengetahui apa adanya,sehingga tidak akan melekati proses hidup. Karena tidak melekat pada proses hidup, maka akan terbebas dari proses kelahiran kembali.