Log in

View Full Version : Oh..........nasib


Buddha
18th November 2010, 11:00 AM
"Sesuai dengan benih yang ditabur,begitulah buah yang akan dipetiknya.
Pembuat kebajikan akan mendapatkan kebajikan dan pembuat kejahatan
akan menerima kejahatan pula. Taburkanlah olehmu biji-biji benih dan engkau pulalah yang akan memetik buah-buah dari padanya"(Samyutta Nikaya I, 227)


OH..........NASIB

Dalam kehidupan kita melihat perbedaan nasib setiap orang. Ada yang dari muda sampai tua nasibnya tidak beruntung. Ada yang dari muda sampai tua nasibnya beruntung terus. Ada yang masa muda beruntung tetapi masa tua tidak beruntung dan sebaliknya.

Bisa terjadi orang yang baik dan saleh selalu bernasib buruk. Ia tetap miskin dan sengsara meskipun ia selalu berlaku jujur dan baik. Sebaliknya, ada orang yang berwatak jahat, kejam dan korup, tetapi nasibnya selalu mujur, dikaruniai dengan segala bentuk kesenangan. Mengapa ada perbedaan nasib dan juga ketidakadilan ini dapat terjadi?

Bila kita mempunyai pertanyaan tersebut, berarti kita hanya melihat apa yang terjadi dalam periode kehidupan singkat ini. Banyak hasil yang kita alami dalam kehidupan ini merupakan hasil dari perbuatan kita di masa lalu, dan banyak perbuatan yang kita lakukan saat ini akan masak hanya dikehidupan mendatang.

Kekayaan orang tidak jujur adalah hasil kedermawanannya dalam kehidupan terdahulu. Ketidakjujuran mereka sekarang meninggalkan benih karma buruk bagi mereka dan mengalami kemiskinan dikehidupan mendatang. Sama halnya, kehormatan dan wewenang bagi orang kejam didasarkan pada perbuatan baik yang mereka lakukan di masa lalu.

Saat ini, mereka menyalah gunakan kekuasaan,sehingga menciptakan sebab bagi penderitaan yang akan datang. Dalam Digha Nikaya sang Buddha berkata : "Tidaklah mungkin mengharap agar kamma yang belum masak menjadi masak atau bebas dari kamma yang sudah masak dengan cara menjalankan sila, kewajiban tapa atau dengan menjalankan kehidupan suci.

Kebahagiaan dan penderitaan yang seolah-olah dapat diukur dengan ukuran tidak dapat diubah dalam proses samsara, di sana tidak ada penambahan atau pengurangan. Sama seperti sebuah bola benang yang apabila dilemparkan ke depan akan membentang hanya sepanjang benang itu saja".

Sampai saat ini, masih banyak orang yang mempercayai adanya nasib yang telah ditentukan terlebih dahulu sebelum seseorang dilahirkan ke dunia. Nasib berlaku sejak dilahirkan sampai dengan meninggal. Nasib ini tidak akan dapat diubah walau sedemikian hebat seseorang berusaha memperbaikinya. Konsep ini memang sangat sederhana dan bermanfaat untuk membuat seseorang lebih mudah menerima penderitaan dalam kehidupan. Apabila mereka menjumpai kesulitan hidup yang tidak terpecahkan, maka jalan keluarnya adalah menyalahkan nasib buruknya sendiri dan akhirnya mereka akan tenang. Namun, apakah hal ini ada di dalam pengertian Buddhis?

Agama Buddha melihat kehidupan ini tidaklah kekal, selalu berubah. Dengan demikian, nasib seseorang pun tidaklah kekal. Artinya, nasib dapat diubah. Nasib baik dan nasib buruk adalah buah perbuatan sendiri. Namun, cara untuk mengubah nasib inilah yang sering tidak tepat, tidak sesuai dengan Ajaran Sang Buddha. Banyak orang mengunjungi paranormal untuk mengetahui nasib dan masa depan mereka. Apabila sang paranormal mengatakan bahwa pada tahun itu nasib mereka baik maka mereka akan sangat bahagia. Sebaliknya, bila si paranormal memberikan kabar buruk, mereka menjadi gelisah, cemas dan takut.

Mereka kemudian bertanya dan memohon kepada si paranormal untuk mengadakan upaya atau upacara tertentu yang dapat membebaskan mereka dari nasib buruk. Mereka menghabiskan banyak uang untuk mengadakan upacara tertentu tersebut agar dapat selamat dari penderitaan.

Apakah hal ini bermanfaat? Kadang memang dapat memberikan manfaat, tetapi lebih sering mereka menjadi mangsa empuk paranormal gadungan. Nasib sesungguhnya adalah merupakan kumpulan buah perbuatan baik maupun buruk yang telah pernah dilakukan seseorang. Nasib kita sekarang dipengaruhi oleh kamma masa lampau kita.kita akan menuai hasil dari apa yang kita tanam. Nasib kita sekarang ditentukan dari apa yang kita lakukan di waktu lampau apa yang kita lakukan sekarang.

Perlu diingat walaupun kamma sangat berpengaruh pada nasib kita tetapi segala sesuatu bukan disebabkan oleh kamma saja. Apabila segala sesuatu disebabkan oleh kamma, maka seorang penjahat akan selamanya menjadi jahat,karena kammanya yang menjadikan dirinya jahat. Orang tidak perlu memeriksakan dirinya ke dokter untuk disembuhkan penyakitnya, karena bila kammanya memang harus demikian ia akan sembuh dengan sendirinya.

Jadi meskipun nasib kita sedang tidak baik akibat kamma buruk kita berbuah, kita tidak boleh menyerah dan berhenti berusaha dan menganggap itu sudah kamma kita. Kita tetap harus berusaha mengatasi atau meminimkan efek dari kamma buruk kita dengan pikiran sehat dan banyak melakukan perbuatan baik. Usaha dan kerja keras adalah salah satu kondisi yang paling penting untuk memperbaiki nasib seseorang, dengan usaha yang lebih keras yang dilakukan hari ini kita bisa membuat kamma segar serta mengubah keadaan kita.

Walaupun nasib kita dalam keadaan baik, kita seharusnya jangan menggantungkan nasib baik kita pada buah karma masa lampau saja, tetapi harus mengandalkan usaha yang kita lakukan pada masa sekarang. Dalam perdagangan efek dari kamma baik masa lampau hanya berperan seperempat saja dari hasil yang dicapai, sisanya adalah usaha dan ketekunan kita dalam kehidupan sekarang ini. Kita adalah pembuat nasib kita sendiri. kita tidak dapat menyalahkan siapapun atas nasib kita karena kita bertanggung jawab akan hidup kita sendiri.

Kita membuat hidup kita sendiri menjadi lebih baik atau lebih buruk. Semua kesedihan, bahaya dan kemalangan adalah ciptaan kita sendiri,kita tidak mulai dari sumber manapun selain ketidak sempurnaan hati dan pikiran kita sendiri. Kita adalah hasil tindakan baik dan buruk yang dilakukan di masa lalu dibawah pengaruh ketamakan dan khayalan. Dan karena kita sendiri yang membuatnya menjadi ada, maka dalam kekuatan kita juga untuk mengatasi akibat buruk dan mengembangkan sifat baik.
Pernyataan berikut dari Dr. K. Sri Dhammananda Nayaka Mahathera, mungkin dapat membantu kita untuk dapat lebih mengerti lagi tentang "nasib".

"Tak ada yang disebut nasib, semua buah dari perbuatan kita pada masa lalu. Perbuatan kita pada masa lalu adalah nasib kita. Usaha kita dengan demikian adalah nasib kita. Usaha kita yang dahulu dan sekarang, jika berlawanan, adalah seperti dua ekor domba yang berlaga. Yang lebih kuat akan melemparkan yang lebih lemah. Apakah itu usaha masa lalu atau pada kala ini, yang lebih kuatlah yang menentukan nasib kita.

Dalam kasus manapun usaha manusia sendirilah yang menentukan nasibnya berdasarkan kekuatannya. Manusia menentukan nasibnya dengan pikirannya sendiri. Ia bisa membuat terjadi apa yang tidak ditentukan terjadi. Hanya kejadian-kejadian didunia ini yang ia ciptakan dengan perbuatannya sendiri dan bukan yang lain. Oleh karena itu seseorang harus mengatasi nasib buruknya sendiri (Efek dari perbuatannya pada masa lampau) dengan usaha yang lebih baik saat ini.Tak ada yang tak bisa dicapai oleh manusia dengan usaha yang tepat."


Dalam agama Buddha, terdapat lima hukuman atau proses (niyama) yang berlaku dalam alam mental dan fisik, yaitu:

1. Kamma niy�ma atau hukum sebab dan akibat: perbuatan baik dan buruk menghasilkan akibat-akibat yang sesuai.

2. Bija niy�ma atau hukum benih (hukum fisik organik); beras d�hasilkan dari padi, gula dihasilkan dari tebu atau madu, dan lain-lain.

3. Utu niy�ma atau hukum fisik (inorganik), yaitu fenomena angin dan hujan menurut musim.

4. Citta niy�ma atau hukum pikiran (hukum psikis), yaitu proses-proses kesadaran (citta vitthi), kekuatan pikiran dan lain-lain.

5. Dhamma niy�ma atau hukum alam, yaitu: fenomena alam yang terjadi pada saat kedatangan Bodhisatta pada kelahiran terakhir, gaya tarik bumi, dan lain-lain.

Setiap fenomena mental dan fisik dapat diterangkan dengan lima hukum serba-lengkap ini, atau proses yang merupakan hukum itu sendiri. Karena itu, kamma hanyalah merupakan salah satu dari lima hukum yang berlaku dalam alam semesta.
Siapapun yang berkata, 'Hanyalah kamma yang mengatur makhluk', berarti dia tidak mengikutsertakan penyebab lainnya.

Kamma sering dipengaruhi oleh keadaan yakni kekuatan menguntungkan dan merugikan yang bekerja untuk menghambat dan mendorong hukum yang bekerja dengan sendirinya. Kekuatan yang membantu atau menghalangi kamma adalah;
- kelahiran; kelahiran yang menguntungkan (Gati sampatti) atau kelahiran yang tidak menguntungkan (Gati Vipatti),
- penampakan; penampakan baik (Upadi Sampatti) dan penampakan buruk (Upadi Vipatti),
-waktu/kondisi, terlahir dalam waktu yang sesuai ( Kala Sampatti) dan terlahir dalam waktu yang tidak sesuai ( Kala Vipatti)
- Usaha dan pengetahuan. Memilki cara, pengetahuan dan ketekunan (Payoga Sampatti) dan tidak memiliki cara,pengetahuan dan ketekunan (Payoga Vipatti)

Dari keempat kekuatan yang mempengaruhi kamma, usaha dan pengetahuan mungkin merupakan kekuatan utama yang mempengaruhi bekerjanya kamma. Diantara unsur payoga sampatti, pengetahuan adalah syarat utama,kedua adalah perhatian murni dan yang ketiga adalah keuletan dalam apapun yang kita lakukan. Payoga sampatti tidak dapat mencegah efek kamma buruk yang berat namun dapat meringankan sebagian tetapi untuk kamma buruk tingkat menengah dapat dicegah dengan payoga sampatti.Jika kita tidak berusaha untuk menyembuhkan penyakit kita, atau menyelamatkan diri kita sendiri dari kesulitan, atau berjuang dengan tekun untuk kemajuan, maka kamma buruk akan menemukan kesempatan yang cocok untuk mewujudkan efeknya.

Sekalipun kita telah melakukan perbuatan buruk pada masa lampau, efek buruk tidak akan muncul jika kita sungguh sungguhmengembangkan payoga sampati yakni mengembangkan pengetahuan, perhatian murni dan keuletan dalam hal apapun yang kita lakukan. Jika dalam kehidupan sekarang kita berjuang untuk memenuhi parami seperti dana,sila dan lain-lain, kita akan terlahir kembali di alam yang menyenangkan. Jika kita terus mengembangkan payoga sampati dalam setiap kehidupan, selamanya kita akan menikmati terlahir dialam yang menyenangkan. Dengan terlahir dialam menyenangkan kamma buruk kita tidak akan pernah berkesempatan membuat kita menderita hingga mencapai nibbana. Maka dari itu janganlah khawatir dengan kamma lampau yang tidak dapat kita lihat atau kita ingat lagi. Cobalah hidup dengan benar dalam kehidupan ini, ubahlah diri kita sendiri dan kembangkan payoga sampati semaksimal mungkin.

Semoga dengan kekuatan kebaikan yang telah kita lakukan pada masa lampau dan saat ini, menuntun kita berbuat lebih banyak kebaikan.

Sabbe satta bhavantu sukhitatta
Semoga semua makhluk berbahagia.



Oleh : Edy Khemabodhi
Daftar pustaka :
Be Happy ; K. Sri Dhammananda
Keyakinan umat Buddha; K. Sri Dhammananda
Abhidhamma sehari-hari; Ashin J.
Nasib.dapatkah diubah ; Bhikkhu Uttamo Mahathera