Buddha
18th November 2010, 10:51 AM
Amanat suci Tuhan Maha Esa,
Aku, Tuhan Yang Maha Esa, Bunda Alam Semesta
Datang bersama pasukan ke dunia fana.
Sekilas saat memandang putra-putriKu
Hati kian hancur sambil menahan rasa
Bertemunya Bunda dan Anak
Betapa berbahagia
Hati wajah asaliah (Watak Nirvana) AnakKu pun muncul
Dahulu, Bunda dan Anak-anak semua berkumpul di Gunung Rohani Nirvana
Namun Anak pnya maksud berkelana, pergi dan tersesat, dan tak pernah kembali lagi.
Enam puluh ribu tahun telah berlalu didalam arus roda samsara
Memakan pahit lautan penderitaan yang tiada tepi
Aku terus menantikan dan menunggu
Melihat sunyinya pemandangan* Nirvana
Kapan Anak didalam roda samsara dan kembali
Kini telah sampai masa pancaran ketiga
Jalan menuju Aku telah disebarluaskan
Segenap Roh dapat kembali ke Asaliah
Dan bertemu wajah dengan Bunda
Aku memiliki kata-kata yang tiada habisnya
Putera dan PuteriKu, bersungguhlah mendengar PesanKu ini.
Bunda tidak tahan dan segera menahan tangis
Teriris oleh keperihatinan yang dalam.
Air mata kasihKu mengalir seperti mutiara dan permata
Aku melihat memandang Putera Puteri semua
Sesungguhnya mampu memancarkan nurani Kasih karunia secara penuh
Hendak menuliskan suara Kalbu dari relung
Lalu bagaimana bisa bila tidak menyampaikan pesan penting ini?
Putera-Puteri, perlihatkanlah watak sejati asaliah
Bertemu dan bersatu Hati dengan Ibu.
Sebab Ibu selalu memperhatikan dan menyayangi.
Setiap kali melihat Anak didalam kesesatan dan penderitaan,
Ibu juga merasa sedih dan pilu
Ibu turut larut apa yang dialami AnakKu,
Didepan Pintu Ibu masih terus menunggu
Namun sedikit sekali Anak-Ku yang kembali
Saat ini, Maha bencana telah bersarang didunia
Bencana dan peperangan yang sangat tragis pecah ditiap sudut kota
Putera PuteriKu sedang terancam dalam bencana air dan api, kelaparan, kemarau dan kekeringan,
Sungguh menyayat,
Setiap masyarakat negara dalam bencana malapetaka,
Jarang ada tempat aman
Orang-orang terkena bencana peperanagan dan wabah penyakit ganas.
Dunia akan memasuki perubahan yang besar, tidak terbayang.
Dan lebih besar lagi, adalah saat tiba bencana terbesar sepanjang zaman,
Bencana angin terdahsyat (Nuclear) menerjang langit dan hempaskan bumi.
Dalam sekejap seluruh isi dunia tampak hancur dan musnah
Bumi dan langit berawan pekat dalam kekelaman
Kedahsyatan bencana diatas dunia ini sungguh parah dan tragis
Kepiluan tangisan terdengar dimana-mana
Semua setan dan dewa-dewi juga turut merintih dalam kesedihan
Segenap penjuru dunia sarat luka dan air mata
Betapa tak snggup mendengar jeritan rintihan itu
tidak tahan melihat suasana demikian
peristiwa puncak dan terakhir ini adalah perhitungan total dan pembersihan total (atas seluruh karma buruk)
segala hutang karma dan dosa kejahatan, akan terlunasi
karma yang telah ditanam pada masa lalu, sepenuhnya akan matang
tibalah di masa stadium ketiga, saat langit mengadakan penyaringan dan pemilihan
perkara naik selamat dan turun celaka itu berkaitan dengan satu niat.
Setan yang berasal dari kesesatan dalam dan luar datang terus menjerumus
Sekali salah niat dan serong, iblis setan menjerat
Penyaringan dan pemilihan akan menentukan ke Nirvana dan ke jurang neraka
Sekali Wadah ditentukan, akan selamanya*tidak dapat berubah
Ini adalah maha bencana, dan didalam ketetapan menuju keselamatan dan kemusnahan.
Ini adalah saat terpenting, dan penentuan, dalam menanggung duka derita selamanya* atau mencapai kebahagiaan abadi
Putera PuteriKu, seharusnya paham akan maksud Ibu
Yang Ibu khawatirkan dan sedihkan adalah tibanya saat seperti itu
Jika tidak lepas dari penyaringan dan samsara lahir dan mati
Sekali jatuh dan terjerumus, susah lagi menjumpai hati terang untuk terselamatkan.
Thien En Mi Lek Fuo Yen, 28 Juli 1988.
Aku, Tuhan Yang Maha Esa, Bunda Alam Semesta
Datang bersama pasukan ke dunia fana.
Sekilas saat memandang putra-putriKu
Hati kian hancur sambil menahan rasa
Bertemunya Bunda dan Anak
Betapa berbahagia
Hati wajah asaliah (Watak Nirvana) AnakKu pun muncul
Dahulu, Bunda dan Anak-anak semua berkumpul di Gunung Rohani Nirvana
Namun Anak pnya maksud berkelana, pergi dan tersesat, dan tak pernah kembali lagi.
Enam puluh ribu tahun telah berlalu didalam arus roda samsara
Memakan pahit lautan penderitaan yang tiada tepi
Aku terus menantikan dan menunggu
Melihat sunyinya pemandangan* Nirvana
Kapan Anak didalam roda samsara dan kembali
Kini telah sampai masa pancaran ketiga
Jalan menuju Aku telah disebarluaskan
Segenap Roh dapat kembali ke Asaliah
Dan bertemu wajah dengan Bunda
Aku memiliki kata-kata yang tiada habisnya
Putera dan PuteriKu, bersungguhlah mendengar PesanKu ini.
Bunda tidak tahan dan segera menahan tangis
Teriris oleh keperihatinan yang dalam.
Air mata kasihKu mengalir seperti mutiara dan permata
Aku melihat memandang Putera Puteri semua
Sesungguhnya mampu memancarkan nurani Kasih karunia secara penuh
Hendak menuliskan suara Kalbu dari relung
Lalu bagaimana bisa bila tidak menyampaikan pesan penting ini?
Putera-Puteri, perlihatkanlah watak sejati asaliah
Bertemu dan bersatu Hati dengan Ibu.
Sebab Ibu selalu memperhatikan dan menyayangi.
Setiap kali melihat Anak didalam kesesatan dan penderitaan,
Ibu juga merasa sedih dan pilu
Ibu turut larut apa yang dialami AnakKu,
Didepan Pintu Ibu masih terus menunggu
Namun sedikit sekali Anak-Ku yang kembali
Saat ini, Maha bencana telah bersarang didunia
Bencana dan peperangan yang sangat tragis pecah ditiap sudut kota
Putera PuteriKu sedang terancam dalam bencana air dan api, kelaparan, kemarau dan kekeringan,
Sungguh menyayat,
Setiap masyarakat negara dalam bencana malapetaka,
Jarang ada tempat aman
Orang-orang terkena bencana peperanagan dan wabah penyakit ganas.
Dunia akan memasuki perubahan yang besar, tidak terbayang.
Dan lebih besar lagi, adalah saat tiba bencana terbesar sepanjang zaman,
Bencana angin terdahsyat (Nuclear) menerjang langit dan hempaskan bumi.
Dalam sekejap seluruh isi dunia tampak hancur dan musnah
Bumi dan langit berawan pekat dalam kekelaman
Kedahsyatan bencana diatas dunia ini sungguh parah dan tragis
Kepiluan tangisan terdengar dimana-mana
Semua setan dan dewa-dewi juga turut merintih dalam kesedihan
Segenap penjuru dunia sarat luka dan air mata
Betapa tak snggup mendengar jeritan rintihan itu
tidak tahan melihat suasana demikian
peristiwa puncak dan terakhir ini adalah perhitungan total dan pembersihan total (atas seluruh karma buruk)
segala hutang karma dan dosa kejahatan, akan terlunasi
karma yang telah ditanam pada masa lalu, sepenuhnya akan matang
tibalah di masa stadium ketiga, saat langit mengadakan penyaringan dan pemilihan
perkara naik selamat dan turun celaka itu berkaitan dengan satu niat.
Setan yang berasal dari kesesatan dalam dan luar datang terus menjerumus
Sekali salah niat dan serong, iblis setan menjerat
Penyaringan dan pemilihan akan menentukan ke Nirvana dan ke jurang neraka
Sekali Wadah ditentukan, akan selamanya*tidak dapat berubah
Ini adalah maha bencana, dan didalam ketetapan menuju keselamatan dan kemusnahan.
Ini adalah saat terpenting, dan penentuan, dalam menanggung duka derita selamanya* atau mencapai kebahagiaan abadi
Putera PuteriKu, seharusnya paham akan maksud Ibu
Yang Ibu khawatirkan dan sedihkan adalah tibanya saat seperti itu
Jika tidak lepas dari penyaringan dan samsara lahir dan mati
Sekali jatuh dan terjerumus, susah lagi menjumpai hati terang untuk terselamatkan.
Thien En Mi Lek Fuo Yen, 28 Juli 1988.