Pendeta
18th November 2010, 09:34 AM
Sebagai orang-orang percaya Allah telah "memanggil kita untuk membereskan hubungan kita satu sama lain."(2 Kor 5 :18). Berikut ini terdapat 7 langkah Alkitabiah untuk memulihkan persekutuan :
1. Berbicara kepada Allah sebelum berbicara kepada orang tersebut.
Bicarakanlah masalah tersebut dengan Allah. Jika anda mau mendoakan konflik terlebih dahulu, dan bukan menggosipkannya dengan seorang teman anda akan menemukan bahwa Allah mengubah hati anda atau orang lain yang bermasalah tanpa bantuan anda. Semua hubungan anda akan berjalan lebih lancar kalau saja anda mau lebih banyak berdoa mengenai hubungan2 tersebut.
Sebagaimana dilakukan Daud dengan mazmur-mazmurnya, gunakanlah doa untuk melotarkan perasaan keatas. Beritahu Allah keputusasaan anda. Berserulah kepadaNya. Dia tidak pernah terkejut atau terganggu oleh kemarahan, luka hati, rasa tidak aman, atau emosi anda lainnya. Jadi beritahu Dia secara persis apa yang anda rasakan.
Sebagian besar konflik bersumber dari kebutuhan yang tak terpenuhi. Beberapa kebutuhan ini hanya bisa dipenuhi oleh Allah.Bila anda mengharapkan seseorang , berarti anda sedang membuka diri anda untuk rasa kecewa dan sedih. Tidak seorangpun bisa memenuhi semua kebutuhan anda kecuali Allah.
Rasul Yakobus menulis bahwa banyak konflik kita yang disebabkan karena tidak adanya doa: "dari manakah datangnya sengketa dan pertengkaran diantara kamu ? ...kamu mengingini sesuatu, tetapi kamu tidak memperolehnya ... kamu tidak memperoleh apa-apa, karena kamu tidak berdoa." (Yakobus 4 : 1-2) Bukannya berharap ekpada Allah, kita berharap pada orang lain untuk membahagiakan lalu kita menjadi marah ketika mereka gagal. Allah berfirman , "mengapa kamu tidak datang kepadaKu terlebih dahulu ?"
2. Selalu mengambil inisiatif.
Tidak peduli apakah and ayang melukai atau yang dilukai "Allah ingin agar anda mengambil langkah pertama. Jangan menunggu pihak lainnya. hampirilah mereka terlebih dahulu. Memulihkan persekutuan yang retak begitu penting. Sehingga Yesus memerintahkan bahwa hal tersebut perlu mendapatkan prioritas melebihi ibadah bersama. Yesus berkata, "Jika kamu memasuki ruang ibadahmu hendak memberikan persembahan dan kamu tiba-tiba teringat akan sakit hati seorang sahabat terhadapmu, tinggalkan persembahanmu dengan segera pergilah kepada sahabat itu dan bereskan segala masalah. Setelah itu dan hanya setelah itu kemalilah dan kerjakan urusanmu dengan Allah" (Mat 5:23,24)
3. Ketika persekutuan menjadi tegang atau retak, rencanakan suatu pertemukan damai dengan segera. Jangan menunda, membuat dalih atau berjanji, "Aku akan mengurusnya suatu saat nanti." Jadwalkan sebuah pertemuan tatap muka sesegera mungkin. Penundaan hanya memperdalam rasa dendam dan membuat segalanya lebih buruk. Dalam konflik, waktu tidak menyembuhkan apapun; waktu menyebabkan luka makin bernanah.
Bertindak dengan cepat akan mengurangi kerusakan rohani anda. Alkitab mengatakan dosa, termasuk konflik yang tidak terselesaikan, menghalangi persekutuan kita dengan Allah dan membuat doa-doa kita tidak dijawab, (1 Petrus 3:7; Amsal 28:9) Disamping membuat kita tidak bahagia sahabat-sahabat Ayub mengingatkan dia, "sakit hati sampai mati merupakan hal bodoh yang tidak berguna untuk dilakukan." (TEV) dan "kemarahanmu hanya menyakiti dirimu."(Ayub 5 :2, 18, 4)
Keberhasilan dari suatu pertemuan damai sering kali bergantung pada pilihan waktu dan tempat yang tepat untuk bertemu. Jangan bertemu ketika anda lelah atau tergesa-gesa atau akan diganggu. Waktu yang terbaik adalah ketika anda berdua ada dalam keadaan yang terbaik.
4. Bersimpati terhadap perasaa-perasaan mereka.
Gunakan telinga anda lebih banyak dari mulut anda, sebelummencoba memecahkan suatu perselisihan anda harus mendengarkan perasaan-perasaan yang terlebih dulu. Paulus menasihati, "Janganlah tiap-tiap orang hanya memperhatikan kepentingannya sendiri, tetapi kepentingan orang lain juga." (Filipi 2 :4) "memperhatikan" adalah dari kata, Yunani skopos, yang darinya kita membentuk kata teleskop dan mikroskop. Itu berarti memperhatian dengan teliti! Pusatkan perhatian pada perasaan-perasaan mereka, bukan pada fakta mulai dengan simpati , bukan solusi.
Jangan lebih dulu mencoba membujuk orang untuk menceritakan apa yang mereka rasakan. Dengarkan saja dan biarkan mereka mengeluarkan isi hati secara emosional tanpa bersikap membela. Mengangguklah bahwa anda paam meskipun anda tidak setuju. Perasaan tidaklah selalu benar atau masuk akal. Sebetulnya, sakit hati membuat kita bertindak dan berpikir dengan cara-cara yang bodoh. Daud mengaku, "Ketika aku merasa kesal dan hatiku seperti tertusuk, aku bodoh dan tidak mengerti, aku seperti binatang dihadapanMu." (Mazmur 73:21-22) Kita semua bertindak seperti binatang terluka.
Sebaliknya, alkitab berkata, "akal budi membuat seseorang panjang sabar dan orang itu dipuji karena memaafkan pelanggaran."(Amsal19:11)
Kesabaran datang dari kebijaksanaan dan kebijaksanaan datang dari mendengarkan pandangan orang lain. Mendengarkan sama dengan berkata, "saya menghargai pendapat anda, saya peduli dengan hubungan kita dan anda berarti bagi saya." Kata klisenya benar : orang tidak peduli dengan apa yang kita ketahui sampai mereka tahu kita peduli.
Untuk memulihkan persekutuan "kita harus mempertimbangkan kebimbangan dan ketakutan orang lain ... marilah kita menyenangkan hati orang lain, bukan hati kita sendiri, dan melakukan apa yang terbaik bagiNya" (Roma 15:2) Dengan sabar menampung kemaraan orang lain, khusus nya jika tidak didukung bukti, merupakan suatu pengorbanan. Tetapi ingatlah inilah yang Yesus lakukan bagi anda. Dia menanggung kemarahan yang tanpa bukti dan menyakitkan demi menyelamatkan anda :"karena Kristus juga tidak mencari kesenangannya sendiri, tetap seperti ada tertulis:" Kata-kata cercaan mereka yang mencerca Engkau telah mengenai aku "( Roma 15:3)
5. Akui peranan anda dalam konflik. Jika anda bersungguh-sungguh dalam memulihkan suatu hubungan, anda sebaiknya mengawali dengan mengakui kesalahan atau dosa-dosa anda sendiri. Yesus berkata, itulah cara untuk melihat berbagai hal dengan lebih jelas :"keluarkanlah dahulu balok dari matamu, maka engkau akan melihat dengan jelas untuk mengeluarkan selumbar itu dari mata saudaramu" (Matius 7 :55)
Karena kita semua memiliki kelemahan, anda mungkin perlu meminta pihak ke 3 untuk membantu anda mengevaluasi tindakan2 anda sebelum bertemu dengan orang yang dengannya Anda memiliki konflik. Juga mintalah kepada Allah untuk menunjukkan kepada anda seberapa banyak masalah yang menjadi kesalahan anda. Bertanyalah, "akulah pembawa masalah ? apakah aku tidak realistis, tidak peka, atau terlalu peka ?" Alkitab mengatakan, "jika kita berkata, bahwa kita tidak berdosa ,maka kita menipu diri kita sendiri" (1 Yoh 1 : 8)
Pengakuan merupakan alat yang penuh kuasa untuk rekonsiliasi. Seringkali cara kita menangani sebuah konflik malah menimbulkan luka yang lebih besar dari pada masalah awalnya itu sendiri. Bila anda mulai dengan secara rendah hati mengakui kesalahan-kesalahan anda, hal tersebut meredakan kemarahan pihak lain itu dan membatalkan serangan-serangan mereka. karena mereka tadinya mungkin mengira anda akan membela diri. Jangan membuat dalih atau mengalihkan tanggung jawab dengan jujur akui saja setiap peran yang anda mainkan dalam konflik tersebut. Terima tanggung jawab atas kesalahan kesalahan dan mintalah pengampunan.
6. Seranglah masalahnya bukan orangnya.
Anda tidak mungkin membereskan masalah jika anda sibuk mencari siapa yang bertanggung jawab. Anda harus memilih salah satu. Alkitab berkata, "jawaban yang lemah lembut meredakan kegeraman, tetapi perkataan yang pedas membangkitkan marah." ( Amsal 15:1) Anda tidak akan bisa menjelaskan pikiran anda dengan marah. Karena itu pilihlah kata-kata anda dengan bijak. Jawaban yang lembut selalu lebih baik ketimbang jawaban yang kasar.
Ketika memecahkan konflik, cara anda berbicara sama pentingnya dengan apa yang anda katakan. Jika anda mengatakannya dengan cara menyerang apa yang anda katakan akan diterima dengan cara membela diri. Allah memberitahu kita. "Orang yang bijak hati disebut pengertian, dan berbicara manis lebih banyak meyakinkan" (Amsal 16:21) Omelan tidak pernah berhasil, anda tidak perah meyakinkan bila anda kasar.
Selama perang dingin kedua pihak sepakat bahwa beberapa senjata sangat merusak, sehingga senjata-senjata tersebut sebaiknya tidak digunakan. Saat ini, senjata-senjata kimia dan biologi dilarang, dan persediaan senjata nuklir dikurangi dan dihancurkan. Demi persekutuan , anda harus menghancurkan gudang senjata nuklir hubungan termasuk mengutuk, meremehkan, membandingkan, mencap, mengejek, angkuh dan kasar. Paulus merangkumnya seperti ini : "Kalau kalian berbicara, janganlah memakai kata-kata yang kotor. pakai sajalah kata-kata yang membina dan memberi pertolongan kepada orang lain. kata-kata seperi itu akan mendatangkan kebaikan kepada orag-orang yang mendengarnya." (Efesus 4:29)
Bekerja sama sebanyak mungkin, Paulus berkata,"sedapat-dapatnya kalau hal itu tergantung padamu, hiduplah dalam perdamaian dengan semua orang!" (Roma 12:18) Damai selalu memiliki label harga, kadang damai harganya adalah sebesar kesombongan kita : sering kali harganya sebesar keegoisan kita. Demi persekutuan , berusahalah sekuat mungkin untuk berkompromi, menyesuaikan diri dengan orang lain, dan menunjukan perhatian pada apa yang mereka butuhkan. (Roma 12:10) sebuah parafrase dari ucapan bahagian Yesus yang ke 7, "kamu berbahagia bila kamu bisa menunjukan pada orang-orang bagaimana cara bekerja sama, bukannya bersaing atau berkelahi. Yaitu bila kamu menemukan siapa dirimu sebenarnya dan tempat mu dalam keluarga Allah." (Matius 5:9)
7 Utamakan rekonsiliasi bukan revolusi. Adalah tidak realistis kalau mengharapkan semua orang setuju dengan segala sesuatu. Rekonsiliasi mengutamakan hubungan, sementara resolusi mengutamakan masalah. BIla kita mengutamakan rekonsiliasi masalah akan kehilangan maknanya dan seringkali membuat tidak relevan.
Kita dapat membangun kembali hubungan meskipun kita tidak mampu menyelesaikan perbedaan-perbedaan kita. Orang-orang Kristen seringkali memiliki perbedaan pendapat yang wajar dan bisa diterima, tetapi kita bisa berbeda pendapa tanpa marah-marah. berlian yang sama tampak berbeda dari sudut yang berbeda. Allah menginginkan kesatuan bukan keseragaman, dan kita bisa hidup bergandengan tangan tanpa sepakat atas semua masalah.
Ini tidak berarti anda berhenti mencari pemecahan masalah. Snda mungkin perlu tetap berdiskusi dan bahkan berdebat teapi anda melakukannya dalam semangat keharmonisan. Rekonsiliasi berarti anda melupakan perbedaan pendapat itu, bukan masalahnya. Siapa yang perlu anda hubungi sebagai hasil dari bab ini ? Dengan siapa anda perlu memulihkan persekutuan ? Jangan menunda sedikitpun. Berhentilah sekarang dan berbicaralah kepada Allah tentang orang tersebut. Kemudian angkatlah tilpun dan mulailah proses itu. Ke 7 langkah ini sederhana tetapi tidak mudah. Dibutuhkan banyak usaha untuk memulihkan sebuah hubungan. Itu sebab nya Petrus menasihatkan agar berjuang sungguh-sungguh untuk mendapatkan perdamaian. (1 Petrus 3 :11) tetapi ketika anda mengusahakan damai, anda melakukan apa yang ingin Allah lakukan. Itulah sebab nya Allah menyebut anak-anaknya pembawa damai.(Matius 5:9)
GBU :)
1. Berbicara kepada Allah sebelum berbicara kepada orang tersebut.
Bicarakanlah masalah tersebut dengan Allah. Jika anda mau mendoakan konflik terlebih dahulu, dan bukan menggosipkannya dengan seorang teman anda akan menemukan bahwa Allah mengubah hati anda atau orang lain yang bermasalah tanpa bantuan anda. Semua hubungan anda akan berjalan lebih lancar kalau saja anda mau lebih banyak berdoa mengenai hubungan2 tersebut.
Sebagaimana dilakukan Daud dengan mazmur-mazmurnya, gunakanlah doa untuk melotarkan perasaan keatas. Beritahu Allah keputusasaan anda. Berserulah kepadaNya. Dia tidak pernah terkejut atau terganggu oleh kemarahan, luka hati, rasa tidak aman, atau emosi anda lainnya. Jadi beritahu Dia secara persis apa yang anda rasakan.
Sebagian besar konflik bersumber dari kebutuhan yang tak terpenuhi. Beberapa kebutuhan ini hanya bisa dipenuhi oleh Allah.Bila anda mengharapkan seseorang , berarti anda sedang membuka diri anda untuk rasa kecewa dan sedih. Tidak seorangpun bisa memenuhi semua kebutuhan anda kecuali Allah.
Rasul Yakobus menulis bahwa banyak konflik kita yang disebabkan karena tidak adanya doa: "dari manakah datangnya sengketa dan pertengkaran diantara kamu ? ...kamu mengingini sesuatu, tetapi kamu tidak memperolehnya ... kamu tidak memperoleh apa-apa, karena kamu tidak berdoa." (Yakobus 4 : 1-2) Bukannya berharap ekpada Allah, kita berharap pada orang lain untuk membahagiakan lalu kita menjadi marah ketika mereka gagal. Allah berfirman , "mengapa kamu tidak datang kepadaKu terlebih dahulu ?"
2. Selalu mengambil inisiatif.
Tidak peduli apakah and ayang melukai atau yang dilukai "Allah ingin agar anda mengambil langkah pertama. Jangan menunggu pihak lainnya. hampirilah mereka terlebih dahulu. Memulihkan persekutuan yang retak begitu penting. Sehingga Yesus memerintahkan bahwa hal tersebut perlu mendapatkan prioritas melebihi ibadah bersama. Yesus berkata, "Jika kamu memasuki ruang ibadahmu hendak memberikan persembahan dan kamu tiba-tiba teringat akan sakit hati seorang sahabat terhadapmu, tinggalkan persembahanmu dengan segera pergilah kepada sahabat itu dan bereskan segala masalah. Setelah itu dan hanya setelah itu kemalilah dan kerjakan urusanmu dengan Allah" (Mat 5:23,24)
3. Ketika persekutuan menjadi tegang atau retak, rencanakan suatu pertemukan damai dengan segera. Jangan menunda, membuat dalih atau berjanji, "Aku akan mengurusnya suatu saat nanti." Jadwalkan sebuah pertemuan tatap muka sesegera mungkin. Penundaan hanya memperdalam rasa dendam dan membuat segalanya lebih buruk. Dalam konflik, waktu tidak menyembuhkan apapun; waktu menyebabkan luka makin bernanah.
Bertindak dengan cepat akan mengurangi kerusakan rohani anda. Alkitab mengatakan dosa, termasuk konflik yang tidak terselesaikan, menghalangi persekutuan kita dengan Allah dan membuat doa-doa kita tidak dijawab, (1 Petrus 3:7; Amsal 28:9) Disamping membuat kita tidak bahagia sahabat-sahabat Ayub mengingatkan dia, "sakit hati sampai mati merupakan hal bodoh yang tidak berguna untuk dilakukan." (TEV) dan "kemarahanmu hanya menyakiti dirimu."(Ayub 5 :2, 18, 4)
Keberhasilan dari suatu pertemuan damai sering kali bergantung pada pilihan waktu dan tempat yang tepat untuk bertemu. Jangan bertemu ketika anda lelah atau tergesa-gesa atau akan diganggu. Waktu yang terbaik adalah ketika anda berdua ada dalam keadaan yang terbaik.
4. Bersimpati terhadap perasaa-perasaan mereka.
Gunakan telinga anda lebih banyak dari mulut anda, sebelummencoba memecahkan suatu perselisihan anda harus mendengarkan perasaan-perasaan yang terlebih dulu. Paulus menasihati, "Janganlah tiap-tiap orang hanya memperhatikan kepentingannya sendiri, tetapi kepentingan orang lain juga." (Filipi 2 :4) "memperhatikan" adalah dari kata, Yunani skopos, yang darinya kita membentuk kata teleskop dan mikroskop. Itu berarti memperhatian dengan teliti! Pusatkan perhatian pada perasaan-perasaan mereka, bukan pada fakta mulai dengan simpati , bukan solusi.
Jangan lebih dulu mencoba membujuk orang untuk menceritakan apa yang mereka rasakan. Dengarkan saja dan biarkan mereka mengeluarkan isi hati secara emosional tanpa bersikap membela. Mengangguklah bahwa anda paam meskipun anda tidak setuju. Perasaan tidaklah selalu benar atau masuk akal. Sebetulnya, sakit hati membuat kita bertindak dan berpikir dengan cara-cara yang bodoh. Daud mengaku, "Ketika aku merasa kesal dan hatiku seperti tertusuk, aku bodoh dan tidak mengerti, aku seperti binatang dihadapanMu." (Mazmur 73:21-22) Kita semua bertindak seperti binatang terluka.
Sebaliknya, alkitab berkata, "akal budi membuat seseorang panjang sabar dan orang itu dipuji karena memaafkan pelanggaran."(Amsal19:11)
Kesabaran datang dari kebijaksanaan dan kebijaksanaan datang dari mendengarkan pandangan orang lain. Mendengarkan sama dengan berkata, "saya menghargai pendapat anda, saya peduli dengan hubungan kita dan anda berarti bagi saya." Kata klisenya benar : orang tidak peduli dengan apa yang kita ketahui sampai mereka tahu kita peduli.
Untuk memulihkan persekutuan "kita harus mempertimbangkan kebimbangan dan ketakutan orang lain ... marilah kita menyenangkan hati orang lain, bukan hati kita sendiri, dan melakukan apa yang terbaik bagiNya" (Roma 15:2) Dengan sabar menampung kemaraan orang lain, khusus nya jika tidak didukung bukti, merupakan suatu pengorbanan. Tetapi ingatlah inilah yang Yesus lakukan bagi anda. Dia menanggung kemarahan yang tanpa bukti dan menyakitkan demi menyelamatkan anda :"karena Kristus juga tidak mencari kesenangannya sendiri, tetap seperti ada tertulis:" Kata-kata cercaan mereka yang mencerca Engkau telah mengenai aku "( Roma 15:3)
5. Akui peranan anda dalam konflik. Jika anda bersungguh-sungguh dalam memulihkan suatu hubungan, anda sebaiknya mengawali dengan mengakui kesalahan atau dosa-dosa anda sendiri. Yesus berkata, itulah cara untuk melihat berbagai hal dengan lebih jelas :"keluarkanlah dahulu balok dari matamu, maka engkau akan melihat dengan jelas untuk mengeluarkan selumbar itu dari mata saudaramu" (Matius 7 :55)
Karena kita semua memiliki kelemahan, anda mungkin perlu meminta pihak ke 3 untuk membantu anda mengevaluasi tindakan2 anda sebelum bertemu dengan orang yang dengannya Anda memiliki konflik. Juga mintalah kepada Allah untuk menunjukkan kepada anda seberapa banyak masalah yang menjadi kesalahan anda. Bertanyalah, "akulah pembawa masalah ? apakah aku tidak realistis, tidak peka, atau terlalu peka ?" Alkitab mengatakan, "jika kita berkata, bahwa kita tidak berdosa ,maka kita menipu diri kita sendiri" (1 Yoh 1 : 8)
Pengakuan merupakan alat yang penuh kuasa untuk rekonsiliasi. Seringkali cara kita menangani sebuah konflik malah menimbulkan luka yang lebih besar dari pada masalah awalnya itu sendiri. Bila anda mulai dengan secara rendah hati mengakui kesalahan-kesalahan anda, hal tersebut meredakan kemarahan pihak lain itu dan membatalkan serangan-serangan mereka. karena mereka tadinya mungkin mengira anda akan membela diri. Jangan membuat dalih atau mengalihkan tanggung jawab dengan jujur akui saja setiap peran yang anda mainkan dalam konflik tersebut. Terima tanggung jawab atas kesalahan kesalahan dan mintalah pengampunan.
6. Seranglah masalahnya bukan orangnya.
Anda tidak mungkin membereskan masalah jika anda sibuk mencari siapa yang bertanggung jawab. Anda harus memilih salah satu. Alkitab berkata, "jawaban yang lemah lembut meredakan kegeraman, tetapi perkataan yang pedas membangkitkan marah." ( Amsal 15:1) Anda tidak akan bisa menjelaskan pikiran anda dengan marah. Karena itu pilihlah kata-kata anda dengan bijak. Jawaban yang lembut selalu lebih baik ketimbang jawaban yang kasar.
Ketika memecahkan konflik, cara anda berbicara sama pentingnya dengan apa yang anda katakan. Jika anda mengatakannya dengan cara menyerang apa yang anda katakan akan diterima dengan cara membela diri. Allah memberitahu kita. "Orang yang bijak hati disebut pengertian, dan berbicara manis lebih banyak meyakinkan" (Amsal 16:21) Omelan tidak pernah berhasil, anda tidak perah meyakinkan bila anda kasar.
Selama perang dingin kedua pihak sepakat bahwa beberapa senjata sangat merusak, sehingga senjata-senjata tersebut sebaiknya tidak digunakan. Saat ini, senjata-senjata kimia dan biologi dilarang, dan persediaan senjata nuklir dikurangi dan dihancurkan. Demi persekutuan , anda harus menghancurkan gudang senjata nuklir hubungan termasuk mengutuk, meremehkan, membandingkan, mencap, mengejek, angkuh dan kasar. Paulus merangkumnya seperti ini : "Kalau kalian berbicara, janganlah memakai kata-kata yang kotor. pakai sajalah kata-kata yang membina dan memberi pertolongan kepada orang lain. kata-kata seperi itu akan mendatangkan kebaikan kepada orag-orang yang mendengarnya." (Efesus 4:29)
Bekerja sama sebanyak mungkin, Paulus berkata,"sedapat-dapatnya kalau hal itu tergantung padamu, hiduplah dalam perdamaian dengan semua orang!" (Roma 12:18) Damai selalu memiliki label harga, kadang damai harganya adalah sebesar kesombongan kita : sering kali harganya sebesar keegoisan kita. Demi persekutuan , berusahalah sekuat mungkin untuk berkompromi, menyesuaikan diri dengan orang lain, dan menunjukan perhatian pada apa yang mereka butuhkan. (Roma 12:10) sebuah parafrase dari ucapan bahagian Yesus yang ke 7, "kamu berbahagia bila kamu bisa menunjukan pada orang-orang bagaimana cara bekerja sama, bukannya bersaing atau berkelahi. Yaitu bila kamu menemukan siapa dirimu sebenarnya dan tempat mu dalam keluarga Allah." (Matius 5:9)
7 Utamakan rekonsiliasi bukan revolusi. Adalah tidak realistis kalau mengharapkan semua orang setuju dengan segala sesuatu. Rekonsiliasi mengutamakan hubungan, sementara resolusi mengutamakan masalah. BIla kita mengutamakan rekonsiliasi masalah akan kehilangan maknanya dan seringkali membuat tidak relevan.
Kita dapat membangun kembali hubungan meskipun kita tidak mampu menyelesaikan perbedaan-perbedaan kita. Orang-orang Kristen seringkali memiliki perbedaan pendapat yang wajar dan bisa diterima, tetapi kita bisa berbeda pendapa tanpa marah-marah. berlian yang sama tampak berbeda dari sudut yang berbeda. Allah menginginkan kesatuan bukan keseragaman, dan kita bisa hidup bergandengan tangan tanpa sepakat atas semua masalah.
Ini tidak berarti anda berhenti mencari pemecahan masalah. Snda mungkin perlu tetap berdiskusi dan bahkan berdebat teapi anda melakukannya dalam semangat keharmonisan. Rekonsiliasi berarti anda melupakan perbedaan pendapat itu, bukan masalahnya. Siapa yang perlu anda hubungi sebagai hasil dari bab ini ? Dengan siapa anda perlu memulihkan persekutuan ? Jangan menunda sedikitpun. Berhentilah sekarang dan berbicaralah kepada Allah tentang orang tersebut. Kemudian angkatlah tilpun dan mulailah proses itu. Ke 7 langkah ini sederhana tetapi tidak mudah. Dibutuhkan banyak usaha untuk memulihkan sebuah hubungan. Itu sebab nya Petrus menasihatkan agar berjuang sungguh-sungguh untuk mendapatkan perdamaian. (1 Petrus 3 :11) tetapi ketika anda mengusahakan damai, anda melakukan apa yang ingin Allah lakukan. Itulah sebab nya Allah menyebut anak-anaknya pembawa damai.(Matius 5:9)
GBU :)