Pendeta
18th November 2010, 09:28 AM
PERPELONCOAN
Yang nikki inginkan adalah agar dia bisa diterima, sebagai bagian dari Sekolah Menengah Umum dimanan dia belajar. Pada awal tahun keduanya, Nikki sudah bersemangat untuk mengalami sendiri suatu tradisi yang telah berlangsung lama, yang dikenal sebagai "Penculikan Siswa Tingkat Dua". Ketika Sabtu malam tiba, dia makin cemas. Semua orang membicarakannya dan hal itu membuat dia merasa segera menjadi salah satu anggota suatu kelompok yang terkenal. Video amatir merekam acara yang seharusnya merupakan acara inisiasi siswi tingkat dua di Glenbrook North High School di Northcrook, Negara Bagian Illinois. Acara sore itu mulanya berjalan cukup lancar dan wajar. Nikki dan rekan-rekan setingkatnya diperintahkan meluncur menuruni bukit dengan menggigit sebutir teklur mentah di mulut mereka. Semua orang pun tertawa. Semuanya hanyalah kesenangan yang wajar tidak ada yang terlalu serius. Tiba-tiba suasana berubah menjadi buruk. Seratus orang siswa senior yang sedang mabuk mengelilingi mereka. Nikki dan rekan-rekan tingkat duanya berada di tengah-tengah lingkaran ketika para senior laki-laki itu mengencingi mereka, menyiram rambut mereka dengan suatu camouran cairan, dan memaksa mereka berguling-guling di atas kaca. Para siswa melemparu mereka dengan air seni, tinja dan isi perut ikan, saus Tabasco, cuka dan cat,s era memaksa mereka memakan lumpur. Seorang siswi lehernya dililiti usus babi. Lima siswi itu kemudian dirawat di rumah sakit setempat. Dinas pendidikan setempat mengeluarkan tiga puluh tiga siswa senior, dan dua puluh siswa yunior dikenai saksi yang berat. Enam belas anak remaja dijatuhi hukuman atas tindakan pemukulan dan pengkomsumsian alkohol bagi anak di bawah umur.
Pada musim pertandingan hoki 1999-2000 di University of Vermont, delapan orang mahasiswa pendatang baru dan seorang penjaga gawang cadangan dipaksa melakukan "iring-iringan gajah" mengelilingi seluruh kompleks kampus (sambil telanjang mereka berjalan berkeliling dengan memegnag alat kelamin rekan mereka)
Di seluruh pelosok Amerika Serikat, setiap Sekolah Menengah Umum dan Perguruna Tinggi sepertinya selalu berhubungan dengan isu perpeloncoan. Perpeloncoan dapat didefinisikan sebagai tindak penghinaan,kekejaman, intimidasi, serta penindasan oleh seorang atau sekelompok individu terhadap seorang/sekelompok individu yang lain. Tindakan ini bukan sekedar penyalahgunaan kekuasaan dan pelanggaran terhadap martabat manusia, namun juga merupakan wujud dari pelecehan dan penipuan. Perguruan Tinggi Lycoming College di Williamsport, Pennsylvania, telah menetapkan suatu definisi yang lebih terperinci tentang perpeloncoan: Tidak perpeloncoan termasuk diantaranya (tapi tidak terbatas hanya pada kekerasan fisik saja) cambukan, pemukulan, penandaan , gerakan tubuh yang dipaksakan, mempertontonkan anggota tubuh tertentu, pemaksaan mengkomsumsi segala bentuk makanan, minuman keras, obat dan narkoba, maupun unsur lainnya, atau aktivitas apapun di bawah paksaan yang dapat menimbulkan rasa malu yang ekstrim, atau aktivitas di bawah paksaan orang lain yang dapat menimbulkan pengaruh buruk terhadap kesehatan jiwa dan martabat setiap orang. Perpeloncoan juga termasuk perintah penghancuran dan pemindahan properti milik umum maupun pribadi.
Yang paling sering kita dengar adalah kisah tentang perpeloncoan yang terjadi dalam kelompok fraternity (persaudaraan siswa Perguruan Tinggi), soroty (perkumpulan mahasiswi), dan dalam regu atau tim olahraga, tetapi hal ini juga berlangsung d Sekolahan Menengah Umum. Dalam tahun 1999, suatu survei menunukkan bahwa tidak hanya 80 persen dari semua atlet National Collegiate Athletic Associantion (NCAA) pernah mengalami perpeloncoan, tetapi 42 persen dari para siswa Sekolah Menengah Umum mengalaminya. Di Sekolah Menengah Umum masalah ini semakin meluas. Lebih dari 1,5 juta siswa SMU terlibat dalam perpeloncoan setiap tahun, dan lebih dari setengahnya adalah atlet pelajar. an hal yang paling buruk, hanya sekitar 10 persen pelatih yang mengetahui apa yang terjadi dalam regu olahraga yang mereka bimbing itu. Seluruh anggota regu atau tim bersama-sama di luar jam latihan untuk melakukan penghinaan terhadap anggota "baru" diberlakukan dalam kelompok atau perkumpulan lainnya di sekolah-sekolah seperti grup musik, klub-klub pelajar, kelompok persaudaraan mahasiswa dan perkumpulan mahasiswi.
Beraneka ragam wujud perpeloncoan terjadi dalam masyarakat dewasa ini, termasuk perintah mengkomsumsi alkohol dalam jumlah yang berlebihan, penandaan, latihan yang berlebihan, pelecehan seksual, juga menjadi semakin buruk tiap tahunnya. Para atlet senior selalu ingin memberi para pendatang baru luka yang lebih buruk danmenyakitkan memberi para apendatang baru luak yang lebih buruk dan meyakitkan daripada apa yang pernah mereka terima terima saat bergabung dahulu. Akibat dari perpecoloan terkadang sangat serius. Pepeloncoan mengakibatkan lebih dari lima puluh kematian di berbagai kampus Perguruan Tinggi pada tahun lalu. Banyak pelajar dan mahasiswa yang pernah mengalami perpeloncoan, menjadi depresi dan cenderung bunuh diri, sekitar 13 persen dari para korban berusaha membalas dendam pada orang yang terlibat dalam perpeloncoan terhadap diri mereka. Kebijakan apa yang telah dilaksanakan untuk mencegah perpeloncoan? Empat puluh Negara Bagian telah menerapkan peraturan hukum terhdapa perpeloncoan, tetapi peraturan hukum tersebut banyak yang hanya mengatur tentang pepeloncoan di kampus-kampus Perguruan Tinggi. Federal Hazing Prohibition Act (Peraturan Pelarangan Perpeloncoan) yang disahkan pada tahun 2003 dirancang sebagai suatu tindak pencegahan terhadap perpeloncoan dan menetapkan untuk mencabut bantuan pemerintah pusat pada para siwa yang terlibat dalam mencegah perpeloncoan di kampus sarana yang sangat berarti dalam mencegah perpeloncoan di kampus-kampus Perguruan Tinggi, namun demikian, bagaimana dengan Sekolah Menengah Umum? M.A.S.H (Mothers Against School Hazing) adalah suatu organisasi yang bertujuan membuat para orangtua lebih sadar atas apa olahraga. Bahkan para dokter tidak selalu sadar akan benyaknya kasus akibat perpeloncoan. Seperti halnya pada kasus kekerasan dalam rumah tangga, anak remaja tidak mau mengakui ketika mereka telah mengalami pelecehan karena mereka bermaksud menghindari gangguan yang lebih banyak dan berat. Data statistik hampir-hampir tidak bisa mendeteksi karena ksus-kasus demikian jarang dilaporkan.
Jadi mengapa siswa terlibat dalam perploncoan? Ini menjadi bagian dari tradisi, dan menertawakan kesulitan orang lain itu selalu menyenangkan. Tekanan atau dorongan dari teman-temannya membuat remaja ingin diterima dan dikenal sebagai anggota suatu kelompok. Maka menurut mereka, "jika perpeloncoan adalah bagian dari protes agar diterima, maka biarlah itu menimpa kami." Sedang bagi mereka yang melakukan perpeloncoan, itu merupakan 'saat untuk balas dendam.' Saat itulah perpeloncoan berubah menjadi buruk.
Pencegahan perpeloncohan harus melibatkan kesadarn. Orang dewasa yang peduli perlu memperkenalkan kepada para remaja apa yang layak dan apa yang tidak. Mereka dapat memperbincangkannya dengan para anggota regu atau tim olahraga, para pelatih, juga para guru. Mereka semestinya tidak menyalahkan para korban. Ada berbagai bentuk tekanan atau paksaan yang luar biasanya kuat dari teman-temannya terhadap mereka yang mengungkapkan perpeloncoan. Para pemimpin yang dewasa dapat mengembangkan ritual pengenalan alternatif seperti kemampuan kepemimpinan, beasiswa, pelayanan pada masyarakat umum, atau kemampuan atletik. Tetapi tidak perlu melibatkan narkoba dan alkohol dalam setiap ritual pengenalan. Sebab dampaknya selalu negatif bahkan bersifat merusak. Jika ritual atau acara pengenalan ini menjadi sesuatu yang menggelisahkan para remaja, maka mereka tidak perlu terlibat atau bergabung di dalamnya. Mereka dapat mencari kelompok-kelompok lain yang dapat mereka ikuti dengan rasa aman dan nyaman.
Akhirnya ingatlah bahwa, "Segala sesuatu yang kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah demiian juga kepada mereka" (Matius 7:12)
Yang nikki inginkan adalah agar dia bisa diterima, sebagai bagian dari Sekolah Menengah Umum dimanan dia belajar. Pada awal tahun keduanya, Nikki sudah bersemangat untuk mengalami sendiri suatu tradisi yang telah berlangsung lama, yang dikenal sebagai "Penculikan Siswa Tingkat Dua". Ketika Sabtu malam tiba, dia makin cemas. Semua orang membicarakannya dan hal itu membuat dia merasa segera menjadi salah satu anggota suatu kelompok yang terkenal. Video amatir merekam acara yang seharusnya merupakan acara inisiasi siswi tingkat dua di Glenbrook North High School di Northcrook, Negara Bagian Illinois. Acara sore itu mulanya berjalan cukup lancar dan wajar. Nikki dan rekan-rekan setingkatnya diperintahkan meluncur menuruni bukit dengan menggigit sebutir teklur mentah di mulut mereka. Semua orang pun tertawa. Semuanya hanyalah kesenangan yang wajar tidak ada yang terlalu serius. Tiba-tiba suasana berubah menjadi buruk. Seratus orang siswa senior yang sedang mabuk mengelilingi mereka. Nikki dan rekan-rekan tingkat duanya berada di tengah-tengah lingkaran ketika para senior laki-laki itu mengencingi mereka, menyiram rambut mereka dengan suatu camouran cairan, dan memaksa mereka berguling-guling di atas kaca. Para siswa melemparu mereka dengan air seni, tinja dan isi perut ikan, saus Tabasco, cuka dan cat,s era memaksa mereka memakan lumpur. Seorang siswi lehernya dililiti usus babi. Lima siswi itu kemudian dirawat di rumah sakit setempat. Dinas pendidikan setempat mengeluarkan tiga puluh tiga siswa senior, dan dua puluh siswa yunior dikenai saksi yang berat. Enam belas anak remaja dijatuhi hukuman atas tindakan pemukulan dan pengkomsumsian alkohol bagi anak di bawah umur.
Pada musim pertandingan hoki 1999-2000 di University of Vermont, delapan orang mahasiswa pendatang baru dan seorang penjaga gawang cadangan dipaksa melakukan "iring-iringan gajah" mengelilingi seluruh kompleks kampus (sambil telanjang mereka berjalan berkeliling dengan memegnag alat kelamin rekan mereka)
Di seluruh pelosok Amerika Serikat, setiap Sekolah Menengah Umum dan Perguruna Tinggi sepertinya selalu berhubungan dengan isu perpeloncoan. Perpeloncoan dapat didefinisikan sebagai tindak penghinaan,kekejaman, intimidasi, serta penindasan oleh seorang atau sekelompok individu terhadap seorang/sekelompok individu yang lain. Tindakan ini bukan sekedar penyalahgunaan kekuasaan dan pelanggaran terhadap martabat manusia, namun juga merupakan wujud dari pelecehan dan penipuan. Perguruan Tinggi Lycoming College di Williamsport, Pennsylvania, telah menetapkan suatu definisi yang lebih terperinci tentang perpeloncoan: Tidak perpeloncoan termasuk diantaranya (tapi tidak terbatas hanya pada kekerasan fisik saja) cambukan, pemukulan, penandaan , gerakan tubuh yang dipaksakan, mempertontonkan anggota tubuh tertentu, pemaksaan mengkomsumsi segala bentuk makanan, minuman keras, obat dan narkoba, maupun unsur lainnya, atau aktivitas apapun di bawah paksaan yang dapat menimbulkan rasa malu yang ekstrim, atau aktivitas di bawah paksaan orang lain yang dapat menimbulkan pengaruh buruk terhadap kesehatan jiwa dan martabat setiap orang. Perpeloncoan juga termasuk perintah penghancuran dan pemindahan properti milik umum maupun pribadi.
Yang paling sering kita dengar adalah kisah tentang perpeloncoan yang terjadi dalam kelompok fraternity (persaudaraan siswa Perguruan Tinggi), soroty (perkumpulan mahasiswi), dan dalam regu atau tim olahraga, tetapi hal ini juga berlangsung d Sekolahan Menengah Umum. Dalam tahun 1999, suatu survei menunukkan bahwa tidak hanya 80 persen dari semua atlet National Collegiate Athletic Associantion (NCAA) pernah mengalami perpeloncoan, tetapi 42 persen dari para siswa Sekolah Menengah Umum mengalaminya. Di Sekolah Menengah Umum masalah ini semakin meluas. Lebih dari 1,5 juta siswa SMU terlibat dalam perpeloncoan setiap tahun, dan lebih dari setengahnya adalah atlet pelajar. an hal yang paling buruk, hanya sekitar 10 persen pelatih yang mengetahui apa yang terjadi dalam regu olahraga yang mereka bimbing itu. Seluruh anggota regu atau tim bersama-sama di luar jam latihan untuk melakukan penghinaan terhadap anggota "baru" diberlakukan dalam kelompok atau perkumpulan lainnya di sekolah-sekolah seperti grup musik, klub-klub pelajar, kelompok persaudaraan mahasiswa dan perkumpulan mahasiswi.
Beraneka ragam wujud perpeloncoan terjadi dalam masyarakat dewasa ini, termasuk perintah mengkomsumsi alkohol dalam jumlah yang berlebihan, penandaan, latihan yang berlebihan, pelecehan seksual, juga menjadi semakin buruk tiap tahunnya. Para atlet senior selalu ingin memberi para pendatang baru luka yang lebih buruk danmenyakitkan memberi para apendatang baru luak yang lebih buruk dan meyakitkan daripada apa yang pernah mereka terima terima saat bergabung dahulu. Akibat dari perpecoloan terkadang sangat serius. Pepeloncoan mengakibatkan lebih dari lima puluh kematian di berbagai kampus Perguruan Tinggi pada tahun lalu. Banyak pelajar dan mahasiswa yang pernah mengalami perpeloncoan, menjadi depresi dan cenderung bunuh diri, sekitar 13 persen dari para korban berusaha membalas dendam pada orang yang terlibat dalam perpeloncoan terhadap diri mereka. Kebijakan apa yang telah dilaksanakan untuk mencegah perpeloncoan? Empat puluh Negara Bagian telah menerapkan peraturan hukum terhdapa perpeloncoan, tetapi peraturan hukum tersebut banyak yang hanya mengatur tentang pepeloncoan di kampus-kampus Perguruan Tinggi. Federal Hazing Prohibition Act (Peraturan Pelarangan Perpeloncoan) yang disahkan pada tahun 2003 dirancang sebagai suatu tindak pencegahan terhadap perpeloncoan dan menetapkan untuk mencabut bantuan pemerintah pusat pada para siwa yang terlibat dalam mencegah perpeloncoan di kampus sarana yang sangat berarti dalam mencegah perpeloncoan di kampus-kampus Perguruan Tinggi, namun demikian, bagaimana dengan Sekolah Menengah Umum? M.A.S.H (Mothers Against School Hazing) adalah suatu organisasi yang bertujuan membuat para orangtua lebih sadar atas apa olahraga. Bahkan para dokter tidak selalu sadar akan benyaknya kasus akibat perpeloncoan. Seperti halnya pada kasus kekerasan dalam rumah tangga, anak remaja tidak mau mengakui ketika mereka telah mengalami pelecehan karena mereka bermaksud menghindari gangguan yang lebih banyak dan berat. Data statistik hampir-hampir tidak bisa mendeteksi karena ksus-kasus demikian jarang dilaporkan.
Jadi mengapa siswa terlibat dalam perploncoan? Ini menjadi bagian dari tradisi, dan menertawakan kesulitan orang lain itu selalu menyenangkan. Tekanan atau dorongan dari teman-temannya membuat remaja ingin diterima dan dikenal sebagai anggota suatu kelompok. Maka menurut mereka, "jika perpeloncoan adalah bagian dari protes agar diterima, maka biarlah itu menimpa kami." Sedang bagi mereka yang melakukan perpeloncoan, itu merupakan 'saat untuk balas dendam.' Saat itulah perpeloncoan berubah menjadi buruk.
Pencegahan perpeloncohan harus melibatkan kesadarn. Orang dewasa yang peduli perlu memperkenalkan kepada para remaja apa yang layak dan apa yang tidak. Mereka dapat memperbincangkannya dengan para anggota regu atau tim olahraga, para pelatih, juga para guru. Mereka semestinya tidak menyalahkan para korban. Ada berbagai bentuk tekanan atau paksaan yang luar biasanya kuat dari teman-temannya terhadap mereka yang mengungkapkan perpeloncoan. Para pemimpin yang dewasa dapat mengembangkan ritual pengenalan alternatif seperti kemampuan kepemimpinan, beasiswa, pelayanan pada masyarakat umum, atau kemampuan atletik. Tetapi tidak perlu melibatkan narkoba dan alkohol dalam setiap ritual pengenalan. Sebab dampaknya selalu negatif bahkan bersifat merusak. Jika ritual atau acara pengenalan ini menjadi sesuatu yang menggelisahkan para remaja, maka mereka tidak perlu terlibat atau bergabung di dalamnya. Mereka dapat mencari kelompok-kelompok lain yang dapat mereka ikuti dengan rasa aman dan nyaman.
Akhirnya ingatlah bahwa, "Segala sesuatu yang kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah demiian juga kepada mereka" (Matius 7:12)