Ulama
18th November 2010, 08:36 AM
Aliansi Atheis Ajak Hancurkan Agama
Minggu, 21 Oktober 2007
Sejumlah penganut atheis berkumpul. Mereka mengajak untuk menghancurkan agama-agama. �Tuhan hanyalah cerita dongeng�, ujar mereka
Hidayatullah.com�Tak sekedar anti agama, kaum atheis juga anti-demokrasi. Baru-baru ini, dalam sebuah pertemuan penulis atheis terkemuka, mereka mengajak bersatu menghancurkan agama-agama.
Dalam pertemuan yang disponsori oleh Atheist Alliance International di Utara Virginia baru-baru ini, para penulis dan kaum intelektual ateis terkemuka mengadakan konferensi. Mereka mengatakan, "Tuhan hanya sebuah dongeng dan anak-anak tidak harus diajar agama apapun. Demikian diantara kesimpulan pertemuan itu."
Diantara penulis ternama kaum atheis yang hadir di Crown Royal Hotel, Crystal City, Va. itu adalah; profesor Oxford Richard Dawkins, seorang pengarang Sam Harris dan seorang wartawan Christopher Hitchens.
Selain menyimpulkan bahwa Tuhan hanyalah hayalan, dalam pertemuan hari Jumat malam itu, kaum atheis juga mengingat akan musuh-musuh yang sedang mereka hadapi.
Dalam ceramahnya, Dawkins melukiskan adanya suatu pertempuran kalangan cendekiawan �black-white�, antara yang anti Tuhan dan penanut agama. Ia juga menuduh "omong kosong kegaliban agama". Selain itu, ia juga membandingkan dan agama dengan rasisme. Ia juga tidak memberikan pengampunan pada kelompok moderat dan liberal, serta menyatakan "Kekristenan yang moderat hanyalah satu pengelakan."
Sementara itu, pembicara lain, Sam Harris, justru lebih banyak melakukan otokritik kaum atheis. Harris mengatakan, ia percaya ilmu pengetahuan pada akhirnya harus menghancurkan agama, ia juga membahas masalah spritualitas dan mistisisme (kebatinan) dan menuntut suatu pemahaman yang lebih besar sebagai fenomena gejala spiritual. Ia juga memperingatkan para peserta untuk melawan terhadap usulan penggabungan semua agama secara bersama-sama atau pluralisme agama.
Secara rinci, Harris juga sempat menyinggung, bahwa �Islam radikal� begitu istilah yang ia sebut, jauh lebih mengancam dibanding setiap sekte �Kristen radikal�. Harris juga mengkritik gerakan �anti Tuhan� dan menanyakan perihal pemakaian kata "ateis."
"Anti Tuhan bukan sebuah filsafat, sama seperti non-rasisme," ujarnya. "Ia juga bukanlah sebuah cara pandang (worldviews); falsafah, meskipun demikian, ia sering dilukiskan seperti itu.
"Dibanding mengenalkan diri kita sendiri sebagai para ateis, aku berpikir kita perlu menekankan alasan," tambah Harris. Ceramah Dawkins dan Harris banyak disambut applous.
Namun, apapun perbedaan-perbedaan pemikiran diantara para nara sumber satu dengan yang lain, nyatanya, mereka dipersatukan dalam penghinaan mereka untuk agama dan iman kepercayaan.
"Agama bukan akar dari semua kejahatan, tetapi itu menghalangi bagaimana kita mendapat di sini dan di mana kita menemukan diri kita sendiri," ujar Dawkins.
Selain itu, Dawkins juga mengkritit para orang tua yang mengajukan anak-anak mereka menjadi "anak Katolik " atau "anak Protestan." Menurut dia, anak-anak harus tidak diberi label untuk bersedia menerima agama tertentu, tambahnya.
Sebagaimana diketahui, Atheist Alliance International selama ini mengaku sebagai "satu-satunya organisasi ateis nasional yang demokratis di Amerika Serikat."
Kaum ateis hanya minoritas kecil di Amerika. Sebuah polling yang dilakukan Newsweek permulaan tahun ini menemukan bahwa 91 persen dari Orang Amerika percaya akan Tuhan . StudiPewResearchCenterterakhir ditemukan bahwa kaum ateis di antara kebanyakan orang-orang yang dicurigai di dalam bangsa tersebut, dengan 53 persen pendapat orang Amerika kurang baik terhadap mereka. Meski hanya minoritas, mereka dikenal bangga sebagai minoritas. Saat ditanya apa yang membedakan antara kaum atheis dan kaum beragama, Dawkins sedikit berdalih, "Well, kita bersifat cerdas." [cnsnews/cha/www.hidayatullah.com (http://hidayatullah.com/)]
Minggu, 21 Oktober 2007
Sejumlah penganut atheis berkumpul. Mereka mengajak untuk menghancurkan agama-agama. �Tuhan hanyalah cerita dongeng�, ujar mereka
Hidayatullah.com�Tak sekedar anti agama, kaum atheis juga anti-demokrasi. Baru-baru ini, dalam sebuah pertemuan penulis atheis terkemuka, mereka mengajak bersatu menghancurkan agama-agama.
Dalam pertemuan yang disponsori oleh Atheist Alliance International di Utara Virginia baru-baru ini, para penulis dan kaum intelektual ateis terkemuka mengadakan konferensi. Mereka mengatakan, "Tuhan hanya sebuah dongeng dan anak-anak tidak harus diajar agama apapun. Demikian diantara kesimpulan pertemuan itu."
Diantara penulis ternama kaum atheis yang hadir di Crown Royal Hotel, Crystal City, Va. itu adalah; profesor Oxford Richard Dawkins, seorang pengarang Sam Harris dan seorang wartawan Christopher Hitchens.
Selain menyimpulkan bahwa Tuhan hanyalah hayalan, dalam pertemuan hari Jumat malam itu, kaum atheis juga mengingat akan musuh-musuh yang sedang mereka hadapi.
Dalam ceramahnya, Dawkins melukiskan adanya suatu pertempuran kalangan cendekiawan �black-white�, antara yang anti Tuhan dan penanut agama. Ia juga menuduh "omong kosong kegaliban agama". Selain itu, ia juga membandingkan dan agama dengan rasisme. Ia juga tidak memberikan pengampunan pada kelompok moderat dan liberal, serta menyatakan "Kekristenan yang moderat hanyalah satu pengelakan."
Sementara itu, pembicara lain, Sam Harris, justru lebih banyak melakukan otokritik kaum atheis. Harris mengatakan, ia percaya ilmu pengetahuan pada akhirnya harus menghancurkan agama, ia juga membahas masalah spritualitas dan mistisisme (kebatinan) dan menuntut suatu pemahaman yang lebih besar sebagai fenomena gejala spiritual. Ia juga memperingatkan para peserta untuk melawan terhadap usulan penggabungan semua agama secara bersama-sama atau pluralisme agama.
Secara rinci, Harris juga sempat menyinggung, bahwa �Islam radikal� begitu istilah yang ia sebut, jauh lebih mengancam dibanding setiap sekte �Kristen radikal�. Harris juga mengkritik gerakan �anti Tuhan� dan menanyakan perihal pemakaian kata "ateis."
"Anti Tuhan bukan sebuah filsafat, sama seperti non-rasisme," ujarnya. "Ia juga bukanlah sebuah cara pandang (worldviews); falsafah, meskipun demikian, ia sering dilukiskan seperti itu.
"Dibanding mengenalkan diri kita sendiri sebagai para ateis, aku berpikir kita perlu menekankan alasan," tambah Harris. Ceramah Dawkins dan Harris banyak disambut applous.
Namun, apapun perbedaan-perbedaan pemikiran diantara para nara sumber satu dengan yang lain, nyatanya, mereka dipersatukan dalam penghinaan mereka untuk agama dan iman kepercayaan.
"Agama bukan akar dari semua kejahatan, tetapi itu menghalangi bagaimana kita mendapat di sini dan di mana kita menemukan diri kita sendiri," ujar Dawkins.
Selain itu, Dawkins juga mengkritit para orang tua yang mengajukan anak-anak mereka menjadi "anak Katolik " atau "anak Protestan." Menurut dia, anak-anak harus tidak diberi label untuk bersedia menerima agama tertentu, tambahnya.
Sebagaimana diketahui, Atheist Alliance International selama ini mengaku sebagai "satu-satunya organisasi ateis nasional yang demokratis di Amerika Serikat."
Kaum ateis hanya minoritas kecil di Amerika. Sebuah polling yang dilakukan Newsweek permulaan tahun ini menemukan bahwa 91 persen dari Orang Amerika percaya akan Tuhan . StudiPewResearchCenterterakhir ditemukan bahwa kaum ateis di antara kebanyakan orang-orang yang dicurigai di dalam bangsa tersebut, dengan 53 persen pendapat orang Amerika kurang baik terhadap mereka. Meski hanya minoritas, mereka dikenal bangga sebagai minoritas. Saat ditanya apa yang membedakan antara kaum atheis dan kaum beragama, Dawkins sedikit berdalih, "Well, kita bersifat cerdas." [cnsnews/cha/www.hidayatullah.com (http://hidayatullah.com/)]