Ulama
18th November 2010, 08:00 AM
Dikutip dari salah satu majalah dengan pengarang Haspan Hadna, walaupun kisah yang sederhana namun semoga dapat dijadikan bahan renungan.
------------------------------------------------------------------------------------------------
"Kenapa belum berangkat ke sekolah ?" tanyaku pada si Galuh yang 8 tahun usianya. "Belum dikasih sangu, Pak" Saya berikan uang sekedarnya dan berangkatlah dia dengan girang.
Pengalaman lain:
Saya menjemput seorang sahabat untuk bersama-sama berangkat ke Jakarta. Sampai dirumahnya, ia sedang menyiapkan pakaian dan saya menunggu. Terdengar ucapannya yang nyaring pada istrinya "Jangan lupa taruh dalam tas: sikat gigi, sabun, sisir juga odol. Ah, yang kurang beli sekarang diwarung". Sambil duduk dihadapan saya, ia berkomentar "Kalau tidak lengkap sangu, nanti waktu diperlukan susah cari-cari sedang kita sudah kepayahan di hotel". "Betul" sahutku "Itu pengalaman". Dan berangkatlah kami ke bandara.
Dalam ketenangan pesawat mengarungi angkasa, kembali terbayang di otakku kata sangu. Ya, sangu! Kemanapun kita menuju harus ada sangu. Dan...ada sangu wajib.
Tiba-tiba pesawat melalui udara kosong terhenyak seketika ke bawah. Para penumpang terkejut sebentar. Ya, bilamana pesawat yang ditumpangi ini rusak dan jatuh maka akan hancur luluh isinya.
"Kullu nafsin zaikatul maut"
~ Semua jiwa itu akan merasakan kematiannya ~
(QS, Al-Imraan : 185)
Kecemasan demikian selalu ada. Karena apa? Sebab terasa sangu untuk memasuki alam ketiga (barzah) tidak lengkap. Kita takut disiksa.
Allahumma ajjimi minannaar ~ Ya Allah lindungi aku dari api neraka
Padahal inti sangu yang diperlukan tidaklah banyak. Bagi kita semua tergolong mukmin minimal cukup empat sangu. Sangu yang merupakan bodyguard dalam memasuki alam baru.
Tiada siapapun yang dapat menyakiti dan kita dapat terhindar dari siksa apabila dibagian kepala kita dijaga oleh pahala SHALAT; Di kiri-kanan dipadari oleh PUASA dan ZAKAT; Dan penjaga waspada didekat kedua kaki kita yaitu KEBAJIKAN (HR. Imam Ahmad bin Hambal ra).
Itulah penjaga-penjaga kita yang tetap tegap sebagai pembela. Periksa dan cek kembali, apakah sangu kita itu sudah komplit dan sempurna?.
Anda tanya diri sendiri dan saya pun begitu juga...
------------------------------------------------------------------------------------------------
Moga2 kagak repost :D, kalau iya maaf /sry n' digembok aja /no1.
------------------------------------------------------------------------------------------------
"Kenapa belum berangkat ke sekolah ?" tanyaku pada si Galuh yang 8 tahun usianya. "Belum dikasih sangu, Pak" Saya berikan uang sekedarnya dan berangkatlah dia dengan girang.
Pengalaman lain:
Saya menjemput seorang sahabat untuk bersama-sama berangkat ke Jakarta. Sampai dirumahnya, ia sedang menyiapkan pakaian dan saya menunggu. Terdengar ucapannya yang nyaring pada istrinya "Jangan lupa taruh dalam tas: sikat gigi, sabun, sisir juga odol. Ah, yang kurang beli sekarang diwarung". Sambil duduk dihadapan saya, ia berkomentar "Kalau tidak lengkap sangu, nanti waktu diperlukan susah cari-cari sedang kita sudah kepayahan di hotel". "Betul" sahutku "Itu pengalaman". Dan berangkatlah kami ke bandara.
Dalam ketenangan pesawat mengarungi angkasa, kembali terbayang di otakku kata sangu. Ya, sangu! Kemanapun kita menuju harus ada sangu. Dan...ada sangu wajib.
Tiba-tiba pesawat melalui udara kosong terhenyak seketika ke bawah. Para penumpang terkejut sebentar. Ya, bilamana pesawat yang ditumpangi ini rusak dan jatuh maka akan hancur luluh isinya.
"Kullu nafsin zaikatul maut"
~ Semua jiwa itu akan merasakan kematiannya ~
(QS, Al-Imraan : 185)
Kecemasan demikian selalu ada. Karena apa? Sebab terasa sangu untuk memasuki alam ketiga (barzah) tidak lengkap. Kita takut disiksa.
Allahumma ajjimi minannaar ~ Ya Allah lindungi aku dari api neraka
Padahal inti sangu yang diperlukan tidaklah banyak. Bagi kita semua tergolong mukmin minimal cukup empat sangu. Sangu yang merupakan bodyguard dalam memasuki alam baru.
Tiada siapapun yang dapat menyakiti dan kita dapat terhindar dari siksa apabila dibagian kepala kita dijaga oleh pahala SHALAT; Di kiri-kanan dipadari oleh PUASA dan ZAKAT; Dan penjaga waspada didekat kedua kaki kita yaitu KEBAJIKAN (HR. Imam Ahmad bin Hambal ra).
Itulah penjaga-penjaga kita yang tetap tegap sebagai pembela. Periksa dan cek kembali, apakah sangu kita itu sudah komplit dan sempurna?.
Anda tanya diri sendiri dan saya pun begitu juga...
------------------------------------------------------------------------------------------------
Moga2 kagak repost :D, kalau iya maaf /sry n' digembok aja /no1.