Log in

View Full Version : Pada Masa Kolonial Belanda


dionless
16th May 2012, 09:31 AM
~ஜ۩۞۩ஜ~ Pekerja Anak Masa Kolonial Belanda ~ஜ۩۞۩ஜ~

http://phesolo.files.wordpress.com/2012/01/seorang-anak-kecil-penjual-bunga-di-garoet-1926.jpg
Seorang anak kecil penjual Bunga di Garoet 1926
(Koleksi: www.kitlv.nl (http://www.ceriwis.us/www.kitlv.nl))


Ketidakadilan memang tidak mengenal batas-batas geografis maupun individu-individu. Masyarakat yang lemah secara ekonomi dan politik selalu dihadapkan pada persoalan bagaimana mampu untuk bertahan hidup dalam memenuhi kebutuhannya, segala upaya dilakukan oleh seuruh anggota keluarga tak terkecuali anak-anak terlibat dalam kegiatan ekonomi ini untuk menopang ekonomi keluarganya. Walaupun kita tahu hingga sekarang pekerja anak masih tetap ada, tetapi sesungguhnya telah berada pada posisi yang terlindungi dengan Undang-Undang yang melarang memperkerjakan anak-anak, dibandingkan dengan masa kolonial Belanda dulu.


http://phesolo.files.wordpress.com/2012/01/seorang-anak-perempuan-bekerja-sebagai-buruh-batik-di-jawa-1930.jpg
Seorang anak perempuan bekerja sebagai buruh batik di Jawa 1930
(Koleksi: www.kitlv.nl (http://www.ceriwis.us/www.kitlv.nl))


Tulisan ini memang tidak dimaksudkan untuk memberikan sebuah analisis yang dalam mengenai pekerja anak pada masa kolonial. Tulisan ini hanya akan memberikan sedikit gambaran melalui data-data foto-foto yang dimiliki oleh KITLV dan Tropenmuseum Belanda mengenai pekerja anak pada masa kolonial di Hindia Belanda. Sebagai gambaran juga bahwa keuntungan yang diperoleh perkebunan-perkebunan besar merupakan hasil dari eksploitasi pekerja anak-anak.


http://phesolo.files.wordpress.com/2012/01/children-working-under-the-coconut-palm-trees-on-the-soengei-toean-plantation-1915_tmnr_60024775.jpg
Anak-anak bekerja diperkebunan kelapa Sungai Tuan tahun 1915
(Koleksi: Tropen Museum tmnr_60024775.jpg)


Menurut Semiarto Aji Purwanto bahwa anak-anak yang terlibat dalam pekerjaan di perkebunan kolonial karena didorong oleh faktor-faktor historis, sosial-kultural, dan sistem manajemen perkebunan. Faktor-faktor ini dalam prosesnya saling terkait dan menempatkan anak-anak sebagai tenaga kerja, baik sebagai tenaga kerja keluarga yang tidak diupah, maupun yang diupah karena hubungan kerja secara individu dan langsung dengan perusahaan perkebunan. Secara sosio-kultural, anak-anak tumbuh dan berkembang di lingkungan masyarakat perkebunan yang relatif homogen dan terisolir. Dalam lingkungan yang demikian, kerja telah tersosialisasikan sejak dini karena sejak mereka lahir lingkungan kerja menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari. Kondisi kehidupan masyarakat perkebunan juga menjadi faktor penentu keterlibatan anak bekerja. Masyarakat perkebunan pada umumnya, menggantungkan hidup sepenuhnya dari kegiatan perkebunan. Keberlangsungan rumah tangga pekerja anak sangat mengandalkan kontribusi hasil kerja anak-anak. Keterlibatan anak-anak dimaknai sebagai kewajiban yang harus dilakukan bagi orang tua. Hal ini diperkuat oleh sanksi sosial dan moral dari keluarga dan lingkungan komunitas terhadap anak-anak yang tidak bekerja. Terkadang mereka dipekerjakan secara paksa diberbagai perkebunan tanpa upah.


http://phesolo.files.wordpress.com/2012/01/inheemse-sigarettenfabricage-op-java-1920_1.jpg
Anak-anak bekerja di pabrik rokok di Jawa tahun 1920
(Koleksi: www.kitlv.n (http://www.ceriwis.us/www.kitlv.n)l)


Posisi anak memang menempati status sebagai pekerja. Dia tidak berbeda dengan laki-laki maupun wanita dewasa yang harus terlibat dalam proses produksi. Selain itu anak-anak juga terlibat dalam berbagai pekerjaan lain tidak hanya buruh atau kuli perkebunan tetapi juga dalam pekerjaan lain seperti sebagai jongos dikeluarga bangsawan maupun Eropa, pedagang, dan buruh batik. Tak pelak lagi bahwa proses produksi dan struktur masyarakat menghendaki tenaga kerja yang murah bagi penumpukan kekayaan walaupun dengan itu mereka mengabaikan nilai kemanusiaan dengan mencerabut hak-hak anak.


(http://phesolo.wordpress.com/2012/01/30/pekerja-anak-masa-kolonial-belanda/)~Sumber~ (http://phesolo.wordpress.com/2012/01/30/pekerja-anak-masa-kolonial-belanda/)

DodoLLipeT
16th May 2012, 09:38 AM
belanda sama jepang emang anjing tanah ndan !!! :shout::shout:
:tendang:

dionless
16th May 2012, 09:40 AM
~ஜ۩۞۩ஜ~ Pengemis Masa Kolonial Belanda ~ஜ۩۞۩ஜ~

http://phesolo.files.wordpress.com/2012/02/penegemis-di-banten-jawa-barat-1933_tmnr_10005192.jpg
Pengemis di Banten Jawa Barat 1933
(Koleksi: Tropenmuseum TMnr_10005192)


Hampir setiap pagi tempatku bekerja selalu kedatangan para pengemis, sehingga aku harus menyediakan uang receh untuk diberikan kepada mereka. Mereka terdiri dari ibu-ibu, anak-anak, bahkan laki-laki, terkadang sendiri-sendiri tapi dilain waktu datang berkelompok. Pemandangan ini selalu terjadi setiap hari dan jam-jam yang sama pula. Mungkin pertama-tama kita akan merasa kurang berkenan tetapi lama-lama terbiasa dengan pemandangan ini dan hanya bisa trenyuh.


http://phesolo.files.wordpress.com/2012/02/pengemis-sedang-meminta-sedekah-di-sebuah-rumah-nederlands-indic3ab-1910.jpg
Pengemis sedang meminta sedekah di sebuah rumah Nederlands-Indi� 1910
(Koleksi: www.kitlv.nl)


Pemandangan ini mungkin hal yang sama di setiap sudut kota, kita sering melihat para pengemis menengadahkan tangan meminta sedekah kepada orang-orang. Mereka menjalankan aktifitasnya baik dijalanan maupun berkeliling menghampiri rumah-rumah, toko-toko, pejalan kaki. Terkadang mereka menjalankan aktifitas mengemis secara individu maupun berkelompok. Permasalahan pengemis merupakan permasalahan perkotaan yang tidak pernah tuntas terselesaikan, bahkan dari tahun ke tahun semakin bertambah. Segala upaya untuk mengatasi permasalahan sosial ini telah dilaksanakan melalui berbagai program baik yang dilaksanakan pemerintah maupun organisasi sosial masyarakat tetapi selalu memunculkan pengemis-pengemis baru, seakan-akan hilang satu tumbuh seribu.


http://phesolo.files.wordpress.com/2012/02/tiga-orang-pengemis-dua-orang-buta-di-palembang-1920.jpg
Tiga orang pengemis, dua orang buta di Palembang 1920
(Koleksi: www.kitlv.nl)


Rupanya fenomena ini membawa kita ke sebuah pertanyaan apakah dahulu pada masa kolonial Belanda pengemis juga banyak bermunculan? Rupanya setali tiga uang, pada masa kolonial Belanda dulu pengemis juga banyak bermunculan seiring dengan tingkat kemiskinan akibat massifnya industrialisasi diberbagai bidang ekonomi. Mereka yang tersingkir akibat cacat tubuh dan tidak mampu mendapatkan pekerjaan menjadi pengemis yang memenuhi jalan-jalan, berkeliling ke rumah-rumah untuk mendapatkan uang sebagai penyambung hidup mereka. Mereka membawa tongkat dan topi yang terbuat dari bambu untuk menaruh uang, kebanyakan dari mereka adalah orang-orang tua dan anak-anak dan seseorang yang mengalami cacat terutama kebutaan. Beberapa foto masa kolonial mengabadikan bagaimana kondisi mereka di jalanan sedang melakukan aktifitas mengemis.


http://phesolo.files.wordpress.com/2012/02/pelatihan-anak-anak-pengemis-di-semarang-1930_tmnr_60011628.jpg
Pelatihan Anak-anak pengemis di Semarang 1930
(Koleksi: Tropenmuseum TMnr_60011628)


Berbagai upaya untuk meminimalisir perkembangan dan semakin banyaknya pengemis pun dilakukan oleh masyarakat pada masa kolonial dulu. Salah satunya adalah yang dilakukan di Semarang dengan mengadakan pelatihan menjahit bagi anak-anak pengemis yang terdapat di wilayah Semarang. Usaha yang inspiratif untuk memberikan pelatihan menjahit agar anak-anak pengemis memiliki ketrampilan sehingga masa depan mereka terjamin dan tidak menjadi pengemis kembali.
Semoga saja ada keadilan ekonomi untuk masa sekarang agar tidak bermunculan pengemis-pengemis baru akibat kemiskinan�.!!!


~Sumber~ (http://phesolo.wordpress.com/2012/02/02/pengemis-masa-kolonial-belanda/)

dionless
16th May 2012, 09:40 AM
~ஜ۩۞۩ஜ~ Pedagang Kaki Lima Pada Masa Kolonial Belanda ~ஜ۩۞۩ஜ~



http://phesolo.files.wordpress.com/2011/11/pedagang-kaki-lima-dipinggir-jalan-1910.jpg
Koleksi Sanapustaka Kraton Kasunanan Surakarta


Pedagang kaki lima (PKL) sebuah usaha perdagangan masyarakat yang telah ada dan berkembang sejak jaman kolonial Belanda. Ketika pemerintah kolonial menguasai industri-industri perkebunan maupun industri besar lainnya, pemerintah kolonial Belanda memberikan hak istimewa kepada masyarakat Tionghoa sebagai masyarakat timur jauh untuk menjadi pedagang perantara dari hasil industri kolonial Belanda.
Di sisi yang lain penduduk pribumi hanya dijadikan tenaga kerja (buruh) di industri-industri kolonial Belanda dan menjadi pedagang kaki lima (PKL) di jalan-jalan kota maupun di wilayah pedesaan. Barang dagangan yang dijual pun beragam dan biasanya hasil dari industri rumah tangga maupun hasil kebun dan makanan tradisional.
http://phesolo.files.wordpress.com/2011/11/pemuda-pedagang-kaki-lima-1935.jpg
Koleksi Sanapustaka Kraton Kasunanan Surakarta


Beberapa foto masa kolonial Belanda menunjukan aktifitas pedagang kaki lima (PKL) yang melakukan perdagangan di tepi jalan pada tahun 1910 dan juga pemuda yang menjajakan dagangannya (Asongan) di sebuah kota di Jawa pada tahun 1935.
~Sumber~ (http://phesolo.wordpress.com/2011/11/28/pedagang-kaki-lima-pkl-pada-masa-kolonial-belanda/)

dionless
17th May 2012, 08:20 AM
kacang-kacang....
tahu... tahu..
nasib.. nasib... :mewek:

artikaputriana
17th May 2012, 10:29 AM
Ternyata sama aja disana..


Nitip lapak gan:

Bisnis online paling mantab, terbukti membayar membernya dan bukan scam. http://www.idsurvei.com/survei/gadisa

Salah satu testimonial member:

Alhamdulillah ... hanya dalam hitungan beberapa hari saja (tepatnya 6 hari) sejak ane join dengan idsurvei.com ... PO pertama masuk rekeningku dengan selamat, ayo yang lom gabung cepetan, ini bukan scam .. ane dah buktiin ... dan sekarang ane tinggal nunggu tanggal pencairan tuk PO ke-2.

Dede Muhsin Zauhari - Cimahi

KLIK DISINI INFO SELENGKAPNYA (http://www.idsurvei.com/survei/gadisa)

lolodokpisan
17th May 2012, 11:23 AM
ternyata memang menyedihkan
hidup di masa penjajahan...
:mewek: