PDA

View Full Version : Tauhid Ketuhanan By Awan_Ngalam [share muslim]


awanngalam
3rd May 2012, 06:18 AM
.Assallammualaikum Warohmatullohi Wabarokatuh..


Salam Salim kepada para sesepuh Forsup, Om Momod dan Mimin serta sahabat-sahabat Ceriwis yang saya hormati...
http://static.kaskus.us/images/smilies/sumbangan/e03.gifDalam kesempatan kali ini saya ingin berbagi pengalaman dan keilmuan yang saya miliki, semoga dengan setetes ilmu ini dapat bermanfaat buat ndan/miss yang membutuhkan.http://static.kaskus.us/images/smilies/sumbangan/49.gifhttp://static.kaskus.us/images/smilies/sumbangan/e03.gif


Berikut adalah cara pembelajaran dan amalannya, dengan nama amalan:

Tauhid Ketuhanan By Awan_Ngalam [share muslim]

Tauhid adalah pegangan pokok dan sangat menentukan bagi kehidupan manusia, karena tauhid menjadi landasan bagi setiap amal yang dilakukannya.


Pegangan ini yang akan mengantarkan manusia kepada kehidupan yang baik.
Dan kebahagiaan yang hakiki di alam Akhirat nanti.

Allah Berfirman:

"Barang siapa yang mengerjakan amal sholih, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang lebik baik dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang mereka kerjakan"

(An-Nahl:37)

Tidak diperkenankan saling tes, saling adu Ilmu, No Junk, saling menghina apalagi saling menjatuhkan.




http://static.kaskus.us/images/smilies/sumbangan/34.gifSemoga tread ini bisa bermanfaat untuk kita semua...http://static.kaskus.us/images/smilies/sumbangan/34.gif




Wassalamualaikum Warohmatullohi Wabarokatu


Yang Berkenan Membagi Melonnya, saya ikhlas menerimanya. :melonndan:




PENGUNJUNG YANG BAIK SELALU MEMBUDAYAKAN KOMENT DAN BILA TREAD INI BAGUS MENURUT Ndan/miss sekalian
SILAKAN DI RATE YA.. :rate5

awanngalam
3rd May 2012, 06:19 AM
Sekilas Info:

Tidak ada Tafsir tanpa pemahaman Teks.
Tidak ada pemahaman Teks tanpa kemampuan pembacaan Teks.
Tidak ada pembacaan Teks tanpa mengetahui Bahasa.
Tidak ada Pengetahuan tentang bahasa tanpa mengetahui Budaya.

awanngalam
3rd May 2012, 06:19 AM
Sejatinya Ilmu Tauhid adalah mengesakan Allah.
tiap hembusan nafaspun tetap LaailahaillahMuhammadurosullah.
Mohon dimaafkan jika salah pengetikan.

awanngalam
3rd May 2012, 06:24 AM
Hakekat Tauhid dan Kedudukannya.

Di Firman Allah.
"Dan Aku menciptakan jin dan menusia melainkan supaya mereka beribadah kepada-KU"
(Surat Adz-Dzariyat:56)
"Dan sesungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan):'Sembahlah Allah (saja) dan jauhilah thaghut itu".

1.Beribadah ialah penghambaan diri kepada Allah.SWT. dengan menaati segala PerintahNYA dan menjauhi segala laranganNYA, sebagaimana yang telah disampaikan oleh Rasulluah Saw. Dan inilah hakikat agama Islam, karena Islam maknanya ialah menyerahkan diri kepada Allah semata-mata yang disertai dengan kepatuhan mutlak kepadaNYA dengan penuh rasa rendah diri dan cinta.
Ibadah berarti juga segala perkataan dan perbuatan, baik lahir maupun bathin, yang dicintai dan di Ridhoi Allah. Dan suatu amal diterima oleh Allah sebagai suatu ibadah apabila diniati ikhlas, semata-mata karena Allah;dan mengikuti tuntunan Rasullah Saw.
2.Thaghut ialah setiap yang diagungkan -selain Allah- dengan disembah, ditaati, atau dipatuhi: baik yang diagungkan berupa benda, batu, manusia, setan (jin).
Menjauhi thaghut; mengingkarinya, membencinya; tidak menyembah dan memujanya baik dalam bentuk apapun dengan cara apapun.

(An-Nahl:36)
"Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain DIA dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang diantara keduanya atau dua-duanya sampai sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu membentak mereka dan ucapankanlah kepada mereka perkataan yang mulia. Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah:'Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil".
(Al-Isra':23-24)
"Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukanNYA dengan sesuatupun (berbuat syirik).
(An-Nisa:36)
"Katakanlah: "Marilah kubacakan apa yang diharamkan atas kamu oleh Tuhan-MU, yaitu: janganlah kamu mempersekutukan sesuatu dengan Dia, berbuat baiklah terhadap kedua orang (ibu bapak),
dan janganlah kamu membunuh anak-anak kamu karena takut kemiskinan. Kami akan memberi rizki kepadamu dan kepada mereka; dan janganlah kamu mendekati perbuatan-perbuatan yang keji, beik nampak diantaranya meupun yang tersembunyi, dan janganlah kamu membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya).
3. Berbuat syirik: memperlakukan sesuatu -selain Allah- sama dengan Allah dalam hal yang merupakan hak khusus bagiNYA.
melainkan dengan sesuatu (sebab)yang benar".
Demikian itu yang diperintahkan oleh Tuhanmu kepadamu supaya kamu memahami(nya). Dan janganlah kamu dekati harta anak yatim, kecuali dengan cara yang lebih bermanfa'at, hingga sampai ia dewasa. Dan sempurnakanlah takaran dan timbangan dengan adil. Kami tidak memikulkan beban kepada seseorang melainkan sekedar kesanggupannya. Dan apabila kamu berkata, maka hendaklah kamu berlaku adil kendatipun dia adalah kerabat(mu), dan penuhilah janji Allah. Yang demikian itu diperintahkan Allah kepadamu agar kamu ingat, dan bahwa(yang Kami perintahkan) ini adalah jalanKU yang lurus, maka ikutilah dia; dan janganlah kamu jalan-jalan (yang lain), karena jalan-jalan itu mencerai-beraikan kamu kepadaNYA. yang demikian itu diperintahkanAllah kepadamu agar bertakwa".
(Al-An'am 151-153)
Ibnu Mas'ud berkata :"Barang siapa yang ingin melihat wasiat Muhammad Saw, yang tertera diatasnya cincin stempel milik beliau, maka hendaklah dia membaca firman Allah SWT: "Katakanlah (Muhammad);"marilah kubacakan apa yang diharamkan kepadamu oleh Tuhanmu, yaitu janganlah kamu berbuat syirik kepadaNYA dst. sampai pada firmanNYA"Dan (kubacakan); "Sungguh inilah jalanKU berada dalam keadaan lurus dst.

Mu'adz bin Jabal,menuturkan:
"Aku pernah dibonceng Nabi Muhammad Saw diatas seekor keledai. Lalu beliau bersabda "Hai Mus'adz, tahukah ,kamu apa hak Allah yang wajib dipenuhi oleh para hambaNYA dan apa hak para hamba yang yang pasti dipenuhi oleh Allah?"
"Aku menjawab?:"Allah dan RasulNYA lebih mengetahui."
"Beliaupun bersabda: "hak Allah yang wajib dipenuhi oleh para hambaNYA ialah supaya mereka beribadah kepadaNYA saja dan tidak berbuat syirik sedikitpun kepadaNYA; sedangkan hak para hamba yang pasti dipenuhi Allah adalah:
bahwa Allah tidak akan menyiksa orang yang tidak berbuat syirik sedikitpun kepadaNYA."
"Aku bertanya: Ya Rasullah, tidak perlukah aku menyampaikan kabar gembira ini kepada orang-orang?"
"Beliau menjawab:"Janganlah kamu menyampaikan kabar gembira ini kepada mereka sehingga mereka nanti akan bersikap menyadarkan diri."
(Hadist riwayat Al-Bukhari dan Muslim dalam Shohih mereka).
4.Atsar ini diriwayatkan At-Tirmidzi,Ibnu Mundzir dan Ibnu Abi Hatim.

awanngalam
3rd May 2012, 06:27 AM
Kandungan diatas:
(-). Hikmah diciptakan jin dan manusia (alam semesta) oleh Allah.
(-). Ibadah adalah hakekat Tauhid, karena karena pertentangan yang terjadi [antara rasullah Saw dengan kaum musyrikin] dalam masalah tauhid ini.
(-). Barang siapa yang belum melaksanakan Tauhid ini, belumlah ia beribadah (menghamba) kepada Allah.
Disini letak pengertian firman Allah SWT.
"Dan kamu bukan penyembah Tuhan yang aku sembah".
(Al-Kafirun:3)
(-). Hikmah diutusnya para rasul,.
(-). Pengutusan Rosul telah mencakup seluruh umat.
(-). Bahwa ajaran/tuntunan para nabi adalah satu [yaitu: tauhid (pemurnian ibadah kepada Allah).
(-). Masalah besar, yaitu: bahwa ibadah kepada Allah tidak akan dapat terwujud dengan sebenar-benarnya kecuali dengan mengingkari [I]Thaghut.
Dan Pengertian Allah Swt:
"Barang siapa yang ingkar kepada thaghut dan beriman kepada Allah, maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang amat kuat."
(Al-Baqoroh:256)
(-). Pengertian thaghut bersifat umum, meliputi setiap yang diagungkan selain Allah.
(-). Ketiga ayat muhkamat yang tersebut dalam surah Al-An'am mnurut kaum Salaf, mempunyai kedudukan yang penting karena terkandung didalamnya sepuluh masalah, yang pertama adalah larangan terhadap perbuatan syirik.
(-) Ayat-ayat muhkamat yang tersebut dalam surah Al-Isra', mengandung delapan belas masalah dimulai dengan firman Allah:
"Janganlah kamu adakan tuhan yang lain di samping Allah, agar kamu tidak menjadi tercela dan tidak ditinggalkan (Allah)."
(Al-Isra:22)
Dan diakhiri dengan firmanNYA:
"Dan janganlah kamu mengadakan tuhanyang lain disamping Allah, yang menyebabkan kamu dilempar ke dalam Neraka dalan keadaan tercela lagi dijauhkan (dari rahmat Allah).
(Al-Isra':39)
Serta Allah mengingatkan kepada kita akan pentingnya masalah-masalah ini dengan firmanNYA:
"itulah sebagian hikmah yang diwahyukan Tuhan kepadamu".
(Al-Isra':39).
(-) Ayat dalam surah An-Nisa', disebutkan didalamnya sepuluh hak, yang pertama yaitu sebagai mana firman Allah SWT:
"Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan dengan sesuatupun."
(An-Nisa':36).
(-). Perlu diingat wasiat Rasulloh Saw disaat akhir hayat beliau.
(-). Mengetahui hak Allah yang wajib kita laksanakan.
(-). Mengetahui hak para hamba Allah yang pasti akan dipenuhiNYa, apabila mereka melaksanakan hakNYA terhadap mereka.
(-). bahwa masalah ini tidak diketahui oleh sebagian besar sahabat. (*)
(-). Boleh merahasiakan ilmu pengetahuan masalah ini untuk maslahat.
(-). Dianjurkan untuk menyampaikan kepada sesama muslim suatu berita menyampaikan kepada sesama muslim suatu berita yang menggembirakannya.
(-). Rosullah Saw merasa khawatir terhadap sikap menyadarkan diri kepada keluasan rahmat Allah.
(-) Jawaban orang yang ditanya sedangkan dia tidak tahu, adalah
"Allahu wa Rasuluhu A'lam" (Allah dan RosullohNYA lebih mengetahui)
(-). Boleh menyampaikan ilmu kepada orang-orang tertentu tanpa yang lain.
(-). Kerendahan hati Rasullah Saw karena ketika menunggang keledai, beliau mau memboncengkan orang lain dibelakangnya.
(-). Boleh memboncengkan seseorang diatas binatang, jika binatang itu kuat.
(-). Keutamaan Mu'adz bin Jabal.
(-). Bahwa Tauhid mempunyai kedudukan yang sangat mendasar. http://static.kaskus.us/images/smilies/sumbangan/15.gif
(*) Tidak diketahui oleh sebagian besar para sahabat, karena Rasullah menyuruh Mu'adz agar tidak memberitahukannya kepada mereka, dengan alasan beliau khawatir kalau mereka nanti akan bersikap menyadarkan diri kepada keluasan rahmat Allah sehingga tidak mau berlomba-lomba dalam mengerjakan amal soleh.
Maka Mu'adzpun tidak memberitahukan masalah tersebut kecuali di akhir hayatnya dengan rasa berdosa.
Oleh sebab itu, dimasa hidup Mu'adz masalah ini tidak diketahui kebanyakan sahabat. http://static.kaskus.us/images/smilies/sumbangan/15.gif

awanngalam
3rd May 2012, 06:30 AM
mengenai arti kata TAUHID sy coba ambil dari Al-Qur'an dan Alkitab:
Dalam Al-Qur'an:
Allah Subhaanahu Wa Ta'aalaa berfirman: "Dan sesungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan): Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah Thaghut itu" (QS An Nahl: 36)
Thaghut ialah syaitan dan apa saja yang disembah selain dari Allah s.w.t.

"Padahal mereka hanya disuruh menyembah Tuhan Yang Maha Esa; tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia. Maha Suci Allah dari apa yang mereka persekutukan" (QS At Taubah: 31)

"Maka sembahlah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya. Ingatlah, hanya kepunyaan Allah-lah agama yang bersih (dari syirik)" (QS Az Zumar: 2-3)

"Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan keta`atan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama dengan lurus" (QS Al Bayinah: 5)

Dalam Alkitab:
Tauhid Nabi Musa AS

(Ulangan 4:35)
4:35Engkau diberi melihatnya untuk mengetahui, bahwa Tuhanlah Allah, tidak ada yang lain kecuali Dia.

(Ulangan 6:4)
6:4Dengarlah, hai orang Israel: TUHAN itu Allah kita, TUHAN itu esa!

Tauhid Nabi Daud AS

(II Samuel 7:22)
7:22Sebab itu Engkau besar, ya Tuhan ALLAH, sebab tidak ada yang sama seperti Engkau dan tidak ada Allah selain Engkau menurut segala yang kami tangkap dengan telinga kami.

(Mazmur 86:8)
86:8Tidak ada seperti Engkau di antara para allah, ya Tuhan, dan tidak ada seperti apa yang Kaubuat.

Tauhid Nabi Sulaiman AS

(I Raja-raja 8:23).
8:23lalu berkata: "Ya TUHAN, Allah Israel! Tidak ada Allah seperti Engkau di langit di atas dan di bumi di bawah; Engkau yang memelihara perjanjian dan kasih setia kepada hamba-hamba-Mu yang dengan segenap hatinya hidup di hadapan-Mu;

Tauhid Nabi Isa AS

(Markus 12:29)
12:29Jawab Yesus: "Hukum yang terutama ialah: Dengarlah, hai orang Israel, Tuhan Allah kita, Tuhan itu esa.

(Yohanes 17:3).
17:3Inilah hidup yang kekal itu, yaitu bahwa mereka mengenal Engkau, satu-satunya Allah yang benar, dan mengenal Yesus Kristus yang telah Engkau utus.

(Matius 4:10)
4:10Maka berkatalah Yesus kepadanya: "Enyahlah, Iblis! Sebab ada tertulis: Engkau harus menyembah Tuhan, Allahmu, dan hanya kepada Dia sajalah engkau berbakti!"

awanngalam
3rd May 2012, 06:35 AM
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah mengatakan: "Orang yang mau mentadabburi keadaan alam akan mendapati bahwa sumber kebaikan di muka bumi ini adalah bertauhid dan beribadah kepada Allah Subhaanahu Wa Ta'aalaa serta taat kepada Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam.
Sebaliknya semua kejelekan di muka bumi ini; fitnah, musibah, paceklik, dikuasai musuh dan lain-lain penyebabnya adalah menyelisihi Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam dan berdakwah (mengajak) kepada selain Allah Subhaanahu Wa Ta'aalaa. Orang yang mentadabburi hal ini dengan sebenar-benarnya akan mendapati kenyataan seperti ini baik dalam dirinya maupun di luar dirinya" (Majmu' Fatawa 15/25)

Pengertian Ilmu Tauhid



Ditinjau dari sudut bahasa (ethimologi)

kata tauhid adalah merupakan bentuk kata mashdar dari asal kata kerja lampau yaitu: Wahhada yuwahhidu wahdah yang memiliki arti mengesakan atau menunggaalkan.

[2] Dan kemudian ditegaskan oleh Ibnu Khaldun dalam kitabnya Muqaddimah bahwa kata tauhid mengandung makna Keesaan Tuhan.

[3] Maka dari pengertian ethimologi tersebut dapat diketahui bahwa tauhid mengandung makna meyakinkan (mengi’tikatkan) bahwa Allah adalah “satu” tidak ada syarikat bagi-Nya.



Dari sudut istilah (therminologi)

telah dipahami bersama bahwa setiap cabang ilmu pengetahuan itu telah mempunyai objek dan tujuan tertentu.
Karena itu setiap cabang ilmu pengetahuan juga masing-masing mempunyai batasan-batasan tertentu pula.
Demi batasan-batasan tersebut pengaruhnya adalah sangat besar bagi para ilmuan dan cendikiawan di dalam membahas mengkaji dan mentela’ah objek garapan dari suatu cabang ilmu pengetahuan.

Demikian juga halnya pada kajian ilmu tauhid yang telah dita’rifkan oleh para ahli sebagai berikut:



Syech Muhammad Abduh:

Ilmu Tauhid ialah ilmu yang membahas tentang wujud Allah dan sifat-sifat yang wajib ada pada-Nya, dan sifat yang boleh ada pada-Nya dan sifat yang tidak harus ada pada-Nya (Mustahil), ia juga membahas tentang para rosul untuk menegaskan tugas dan risalahnya, sifat-sifat yang wajib ada padanya yang boleh ada padanya (jaiz) dan yang tidak boleh ada padanya (Mustahil).[4]

Syech Husain Affandi al-Jisr al-Tharablusy
meta’rifkan sebagai berikut:

Ilmu tauhid adalah ilmu yang membahas atau membicarakan bagaimana menetapkan aqidah (agama Islam) dengan menggunakan dalil-dalil yang meyakinkan.[5]

Dari kedua ta’rif Ilmu Tauhid tersebut itu dapat diambil suatu pengertian bahwa pada ta’rif pertama (Syech Muhammad Abduh) lebih menitik beratkan pada obyek formal ilmu tauhid, yakni pembahasan tentang wujud Allah dengan segala sifat dan perbuatan-Nya serta membahas tentang para Rasul-Nya, sifat dengan segala perbuatannya. Sedangkan pada ta’rif kedua (Syech Husain al-Jisr) menekankan pada metode pembahasannya, yakni dengan menggunakan dalil-dalil yang meyakinkan, dan yang dimaksud di sini adalah dalil naqli maupun dalil aqli.



Objek Kajian Ilmu Tauhid

Obyek pembahasan atau yang menjadi lapangan pembahasan ilmu tauhid pada garis besarnya dibagi kepada tiga bagian utama yaitu:

v Tauhid Ilahiyah

v Tauhid Nubuwwah

v Tauhid Sam’iyyat



v Tauhid Ilahiyah



Tauhid Ilahiyah yaitu bagian Ilmu Tauhid yang membahas masalah ke-Tuhanan. Hal ini terdiri dari

a. Tauhid Uluhiyah

Yaitu Tauhid yang membahas tentang ke-Esaan Allah dalam dzat-Nya tidak terdiri dari beberapa unsur atau oknum, tidak sebagaimana teologi Yahudi dan Masehi. Dia (Allah) sebagai Dzat yang wajib disembah dan dipuja dengan ikhlas, semua pengabdian hamba-Nya semata-mata untuk-Nya seperti berdo’a, nahr (kurban), raja’ (harap), khauf (takut), tawakal (berserah diri), inabah ( pendekatan diri) dan lin-lain. Sebagaimana dinyatakan dalam firman Allah SWT dalam surat al-Ikhlas ayat 1-4

1. Katakanlah: "Dia-lah Allah, yang Maha Esa.

2. Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu.

3. Dia tiada beranak dan tidak pula diperanakkan,

4. Dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia."

b. Tauhid Rubbubiyah

Yaitu pembahasan tentang Allah sebgai Arrabbu, yaitu Esa dalam penciptaan, pemeliharaan dan pengaturan semua makhluk-Nya. Sebagaimana firman Allah yang menjelaskan siapakah yang memberi rizki pada manusia? Dalam surat Yunus ayat 31.

Katakanlah: "Siapakah yang memberi rezki kepadamu dari langit dan bumi, atau siapakah yang Kuasa (menciptakan) pendengaran dan penglihatan, dan siapakah yang mengeluarkan yang hidup dari yang mati dan mengeluarkan yang mati dari yang hidup[689] dan siapakah yang mengatur segala urusan?" Maka mereka akan menjawab: "Allah". Maka Katakanlah "Mangapa kamu tidak bertakwa kepada-Nya)?"

c. Tauhid Dzat

Yaitu pembahasan tentang sifat-sifat dan nama-nama yang disebut sendiri oleh Allah dan Rasul-Nya yang tidak sama dengan makhluk-Nya. Sifat dan nama-nama-Nya adalah agung dan sempurna. Kita tidak boleh memberikan nama dan sifat yang dapat mengurangi keagungan dan kesempurnaan-Nya, atau menyesuaikan nama-nama dan sifat-sifat itu dengan yang lain seperti membagaimanakan, menggambarkan, mentasybihkan, menta’wilkan, mentahrifka atau menta’tilkannya sebagaimana firman Allah dalam surat Al-A’raf ayat 180.

Hanya milik Allah asmaa-ul husna, Maka bermohonlah kepada-Nya dengan menyebut asmaa-ul husna itu dan tinggalkanlah orang-orang yang menyimpang dari kebenaran dalam (menyebut) nama-nama-Nya[586]. nanti mereka akan mendapat Balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan.

Tauhid Nubuwwah

Yaitu bagaimana ilmu tauhid yang membahas masalah kenabian, kedudukan dan peran serta sifat-sifat dan keistimewaannya. Sebagaimana dalam firman Allah dalam surat an-Nahl : 43 yang artinya:

Dan Kami tidak mengutus sebelum kamu, kecuali orang-orang lelaki yang Kami beri wahyu kepada mereka; Maka bertanyalah kepada orang yang mempunyai pengetahuan[828] jika kamu tidak mengetahui,

Tauhid Sam’iyyat

Yaitu bagian ilmu tauhid yang membahas masalah-masalah yang didengar dari dalil-dalil naqli seperti datangnya hari akhir, hari kebangkitan dari kubur, siksa kubur, mizan, dan lain-lain. Disebutkan dalam firman Allah dalam surat Az-Zumar 60 yang artinya:

Dan pada hari kiamat kamu akan melihat orang-orang yang berbuat Dusta terhadap Allah, mukanya menjadi hitam. Bukankah dalam neraka Jahannam itu ada tempat bagi orang-orang yang menyombongkan diri?

awanngalam
4th May 2012, 10:36 PM
Untuk Mencapi Tingkatan Tauhid ada 4 macam Jalan nya yang perlu kita ketauhi
yang pertama MAKRIFAT
Apa itu Makrifat?.....
MAKRIFAT IALAH : Mengenal Allah SWT. pada Zat-nya, pada Sifat-nya, pada Asma�nya dan pada Af�al-nya.


AWALUDIN MA'RIFATTULLAH Artinya: Awalan Agama Mengenal ALLAH
LAYASUL SHALAT ILLA BIN MA'RIFAT Artinya : Tiada Syah Shalat Tampa mengenal ALLAH
MAN ARAFA NAFSAHU FAKAT ARAFA RABBAHU Artinya : Barang siapa yang meliat Dirinya sendiri seperti kita bercermin maka kita kan meliat (mengenal) ALLAH, dan kita akan merasakan bodo di hadapan Nya.
AL INSANNU SRRI WA ANNA SIRRUHU Artinya : Manusia itu adalah rahasiaku dan Akulah rahasianya
WAFI AMFUSIKUM AFALA TUBSIRUUN Artinya : Aku ada didalam jiwamu mengapa kamutidak meliahat.
WANAHNU AKRABI MIN HABIL WARIZ Artinya : Aku Lebih dekat dari urat nadi lehermu



LAA TAK BUDU RABBANA LAM YARAH Artinya : Aku tidak akan menyembah Allah bila aku tidak meliahatnya lebih dahulu

Inti mengenal Makrifat atau Ajaran

Dalam Wirid Hidayat Jati, makrifat yang di diajarkan adalah wejangan yang berasal dari delapan wali dari tanah Jawa, yang sudah dikumpulkan menjadi satu. Isinya bersumber dari intisari firman Allah SWT yang dijelaskan dalan hadis Nabi Muhammad SAW kepada Sayyidina Ali r.a melalui telinga kirinya.
Dzat dan Rumah Tuhan
Ajaran pertama tentang Dzat dan singgasana Tuhan. Ajaran tersebut terbagi menjadi delapan bagian, yaitu sebagai berikut :

awanngalam
4th May 2012, 10:37 PM
1. Adanya Dzat
Sesungguhnya tidak ada apa-apa, karena pada waktu masih keadaan kosong, belum ada sesuatupun. Yang ada hanyalah Aku. Tidak ada Tuhan selain Aku. Akulah hakikat Dzat yang Maha Suci, yang meliputi sifat-Ku, yang menyertai Nama-Ku, dan yang menandai perbuatan-perbuatan-Ku.

awanngalam
4th May 2012, 10:37 PM
2. Kejadian Dzat Sesungguhnya, Aku adalah Dzat yang Maha Kuasa, yang berkuasa menciptakan segala sesuatu. Terjadi dalam seketika, sempurna dari Kodrat-Ku. Pertama kali yang Aku ciptakan adalah sebuah pohon bernama Sajaratul Yakin (pohon kehidupan). Pohon itu tumbuh dialam Adam Makdum (kosong hampa) yang azali dan abadi. Setelah itu Aku ciptakan Cahaya Bernama Nur Muhammad (cahaya yang terpuji), kemudian cermin bernama Mir�atul Haya�i (kaca wira�i), nyawa yang disebut Roh Idhafi (nyawa yang jernih), pelita yang bernama Kandil (lampu tanpa api), pemata yang bernama Dzarrah (permata), dan Jalal (keperkasaan) yang disebut Hijab (dinding jalal atau penutup), yang menjadi sekat bagi penampakan-Ku.

awanngalam
4th May 2012, 10:38 PM
3. Uraian Tentang Dzat Sebenarnya manusia itu adalah Rahsa-Ku dan Aku ini adalah rahsa manusia karena Aku menciptakan Adam dari empat unsur yaitu : tanah, air, api, dan udara. Keempat unsur itu adalah perwujudan dan Sifat-Ku. Kemudian Aku masukkan kedalam tubuh Adam lima macam mudzarrah, yaitu : nur, rahsa, ruh, nafsu, dan budi yang merupakan diding yang menghalangi Wajah-Ku yang Maha Suci.

awanngalam
4th May 2012, 10:39 PM
4. Susunan dalam Singgasana Baitul Makmur Sesungguhnya Aku mengatur singgasana dalam Baitul Makmur, yaitu rumah tempat kesukaan-Ku. Tempat itu berada dalam kepala Adam. Dalam kepala itu ada otak, dalam otak itu ada manik, dalam manik ada budi, dalam budi ada nafsu, dalam nafsu ada sukma, dalam sukma ada rahsa, dalam rahsa ada Aku. Tidak ada Tuhan selain Aku, Dzat yang melipti semua keadaan.

awanngalam
4th May 2012, 10:40 PM
5. Susunan dalam Singgasana Baitul Muharram Sesungguhnya Aku mengatur singgasana berada dalam Baitul Muharram, yaitu rumah tempat pengingat-Ku. Tempat itu ada di dalam dada Adam, di dalam dada itu ada hati, di dalam hati itu ada jantung, di dalam jantung itu ada budi, di dalam budi itu ada jinem (angan-angan), di dalam jinem itu ada sukma, di dalam sukma itu ada rahsa, di dalam rahsa itu ada Aku. Tidak ada Tuhan selain Aku, Dzat yang meliputi semua keadaan.

awanngalam
4th May 2012, 10:40 PM
6. Susunan dalam Singgasana Baitul Muqaddas Sesungguhnya Aku mengatur singgasana di dalam Baitul Muqaddas. Itu adalah rumah, tempat yang Aku sucikan. Berada dalam kontholnya (kelamin) adam, dalam kelamin itu ada prinsilan (buah pelir), di antara prinsilan itu ada nathfah yaitu mani, dalam mani itu ada madzi, dalam madzi itu ada wadi, dalam wadi ada manikem, dalam manikem itu ada rahsa, dalam rahsa ada Aku. Tidak ada Tuhan selain Aku, Dzat yang meliputi semua

awanngalam
9th May 2012, 11:10 PM
بسم الله الرحمن الرحيم


Firman Allah Ta�ala:

إِنَّ إِبْرَاهِيمَ كَانَ أُمَّةً قَانِتًا لِّلَّهِ حَنِيفًا وَلَمْ يَكُ مِنَ الْمُشْرِكِينَ

Sesungguhnya Ibrahim adalah seorang imam yang menjadi teladan, senantiasa patuh kepada Allah dan menghadapkan diri ; dan sama sekali ia tidak pernah termasuk orang-orang yang berbuat syirik . [An-Nahl: 120]

وَالَّذِينَ هُم بِرَبِّهِمْ لَا يُشْرِكُونَ
Dan orang-orang yang mereka itu tidak berbuat syirik kepada Tuhan mereka. [Al- Mu'minun: 59]
Hushain bin �Abdurrahman menuturkan:
Suatu ketika aku berada di sisi Sa�id bin Jubair, lalu ia bertanya: Siapakah diantara kalian melihat bintang yang jatuh semalam? Aku pun menjawab: Aku. Kemudian kataku: Ketahuilah, sesungguhnya aku ketika itu tidak dalam keadaan shalat, tetapi terkena sengatan kalajengking. Ia bertanya: Lalu apa yang kamu perbuat? Jawabku: Aku meminta ruqyah [1]. Ia bertanya lagi: Apakah yang mendorong dirimu untuk melakukan hal itu? Jawabku: Yaitu : Sebuah hadits yang dituturkan oleh Asy-Sya�bi kepada kami. Ia bertanya lagi: Dan apakah hadits yang dituturkan kepadamu itu? Kataku: Dia menuturkan kepada kami hadits dari Buraidah ibn Al-Hushaib:
لارقية إلا من عين أو حمة
Tidak dibenarkan melakukan ruqyah kecuali karena �ain [2] atau terkena sengatan
Sa�id pun berkata: Sungguh telah berbuat baik orang yang mengamalkan apa yang telah didengarnya; tetapi Ibnu �Abbas menuturkan kepada kami hadits Rasulullah shallallahu �alaihi wa sallam bahwa beliau bersabda:
حدثنا ابن عباس عن النبي صلى الله عليه وسلم أنه قال " عرضت علي الأمم فرأيت النبي ومعه الرهط والنبي ومعه الرجل والرجلان والنبي وليس معه أحد إذ رفع لي سواد عظيم فظننت أنهم أمتي فقيل لي هذا موسى وقومه فنظرت فإذا سواد عظيم فقيل لي هذه أمتك ومعهم سبعون ألفاً يدخلون الجنة بغير حسان ولا عذاب ثم نهض فدخل منزله فخاض الناس في أولئك فقال بعضهم فلعلهم الذين صحبوا رسول الله صلى الله عليه وسلم وقال بعضهم فلعلهم الذين ولدوا في الإسلام فلم يشركوا بالله شيئاً وذكروا أشياء فخرج عليهم رسول الله صلى الله عليه وسلم فأخبروه فقال هم الذي لا يسترقون ولا يكتوون ولا يتطيرون وعلى ربهم يتوكلون فقام عكاشة بن محصن فقال ادع الله أن يجعلني منهم قال أنت منهم ثم قام رجل آخر فقال ادع الله أن يجعلني منهم فقال سبقك بها عكاشة
Telah dipertunjukkan kepadaku umat-umat. Aku melihat seorang nabi, bersamanya beberapa orang; dan seorang nabi, bersamanya satu dan dua orang; serta seorang nabi, dan tak seorangpun bersamanya. Tiba-tiba ditampakkan kepadaku suatu jumlah yang banyak; akupun mengira bahwa mereka itu adalah umatku, tetapi dikatakan kepadaku: Ini adalah Musa bersama kaumnya. Lalu tiba-tiba aku melihat lagi suatu jumlah besar pula, maka dikatakan kepadaku: ini adalah umatmu, dan bersama mereka ada tujuh puluh ribu orang yang mereka itu masuk surga tanpa hisab dan tanpa adzab. Kemudian bangkitlah beliau dan segera memasuki rumahnya. Maka orang-orangpun memperbincangkan tentang siapakah mereka itu. Ada diantara mereka yang berkata: Mungkin saja mereka itu yang menjadi sahabat Rasulullah shallallahu �alaihi wa sallam. Ada lagi yang berkata: Mungkin saja mereka itu orang-orang yang dilahirkan dalam lingkungan Islam, sehingga tidak pernah mereka berbuat syirik sedikitpun kepada Allah. Dan mereka menyebutkan lagi beberapa perkara. Ketika Rasulullah shallallahu �alaihi wa sallam keluar, mereka memberitahukan hal tersebut kepada beliau. Maka beliau bersabda: "Mereka itu adalah orang-orang yang tidak meminta ruqyah, tidak meminta supaya lukanya ditempel dengan besi yang dipanaskan, tidak melakukan tathayyur [3] dan mereka pun bertawakkal kepada Tuhan mereka". Lalu berdirilah �Ukasyah bin Mihshan dan berkata: Mohonkanlah kepada Allah agar aku termasuk golongan mereka. Beliau menjawab: kamu termasuk golongan mereka. Kemudian berdirilah seorang yang lain dan berkata: Mohonkanlah kepada Allah agar aku juga termasuk golongan mereka. Beliau menjawab: Kamu sudah kedahuluan �Ukasyah. [4]
Kandungan Bab ini:
� Mengetahui adanya tingkatan-tingkatan manusia dalam tauhid.
� Pengertian mengamalkan tauhid dengan semurni-murninya.
� Sanjungan Allah Ta�ala kepada Nabi Ibrahim, karena sama sekali tidak pernah termasuk orang-orang yang berbuat syirik kepada Allah.
� Sanjungan Allah kepada para tokoh wali , karena bersihnya diri mereka dari perbuatan syirik.
� Tidak meminta ruqyah, tidak meminta supaya lukanya ditempel dengan besi yang dipanaskan dan tidak melakukan tathayyur adalah termasuk pengamalan tauhid yang murni.
� Bahwa tawakkal kepada Allah Ta�ala adalah sifat yang mendasari sikap tersebut.
� Dalamnya ilmu para sahabat karena mereka mengetahui bahwa orang-orang yang dinyatakan dalam hadits tersebut tidak dapat mencapai derajat dan kedudukan yang demikian itu kecuali dengan amal.
� Gairah dan semangat para sahabat untuk berlomba-lomba dalam mengerjakan amal kebaikan.
� Keistimewaan umat Islam, dengan kuantitas dan kualitas.
� Keutamaan pengikut Nabi Musa.
� Umat-umat telah ditampakkan kepada Rasulullah shallallahu �alaihi wa sallam.
� Setiap umat dikumpulkan sendiri-sendiri bersama nabinya.
� Bahwa sedikit orang yang mengikuti seruan para nabi.
� Nabi yang tidak mempunyai pengikut, datang sendirian pada hari Kiamat.
� Buah dari pengetahuan ini adalah: tidak silau dengan jumlah yang banyak dan tidak merasa kecil hati dengan jumlah yang sedikit.
� Diperbolehkan melakukan ruqyah karena terkena �ain atau sengatan.
� Dalamnya pengertian kaum Salaf, dapat dipahami dari kata-kata Sa�id bin Jubair: Sungguh telah berbuat baik orang yang mengamalkan apa yang telah didengarnya; tetapi�dst. Dengan demikian jelaslah bahwa hadits pertama tidak bertentangan dengan hadits kedua.
� Kemuliaan sifat kaum Salaf karena ketulusan hati mereka, dan mereka tidak memuji seseorang dengan pujian yang dibuat-buat.
� Sabda Rasulullah shallallahu �alaihi wa sallam: Kamu termasuk golongan mereka , adalah salah satu dari tanda-tanda kenabian beliau.
� Keutamaan �Ukasyah.
� Penggunaan kata sindiran. [5]
� Keelokan budi pekerti Rasulullah shallallahu �alaihi wa sallam.
[Disalin dari buku: "Kitab At-Tauhid Al-Ladzi Huwa HAqqullah Alal-Abid" Edisi Indonesia Kitab Tauhid karya Syaikh Muhammad At-Tamimi. Penerbit: Kantor Kerjasama Da'wah dan Bimbingan Islam, Riyadh 1418H]
_______
Footnote
[1]. Ruqyah, maksudnya disini ialah penyembuhan dengan pembacaan ayat-ayat Al Qur�an atau do�a-do�a.
[2]. Ain ialah pengaruh jahat yang disebabkan oleh rasa dengki seseorang melalui matanya; disebut juga kena mata.
[3]. Tathayyur ialah merasa pesimis, merasa bernasib sial, atau beramal nasib buruk, karena melihat burung, binatang lainnya atau apa saja.
[4]. Hadits Riwayat Al-Bukhari dan Muslim
[5]. Karena beliau bersabda kepada seorang yang lain: Kamu sudah kedahuluan �Ukasyah dan tidak bersabda kepadanya: Kamu tidak pantas untuk dimasukkan ke dalam golongan mereka.