PDA

View Full Version : Ismu gunting


tuyulsakti
22nd April 2012, 04:43 PM
No sara ! http://ceri.ws/smilies/nosara.gif





http://u.kaskus.us/42/2tjlouc0.jpg



Asal muasal ISMU GUNTING .



Pada jaman para jagabaya (penjaga keamanan) banyak difungsikan untuk

menjaga keamanan di suatu wilayah, ada satu ilmu kadigdayaan yang amat dikenal ampuh. Tidak lain sebagai bekal para jagabaya saat menjalankan

tugas. Ajian ini pernah dilakoni para jagabaya yang dipersiapkan untuk menjaga perkampungan di daerah Batu Raden, Purwokerto. Namanya, ajian ISMU GUNTING. Bagaimana laku ajian kadigdayaan tersebut?

Menurut cerita yang berkembang di masyarakat Purwokerto, pada tahun 1950-an ada segerombolan perampok yang sangat bengis. Mereka bukan hanya mengambil harta benda milik penduduk, tetapi juga memperkosa dan membunuh penduduk yang berani menentang perintahnya. Tidak segan warga diminta menyerahkan harta, dan harus menyetor pajak setiap minggu.

Karena perilaku mereka sudah keterlaluan maka jagabaya (keamanan desa) disertai dengan seorang pendekar melakukan penyerangan pada perampok yang bermarkas di tengah hutan (kawasan lereng gunung Slamet) tersebut. Melalui pertempuran yang sengit, akhirnya perampok itu tewas dengan dada yang membiru. Sepertinya dada mereka remuk redam. Ajian apa yang dipakai para jagabaya itu?

Konon, pukulan ajian ini dapat meremukkan dada musuh. Musuh tidak menyingkir atau tidak melapisi dengan kekebalan ilmu lain dipastikan akan binasa dalam waktu singkat. Sebab, reaksi ajian Ismu Gunting dikenal sangat cepat dan tidak perlu menunggu pelaku mengumpulkan tenaga dalam terlebih dahulu. Karena itu, si pelaku ajian tidak diperkenankan sembarangan orang menggunakannya.

Ajian diciptakan oleh salah seorang pertama tua yang dulunya sering muncul di sekitar kawasan lokasi wisata Baturraden, Purwokerto. Lantas diamalkan ke beberapa orang murid yang dia percayai. Tujuan dia mencipta ajian ini untuk mengatasi orang-orang yang berlaku jahat dan tidak punya batas kemanusiaan.

Kabar menarik lain, ilmu ini selanjutnya dikuasai oleh para jagabaya dengan cara mudah. Tidak ada persyaratan yang menyulitkan, termasuk dalam hal menghafal mantera-manteranya.Selama menjalankan puasa dan tirakatan ini, pelaku ajian harus membaca mantera tersebut di atas sebanyak kurang lebih 15 kali. Lebih banyak mengamalkan lafalan mantera konon kekuatan ilmu yang didapat semakin bertambah tinggi. Waktu dibutuhkan saat proses peralihan kekuatan ke dalam tubuh pun semakin cepat. (a

</div>