jenggotislam
22nd April 2012, 04:08 PM
Ane minta klarifikasi dulu neh, siapa yang nimpuk bata???
Gentle dong Gan, ane kan cuma ngajak diskusi... kenapa jadi kayak gini??
terus terang ane gak bisa terima, aktifitas ane di kaskus 90% di FJB. Klo ane merah kayak gini, berarti juragan2 udh bersikap dholim dong?!
Ayo dewasa lah Gan..
Ane minta dengan sangat, tolong balikin lagi reputasi ane...
kalo niat cuma cari perhatian ane gak akan masuk di Forsup Gan, uah ane share di Lounge, tapi ane liat gak akan ada manfaatnya selain hanya bikin resah aja.
makanya ane share pemikiran ane disini dngan harapan ada para sepuh semua yang bisa ngasih pencerahan..
Mimin/momod please help me.. (ane udah lapor hansip tuh!)
Ayo para sepuh,
ane tunggu kebijaksanaannya...
Bismillahirahmanirahiim.
Assalamualaikum Wr. Wb.
Perlu saya tegaskan sebelumnya, bahwa saya tidak sedang main-main atau iseng sekedar cari perhatian. Ini adalah polemik lama dalam diri saya, sejak awal tahun 2000-an.
Perlu juga saya informasikan sebelumnya, bahwa tulisan ini intinya adalah semacam rangkuman/abstraksi dari skripsi saya tentang makna semantik jin dalam Al-Qur'an. Meskipun lulus dengan banyak catatan yang harus saya revisi karena banyak kontroversi dan kontra pemikiran dengan semua dosen pengujinya.
Tujuan dari dibuatnya thread ini adalah untuk berbagi pendapat dan menjadi media silaturahmi dengan para sepuh-sepuh di forsup, barangkali ada pencerahan buat saya yang tidak ditemukan ditempat lain.
Karena niat saya baik dan tulus, saya berharap kedewasaan para sepuh sekalian untuk dapat menghormati jika pada akhirnya ada pemikiran-pemikian saya yang tidak sejalan dan dianggap melenceng dari pakem umum.
Latar belakang dari hadirnya polemik ini adalah, saat saya menemukan banyak sekali kejanggalan dalam mitos yang berkembang dimasyarakat tentang Jin, Syetan dan sebangsanya.
Sudah menjadi rahasia umum dikalangan masyarakat (terutama Islam) yang menganggap fenomena makhluk halus adalah sebuah fakta konvensional yang diakui keberadaanya ditengah-tengah masyarakat dan tak terbantahkan.
Singkatnya, pemahaman umum yang berlaku bagi kita (orang islam) percaya bahwa ada makhluk halus yang bernama Jin. Selanjutnya dari pemahaman dasar ini berkembang sebuah 'teori' tentang makhluk halus secara umum. Bahwa dikatan Jin terbagi menjadi dua, ada yang beriman dan ada yang tidak beriman. Jin yang beriman ini di istilahkan dengan Jin Muslim, contohnya adalah mereka yang membantu memindahkan istana ratu balqis (cmiiw). Sedangkan Jin yang membangkan adalah mereka yang selanjutnya menjadi golongan Iblis. Sedangkan Syeitan lebih diartikan sebagai sifat yang merujuk kepada kegelapan dan kejahatan. Syaitan bisa berwujud Iblis tapi bisa juga berwujud manusia jahat.
Sampai disini saya rasa cukup bisa dimaklumi. Sebagai turunan dari Al Qur'an dengan segala keterbatasan saya memaklumi dan mengimani 'teori' diatas. Sebab saya meyakini dengan sepenuh hati, bahwa keterbasan pengetahuan dan kemampuan berfikir saya tidak mungkin dapat memahami secara logic semua penomena yang terjadi di alam semesta, baik alam jasad maupun alam ruh. Saya mengimaninya. Saya mendengar dan saya men-tha'ati-nya.
Namun urusan menjadi lain, manakala melihat penomena yang terjadi di masyarakat secara luas. Bahwa pada akhirnya 'teori' sederhana tentang Jin ini telah berkembang menjadi mitos liar yang mengalir tanpa batas dan cenderung tak terkendali.
Selanjutnya ada anggapan bahwa Jin hidup di alam Ghaib seperti layaknya manusia. Berkeluarga dan bermasyarakat, bahkan membangun kebudayaan dan peradaban persis manusia, namun dengan tingkat yang jauh lebih maju.
Baik Jin Muslim maupun Iblis digambarkan punya fisik hampir sama dengan manusia namun diberi beberapa kelebihan yang tidak diberikan kepada manusia. Diantanya Jin dapat bergerak dan berpindah dengan cepat, sebab mereka diciptakan dari Api.
Nah, yang paling menjadi bahan pemikiran ane adalah adanya keyakinan pada sebagian masyarakat yang memandang bahwa dapat terjadi interaksi, komunikasi bahkan 'kerjasama' diantara Jin dan Manusia.
Kejanggalan saya temukan manakala saya mencoba menjawab beberapa pertanyaan dibawah ini:
1. Jika benar bahwa Jin berkehidupan seperti manusia, kehidupan mereka
diatur dengan apa?, sebab setau ane, tidak ada satupun ayat didalam al
qur'an yang secara khusus di taklif/dibebankan kepada Jin. Banyak ayat
yang diawali dengan kata ya ayuhan naas.. tapi tidak ada satupun ayat
yang di awali dengan ya ayuhal jin..
2. Sepengetahuan ane, semua ayat al qur'an itu bersifat basyariah, artinya
kental bernuansa kemanusiaan, Seperti halnya rukhsah/keringanan untuk
tidak menjalankan puasa saat bepergian jauh, atau keringanan untuk
tayamum manakala tidak menemuakan air. Begitu juga hampir semua ayat
yang mengandung ketentuan hukum semuanya hampir dipastikan
diciptakan untuk kemaslahatan manusia. Seperti ketentuan tentang aurat,
warist, qisas (jin tidak mungkin membunuh karena mereka tidak mati),
ketentuan halal haram dalam makanan (ini yang menggelikan, Jin dikatakan
makan tulang belulang sisa makanan manusia), ketentuan muamalah,
tijarah (jual beli), nikah dan masih banyak yang lainnya. Nah ayat-ayat
seperti ini akan sulit dipahami untuk diteparkan kepada bangsa Jin.
3. Konsekuensi dari keyakinan terhadap mitos ini adalah berkembangnya
keyakinan yang merugikan masyarakat secara lebih luas dan serius. Bukan
hal aneh jika ada pembenaran bahwa Kuntilanak, pocongkkkkk, genderewo
adalah fakta sosial yang dijustifikasi dengan dalil-dalil agama. Menurut
saya disinilah kekeliruan terbesar.
Kesimpulan:
1. Sebagai Muslim saya meyakini ada makhluk ghaib yang bernama
Jin..sebagaimana juga saya meyakini ada makluk yang bernama Malaikat.
2. Kehidupan jin dan semua misteri tentang alam gaib hanya menjadi rahasia
Allah saja, tidak ada keharusan untuk kita meyakini mitos-mitos lebih dari
yang sewajarnya atau bahkan ikut secara serampangan mengarang-
ngarang cerita berdasar imajinasi dan khayalan semata.
3. Tidak benar bahwa jin berkehidupan seperti layaknya manusia sebab itu
bertentangan dengan Al Qur'an itu sendiri
4. Mengacu kepada point-point diatas, maka tidak mungkin ada interaksi,
komunikasi dan 'kerjasama' antara jin dan manusia
5. Satu-satunya interaksi Jin, Iblis dan Syetan dengan manusia adalah melalui
'bisikan halus didalam hati manusia' atau istilah al qur'annya, yuwas wisu fi
suduurin naas.. hal-hal yang terjadi seperti malas melaksanakan shalat,
atau menikmati maksiat.
6. Oleh sebab itu saya meyakini bahwa mitos-mitos lain yang menjadi turunan
dari 'teori' kehidupan Jin menjadi tidak valid termasuk didalamnya adalah
semua mitos dan cerita tentang makhluk halus yang umum diyakini
masyarakat seperti pocongkkkkk, kuntilanak, tuyul, genderewo, jurig etc.
Silakan disimak dengan seksama, dengan kepala dingin dan dengan semangat persaudaraan Islam.
:ceriwislove::loveindonesia
Sekalian ane mau ngucapin,
Taqabbalalahi Minna Wa Minkum, Syiaamana Wasyiaamakum.
Selamat Merayakan hari Kemenangan,
Selamat Idul Fitri 1431 H
Mohon maaf lahir dan bathin.
</div>
Gentle dong Gan, ane kan cuma ngajak diskusi... kenapa jadi kayak gini??
terus terang ane gak bisa terima, aktifitas ane di kaskus 90% di FJB. Klo ane merah kayak gini, berarti juragan2 udh bersikap dholim dong?!
Ayo dewasa lah Gan..
Ane minta dengan sangat, tolong balikin lagi reputasi ane...
kalo niat cuma cari perhatian ane gak akan masuk di Forsup Gan, uah ane share di Lounge, tapi ane liat gak akan ada manfaatnya selain hanya bikin resah aja.
makanya ane share pemikiran ane disini dngan harapan ada para sepuh semua yang bisa ngasih pencerahan..
Mimin/momod please help me.. (ane udah lapor hansip tuh!)
Ayo para sepuh,
ane tunggu kebijaksanaannya...
Bismillahirahmanirahiim.
Assalamualaikum Wr. Wb.
Perlu saya tegaskan sebelumnya, bahwa saya tidak sedang main-main atau iseng sekedar cari perhatian. Ini adalah polemik lama dalam diri saya, sejak awal tahun 2000-an.
Perlu juga saya informasikan sebelumnya, bahwa tulisan ini intinya adalah semacam rangkuman/abstraksi dari skripsi saya tentang makna semantik jin dalam Al-Qur'an. Meskipun lulus dengan banyak catatan yang harus saya revisi karena banyak kontroversi dan kontra pemikiran dengan semua dosen pengujinya.
Tujuan dari dibuatnya thread ini adalah untuk berbagi pendapat dan menjadi media silaturahmi dengan para sepuh-sepuh di forsup, barangkali ada pencerahan buat saya yang tidak ditemukan ditempat lain.
Karena niat saya baik dan tulus, saya berharap kedewasaan para sepuh sekalian untuk dapat menghormati jika pada akhirnya ada pemikiran-pemikian saya yang tidak sejalan dan dianggap melenceng dari pakem umum.
Latar belakang dari hadirnya polemik ini adalah, saat saya menemukan banyak sekali kejanggalan dalam mitos yang berkembang dimasyarakat tentang Jin, Syetan dan sebangsanya.
Sudah menjadi rahasia umum dikalangan masyarakat (terutama Islam) yang menganggap fenomena makhluk halus adalah sebuah fakta konvensional yang diakui keberadaanya ditengah-tengah masyarakat dan tak terbantahkan.
Singkatnya, pemahaman umum yang berlaku bagi kita (orang islam) percaya bahwa ada makhluk halus yang bernama Jin. Selanjutnya dari pemahaman dasar ini berkembang sebuah 'teori' tentang makhluk halus secara umum. Bahwa dikatan Jin terbagi menjadi dua, ada yang beriman dan ada yang tidak beriman. Jin yang beriman ini di istilahkan dengan Jin Muslim, contohnya adalah mereka yang membantu memindahkan istana ratu balqis (cmiiw). Sedangkan Jin yang membangkan adalah mereka yang selanjutnya menjadi golongan Iblis. Sedangkan Syeitan lebih diartikan sebagai sifat yang merujuk kepada kegelapan dan kejahatan. Syaitan bisa berwujud Iblis tapi bisa juga berwujud manusia jahat.
Sampai disini saya rasa cukup bisa dimaklumi. Sebagai turunan dari Al Qur'an dengan segala keterbatasan saya memaklumi dan mengimani 'teori' diatas. Sebab saya meyakini dengan sepenuh hati, bahwa keterbasan pengetahuan dan kemampuan berfikir saya tidak mungkin dapat memahami secara logic semua penomena yang terjadi di alam semesta, baik alam jasad maupun alam ruh. Saya mengimaninya. Saya mendengar dan saya men-tha'ati-nya.
Namun urusan menjadi lain, manakala melihat penomena yang terjadi di masyarakat secara luas. Bahwa pada akhirnya 'teori' sederhana tentang Jin ini telah berkembang menjadi mitos liar yang mengalir tanpa batas dan cenderung tak terkendali.
Selanjutnya ada anggapan bahwa Jin hidup di alam Ghaib seperti layaknya manusia. Berkeluarga dan bermasyarakat, bahkan membangun kebudayaan dan peradaban persis manusia, namun dengan tingkat yang jauh lebih maju.
Baik Jin Muslim maupun Iblis digambarkan punya fisik hampir sama dengan manusia namun diberi beberapa kelebihan yang tidak diberikan kepada manusia. Diantanya Jin dapat bergerak dan berpindah dengan cepat, sebab mereka diciptakan dari Api.
Nah, yang paling menjadi bahan pemikiran ane adalah adanya keyakinan pada sebagian masyarakat yang memandang bahwa dapat terjadi interaksi, komunikasi bahkan 'kerjasama' diantara Jin dan Manusia.
Kejanggalan saya temukan manakala saya mencoba menjawab beberapa pertanyaan dibawah ini:
1. Jika benar bahwa Jin berkehidupan seperti manusia, kehidupan mereka
diatur dengan apa?, sebab setau ane, tidak ada satupun ayat didalam al
qur'an yang secara khusus di taklif/dibebankan kepada Jin. Banyak ayat
yang diawali dengan kata ya ayuhan naas.. tapi tidak ada satupun ayat
yang di awali dengan ya ayuhal jin..
2. Sepengetahuan ane, semua ayat al qur'an itu bersifat basyariah, artinya
kental bernuansa kemanusiaan, Seperti halnya rukhsah/keringanan untuk
tidak menjalankan puasa saat bepergian jauh, atau keringanan untuk
tayamum manakala tidak menemuakan air. Begitu juga hampir semua ayat
yang mengandung ketentuan hukum semuanya hampir dipastikan
diciptakan untuk kemaslahatan manusia. Seperti ketentuan tentang aurat,
warist, qisas (jin tidak mungkin membunuh karena mereka tidak mati),
ketentuan halal haram dalam makanan (ini yang menggelikan, Jin dikatakan
makan tulang belulang sisa makanan manusia), ketentuan muamalah,
tijarah (jual beli), nikah dan masih banyak yang lainnya. Nah ayat-ayat
seperti ini akan sulit dipahami untuk diteparkan kepada bangsa Jin.
3. Konsekuensi dari keyakinan terhadap mitos ini adalah berkembangnya
keyakinan yang merugikan masyarakat secara lebih luas dan serius. Bukan
hal aneh jika ada pembenaran bahwa Kuntilanak, pocongkkkkk, genderewo
adalah fakta sosial yang dijustifikasi dengan dalil-dalil agama. Menurut
saya disinilah kekeliruan terbesar.
Kesimpulan:
1. Sebagai Muslim saya meyakini ada makhluk ghaib yang bernama
Jin..sebagaimana juga saya meyakini ada makluk yang bernama Malaikat.
2. Kehidupan jin dan semua misteri tentang alam gaib hanya menjadi rahasia
Allah saja, tidak ada keharusan untuk kita meyakini mitos-mitos lebih dari
yang sewajarnya atau bahkan ikut secara serampangan mengarang-
ngarang cerita berdasar imajinasi dan khayalan semata.
3. Tidak benar bahwa jin berkehidupan seperti layaknya manusia sebab itu
bertentangan dengan Al Qur'an itu sendiri
4. Mengacu kepada point-point diatas, maka tidak mungkin ada interaksi,
komunikasi dan 'kerjasama' antara jin dan manusia
5. Satu-satunya interaksi Jin, Iblis dan Syetan dengan manusia adalah melalui
'bisikan halus didalam hati manusia' atau istilah al qur'annya, yuwas wisu fi
suduurin naas.. hal-hal yang terjadi seperti malas melaksanakan shalat,
atau menikmati maksiat.
6. Oleh sebab itu saya meyakini bahwa mitos-mitos lain yang menjadi turunan
dari 'teori' kehidupan Jin menjadi tidak valid termasuk didalamnya adalah
semua mitos dan cerita tentang makhluk halus yang umum diyakini
masyarakat seperti pocongkkkkk, kuntilanak, tuyul, genderewo, jurig etc.
Silakan disimak dengan seksama, dengan kepala dingin dan dengan semangat persaudaraan Islam.
:ceriwislove::loveindonesia
Sekalian ane mau ngucapin,
Taqabbalalahi Minna Wa Minkum, Syiaamana Wasyiaamakum.
Selamat Merayakan hari Kemenangan,
Selamat Idul Fitri 1431 H
Mohon maaf lahir dan bathin.
</div>