kijokotolol
22nd April 2012, 03:20 PM
Sarasilah dan Babad Caringin
Dengan rakhmat Tuhan Yang Maha Esa dan Atas nama Tuhan Yang Maha Pengasih dan Penyayang
Semoga para leluhur memperoleh keselamatan dan anugerah dan semoga kami pantas untuk mengemban segala warisannya
Sarasilah Caringin
Ini adalah trah dan sarasilah para leluhur di kawasan Caringin yang sejarahnya telah mewarnai corak kehidupan di tempat ini dan kehadirannya dirasakan melalui pengucapan nama penuh hormat serta diketahui melalui segala petilasan peninggalan mereka. Berbagai tokoh dan nama keturunan telah hadir di Caringin baik ulama maupun prajurit, orang saleh maupun jawara
dari trah Kalijaga dan Ngampel Denta, juga dari darah agung Siliwangi
dan tidak ketinggalan pula para pahlawan perkasa dari Mataram
disertai dengan banyak para tokoh dari wetan lainnya
Mereka semua telah meninggalkan jejaknya di Bumi Caringin
yaitu jejak dan tapak yang pantas dipelihara dan diikuti
Demikianlah kini akan diuraikan secara rapi berurutan
para nenek moyang yang dahulu telah membuat sejarah di kecamatan ini
Dari trah Kalijaga datanglah Eyang Sapujagad, yaitu Kyai Langlangbuwana
yang menikah dengan Setiyadiningsih atau Hadityaningsih
yaitu putri yang di petilasan Cileungsi disebut Kembang Cempaka Putih
dan pada petilasan Babakan diberi gelar Dewi Kembang Kuning
maka kedua suami istri inilah yang telah menurunkan Kyai Elang Bangalan
yang telah datang dan seterusnya menetap di daerah Lemah Duhur
Kemudian daripada itu Elang Bangalanpun menurunkan empat orang anak
yang tertua adalah Arya Sancang di Garut-Pameungpeuk
diikuti oleh Eyang Badigul Jaya Pancawati, Ayah Ursi Pancawati dan Eyang Ragil Pancawati
maka ketiga anak yang lebih muda itu turut menjadi cikal bakal Caringin
serta meninggalkan kenangan di Pasir Karamat yang diluhurkan
Anak tertua Eyang Badigul Jaya adalah Ayah Iming, yaitu Kyai Haji Sulaiman
yang makamnya masih dapat ditemukan di Kebun Tajur
Anak yang kedua dinamakan Umaenah,
yaitu istri Eyang Ranggawulung atau Rangga Agung
maka suaminya itulah yang menjadi leluhur di Cimande-Tarik Kolot
Anak yang ketiga dinamakan Romiah yang dinikahi oleh Eyang Buyut Umang,
yaitu sebagaimana ia disebut di Caringin, karena di Cinagara ia disebut Aki Degle
adapun Eyang Buyut Umang itu adalah putra Ki Kastiwa, cucu Ki Kaswita,
cicit Suwita, dan turunan pahlawan Jaka Sembung,
yaitu suami Roijah gelar Bajing Ireng
sedangkan Eyang Buyut Umang sendiri juga telah menurunkan dua orang anak,
yaitu Aki Eming yang dipusarakan di makam Gede di Tonggoh
dan Aki yang dipusarakan di Cipopokol Hilir, Pasir Muncang
Selanjutnya, anak keempat Badigul Jaya adalah Samsiah,
yang menikah dengan Aki Kartijan
dan anak kelima adalah Amsiah yang menikah dengan Bayureksa
yang disebut juga Reksabuwana, yaitu putra Radyaksa,
cucu Jayadiningrat dari Mataram
ialah pahlawan perkasa yang petilasannya terdapat di Tanjakan Ciherang
maka Bayureksa dan Amsiah menurunkan Ki Ranggagading dan Ki Kumpi
yang kedua-duanya dimakamkan di kawasan Cigintung-Caringin
Akhirnya, anak kelima Aki Badigul Jaya adalah ibu Esah,
yang menikah dengan Aki Bangala
yaitu putra Aki Jepra atau Ki Kartaran, dan cucu Aki Kahir,
tokoh dunia persilatan
Selanjutnya, dari trah Raden Rakhmatullah Sunan Ngampel Denta diturunkanlah Ki
Karmagada yang menurunkan Ki Karmajaya,
yaitu ayahanda Ki Kartawirya
yang berasal dari Jampang-Surade dan telah datang ke Lemah Duhur,
untuk menetap di Legok Antrem
adapun Ki Kartawirya itu disebut pula Haji Akbar
ia menurunkan Marunda dan Marunda menurunkan Murtani
dan seterusnya Murtani menurunkan Pitung, jago silat dari Rawa Belong
Diriwayatkan pula bahwa Ki Kartawirya memiliki istri bernama Nyi Antrem
yang namanya telah diabadikan dalam nama Legok Antrem sasaka kami
Maka Nyi Antrem itu pun berasal dari satu keturunan dengan suaminya
sebab leluhurnya, yaitu Sekh Japarudin, juga berasal dari trah Ngampel Denta
Sekh Japarudin menurunkan Ki Kartaji dan Ki Kartaji menurunkan Aji Tapak Ireng
selanjutnya Aji Tapak Ireng menurunkan lima orang anak
Pertama adalah Aji Wisa Ireng yang juga disebut Haji Aleman
Kedua Aji Wisa Kuning, ketiga mbah Ambani, keempat Ki Anom
dan kelima ibu Ucu yang diperistri oleh Ayah Haji Abdul Somad,
leluhur di Cimande-Tarik Kolot
Keluarga dan turunan inilah yang menjadi asal-usul masyarakat di Curuk Dengdeng
maka dari Aji Wisa Irenglah ibu Antrem diturunkan ke dunia
yaitu ibu Antrem yang telah dipusarakan di kawasan Legok Antrem
Adapun Ki Karmagada juga menurunkan anak lelaki adik Ki Karmajaya
yang kemudian menurunkan Ki Jaka Kadir, yaitu tokoh yang dipusarakan di Leuweung Ki Maun, yang
terletak di atas Legok Antrem
Seterusnya Ki Jaka Kadir menurunkan Ki Jaka Bledek, leluhur kampung Bendungan di Kampung Tajur
Demikianlah itu tentang para leluhur dan pendahulu
yaitu mereka semua yang berasal dari trah Ngampel Denta.
Seterusnya sebagaimana diriwayatkan oleh mereka yang mengerti sejarah
mengalir pula darah leluhur Siliwangi pada diri para leluhur di Caringin
mewarnai jalan kehidupan masyarakat dan memancarkan kesejatian rasa
membangkitkan kesucian sikap dan menaikkan kebajikan laku
Maka inilah keluarga para jawara yang menghubungkan Siliwangi dan Caringin
menghubungkan masa lalu dan masa kini serta mengarahkan masa depan
Sang Ratu Jaya Dewata Prabu Siliwangi menikah dengan Nyi Ratu Subangkarancang
dan menurunkan tiga orang anak, yaitu dua orang lelaki dan seorang wanita
anak yang tertua adalah Pangeran Arya Santang, Panembahan Cakrabuwana
anak yang kedua adalah Nyi Rara Santang ibunda Syarif Hidayatulah
dan anak yang ketiga adalah Kian Santang atau Prabu Sagara
atau Sunan Rakhmat Suci di gunung Godog
yang disebut Sekh Kuncung Putih di Cibadak-Pangasahan
maka ia itulah leluhur seorang tokoh bernama Elang Sutawinata
</div>
Dengan rakhmat Tuhan Yang Maha Esa dan Atas nama Tuhan Yang Maha Pengasih dan Penyayang
Semoga para leluhur memperoleh keselamatan dan anugerah dan semoga kami pantas untuk mengemban segala warisannya
Sarasilah Caringin
Ini adalah trah dan sarasilah para leluhur di kawasan Caringin yang sejarahnya telah mewarnai corak kehidupan di tempat ini dan kehadirannya dirasakan melalui pengucapan nama penuh hormat serta diketahui melalui segala petilasan peninggalan mereka. Berbagai tokoh dan nama keturunan telah hadir di Caringin baik ulama maupun prajurit, orang saleh maupun jawara
dari trah Kalijaga dan Ngampel Denta, juga dari darah agung Siliwangi
dan tidak ketinggalan pula para pahlawan perkasa dari Mataram
disertai dengan banyak para tokoh dari wetan lainnya
Mereka semua telah meninggalkan jejaknya di Bumi Caringin
yaitu jejak dan tapak yang pantas dipelihara dan diikuti
Demikianlah kini akan diuraikan secara rapi berurutan
para nenek moyang yang dahulu telah membuat sejarah di kecamatan ini
Dari trah Kalijaga datanglah Eyang Sapujagad, yaitu Kyai Langlangbuwana
yang menikah dengan Setiyadiningsih atau Hadityaningsih
yaitu putri yang di petilasan Cileungsi disebut Kembang Cempaka Putih
dan pada petilasan Babakan diberi gelar Dewi Kembang Kuning
maka kedua suami istri inilah yang telah menurunkan Kyai Elang Bangalan
yang telah datang dan seterusnya menetap di daerah Lemah Duhur
Kemudian daripada itu Elang Bangalanpun menurunkan empat orang anak
yang tertua adalah Arya Sancang di Garut-Pameungpeuk
diikuti oleh Eyang Badigul Jaya Pancawati, Ayah Ursi Pancawati dan Eyang Ragil Pancawati
maka ketiga anak yang lebih muda itu turut menjadi cikal bakal Caringin
serta meninggalkan kenangan di Pasir Karamat yang diluhurkan
Anak tertua Eyang Badigul Jaya adalah Ayah Iming, yaitu Kyai Haji Sulaiman
yang makamnya masih dapat ditemukan di Kebun Tajur
Anak yang kedua dinamakan Umaenah,
yaitu istri Eyang Ranggawulung atau Rangga Agung
maka suaminya itulah yang menjadi leluhur di Cimande-Tarik Kolot
Anak yang ketiga dinamakan Romiah yang dinikahi oleh Eyang Buyut Umang,
yaitu sebagaimana ia disebut di Caringin, karena di Cinagara ia disebut Aki Degle
adapun Eyang Buyut Umang itu adalah putra Ki Kastiwa, cucu Ki Kaswita,
cicit Suwita, dan turunan pahlawan Jaka Sembung,
yaitu suami Roijah gelar Bajing Ireng
sedangkan Eyang Buyut Umang sendiri juga telah menurunkan dua orang anak,
yaitu Aki Eming yang dipusarakan di makam Gede di Tonggoh
dan Aki yang dipusarakan di Cipopokol Hilir, Pasir Muncang
Selanjutnya, anak keempat Badigul Jaya adalah Samsiah,
yang menikah dengan Aki Kartijan
dan anak kelima adalah Amsiah yang menikah dengan Bayureksa
yang disebut juga Reksabuwana, yaitu putra Radyaksa,
cucu Jayadiningrat dari Mataram
ialah pahlawan perkasa yang petilasannya terdapat di Tanjakan Ciherang
maka Bayureksa dan Amsiah menurunkan Ki Ranggagading dan Ki Kumpi
yang kedua-duanya dimakamkan di kawasan Cigintung-Caringin
Akhirnya, anak kelima Aki Badigul Jaya adalah ibu Esah,
yang menikah dengan Aki Bangala
yaitu putra Aki Jepra atau Ki Kartaran, dan cucu Aki Kahir,
tokoh dunia persilatan
Selanjutnya, dari trah Raden Rakhmatullah Sunan Ngampel Denta diturunkanlah Ki
Karmagada yang menurunkan Ki Karmajaya,
yaitu ayahanda Ki Kartawirya
yang berasal dari Jampang-Surade dan telah datang ke Lemah Duhur,
untuk menetap di Legok Antrem
adapun Ki Kartawirya itu disebut pula Haji Akbar
ia menurunkan Marunda dan Marunda menurunkan Murtani
dan seterusnya Murtani menurunkan Pitung, jago silat dari Rawa Belong
Diriwayatkan pula bahwa Ki Kartawirya memiliki istri bernama Nyi Antrem
yang namanya telah diabadikan dalam nama Legok Antrem sasaka kami
Maka Nyi Antrem itu pun berasal dari satu keturunan dengan suaminya
sebab leluhurnya, yaitu Sekh Japarudin, juga berasal dari trah Ngampel Denta
Sekh Japarudin menurunkan Ki Kartaji dan Ki Kartaji menurunkan Aji Tapak Ireng
selanjutnya Aji Tapak Ireng menurunkan lima orang anak
Pertama adalah Aji Wisa Ireng yang juga disebut Haji Aleman
Kedua Aji Wisa Kuning, ketiga mbah Ambani, keempat Ki Anom
dan kelima ibu Ucu yang diperistri oleh Ayah Haji Abdul Somad,
leluhur di Cimande-Tarik Kolot
Keluarga dan turunan inilah yang menjadi asal-usul masyarakat di Curuk Dengdeng
maka dari Aji Wisa Irenglah ibu Antrem diturunkan ke dunia
yaitu ibu Antrem yang telah dipusarakan di kawasan Legok Antrem
Adapun Ki Karmagada juga menurunkan anak lelaki adik Ki Karmajaya
yang kemudian menurunkan Ki Jaka Kadir, yaitu tokoh yang dipusarakan di Leuweung Ki Maun, yang
terletak di atas Legok Antrem
Seterusnya Ki Jaka Kadir menurunkan Ki Jaka Bledek, leluhur kampung Bendungan di Kampung Tajur
Demikianlah itu tentang para leluhur dan pendahulu
yaitu mereka semua yang berasal dari trah Ngampel Denta.
Seterusnya sebagaimana diriwayatkan oleh mereka yang mengerti sejarah
mengalir pula darah leluhur Siliwangi pada diri para leluhur di Caringin
mewarnai jalan kehidupan masyarakat dan memancarkan kesejatian rasa
membangkitkan kesucian sikap dan menaikkan kebajikan laku
Maka inilah keluarga para jawara yang menghubungkan Siliwangi dan Caringin
menghubungkan masa lalu dan masa kini serta mengarahkan masa depan
Sang Ratu Jaya Dewata Prabu Siliwangi menikah dengan Nyi Ratu Subangkarancang
dan menurunkan tiga orang anak, yaitu dua orang lelaki dan seorang wanita
anak yang tertua adalah Pangeran Arya Santang, Panembahan Cakrabuwana
anak yang kedua adalah Nyi Rara Santang ibunda Syarif Hidayatulah
dan anak yang ketiga adalah Kian Santang atau Prabu Sagara
atau Sunan Rakhmat Suci di gunung Godog
yang disebut Sekh Kuncung Putih di Cibadak-Pangasahan
maka ia itulah leluhur seorang tokoh bernama Elang Sutawinata
</div>