Log in

View Full Version : Pengantar kitab kidung agung


mencekam13
22nd April 2012, 03:13 PM
Dalam satu hubungan yang terjalin dengan penuh cinta, disana kan segera bermuara gelora asmara yang luar biasa. Disanalah muncul aliran-aliran pujian asmara, nyanyian, sanjungan, rayuan sayang, dan juga kidung nan indah. Hal semacam inilah yang digambarkan oleh kitab Kidung Agung � salah satu dalam Perjanjian Lama (PL) � dalam suatu alegori tentang hubungan pribadi antara hamba dengan sang Khalik. Kitab yang diartikan sebagai kitab yang menggambarkan kasih Allah untuk Israel ini rupanya banyak disalah mengertikan oleh banyak orang. tak hanya karena isinya yang banyak berisi rayuan romantis, tapi juga gaya bahasanya yang banyak mengumbar persoalan seksualitas. Karena itulah kitab ini dianggap kurang pas untuk dimasukkan dalam salah satu kanon Alkitab.



Penulis Kitab Kidung Agung

Kesarjanaan Alkitabiah tradisional, sering kali menghubungkan kitab Kidung Agung ini dengan Raja Salomo. Sedangkan dari tradisi kuno Yahudi mengatakan bahwa kitab yang mengambil judulnya dari kata dalam ayat pembukaan kitabnya (1:1) yakni �Kidung� ini merupakan hasil karya Raja Hizkia, raja Yehuda yang diberi tempat utama dalam pemeliharaan sastra hikmat Israel. Meski demikian, keduanya kurang memiliki bukti yang cukup kuat sebagai penegas tentang siapakah sebenarnya penulis kitab Kidung Agung. Karena itu walaupun Salomo sendiri mungkin bukan pengarangnya, namun nada dan keadaan Kidung Agung mencerminkan zamannya. Sama seperti kitab Amsal, dasar atau inti Kidung Agung mungkin disebarkan (barangkali secara lisan), ditambah dan kemudian diberi bentuknya yang sekarang oleh penyair yang tidak disebut namanya dan hidup sekitar masa pembuangan.



Pesan dan makna kitab Kidung Agung



Tidak ada satu kitab pun dalam PL yang terbukti sangat membingungkan bagi para penafsir Alkitab, kecuali Kidung Agung. Kidung Agung merupakan suatu pelajaran, suatu perumpamaan tentang keajaiban dan kekayaan cinta manusia yang merupakan pemberian dan anugrah Allah. Bila dilihat dari sudut penafsiran harfiah sejarah, maka makna Kidung Agung ini pada dasarnya dianggap sebagai ajaran tentang sifat jasmani manusia yang diciptakan laki-laki dan perempuan oleh Allah. Kitab ini memuji-muji kebaikan dan kesucian cinta seksual antara seorang laki-laki dan seorang perempuan yang telah dipersatukan dalam perkimpoian.

Makna Kidung Agung disambut sebagai penawar terhadap seksualitas yang tidak wajar dan kemerosotan lembaga perkimpoian. Kitab ini memuji-muji betapa baiknya keberadaan manusia yang diciptakan laki-laki dan perempuan serta menganjurkan kesusilaan dan martabat kasih sayang manusia dan pernytaan seksual dalam batas-batas yang ditetapkan Allah untuk hubungan antara seorang laki-laki dan seorang perempuan.

Lebih dari itu semua, nyatanya kitab ini tidak hanya berbicara mengenai kemurnian cinta manusia, tapi juga mengingatkan kita akan cinta yang lebih murni daripada cinta manusia. Dan jikalau diartikan secara alegoris-konteksual, maka dapat ditafsirkan sebagai menggambarkan cinta Allah kepada umat-Nya. SW/dbs

</div>