defrinoval
19th April 2012, 03:52 PM
http://www.planethijau.com/mod/publisher/media/889.jpg
Lampu LED semakin populer karena ramah lingkungan yang ditandai dengan hemat energi, berumur pakai lebih panjang dan memiliki intensitas cahaya yang lebih besar dibandingkan dengan lampu pijar.
Tetapi lain halnya dengan ilmuwan-ilmuwan di University of California. Mereka melakukan penelitian dari sisi lain terhadap lampu LED bermacam warna yang digunakan pada lampu lalu lintas, lampu rem dan depan mobil serta lampu hiasan natal. Dengan menghancurkannya manjadi bubuk, mereka membiarkan kandungan kimianya meleleh keluar dan kemudian menganalisanya.
Hasilnya, menurut mereka ada kontaminan dari masing-masing LED dengan warna yang berbeda. LED berwarna merah dengan intensitas rendah mengandung 8 kali timah yang diijinkan di California, AS. Sementara LED berwarna putih mengandung timah lebih sedikit, tetapi kandungan nikel cukup tinggi.
Selain timah dan nikel, lampu LED dan bagian-bagian lainnya dari lampu tersebut juga ditemui mengandung arsenik, tembaga dan logam lainnya yang diduga menjadi penyebab kanker, kerusakan saraf, penyakit ginjal, tekanan darah tinggi, radang kulit dan penyakit lainnya. Selain itu kerusakan ekologi perairan sungai dan laut juga mungkin mengalami kerusakan.
Kandungan logam-logam berbahaya sebenarnya tidak hanya ditimbulkan dari lampu LED seperti hasil penelitian yang dilakukan oleh tim riset tersebut. Lampu pijar sendiri juga mengandung timah dan merkuri dalam jumlah yang jauh lebih tinggi, sementara kandungan merkuri yang tinggi juga didapati di lampu compact fluoroscent atau lampu hemat energi.
Hasil riset itu setidaknya memberikan peringatan bagi para pengguna lampu LED untuk lebih berhati-hati dalam menangani limbahnya sekaligus memberikan informasi bagi pembuat kebijakan agar membuat peraturan untuk melakukan pengujian produk sebelum menggantikan produk sebelumnya.
Sumber (http://planethijau.com)
Lampu LED semakin populer karena ramah lingkungan yang ditandai dengan hemat energi, berumur pakai lebih panjang dan memiliki intensitas cahaya yang lebih besar dibandingkan dengan lampu pijar.
Tetapi lain halnya dengan ilmuwan-ilmuwan di University of California. Mereka melakukan penelitian dari sisi lain terhadap lampu LED bermacam warna yang digunakan pada lampu lalu lintas, lampu rem dan depan mobil serta lampu hiasan natal. Dengan menghancurkannya manjadi bubuk, mereka membiarkan kandungan kimianya meleleh keluar dan kemudian menganalisanya.
Hasilnya, menurut mereka ada kontaminan dari masing-masing LED dengan warna yang berbeda. LED berwarna merah dengan intensitas rendah mengandung 8 kali timah yang diijinkan di California, AS. Sementara LED berwarna putih mengandung timah lebih sedikit, tetapi kandungan nikel cukup tinggi.
Selain timah dan nikel, lampu LED dan bagian-bagian lainnya dari lampu tersebut juga ditemui mengandung arsenik, tembaga dan logam lainnya yang diduga menjadi penyebab kanker, kerusakan saraf, penyakit ginjal, tekanan darah tinggi, radang kulit dan penyakit lainnya. Selain itu kerusakan ekologi perairan sungai dan laut juga mungkin mengalami kerusakan.
Kandungan logam-logam berbahaya sebenarnya tidak hanya ditimbulkan dari lampu LED seperti hasil penelitian yang dilakukan oleh tim riset tersebut. Lampu pijar sendiri juga mengandung timah dan merkuri dalam jumlah yang jauh lebih tinggi, sementara kandungan merkuri yang tinggi juga didapati di lampu compact fluoroscent atau lampu hemat energi.
Hasil riset itu setidaknya memberikan peringatan bagi para pengguna lampu LED untuk lebih berhati-hati dalam menangani limbahnya sekaligus memberikan informasi bagi pembuat kebijakan agar membuat peraturan untuk melakukan pengujian produk sebelum menggantikan produk sebelumnya.
Sumber (http://planethijau.com)