PDA

View Full Version : Bruce Perry Mengkhawatirkan Masa Depan Bumi


vals
23rd November 2011, 11:29 AM
Bruce Perry Mengkhawatirkan Masa Depan Bumi


http://lakesideconnect.com/wp-content/uploads/DrBrucePerry1.jpg


Bruce Perry, mantan tentara Inggris, memang sosok yag suka blusukan. Dia mencoba merasakan kehidupan suku-suku terasing di pedalaman hutan Amazon (Amerika Tengah), di Tibet, di India, dan di Afrika. Profilnya yang �baby face� serta sabar dalam pendekatan personal, membuat dia cepat akrab dengan warga perkampungan yang hendak diselami kehidupannya. Seandainya kelompok itu, khususnya sang kepala suku terlihat menunjukkan sikap tidak simpatik atas kedatangan si Bruce bersama team kameraman di lingkungan perkampungan, maka Bruce tidak segan-segan menunjukkan sikap untuk total membantu aktivitas warga secara total, misalnya: berburu hewan ke hutan, mencari ikan ke sungai, memperbaiki rumah, mengurus keperluan keluarga, dan lain-lain.

Mungkin dia adalah salah satu �anthropolog� lapangan, sepanjang pengetahuan saya tentang sebuah cabang ilmu yang mempelajari kehidupan suatu masyarakat terpencil , yang paling beruntung. Keberadaannya dalam komunitas serta keinginannya untuk �meleburkan dirinya� guna menjalani aktivitas warga masyarakat sehari-hari, telah menumbuhkan simpati yang mendalam dari warga suku terasing yang dikunjunginya.

Tujuannya untuk meninjau keberadaan para suku terasing itu ternyata tidak semata-mata untuk dilayani dan bersuka ria, sekedar melampiaskan keinginan �hedonistic� menikmati alam yang masih asli atau berwisata budaya. Keberadaan Bruce ternyata justru bermaksud untuk melayani, mencari tahu persoalan-persoalan yang membelit warga, tantangan-tantangan yang akan dihadapi para tetua suku dalam memimpin komunitasnya saat harus menghadapi kedatangan para penjarah hutan yang hendak merambah wilayah kehidupannya, kekhawatiran atas rencana perusahaan penambang minyak yang akan melakukan eksplorasi di dalam wilayah hutan yang dipastikan akan membuat kerusakan parah dalam ekosistem dan kelangsungan hidup habitat satwa serta kelayakan air sungai yang menjadi kebutuhan sehari-hari para warga suku.

Pada acara �Perjalanan Bruce Perry ke Kawasan Arctic�, yang saya saksikan sepotong-sepotong, beberapa hari ini, secara ringkas dapat saya saksikan betapa berat persoalan lingkungan yang harus diatasi oleh para penghuni atau penduduk asli di Greenland serta di Alberta, Kanada.

Kebiasaan berburu yang turun-temurun diwariskan oleh para tetua masyarakat di wilayah tersebut, ternyata semakin terjepit oleh kemajuan teknologi yang digambarkan diwakili oleh datangnya para perusahaan tambang modern di kawasan itu.

Kondisi perubahan iklim yang semakin panas, yang mengakibatkan berkurangnya daerah yang tertutup es serta semakin berkurangnya hewan buruan merupaka fakta alam yang tidak dapat disangkal oleh para pemburu suku Inuit. Kesulitan para pemburu alam itu masih ditambah oleh kampanye pembatasan hewan yang dilakukan oleh LSM setempat. Para pemburu tersebut sebenarnya lebih khawatir oleh kampanye berlebihan yang dilakukan oleh para LSM daripada kondisi perubahan iklim setempat. Mereka berburu sekedar untuk memenuhi kebutuhan keluarga dan tradisi tersebut merupakan sarana social untuk menyambung keahlian yang dianggap mampu menjadi perekat kehidupan antar generasi di wilayah-wilayah sekitar Greenland.

Kehidupan tradisional semakin tersingkir oleh kemajuan kota dan intervensi modernisasi akibat meluasnya aktivitas penambangan di kawasan itu. Sebagian besar penduduk berusia dewasa tidak lagi menjadikan tradisi berburu anjing laut, beruang kutub, dan walrus, sebagai mata pencaharian hidupnya. Mereka lebih suka menjadi tenaga buruh untuk bekerja di pertambangan.

Kota Alberta, yang terletak di selatan Arctic, termasuk dalam wilayah Kanada, bahkan semakin menunjukkan situasi perusakan alam yang paling ekstrim, dampak dari penggerusan pasir ter, yang diolah untuk dijadikan bahan bakar minyak. Kandungan pasi ter (bahan pembuat minyak) di kawasan tersebut sangat besar sehingga membuat menarik imigran dari Filiphina dan Amerika Selatan, serta warga asli untuk menjadi buruh sopir truk pengangkut, dan pekerjaan tambang lainnya.

Seorang kepala suku, yang tanahnya berdekatan dengan kawasan pertambangan itu (pemandangan kawasan pertambangan yang sangat luas itu mungkin bisa disamakan dengan Freeport di Jayapura), akhirnya harus menyesuaikan diri untuk bergabung menjadi bagian dari pekerja tambang. Penghasilan yang diperolehnya telah memungkinkan dirinya memodernkan rumah tinggal beserta interiornya.

Dia mengatakan bahwa �sangat sulit untuk membendung kehadiran penambang raksasa yang datang dari selatan (mungkin maksudnya adalah: Amerika) untuk mengeksplorasi tanah adat yang menjadi kehidupan aslinya turun-temurun�. Istrinya secara tegas mengatakan bahwa: �para penambang itu telah memperkosa tanahnya, merusak kehidupan satwanya, dan memperlakukan air sumber kehidupannya semena-mena�. Namun saat si Bruce mempertanyakan mengenai sulitnya mengembalikan situasi alam lingkungan yang telah sangat rusak di sebagian tanah adat milik si kepala suku, sang kepala suku hanya menjawab: �Kami tidak dapat menghadapi perusahaan pendatang itu. Kami hanya bisa menyesuaikan diri untuk menjadi bagian dari tujuan kedatangan mereka ke sini.�

Bruce Perry yang mengawasi areal penambangan tersebut dari udara menggunakan helicopter tampak tercenung, wajahnya yang biasa tersenyum, tertawa ceria saat bercengkerama dengan para ibu-ibu dan pemuda-pemuda anggota suku terasing, kali ini tampak tertekan, mulutnya terkatub rapat, jakun dilehernya tampak turun-naik, menampakkan rasa khawatir yang teramat sangat atas perusakan lingkungan hidup yang dilakukan oleh para kapitalis perusahaan penambangan modern, khusunya di kawasan Alberta, Kanada.

Bruce juga mengatakan bahwa kerusakan parah yang diderita bumi ini sudah pasti berhubungan dengan gaya hidup kita, khususnya yang telah dimanjakan oleh kenikmatan mengendarai mobil yang menyedot kebutuhan bahan bakar minyak dalam jumlah besar. Bruce Perry secara jujur mengakui �perannya� dalam ikut serta menghancurkan lingkungan alam di Alberta, Greenland, dan hutan Amazon.

23 November 2011.

Sumber tulisan: Tayangan �Perjalanan Bruce Perry di BBC Knowledge�.