yudho1
16th November 2011, 11:39 PM
"Denjaka (Detasemen Jala Mangkara)"
http://2.bp.blogspot.com/_Vhm8VKze6GU/SusQ7Kvk7ZI/AAAAAAAAAB0/ildmBcWBo8E/s320/denjaka.jpg
DENJAKA adalah sebuah detasemen pasukan khusus TNI Angkatan Laut. Denjaka adalah satuan gabungan antara personel Kopaska dan Taifib Korps Marinir TNI-AL. Anggota Denjaka dididik di Bumi Marinir Cilandak dan harus menyelesaikan suatu pendidikan yang disebut PTAL (Penanggulangan Teror Aspek Laut). Lama pendidikan ini adalah 6 bulan. Intinya Denjaka memang dikhususkan untuk satuan anti teror walaupun mereka juga bisa dioperasikan di mana saja terutama anti teror aspek laut. Denjaka dibentuk berdasarkan instruksi Panglima TNI kepada Komandan Korps Marinir No Isn.01/P/IV/1984 tanggal 13 November 1984. Denjaka memiliki tugas pokok membina kemampuan antiteror dan antisabotase di laut dan di daerah pantai serta kemampuan klandestin aspek laut.
http://img119.imageshack.us/img119/628/marinir15111306do6ve3.jpg
http://1.bp.blogspot.com/-1kLHcKP_gSE/TVuCLsfRlpI/AAAAAAAAAHY/LDjPb0TNJP8/s1600/Denjaka11.jpg
Sat-81/Gultor (Satuan 81/Penanggulangan Teror)"
Satuan di Kopassus yang setingkat dengan Grup, bermarkas di Cijantung, Jakarta Timur. Kekuatan dari satuan ini tidak dipublikasikan secara umum mengenai jumlah personil maupun jenis persenjataannya yang dimilikinya, semua itu dirahasiakan.
Sejarah berdirinya Gultor:
Mengantisipasi maraknya tindakan pembajakan pesawat terbang era tahun 1970/80-an, Kepala Badan Intelijen Strategis (BAIS) ABRI menetapkan lahirnya sebuah kesatuan baru setingkat detasemen di lingkungan Kopassandha. Pada 30 Juni 1982, muncullah Detasemen 81 (Den-81) Kopassandha dengan komandan pertama Mayor Inf. Luhut Binsar Panjaitan dengan wakil Kapten Inf. Prabowo Subianto. Kedua perwira tersebut dikirim untuk mengambil spesialisasi penanggulangan teror ke GSG-9 (Grenzschutzgruppe-9) Jerman dan sekembalinya ke Tanah Air dipercaya untuk menyeleksi dan melatih para prajurit Kopassandha yang ditunjuk ke Den-81.
Gultor ready to atack! (training)
http://www.kopassus.mil.id/kopassus/tfiles/image/image/1_6182094de5eb2c2e222bbdc4ad6231b2.jpg
http://www.mabesad.mil.id/foto/next3/tontaipur.jpg
http://stat.kompasiana.com/files/2010/09/kopasus-menembaksumber-defendermiliterycom-300x199.jpg
Informasi yang dikumpulkan Jawa Pos ini dari berbagai sumber, sejak awal bulan lalu, satu peleton Satgultor 81 Kopassus sudah disiapkan. Bahkan tim terpilih ini sudah digerakkan ke luar Jakarta.
updatesnya
Pemerintah Indonesia berpikir seribu kali merespons lampu hijau Somalia yang mengizinkan militer RI untuk membebaskan 20 awak kapal MV Sinar Kudus. Padahal, jika opsi pembebasan sandera yang diambil, pasukan khusus TNI cukup membutuhkan waktu 10 menit untuk beraksi.
"Anak-anak itu terlatih. Sangat terlatih, saya kira cukup sepuluh sampai 15 menit saja," ujar mantan Kepala Staf Angkatan Laut Laksamana (pur) Slamet Soebijanto di Jakarta kemarin (13/04). Alumni AAL 1973 itu menyebut Detasemen Jala Mangkara (Denjaka) TNI AL memiliki kemampuan yang sangat baik untuk operasi laut.
"Sebenarnya yang dibutuhkan itu ketegasan pemerintah. Kalau ditanya apakah TNI siap, saya bisa jamin pasti 100 persen ready," kata mantan KSAL yang menjabat di era 2005-2007 ini.
Denjaka adalah prajurit pilihan TNI AL. Untuk menjadi anggota Denjaka, seorang prajurit harus berkualifikasi intai amphibi terlebih dulu. Denjaka berada dalam alur komando Korps Marinir.
Selama ini, Denjaka juga rajin berlatih penanggulangan aspek teror laut di kapal-kapal tanker di tengah laut. Semua personel Denjaka berkualifikasi penembak jitu dan bisa renang di laut dengan tangan terikat. Mereka juga berkemampuan untuk melakukan penyusupan bawah air dan juga peledakan bawah kapal (underwater demolition).
Slamet yakin, jika opsi militer diambil, kewibawaan pemerintah Indonesia di dunia internasional akan terjaga. "Saya kira ini juga akan menimbulkan efek jera juga bagi perompak. Ini kapal Indonesia, jangan main-main," katanya.
Secara terpisah, Direktur Eksekutif Lembaga Studi Pertahanan dan Strategi Indonesia Rizal Darmaputera menilai satuan penanggulangan teror Sat-81 Kopassus juga memiliki kemampuan untuk melakukan penyelamatan awak kapal Sinar Kudus. "Kualitasnya diakui secara internasional. Reputasinya sangat baik," kata Rizal.
Satgultor 81 Kopassus sekarang dipimpin oleh Kolonel Nyoman Cantiasa. Nyoman yang juga pernah menjabat sebagai Wakil Asisten Intelijen Kopassus itu dikenal sebagai prajurit komando yang punya rekam jejak anti teror mumpuni. Nyoman misalnya pernah memimpin operasi anti sniper gelap saat kerusuhan Ambon pecah di era 2000-2002.
Rizal menyebut, TNI pasti sudah melakukan kajian terhadap opsi-opsi pembebasan. "Tapi, memang sangat tidak mungkin disebutkan karena itu namanya memberi bocoran pada musuh," kata periset pertahanan yang baru pulang dari markas Pentagon Amerika Serikat ini. (jpnn)
</div>
http://2.bp.blogspot.com/_Vhm8VKze6GU/SusQ7Kvk7ZI/AAAAAAAAAB0/ildmBcWBo8E/s320/denjaka.jpg
DENJAKA adalah sebuah detasemen pasukan khusus TNI Angkatan Laut. Denjaka adalah satuan gabungan antara personel Kopaska dan Taifib Korps Marinir TNI-AL. Anggota Denjaka dididik di Bumi Marinir Cilandak dan harus menyelesaikan suatu pendidikan yang disebut PTAL (Penanggulangan Teror Aspek Laut). Lama pendidikan ini adalah 6 bulan. Intinya Denjaka memang dikhususkan untuk satuan anti teror walaupun mereka juga bisa dioperasikan di mana saja terutama anti teror aspek laut. Denjaka dibentuk berdasarkan instruksi Panglima TNI kepada Komandan Korps Marinir No Isn.01/P/IV/1984 tanggal 13 November 1984. Denjaka memiliki tugas pokok membina kemampuan antiteror dan antisabotase di laut dan di daerah pantai serta kemampuan klandestin aspek laut.
http://img119.imageshack.us/img119/628/marinir15111306do6ve3.jpg
http://1.bp.blogspot.com/-1kLHcKP_gSE/TVuCLsfRlpI/AAAAAAAAAHY/LDjPb0TNJP8/s1600/Denjaka11.jpg
Sat-81/Gultor (Satuan 81/Penanggulangan Teror)"
Satuan di Kopassus yang setingkat dengan Grup, bermarkas di Cijantung, Jakarta Timur. Kekuatan dari satuan ini tidak dipublikasikan secara umum mengenai jumlah personil maupun jenis persenjataannya yang dimilikinya, semua itu dirahasiakan.
Sejarah berdirinya Gultor:
Mengantisipasi maraknya tindakan pembajakan pesawat terbang era tahun 1970/80-an, Kepala Badan Intelijen Strategis (BAIS) ABRI menetapkan lahirnya sebuah kesatuan baru setingkat detasemen di lingkungan Kopassandha. Pada 30 Juni 1982, muncullah Detasemen 81 (Den-81) Kopassandha dengan komandan pertama Mayor Inf. Luhut Binsar Panjaitan dengan wakil Kapten Inf. Prabowo Subianto. Kedua perwira tersebut dikirim untuk mengambil spesialisasi penanggulangan teror ke GSG-9 (Grenzschutzgruppe-9) Jerman dan sekembalinya ke Tanah Air dipercaya untuk menyeleksi dan melatih para prajurit Kopassandha yang ditunjuk ke Den-81.
Gultor ready to atack! (training)
http://www.kopassus.mil.id/kopassus/tfiles/image/image/1_6182094de5eb2c2e222bbdc4ad6231b2.jpg
http://www.mabesad.mil.id/foto/next3/tontaipur.jpg
http://stat.kompasiana.com/files/2010/09/kopasus-menembaksumber-defendermiliterycom-300x199.jpg
Informasi yang dikumpulkan Jawa Pos ini dari berbagai sumber, sejak awal bulan lalu, satu peleton Satgultor 81 Kopassus sudah disiapkan. Bahkan tim terpilih ini sudah digerakkan ke luar Jakarta.
updatesnya
Pemerintah Indonesia berpikir seribu kali merespons lampu hijau Somalia yang mengizinkan militer RI untuk membebaskan 20 awak kapal MV Sinar Kudus. Padahal, jika opsi pembebasan sandera yang diambil, pasukan khusus TNI cukup membutuhkan waktu 10 menit untuk beraksi.
"Anak-anak itu terlatih. Sangat terlatih, saya kira cukup sepuluh sampai 15 menit saja," ujar mantan Kepala Staf Angkatan Laut Laksamana (pur) Slamet Soebijanto di Jakarta kemarin (13/04). Alumni AAL 1973 itu menyebut Detasemen Jala Mangkara (Denjaka) TNI AL memiliki kemampuan yang sangat baik untuk operasi laut.
"Sebenarnya yang dibutuhkan itu ketegasan pemerintah. Kalau ditanya apakah TNI siap, saya bisa jamin pasti 100 persen ready," kata mantan KSAL yang menjabat di era 2005-2007 ini.
Denjaka adalah prajurit pilihan TNI AL. Untuk menjadi anggota Denjaka, seorang prajurit harus berkualifikasi intai amphibi terlebih dulu. Denjaka berada dalam alur komando Korps Marinir.
Selama ini, Denjaka juga rajin berlatih penanggulangan aspek teror laut di kapal-kapal tanker di tengah laut. Semua personel Denjaka berkualifikasi penembak jitu dan bisa renang di laut dengan tangan terikat. Mereka juga berkemampuan untuk melakukan penyusupan bawah air dan juga peledakan bawah kapal (underwater demolition).
Slamet yakin, jika opsi militer diambil, kewibawaan pemerintah Indonesia di dunia internasional akan terjaga. "Saya kira ini juga akan menimbulkan efek jera juga bagi perompak. Ini kapal Indonesia, jangan main-main," katanya.
Secara terpisah, Direktur Eksekutif Lembaga Studi Pertahanan dan Strategi Indonesia Rizal Darmaputera menilai satuan penanggulangan teror Sat-81 Kopassus juga memiliki kemampuan untuk melakukan penyelamatan awak kapal Sinar Kudus. "Kualitasnya diakui secara internasional. Reputasinya sangat baik," kata Rizal.
Satgultor 81 Kopassus sekarang dipimpin oleh Kolonel Nyoman Cantiasa. Nyoman yang juga pernah menjabat sebagai Wakil Asisten Intelijen Kopassus itu dikenal sebagai prajurit komando yang punya rekam jejak anti teror mumpuni. Nyoman misalnya pernah memimpin operasi anti sniper gelap saat kerusuhan Ambon pecah di era 2000-2002.
Rizal menyebut, TNI pasti sudah melakukan kajian terhadap opsi-opsi pembebasan. "Tapi, memang sangat tidak mungkin disebutkan karena itu namanya memberi bocoran pada musuh," kata periset pertahanan yang baru pulang dari markas Pentagon Amerika Serikat ini. (jpnn)
</div>