yudho1
15th November 2011, 09:32 AM
ayo gan dibaca dulu.... bacanya jangan setengah2 gan... :loveindonesia
Spoiler for timnas 1938:
http://1.bp.blogspot.com/_2vWRRboLOjc/SOrsRodW2VI/AAAAAAAAAEI/5NcnwAnwjL0/s400/timnas1938.jpg
fyi :
Diakui atau tidak, Indonesia adalah negara Asia pertama yang berlaga di ajang Piala Dunia, tepatnya Piala Dunia 1938 di Prancis.
Meski saat itu belum merdeka, Indonesia mengusung nama Nederlandsche Indiesche atau Netherland East atau Hindia Belanda.
Panasnya keadaan di Eropa dan sulitnya transportasi ke Prancis secara tak langsung memberikan keuntungan. Jepang menolak hadir dan memberikan kesempatan bagi Hindia Belanda untuk tampil mewakili zona Asia di kualifikasi grup 12. Lalu Amerika Serikat yang jadi lawan berikutnya menyerah tanpa bertanding.
Jadilah anak-anak Melayu ini melenggang ke Prancis.
Pengiriman kesebelasan Hindia Belanda bukannya tanpa hambatan. NIVU (Nederlandsche Indische Voetbal Unie) atau organisasi sepak bola Belanda di Jakarta bersitegang dengan PSSI yang telah berdiri April 1930. PSSI yang diketuai Soeratin Sosrosoegondo, insinyur lulusan Jerman yang lama tinggal di Eropa, ingin pemain mereka yang dikirimkan.
Namun, akhirnya kesebelasan dikirimkan tanpa mengikutsertakan pemain PSSI dan menggunakan bendera NIVU yang diakui FIFA.
Ditangani pelatih Johannes Mastenbroek, pemain kesebelasan Hindia Belanda adalah mereka yang bekerja di perusahaan-perusahaan Belanda.
Tercatat nama Bing Mo Heng (kiper), Herman Zommers, Franz Meeng, Isaac Pattiwael, Frans Pede Hukom, Hans Taihattu, Pan Hong Tjien, Jack Sammuels, Suwarte Soedermandji, Anwar Sutan, dan kiri luar Nawir yang juga bertindak sebagai kapten.
Pada babak penyisihan, Hindia Belanda langsung menghadapi tim tangguh, Hungaria, yang kemudian meraih posisi runner-up.
Tak banyak informasi yang didapatkan mengenai pertandingan di Stadion Velodrome Municipale, Reims, 5 Juni 1938, tersebut. Pada pertandingan yang disaksikan 9.000 penonton itu, Hindia Belanda tak mampu berbuat banyak dan terpaksa pulang lebih cepat setelah digilas 6-0.
Meski belum menggunakan bendera Merah-Putih, inilah satu-satunya penampilan tim Melayu di Piala Dunia, hingga sekarang!
Spoiler for iswadi idris:
http://www.kompas.com/data/photo/2008/02/23/110635p.jpg
Pemain Indonesia yang telah mengharumkan bangsa bersama Ronny Pattynasarani (sekarang sudah almarhum :mewek:)
fyi:
Iswadi Idris: Si Boncel yang Ditakuti Asia
sumber:KOMPAS
Iswadi Idris (tengah) dalam salah satu aksinya membobol gawang lawan.
MESKI pendek, tapi serbabisa dan produktif. Lebih 100 gol sudah dia cetak. Itulah salah satu kisah manis sepak bola Indonesia di masa lalu atas nama Iswadi Idris.
Membicarakan kebesaran sejarah sepakbola Indonesia, tak bisa melupakan era akhir 1960-an sampai akhir 1970-an. Saat itu Indonesia menjadi kiblat Asia. Dan, salah satu tokoh kebesaran itu adalah Iswadi Idris. Pemain yang dijuluki Boncel karena pendek (tinggi 165 cm) ini, termasuk pemain paling berbakat yang dimiliki Indonesia.
Karena kehebatannya pula, dia termasuk pemain yang ditakuti Asia. Meski pendek, Iswadi pemain ulet dan cerdas. Dia juga serbabisa. Mengawali karier sebagai bek kanan, tapi dia juga sering dipasang sebagai gelandang kanan. Bahkan di akhir kariernya di timnas tahun 1980, dia malah diplot sebagai sweeper.
Hebatnya, dia bisa menjalani semua posisi itu dengan baik. Bersama Sutjipto Suntoro, Jacob Sihasale dan Abdul Kadir, dia punya popularitas besar di Asia. Itu semua berkat permainan mereka yang memang luar biasa. Bahkan, empat sekawan ini dinilai sebagai penyerang tercepat.
Di masa itu, sepakbola Indonesia sangat dihormati Asia. Bahkan, bersama Burma (sekarang Myanmar, Red), Indonesia merupakan kekuatan utama. Apalagi, timnas Indonesia saat itu sudah biasa bertemu tim-tim besar seperti PSV Eindhoven, Santos, Fiorentina, Uruguay, Sao Paulo, Bulgaria, Jerman, Uni Soviet dan masih banyak lagi.
�Jepang, Korea Selatan dan tim Timur Tengah belum punya cerita. Kekuatan besar dimiliki Indonesia dan Burma,� jelas Iswadi dalam wawancara di PSSI tahun lalu.
Tentang berbagai posisi yang dia jalani, Iswadi mengaku bisa menikmatinya. �Posisi yang sering saya perankan adalah sayap kanan. Saya suka menusuk ke gawang lawan. Entah sudah berapa gol yang saya ciptakan, yang jelas lebih dari 100 kalau dijumlah dari awal sampai akhir karier,� jelas Iswadi Idris yang kini menjadi pengurus PSSI itu.
Bakat yang dimiliki Iswadi memang istimewa. Dia tak hanya punya kecepatan lari, tapi juga teknik sepakbola yang baik. Selain itu, visi permainan Iswadi juga luas, ditopang kemampuannya memimpin rekan-rekannya. Wajar jika dia segera dijadikan kapten timnas sejak awal 1970-an sampai 1980.
Menjadi pemain sepakbola yang lama membela timnas dan dikenal luas sampai seantero Asia, sebenarnya tak pernah dipikirkan Iswadi. Awalnya dia malah menyukai atletik, karena punya kecepatan lari. Baru pada 1961, dia membaca temannya memperkuat Persija Junior di koran Pedoman Sport. Iswadi yang sejak umur 4 tahun tinggal di Kramat Lima, Jakarta Pusat, kemudian tertarik bermain bola. Awalnya bergabung dengan Merdeka Boys Football Association (MBFA), kemudian ke Indonesia Muda (IM).
�Kebetulan rumah saya dekat Taman Ismail Marzuki (TIM). Dulu masih berupa kebon binatang. IM berlatih di Lapangan Anjing, tempat melatih anjing. Akhirnya saya pindah ke klub itu,� katanya.
Iswadi pun semakin menikmati sepakbola, bahkan serius menggelutinya hingga menjadi salah satu legenda Indonesia. �Sepakbola hobi yang berharga. Dulu kami bermain ingin terkenal, juga demi pengabdian kepada bangsa. Jadi semangatnya berlebihan,� terangnya.
Selama kariernya sebagai pemain sepakbola, bukan sebuah gol indah yang membuat Iswadi Idris kepikiran sampai sekarang. Justru kegagalannya mencetak gol. Itu terjadi tahun 1972, ketika Indonesia menjamu Dynamo Moscow dalam partai uji coba di Senayan.
�Kiper Dynamo adalah penjaga gawang terbaik abad ini, Lev Yashin. Saya bertekad menaklukkannya agar menjadi kenangan terindah. Kesempatan ada, tapi tak saya manfaatkan. Itu penyesalan yang masih terpikir sampai sekarang,� tutur Iswadi.
Waktu itu, dia menerima umpan terobosan dari Sutjipto. Dalam keadaan bebas dengan posisi yang sama, dia biasanya menendang bola ke gawang dan hampir selalu gol. �Tapi karena karisma Lev Yashin, saya seperti tak melihat ada celah untuk mencetak gol. Saya justru mengumpankan bola ke Jacob Sihasale. Dia tak siap, karena biasanya saya menendang sendiri dan gol. Habis pertandingan, pelatih Djamiat Dahlar pun kecewa karena saya menyia-siakan kesempatan,� sesalnya lagi.
Spoiler for klub2 jadul:
http://i446.photobucket.com/albums/qq182/pervert_muthafuka/sumatra.jpg
Klub Post Bangko di Sumatera Selatan
http://i446.photobucket.com/albums/qq182/pervert_muthafuka/svvb.jpg
Klub SVVB Batavia, 1929
Spoiler for timnas pra piala dunia 1986:
http://novanmediaresearch.files.wordpress.com/2009/12/indonesia-ppd-19861.jpg
hasil pertandingan waktu itu :
#Home
Indonesia vs Thailand 1-0
Indonesia vs Bangladesh 2-0
Indonesia vs India 2-1
#Away
Thailand vs Indonesia 0-1
Bangladesh vs Indonesia 2-1
India vs Indonesia 1-1
tapi kita kalah dari Korsel gan pas udah lolos grup :mewek:
Korsel vs Indonesia 2-0
Indonesia vs Korsel 1-4
Spoiler for timnas:
http://fariddjunks.files.wordpress.com/2007/11/ina-team-celeb-001.jpg
ini kalo ga salah pas tahun 2004 gan
UPDATE I GAN !
Spoiler for kurniawan:
http://3.bp.blogspot.com/_6wWAvMOB4eQ/SwipX27NFRI/AAAAAAAAAYQ/npshdonC2UI/s400/kurniawan.jpeg
http://cache.daylife.com/imageserve/0g5E9fh6rR0N2/610x.jpg
http://www.djarum-super.com/uploads/pics/09_kurniawan_b.jpg
pasti kenal dong gan : Kurniawan Dwi Yulianto. yang dibawah ini pas dia di Klub Sepak Bola Serie A Italia, SAMPDORIA :
http://www.djarum-super.com/watermarked/09_kurniawan_ins_4.jpg
bersambung ke bawah gan. ke page 4. comment ke 66. soalnya ga muat disini :ganteng:. silahkan gan... KLIK DISINI (http://ceriwis.us/showthread.php?t=3352197&page=4)
Spoiler for kurnia sandi:
http://img189.imageshack.us/img189/6200/kurniasandy.jpg
Line Up di Sampdoria :
http://www.fedelissimi61.it/Blucerchiati_ieri_file/96-97_file/96-97.jpg
Unione Calcio Sampdoria 1996-1997
1 Fabrizio Ferron
2 David Balleri
3 Alberigo Evani
4 Marco Franceschetti
5 Moreno Mannini
6 Stefano Sacchetti
7 Emanuele Pesaresi
8 Pierre Laigle
9 Vincenzo Montella
10 Roberto Mancini
11 Sinisa Mihajlovic
12 Matteo Sereni
13 Giovanni Invernizzi
14 Christian Karembeu
15 Fausto Salsano
16 Vincenzo Iacopino
17 Nicola Zanini
18 Mattia Biso
19 Simone Vergassola
20 Juan Sebastian Veron
21 Filippo Maniero
22 Alessandro Giovinazzo
23 Emilano Milone
24 Oumar Dieng
25 Marco Carparelli
26 Alessandro Lamonica
27 Kurnia Sandy
sumber: it.wikipedia
oke gan. segini dulu gan. bakal ane update terus gan.
bantu RATE ya gan
kalo boleh :melonndan:
tapi jangan di :cabendan:
tunggu update-an ane selanjutnya ye gan
:ceriwislove: :loveindonesia :ceriwislove: :loveindonesia :ceriwislove: :loveindonesia
</div>
Spoiler for timnas 1938:
http://1.bp.blogspot.com/_2vWRRboLOjc/SOrsRodW2VI/AAAAAAAAAEI/5NcnwAnwjL0/s400/timnas1938.jpg
fyi :
Diakui atau tidak, Indonesia adalah negara Asia pertama yang berlaga di ajang Piala Dunia, tepatnya Piala Dunia 1938 di Prancis.
Meski saat itu belum merdeka, Indonesia mengusung nama Nederlandsche Indiesche atau Netherland East atau Hindia Belanda.
Panasnya keadaan di Eropa dan sulitnya transportasi ke Prancis secara tak langsung memberikan keuntungan. Jepang menolak hadir dan memberikan kesempatan bagi Hindia Belanda untuk tampil mewakili zona Asia di kualifikasi grup 12. Lalu Amerika Serikat yang jadi lawan berikutnya menyerah tanpa bertanding.
Jadilah anak-anak Melayu ini melenggang ke Prancis.
Pengiriman kesebelasan Hindia Belanda bukannya tanpa hambatan. NIVU (Nederlandsche Indische Voetbal Unie) atau organisasi sepak bola Belanda di Jakarta bersitegang dengan PSSI yang telah berdiri April 1930. PSSI yang diketuai Soeratin Sosrosoegondo, insinyur lulusan Jerman yang lama tinggal di Eropa, ingin pemain mereka yang dikirimkan.
Namun, akhirnya kesebelasan dikirimkan tanpa mengikutsertakan pemain PSSI dan menggunakan bendera NIVU yang diakui FIFA.
Ditangani pelatih Johannes Mastenbroek, pemain kesebelasan Hindia Belanda adalah mereka yang bekerja di perusahaan-perusahaan Belanda.
Tercatat nama Bing Mo Heng (kiper), Herman Zommers, Franz Meeng, Isaac Pattiwael, Frans Pede Hukom, Hans Taihattu, Pan Hong Tjien, Jack Sammuels, Suwarte Soedermandji, Anwar Sutan, dan kiri luar Nawir yang juga bertindak sebagai kapten.
Pada babak penyisihan, Hindia Belanda langsung menghadapi tim tangguh, Hungaria, yang kemudian meraih posisi runner-up.
Tak banyak informasi yang didapatkan mengenai pertandingan di Stadion Velodrome Municipale, Reims, 5 Juni 1938, tersebut. Pada pertandingan yang disaksikan 9.000 penonton itu, Hindia Belanda tak mampu berbuat banyak dan terpaksa pulang lebih cepat setelah digilas 6-0.
Meski belum menggunakan bendera Merah-Putih, inilah satu-satunya penampilan tim Melayu di Piala Dunia, hingga sekarang!
Spoiler for iswadi idris:
http://www.kompas.com/data/photo/2008/02/23/110635p.jpg
Pemain Indonesia yang telah mengharumkan bangsa bersama Ronny Pattynasarani (sekarang sudah almarhum :mewek:)
fyi:
Iswadi Idris: Si Boncel yang Ditakuti Asia
sumber:KOMPAS
Iswadi Idris (tengah) dalam salah satu aksinya membobol gawang lawan.
MESKI pendek, tapi serbabisa dan produktif. Lebih 100 gol sudah dia cetak. Itulah salah satu kisah manis sepak bola Indonesia di masa lalu atas nama Iswadi Idris.
Membicarakan kebesaran sejarah sepakbola Indonesia, tak bisa melupakan era akhir 1960-an sampai akhir 1970-an. Saat itu Indonesia menjadi kiblat Asia. Dan, salah satu tokoh kebesaran itu adalah Iswadi Idris. Pemain yang dijuluki Boncel karena pendek (tinggi 165 cm) ini, termasuk pemain paling berbakat yang dimiliki Indonesia.
Karena kehebatannya pula, dia termasuk pemain yang ditakuti Asia. Meski pendek, Iswadi pemain ulet dan cerdas. Dia juga serbabisa. Mengawali karier sebagai bek kanan, tapi dia juga sering dipasang sebagai gelandang kanan. Bahkan di akhir kariernya di timnas tahun 1980, dia malah diplot sebagai sweeper.
Hebatnya, dia bisa menjalani semua posisi itu dengan baik. Bersama Sutjipto Suntoro, Jacob Sihasale dan Abdul Kadir, dia punya popularitas besar di Asia. Itu semua berkat permainan mereka yang memang luar biasa. Bahkan, empat sekawan ini dinilai sebagai penyerang tercepat.
Di masa itu, sepakbola Indonesia sangat dihormati Asia. Bahkan, bersama Burma (sekarang Myanmar, Red), Indonesia merupakan kekuatan utama. Apalagi, timnas Indonesia saat itu sudah biasa bertemu tim-tim besar seperti PSV Eindhoven, Santos, Fiorentina, Uruguay, Sao Paulo, Bulgaria, Jerman, Uni Soviet dan masih banyak lagi.
�Jepang, Korea Selatan dan tim Timur Tengah belum punya cerita. Kekuatan besar dimiliki Indonesia dan Burma,� jelas Iswadi dalam wawancara di PSSI tahun lalu.
Tentang berbagai posisi yang dia jalani, Iswadi mengaku bisa menikmatinya. �Posisi yang sering saya perankan adalah sayap kanan. Saya suka menusuk ke gawang lawan. Entah sudah berapa gol yang saya ciptakan, yang jelas lebih dari 100 kalau dijumlah dari awal sampai akhir karier,� jelas Iswadi Idris yang kini menjadi pengurus PSSI itu.
Bakat yang dimiliki Iswadi memang istimewa. Dia tak hanya punya kecepatan lari, tapi juga teknik sepakbola yang baik. Selain itu, visi permainan Iswadi juga luas, ditopang kemampuannya memimpin rekan-rekannya. Wajar jika dia segera dijadikan kapten timnas sejak awal 1970-an sampai 1980.
Menjadi pemain sepakbola yang lama membela timnas dan dikenal luas sampai seantero Asia, sebenarnya tak pernah dipikirkan Iswadi. Awalnya dia malah menyukai atletik, karena punya kecepatan lari. Baru pada 1961, dia membaca temannya memperkuat Persija Junior di koran Pedoman Sport. Iswadi yang sejak umur 4 tahun tinggal di Kramat Lima, Jakarta Pusat, kemudian tertarik bermain bola. Awalnya bergabung dengan Merdeka Boys Football Association (MBFA), kemudian ke Indonesia Muda (IM).
�Kebetulan rumah saya dekat Taman Ismail Marzuki (TIM). Dulu masih berupa kebon binatang. IM berlatih di Lapangan Anjing, tempat melatih anjing. Akhirnya saya pindah ke klub itu,� katanya.
Iswadi pun semakin menikmati sepakbola, bahkan serius menggelutinya hingga menjadi salah satu legenda Indonesia. �Sepakbola hobi yang berharga. Dulu kami bermain ingin terkenal, juga demi pengabdian kepada bangsa. Jadi semangatnya berlebihan,� terangnya.
Selama kariernya sebagai pemain sepakbola, bukan sebuah gol indah yang membuat Iswadi Idris kepikiran sampai sekarang. Justru kegagalannya mencetak gol. Itu terjadi tahun 1972, ketika Indonesia menjamu Dynamo Moscow dalam partai uji coba di Senayan.
�Kiper Dynamo adalah penjaga gawang terbaik abad ini, Lev Yashin. Saya bertekad menaklukkannya agar menjadi kenangan terindah. Kesempatan ada, tapi tak saya manfaatkan. Itu penyesalan yang masih terpikir sampai sekarang,� tutur Iswadi.
Waktu itu, dia menerima umpan terobosan dari Sutjipto. Dalam keadaan bebas dengan posisi yang sama, dia biasanya menendang bola ke gawang dan hampir selalu gol. �Tapi karena karisma Lev Yashin, saya seperti tak melihat ada celah untuk mencetak gol. Saya justru mengumpankan bola ke Jacob Sihasale. Dia tak siap, karena biasanya saya menendang sendiri dan gol. Habis pertandingan, pelatih Djamiat Dahlar pun kecewa karena saya menyia-siakan kesempatan,� sesalnya lagi.
Spoiler for klub2 jadul:
http://i446.photobucket.com/albums/qq182/pervert_muthafuka/sumatra.jpg
Klub Post Bangko di Sumatera Selatan
http://i446.photobucket.com/albums/qq182/pervert_muthafuka/svvb.jpg
Klub SVVB Batavia, 1929
Spoiler for timnas pra piala dunia 1986:
http://novanmediaresearch.files.wordpress.com/2009/12/indonesia-ppd-19861.jpg
hasil pertandingan waktu itu :
#Home
Indonesia vs Thailand 1-0
Indonesia vs Bangladesh 2-0
Indonesia vs India 2-1
#Away
Thailand vs Indonesia 0-1
Bangladesh vs Indonesia 2-1
India vs Indonesia 1-1
tapi kita kalah dari Korsel gan pas udah lolos grup :mewek:
Korsel vs Indonesia 2-0
Indonesia vs Korsel 1-4
Spoiler for timnas:
http://fariddjunks.files.wordpress.com/2007/11/ina-team-celeb-001.jpg
ini kalo ga salah pas tahun 2004 gan
UPDATE I GAN !
Spoiler for kurniawan:
http://3.bp.blogspot.com/_6wWAvMOB4eQ/SwipX27NFRI/AAAAAAAAAYQ/npshdonC2UI/s400/kurniawan.jpeg
http://cache.daylife.com/imageserve/0g5E9fh6rR0N2/610x.jpg
http://www.djarum-super.com/uploads/pics/09_kurniawan_b.jpg
pasti kenal dong gan : Kurniawan Dwi Yulianto. yang dibawah ini pas dia di Klub Sepak Bola Serie A Italia, SAMPDORIA :
http://www.djarum-super.com/watermarked/09_kurniawan_ins_4.jpg
bersambung ke bawah gan. ke page 4. comment ke 66. soalnya ga muat disini :ganteng:. silahkan gan... KLIK DISINI (http://ceriwis.us/showthread.php?t=3352197&page=4)
Spoiler for kurnia sandi:
http://img189.imageshack.us/img189/6200/kurniasandy.jpg
Line Up di Sampdoria :
http://www.fedelissimi61.it/Blucerchiati_ieri_file/96-97_file/96-97.jpg
Unione Calcio Sampdoria 1996-1997
1 Fabrizio Ferron
2 David Balleri
3 Alberigo Evani
4 Marco Franceschetti
5 Moreno Mannini
6 Stefano Sacchetti
7 Emanuele Pesaresi
8 Pierre Laigle
9 Vincenzo Montella
10 Roberto Mancini
11 Sinisa Mihajlovic
12 Matteo Sereni
13 Giovanni Invernizzi
14 Christian Karembeu
15 Fausto Salsano
16 Vincenzo Iacopino
17 Nicola Zanini
18 Mattia Biso
19 Simone Vergassola
20 Juan Sebastian Veron
21 Filippo Maniero
22 Alessandro Giovinazzo
23 Emilano Milone
24 Oumar Dieng
25 Marco Carparelli
26 Alessandro Lamonica
27 Kurnia Sandy
sumber: it.wikipedia
oke gan. segini dulu gan. bakal ane update terus gan.
bantu RATE ya gan
kalo boleh :melonndan:
tapi jangan di :cabendan:
tunggu update-an ane selanjutnya ye gan
:ceriwislove: :loveindonesia :ceriwislove: :loveindonesia :ceriwislove: :loveindonesia
</div>