Log in

View Full Version : Seberapa Siap Indonesia Hadapi Krisis?


BudakBandel
10th November 2011, 09:14 AM
Hasil survei menyebutkan masyarakat akan menekan pengeluaran rumah tangga mereka.


http://media.vivanews.com/thumbs2/2010/03/01/85939_pertumbuhan_ekonomi_indonesia_300_225.jpg
Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Penyelesaian krisis utang di Yunani belum menemukan titik terang. Kini, krisis serupa mulai merambat ke negara Eropa lainnya, Italia.

Hasil pertemuan negara-negara maju dan berkembang G20 di Prancis belum lama ini juga mewanti-wanti pemerintah untuk meningkatkan kewaspadaan. Negara-negara G20 menyatakan krisis mulai memburuk karena faktor fiskal yang tidak tertangani. Bahkan, dikhawatirkan sudah mulai merambat ke negara berkembang.

Lalu, bagaimana Indonesia mengantisipasi ancaman krisis global tersebut?

Pengamat ekonomi, Anggito Abimanyu, mengatakan, perekonomian Indonesia saat ini masih cukup baik dibanding saat krisis 2008 dan 2009. Faktor fundamental ekonomi dinilai masih cukup memadai.

"Cadangan devisa dan rasio utang aman," kata Anggito di Jakarta, Rabu 9 November 2011. Selain itu, investasi dalam bentuk portofolio dan foreign direct investment cukup menggeliat.

Data Bank Indonesia menyebutkan, dana asing yang menyerbu Indonesia mencapai US$45 miliar atau sekitar Rp400 triliun selama dua tahun terakhir.

"Masuknya dana asing itu di satu sisi dapat meningkatkan cadangan devisa dan mendorong apresiasi rupiah," ujar Deputi Gubernur Bank Indonesia, Halim Alamsyah, di Gedung Bursa Efek Indonesia.

Untuk Indonesia, dana asing yang masuk sepanjang 2010 sebesar US$26 miliar atau sekitar Rp231 triliun. Sementara itu, hingga kuartal II-2011, dana asing yang masuk mencapai US$19 miliar atau Rp168 triliun. �Derasnya capital inflow harus bisa dimanfaatkan agar tidak merugikan perekonomian,� ungkapnya. Menurut Halim, berdasarkan data Bank Indonesia pada akhir Oktober, jumlah cadangan devisa US$113,9 miliar, meski turun jika dibandingkan Agustus sebesar US$124 miliar.

Dalam mengantisipasi dampak krisis global itu, Anggito melanjutkan, pemerintah seharusnya sudah menyiapkan paket kebijakan yang komprehensif. Tidak cukup hanya dengan Crisis Management Protocol, Undang-Undang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara, atau Undang-Undang Otoritas Jasa Keuangan.

"Krisis global harus diantisipasi. Aturan pencegahan dalam kondisi darurat yang sudah dimiliki seperti UU APBN, OJK, belum memadai," tutur mantan pelaksana tugas kepala Badan Kebijakan Fiskal, Kementerian Keuangan tersebut.

Dampak krisis untuk saat ini, dia menambahkan, mulai terasa dengan pelambatan ekspor. Namun, Indonesia masih diuntungkan karena faktor konsumsi domestik yang kuat.

Bahkan, pada 2012, Anggito memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia masih di atas enam persen, meski sedikit mengalami pelambatan dibanding tahun ini. "Tapi, itu tetap tergantung kondisi Eropa sekarang, yaitu krisis Yunani dan Italia," ujarnya.

Enam aspek
Anggito menambahkan, krisis global diperkirakan menghantam dua aspek perekonomian dunia. Pertama, perdagangan dan harga komoditas. Kedua, sektor keuangan.

Pemerintah dapat mencegah dampak krisis tersebut bila menyiapkan beberapa langkah antisipatif, baik dalam menjaga kekuatan fundamental, respons kebijakan dalam negeri, dan sentimen dari investor.

Beberapa langkah antisipatif pemerintah, menurut dia, seperti pembelian kembali Surat Berharga Negara, ketentuan devisa hasil ekspor ditempatkan di dalam negeri, pembentukan dana stabilisasi ekonomi, perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara, fleksibilitas dalam APBN, serta utang siaga untuk komoditas pangan dinilai cukup baik.

Namun, Anggito menilai antisipasi akan lebih baik jika pemerintah juga memperhatikan beberapa aspek. Pertama, percepatan pembuatan Undang-Undang Jaring Pengaman Sistem Keuangan sebagai payung pencegahan krisis. "Dana Crisis Management Protocol juga harus diawasi aparat penegak hukum dan DPR," ujarnya.

Kedua, tindak lanjut undang-undang yang 'high profile', yakni bagaimana nantinya transisi dari UU Otoritas Jasa Keuangan, serta konsekuensi fiskal Undang-Undang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial.

Ketiga, langkah pemerintah dalam menjaga aspek investasi seperti penyelesaian pada kasus internal PT Freeport Indonesia dan divestasi saham PT Newmont Nusa Tenggara. "Selain itu, kelanjutan IPO BUMN dan konsistensi penerbitan obligasi global," tuturnya.

Keempat, Bank Indonesia wajib memperkuat kebijakan moneternya dalam menjaga stabilitas makro, inflasi, pengelolaan cadangan devisa, dan nilai tukar.
Kelima, pemerintah perlu melakukan peningkatan kerja sama keuangan regional ASEAN+3. Keenam, pemerintah perlu mendorong peningkatan kegiatan ekonomi domestik.

Memanfaatkan krisis
Di saat negara-negara lain sibuk membenahi kondisi perekonomiannya akibat imbas krisis global, Indonesia justru dapat memanfaatkan keadaan tersebut.

Menurut Wakil Menteri Keuangan, Mahendra Siregar, kondisi fundamental Indonesia yang baik tetap sebagai tempat menarik bagi investor untuk berinvestasi. Meski fluktuatif, kondisi investor masih dalam tingkat kewajaran.

"Untuk kondisi seperti itu, tidak ada cara lain selain mengantisipasi. Yang lebih penting bukan bagaimana over reaksi, tetapi fokus pembenahan pada sektor dan struktur keuangan kita," kata Mahendra.

Pemerintah, dia melanjutkan, melihat investasi asing bukan sebagai fokus utamanya. Melainkan lebih kepada peningkatan pasar domestik Indonesia sebagai pendorong pertumbuhan ekonomi.

"Justru perkuatan pemodal dan investor dalam negeri. Karena mereka yang akan setia dan mempunyai perspektif, kepentingan, dan visi yang berbeda. Kalau dari luar hanya pelengkap," tuturnya.

Dia lalu mencontohkan penyaluran kredit pada sektor riil yang mencapai 25 persen dari sebelumnya 20 persen. "Ini yang membuat kami optimis tahun depan target pertumbuhan ekonomi dapat tercapai," imbuhnya.
Namun, hasil survei online global Nielsen mengungkapkan, 54 persen masyarakat percaya Indonesia saat ini dalam kondisi krisis ekonomi. Untuk menyikapi itu, 77 persen masyarakat Indonesia menyatakan akan menekan anggaran pengeluaran rumah tangga mereka.

Managing Director Nielsen Indonesia, Catherine Eddy, mengatakan kondisi perekonomian global yang tidak menentu telah mempengaruhi persepsi konsumen Indonesia.

"Sebanyak 52 persen konsumen Indonesia berencana menunda membeli alat elektronik terbaru untuk menekan pengeluaran mereka," kata Catherine.

Selain barang elektronik, 49 persen konsumen juga berencana menunda membeli pakaian baru, mengurangi hiburan di luar rumah 48 persen, dan mengurangi liburan 36 persen.

Meski demikian, di tengah situasi krisis keuangan Eropa dan Amerika, indeks kepercayaan konsumen Indonesia juga naik dari 112 menjadi 114. Indonesia hanya kalah dari India (121) dan Arab Saudi (120).

"Indonesia peringkat ketiga negara dengan indeks kepercayaan konsumen tertinggi setelah India dan Arab Saudi," jelasnya.

Catherine menjelaskan, tidak menentunya ekonomi global dan pasar finansial telah membuat konsumen Indonesia merasa khawatir. Namun, di tengah pertumbuhan ekonomi Indonesia yang tinggi mencapai 6,5 persen, Nielsen mengakui konsumen Indonesia masih optimistis. "Namun tetap waspada mencermati pasar Asia Pasifik," kata dia.


Sumber : http://fokus.vivanews.com/news/read/262830-antisipasi-krisis--indonesia-lebih-siapVivanews

zhica
10th November 2011, 10:56 AM
nice posting ndan ^^b

sakitmata
10th November 2011, 11:02 AM
nice info...

bangun78
10th November 2011, 11:20 AM
semoga gak krismon lagi

maslilik
10th November 2011, 11:22 AM
sebenarnya, di negara kita, asal petani bisa nanam padi dan tanaman lain, terus bakul di pasar bisa jualan, ga bakal parah krisis ekonominya. masalahnya, kadang pembuat kebijakan justru membuat kebijakan publik yg mempersulit rakyat untuk bergerak memenuhi kebutuhan hidupnya.
:makan::ide:

shadowpit
10th November 2011, 12:50 PM
masyarakat indonesia mah 80% persen selalu krisis,,buat makan besok aja belum tentu ada... :ngakak: jadi 100% dah siap menghadapi krisis... :ngakak:

andhonks
10th November 2011, 01:30 PM
nais ingpo

kempret
10th November 2011, 02:01 PM
udah nasib emng ekonomi ga bisa diprediksi

arinayu
10th November 2011, 02:20 PM
No comentt lahhhh
........................................No comentt lahhhh
........................................No comentt lahhhh
........................................No comentt lahhhh
........................................No comentt lahhhh
........................................No comentt lahhhh
........................................

ditsywokwok
10th November 2011, 03:12 PM
harus siap kalo mau majuuuu

sultanx
10th November 2011, 03:34 PM
Kalau rakyat kecil sih tahan segala krisis ndan, nggak ada nasi umbi pun jadi, nggak ada bensin ya jalan kaki

Laura2
10th November 2011, 03:39 PM
masa pesimis...masih banyak orang Indonesia yang pinter dan baik. Jadi yakin aja krisis.....maju terus !!

abiman
10th November 2011, 03:59 PM
Gunakan produk produk dalam negeri..

wiszard
10th November 2011, 04:33 PM
susah lah ndan hadapi krisis, mentalnya masih payah

faxzdelzx93
10th November 2011, 05:38 PM
siap" aja nih harga" jadi naik semua -_____-"

qwertyzz
10th November 2011, 05:59 PM
semoga peristiwa terdahulu ngga terulang deh

art
10th November 2011, 07:53 PM
nice inpo ndan..
tapi ane ga ngerti masalah ginian :tanya:

ericsycho
10th November 2011, 08:10 PM
nice info ndan
:ceriwislove::ceriwislove:

graciasuno
10th November 2011, 08:46 PM
no comment dah :shutup:

nandi31
10th November 2011, 08:51 PM
aminin ja deh

embo
10th November 2011, 09:40 PM
ane yakin indonesia siap :loveindonesia

faceall
10th November 2011, 10:06 PM
No comentt lahhhh
........................................No comentt lahhhh
........................................No comentt lahhhh
........................................No comentt lahhhh
........................................No comentt lahhhh
........................................No comentt lahhhh
........................................

ikutan no komen haha

giilaang
10th November 2011, 10:17 PM
udah biasa idup kritis kali ndan...

Anthonywijaya
10th November 2011, 10:19 PM
kykny dari dulu jg udah krisis
:ngakak:

piyuthehealer
11th November 2011, 12:35 AM
Wah, gawat kalo krisis lagi :melas:

RedZone89
11th November 2011, 02:59 AM
loh bukannya dah krisis yah? :tanya:

PesawatTempur
11th November 2011, 03:05 AM
Indonesia mah siap ga siap, emang udah krisis dari dulu ndan :mewek:

scaramouch
11th November 2011, 06:25 AM
harus siap sedia nih ndan...

browncost
11th November 2011, 06:48 AM
semoga aja,..dampaknya kaga terlalu ngaruh banget

lampubiru
11th November 2011, 07:10 AM
:melonndan:

azislim84
11th November 2011, 07:37 AM
kalau semua berhemat, roda perekonomian akan macet karena bisnis lesu. serba salah deh

bthink
11th November 2011, 08:19 AM
nice info...:loveindonesia:loveindonesia

sitiojimbo
11th November 2011, 09:08 AM
mau gam mau mesti siap

kacir
11th November 2011, 09:28 AM
siap??? kayaknya kagak deh....:ngakak::ngakak::ngakak:

silenceangel
11th November 2011, 12:32 PM
indonesia ahrus mewaspadai ini

kopet19
11th November 2011, 02:09 PM
ijin nyimak aja ndan sambil berdoa supaya indonesia ga kena krisis

posda123
11th November 2011, 02:42 PM
suram dannn

arabiangigolo
11th November 2011, 03:16 PM
nice info gan :melonndan:

civer
11th November 2011, 07:15 PM
gk yakin gan kalo pemipinya tetep kaya gitu

Anthonikings
13th November 2011, 02:00 AM
cuman 1 kata .
BELUM SIAP .
:ngakak: