Log in

View Full Version : Filosofi Jembatan Semanggi


nunezavenger
22nd January 2010, 10:32 PM
Filosofi Jembatan Semanggi
Proses pembangunan Jembatan Semanggi tidaklah mudah. Presiden Soekarno banyak diprotes.

http://img266.imageshack.us/img266/5408/jembatansemangginr7.jpg

Jembatan Semanggi. Bangunan fisiknya berupa jalan layang yang melingkar-lingkar. Karena bentuknya mirip struktur daun lalapan, semanggi, maka kemudian meresap dan menjadi nama jembatan itu sendiri.

Pada perkembangannya, kawasan Jembatan Semanggi menjadi ciri khas Ibukota Jakarta. Jembatan ini menjadi semacam poros lalu lintas Ibukota Jakarta sekaligus sebagai simbol kemakmuran perekonomian.

Lokasi jembatan terkenal ini berada di kawasan Karet, Semanggi, Setia Budi. Pembangunannya dilakukan pada masa pemerintahan Presiden Soekarno.

Proses pembangunan Jembatan Semanggi tidaklah mudah. Presiden Soekarno tidak begitu saja mendapat restu dari rakyat. Sebab, pada waktu itu orang sudah mulai berpikir kritis terhadap ide-ide pembangunan fisik.

Pada masa itu, anggota masyarakat yang kritis terhadap kebijakan pemerintah menilai bahwa gagasan Bung Karno ini hanyalah proyek mubazir. Proyek yang hanya akan menghabiskan keuangan negara dan tidak ada manfaatnya bagi kesejahteraan rakyat.

Bung Karno tentu saja memahami apresiasi yang disampaikan masyarakat. Dia menampung semua protes itu. Bung Karno mengolahnya.

Tapi, bukan Bung Karno namanya kalau kemudian mundur oleh berbagai kritik. Dia tetap mantap pada pendirian, yakni merealisasikan pembangunan Jembatan Semanggi. Tahun 1961 proyek dimulai.

Waktu itu, Jembatan Semanggi hanyalah salah satu dari paket pembangunan fasilitas publik yang akan dibangun pemerintah. Proyek lain yang juga didirikan, antara lain Gelora Senayan (Gelora Bung Karno) dan Hotel Indonesia.

Mengenai nama Semanggi, Bung Karno punya cerita sendiri. Dalam satu kesempatan, dia pernah bicara filosofi tentang daun semanggi. Filosofi yang dimaksud adalah simbol persatuan, dalam bahasa Jawa dia menyebut �suh� atau pengikat sapu lidi. Tanpa �suh� sebatang lidi akan mudah patah.

Sebaliknya, gabungan lidi-lidi yang diikat dengan �suh� menjadi kokoh dan bermanfaat menjadi alat pembersih.

Itulah sejarah singkat Jembatan Semanggi yang kini tetap berdiri kokoh dan mengimbangi pesatnya pembangunan infrastruktur Ibukota Jakarta.

Bila menilik sejarahnya, pantas memang bagi Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menetapkan kawasan Jembatan Semanggi sebagai tempat wisata bernilai sejarah.

sumber (http://metro.vivanews.com/news/read/110236-filosofi_jembatan_semanggi)

Mr000
19th April 2010, 06:20 PM
strukturnya tapi skarang jadi sgt berguna ndan

nunezavenger
24th April 2010, 02:40 PM
strukturnya tapi skarang jadi sgt berguna ndan

sangat berguna, masih bertahan dan bisa digunakan hingga saat ini :pede:

dear
24th April 2010, 02:45 PM
kalo dari segi ilmu transportasi, bentuk jalan seperti semanggi dibuat untuk mengurangi dampak kemacetan karena semakin luas gradien jalur jalan maka akan banyak volume kendaraan yg bisa tertampung sehingga tidak berdesakan dan macet

RyanShadows
24th April 2010, 02:53 PM
ane kagum banget sama Soekarno :huaa:
:iiyada:

nunezavenger
24th April 2010, 02:59 PM
kalo dari segi ilmu transportasi, bentuk jalan seperti semanggi dibuat untuk mengurangi dampak kemacetan karena semakin luas gradien jalur jalan maka akan banyak volume kendaraan yg bisa tertampung sehingga tidak berdesakan dan macet
wah mantep ndan analisa lo, keren :2good:
gw juga sependapat sama lo :gg:
ane kagum banget sama Soekarno :huaa:
:iiyada:

gw juga, presiden terhebat dan banyak mengumpulkan gelar dari mana2.. :fallinlove:

bill
26th April 2010, 08:36 AM
baru tru kalo dubuat ma presiden pertama kita..
good info ndan..:mantap:

susahd
26th April 2010, 09:47 AM
sangat berguna, masih bertahan dan bisa digunakan hingga saat ini :pede:
yup bener banget ndan.. tapi jadi biang macet tuh kalo sore ndan... hahaha

omireindhart
26th April 2010, 02:10 PM
wow another Good Info....

thx for share Ndan....

maximuseprime
26th April 2010, 08:10 PM
:pede:napoh ndan

g1076210858482
26th April 2010, 08:32 PM
didasarkan pada model daun semanggi yah

cris
27th April 2010, 04:19 AM
kalo dari segi ilmu transportasi, bentuk jalan seperti semanggi dibuat untuk mengurangi dampak kemacetan karena semakin luas gradien jalur jalan maka akan banyak volume kendaraan yg bisa tertampung sehingga tidak berdesakan dan macet

wihh ahli tata kota nih ndan