vals
7th September 2011, 10:09 AM
Jambore Orang Muda Keuskupan Banjarmasin 2011
http://www.orangmudakatolik.net/wp-content/uploads/2011/09/jomka.jpg
Sabtu sore, 27 Agustus 2011 sejumlah 264 orang peserta dari 9 paroki yang ada di Keuskupan Banjarmasin (Paroki Katedral �Keluarga Kudus� Banjarmasin, Paroki St. Perawan Maria Yang Terkandung Tanpa Noda Kelayan, Paroki Hati Yesus Yang Maha Kudus Veteran, Paroki Bunda Maria Banjarbaru, Paroki St. Theresia Pelaihari, Paroki Stella Maris Sungai Danau, Paroki St. Vincensius a Paulo Batulicin, Paroki St. Yusup Kotabaru dan Paroki Ave Maria Tanjung), 26 orang tamu undangan dan 74 orang panitia terlibat dalam gelaran acara Jambore Orang Muda Katolik Keuskupan Banjarmasin (JOMKA) 2011.
Dalam penyelenggaraan JOMKA yang kedua kalinya ini mengambil tempat di Secata Gunung Kupang, Banjarbaru dengan mengusung tema : �Omnia Vincit Amor� (Kasih mengalahkan segalanya; bdk. 1 Kor 13:13).
Selama 5 hari 4 malam, para peserta mengikuti beragam bentuk acara yang telah dipersiapkan oleh panitia. Pada hari pertama, kegiatan JOMKA dibuka dengan Perayaan Ekaristi yang dipimpin langsung oleh Ketua Komisi Kepemudaan Keuskupan Banjarmasin Pastor Petrus Prillion, MSF. Dalam homilinya yang berjudul �Kerendahan Hati dan Menjadi Pribadi Sederhana,� Pastor Prillion mengatakan kepada para peserta bahwa kegiatan jambore selama beberapa hari ke depan bertujuan untuk mengelola diri demi mempersiapkan pribadi OMK (Orang Muda Katolik) menghadapi tantangan hidup jaman sekarang yang tidak mudah.
Hari kedua pelaksanakan JOMKA diisi dengan 2 buah seminar, yaitu tentang Ekaristi dan Liturgi. Seminar Ekaristi dibawakan oleh Fr. Hieronimus a Spiritu Sancto, CSE. �Ekaristi bukan sebatas kotbah semata. Dalam Ekaristi kita harus menerima Yesus dan merindukan-Nya,� ungkap Fr. Hiero. Sedangkan Seminar Liturgi dibawakan oleh Fr. Alvares Maria, CSE. Secara runut Fr. Alvares memulai penjelasannya dengan arti dan makna liturgi, hakekat liturgi, ciri-ciri liturgi dan fungsi liturgi. Sore harinya, acara diisi dengan sharing antar paroki. Dan pada malam harinya kegiatan pada hari kedua ditutup dengan Adorasi.
Pada hari ketiga, kegiatan dibuka dengan Perayaan Ekaristi. Karena pada hari ini akan diselenggarakan outbond, maka sejak pukul 04.30 Wita para peserta sudah bangun. Usai sarapan pagi, para peserta dikumpulkan di lapangan untuk menerima pengarahan dan melakukan peregangan otot. Ada 10 macam games di 10 titik pos yang harus dilewati oleh masing-masing kelompok peserta JOMKA. Adapun ke-10 games tersebut adalah : sedot sebul, labirin, holahop, pesawat antariksa, melukis bersama, penjinak atom, panjat dinding, basusurup, bambu kesurupan dan kaki gajah. Pada masing-masing pos, 20 kelompok yang ada harus menyelesaikan tugas dan memecahkan teka-teki yang diberikan oleh penjaga pos. Outbond berlangsung hingga sore hari, dan kegiatan pada hari ketiga diakhiri dengan acara api unggun.
Hari keempat diisi dengan pentas seni dari 9 paroki. Beragam tarian dan kreatifitas dari masing-masing KOMKA Paroki dipertunjukkan dalam kesempatan ini. Beberapa poin yang menjadi penilaian dewan juri adalah : kreatifitas, kekompakan, kesesuaian dengan tema dan penguasaan panggung. Adapun beragam atraksi yang ditampilkan dalam pentas seni antara lain : aneka tarian tradisional, gerak dan lagu, serta pertunjukan drama yang memukau penonton.
Di pertengahan sesi, digelar promosi panggilan yang menghadirkan Dirdios KKI Keuskupan Banjarmasin Pastor Antonius Bambang Doso Susanto, Pr, Direktur Seminari Menengah Senakel Keuskupan Banjarmasin Pastor Ignatius Supardi Prihatin Saputro, Pr, 3 orang suster dari tarekat SPC dan SSpS, 1 orang frater CMM dan 1 orang frater Praja Keuskupan Banjarmasin. Promosi panggilan dibuka dengan sharing dari 2 orang peserta JOMKA yang sedang mengalami kekosongan gembala di parokinya saat ini. Pastor Doso menyampaikan bahwa dari waktu ke waktu panggilan memang berkurang, �Di satu pihak kehadiran seorang pastor sangat dirindukan oleh umat, sedangkan di lain pihak pastornya ternyata tidak datang-datang! Jika kita berpikir tentang keuskupan ini, maka hendaknya kita juga berpikir tentang apa yang bisa kita perbuat bagi keuskupan ini��
Kepada para peserta yang hadir, masing-masing imam, suster maupun frater pun secara bergiliran mengungkapkan secara singkat perjalanan panggilannya masing-masing. �Imam adalah panggilan istimewa, dimana seorang imam dipakai Tuhan secara istimewa pula,� demikian ucap Pastor Supardi. Ia menambahkan bahwa seorang imam ditahbiskan (diurapi) oleh Yesus sendiri untuk menguduskan dunia. Dalam promosi panggilan kali ini, tercatat 2 orang peserta putri dan 10 orang peserta putra naik ke atas panggung seraya mengungkapkan niatnya masing-masing untuk menjadi imam, suster maupun frater kelak di kemudian hari.
Hari kelima adalah hari terakhir pelaksanaan JOMKA 2011. Pagi harinya acara diisi dengan wawanhati bersama Uskup Keuskupan Banjarmasin Mgr. Petrus Boddeng Timang. Uskup Keuskupan Banjarmasin mengajak orang muda yang hadir untuk berpikir tentang apa yang diinginkan dan direncanakan oleh masing-masing pribadi dalam rangka menjadi bagian dari masyarakat di Kalimantan Selatan.
Siang harinya, diselenggarakan Perayaan Ekaristi penutupan JOMKA 2011 yang dipimpin langsung oleh Mgr. Petrus Timang. Dalam harapannya Uskup Keuskupan Banjarmasin ingin agar melalui pertemuan JOMKA seperti ini kiranya dapat mengasah jati diri OMK agar kian mengkilat. �Kiranya sepulang dari pertemuan ini, para peserta JOMKA nantinya dapat menjadi tokoh-tokoh di KBG, wilayah dan paroki masing-masing, atau dimana pun saja kalian berada.Saya berharap apa yang sudah ditimba di tempat ini, dapat dibagikan pula bagi orang muda lainnya yang kalian jumpai!�
Dua tahun silam, kegiatan serupa dilangsungkan di komplek TK-SD-SMP Sanjaya Banjarbaru pada tanggal 20 � 23 September 2009. JOMKA 2009 kala itu ini berlangsung selama 4 hari 3 malam, diikuti oleh 257 orang peserta dan didukung oleh 46 orang anggota panitia.
oleh Dionisius Agus � Komkep Banjarmasin
http://www.orangmudakatolik.net/wp-content/uploads/2011/09/jomka.jpg
Sabtu sore, 27 Agustus 2011 sejumlah 264 orang peserta dari 9 paroki yang ada di Keuskupan Banjarmasin (Paroki Katedral �Keluarga Kudus� Banjarmasin, Paroki St. Perawan Maria Yang Terkandung Tanpa Noda Kelayan, Paroki Hati Yesus Yang Maha Kudus Veteran, Paroki Bunda Maria Banjarbaru, Paroki St. Theresia Pelaihari, Paroki Stella Maris Sungai Danau, Paroki St. Vincensius a Paulo Batulicin, Paroki St. Yusup Kotabaru dan Paroki Ave Maria Tanjung), 26 orang tamu undangan dan 74 orang panitia terlibat dalam gelaran acara Jambore Orang Muda Katolik Keuskupan Banjarmasin (JOMKA) 2011.
Dalam penyelenggaraan JOMKA yang kedua kalinya ini mengambil tempat di Secata Gunung Kupang, Banjarbaru dengan mengusung tema : �Omnia Vincit Amor� (Kasih mengalahkan segalanya; bdk. 1 Kor 13:13).
Selama 5 hari 4 malam, para peserta mengikuti beragam bentuk acara yang telah dipersiapkan oleh panitia. Pada hari pertama, kegiatan JOMKA dibuka dengan Perayaan Ekaristi yang dipimpin langsung oleh Ketua Komisi Kepemudaan Keuskupan Banjarmasin Pastor Petrus Prillion, MSF. Dalam homilinya yang berjudul �Kerendahan Hati dan Menjadi Pribadi Sederhana,� Pastor Prillion mengatakan kepada para peserta bahwa kegiatan jambore selama beberapa hari ke depan bertujuan untuk mengelola diri demi mempersiapkan pribadi OMK (Orang Muda Katolik) menghadapi tantangan hidup jaman sekarang yang tidak mudah.
Hari kedua pelaksanakan JOMKA diisi dengan 2 buah seminar, yaitu tentang Ekaristi dan Liturgi. Seminar Ekaristi dibawakan oleh Fr. Hieronimus a Spiritu Sancto, CSE. �Ekaristi bukan sebatas kotbah semata. Dalam Ekaristi kita harus menerima Yesus dan merindukan-Nya,� ungkap Fr. Hiero. Sedangkan Seminar Liturgi dibawakan oleh Fr. Alvares Maria, CSE. Secara runut Fr. Alvares memulai penjelasannya dengan arti dan makna liturgi, hakekat liturgi, ciri-ciri liturgi dan fungsi liturgi. Sore harinya, acara diisi dengan sharing antar paroki. Dan pada malam harinya kegiatan pada hari kedua ditutup dengan Adorasi.
Pada hari ketiga, kegiatan dibuka dengan Perayaan Ekaristi. Karena pada hari ini akan diselenggarakan outbond, maka sejak pukul 04.30 Wita para peserta sudah bangun. Usai sarapan pagi, para peserta dikumpulkan di lapangan untuk menerima pengarahan dan melakukan peregangan otot. Ada 10 macam games di 10 titik pos yang harus dilewati oleh masing-masing kelompok peserta JOMKA. Adapun ke-10 games tersebut adalah : sedot sebul, labirin, holahop, pesawat antariksa, melukis bersama, penjinak atom, panjat dinding, basusurup, bambu kesurupan dan kaki gajah. Pada masing-masing pos, 20 kelompok yang ada harus menyelesaikan tugas dan memecahkan teka-teki yang diberikan oleh penjaga pos. Outbond berlangsung hingga sore hari, dan kegiatan pada hari ketiga diakhiri dengan acara api unggun.
Hari keempat diisi dengan pentas seni dari 9 paroki. Beragam tarian dan kreatifitas dari masing-masing KOMKA Paroki dipertunjukkan dalam kesempatan ini. Beberapa poin yang menjadi penilaian dewan juri adalah : kreatifitas, kekompakan, kesesuaian dengan tema dan penguasaan panggung. Adapun beragam atraksi yang ditampilkan dalam pentas seni antara lain : aneka tarian tradisional, gerak dan lagu, serta pertunjukan drama yang memukau penonton.
Di pertengahan sesi, digelar promosi panggilan yang menghadirkan Dirdios KKI Keuskupan Banjarmasin Pastor Antonius Bambang Doso Susanto, Pr, Direktur Seminari Menengah Senakel Keuskupan Banjarmasin Pastor Ignatius Supardi Prihatin Saputro, Pr, 3 orang suster dari tarekat SPC dan SSpS, 1 orang frater CMM dan 1 orang frater Praja Keuskupan Banjarmasin. Promosi panggilan dibuka dengan sharing dari 2 orang peserta JOMKA yang sedang mengalami kekosongan gembala di parokinya saat ini. Pastor Doso menyampaikan bahwa dari waktu ke waktu panggilan memang berkurang, �Di satu pihak kehadiran seorang pastor sangat dirindukan oleh umat, sedangkan di lain pihak pastornya ternyata tidak datang-datang! Jika kita berpikir tentang keuskupan ini, maka hendaknya kita juga berpikir tentang apa yang bisa kita perbuat bagi keuskupan ini��
Kepada para peserta yang hadir, masing-masing imam, suster maupun frater pun secara bergiliran mengungkapkan secara singkat perjalanan panggilannya masing-masing. �Imam adalah panggilan istimewa, dimana seorang imam dipakai Tuhan secara istimewa pula,� demikian ucap Pastor Supardi. Ia menambahkan bahwa seorang imam ditahbiskan (diurapi) oleh Yesus sendiri untuk menguduskan dunia. Dalam promosi panggilan kali ini, tercatat 2 orang peserta putri dan 10 orang peserta putra naik ke atas panggung seraya mengungkapkan niatnya masing-masing untuk menjadi imam, suster maupun frater kelak di kemudian hari.
Hari kelima adalah hari terakhir pelaksanaan JOMKA 2011. Pagi harinya acara diisi dengan wawanhati bersama Uskup Keuskupan Banjarmasin Mgr. Petrus Boddeng Timang. Uskup Keuskupan Banjarmasin mengajak orang muda yang hadir untuk berpikir tentang apa yang diinginkan dan direncanakan oleh masing-masing pribadi dalam rangka menjadi bagian dari masyarakat di Kalimantan Selatan.
Siang harinya, diselenggarakan Perayaan Ekaristi penutupan JOMKA 2011 yang dipimpin langsung oleh Mgr. Petrus Timang. Dalam harapannya Uskup Keuskupan Banjarmasin ingin agar melalui pertemuan JOMKA seperti ini kiranya dapat mengasah jati diri OMK agar kian mengkilat. �Kiranya sepulang dari pertemuan ini, para peserta JOMKA nantinya dapat menjadi tokoh-tokoh di KBG, wilayah dan paroki masing-masing, atau dimana pun saja kalian berada.Saya berharap apa yang sudah ditimba di tempat ini, dapat dibagikan pula bagi orang muda lainnya yang kalian jumpai!�
Dua tahun silam, kegiatan serupa dilangsungkan di komplek TK-SD-SMP Sanjaya Banjarbaru pada tanggal 20 � 23 September 2009. JOMKA 2009 kala itu ini berlangsung selama 4 hari 3 malam, diikuti oleh 257 orang peserta dan didukung oleh 46 orang anggota panitia.
oleh Dionisius Agus � Komkep Banjarmasin