zedleppelin
5th September 2011, 03:19 PM
Innalillahi Wa Inna Illaihi Rojiun
http://multiply.com/mu/ferrydjajaprana/image/4/photos/132/600x600/1/Abah-Anom-3.jpg?et=62ftfuT3W2rTTSTyA1Eo2A&nmid=293552095
1 Januari 1915 - 5 September 2011
(96 Tahun)
Telah meninggal...
KH. Ahmad Shohibulwafa Tajul Arifin
atau dikenal sebagai Abah Anom
Pimpinan Pondok Pesantren Suralaya (TQN)
Para ulama itu adalah pewaris Nabi. Sesungguhnya Nabi tidak mewariskan wang dinar dan tidak juga wang dirham, tetapi mereka mewariskan ilmu. Sesiapa yang mengambil ilmu maka dia telah mengambil habuannya yang amat bernilai. Oleh itu matinya seorang yang alim adalah satu musibah yang sukar digantikan dan satu kepincangan yang susah ditutupi. Ini adalah umpama bintang yang hilang sirna (diantara bintang-bintang). Sesungguhnya matinya satu kabilah adalah lebih ringan musibahnya berbanding matinya seorang yang alim.
[Hadits riwayat Abu Daud, at-Tirmidhi, Ibn Majah dan al-Baihaqi]
�Sesungguhnya Allah tidak mencabut ilmu dengan mencabutnya dari hamba-hamba. Akan tetapi Dia (Allah) mencabutnya dengan diwafatkannya para ulama sehingga jika Allah tidak menyisakan seorang ulama pun (diwilayah itu), maka orang-orang mengangkat ulama dan sesepuh dari kalangan orang-orang bodoh. Kemudian mereka ditanya, mereka pun berfatwa tanpa dasar ilmu, mereka sesat dan menyesatkan.�
�Tiada akan datang hari kiamat hingga tercabutnya ilmu, dan terjadi banyak gempa, dan waktu terasa bergulir cepat, dan munculnya banyak fitnah, dan banyaknya perkelahian dan pembunuhan, hingga berlimpah pada kalian harta, maka harta ditumpahkan seluas-luasnya�
http://multiply.com/mu/ferrydjajaprana/image/4/photos/132/600x600/1/Abah-Anom-3.jpg?et=62ftfuT3W2rTTSTyA1Eo2A&nmid=293552095
1 Januari 1915 - 5 September 2011
(96 Tahun)
Telah meninggal...
KH. Ahmad Shohibulwafa Tajul Arifin
atau dikenal sebagai Abah Anom
Pimpinan Pondok Pesantren Suralaya (TQN)
Para ulama itu adalah pewaris Nabi. Sesungguhnya Nabi tidak mewariskan wang dinar dan tidak juga wang dirham, tetapi mereka mewariskan ilmu. Sesiapa yang mengambil ilmu maka dia telah mengambil habuannya yang amat bernilai. Oleh itu matinya seorang yang alim adalah satu musibah yang sukar digantikan dan satu kepincangan yang susah ditutupi. Ini adalah umpama bintang yang hilang sirna (diantara bintang-bintang). Sesungguhnya matinya satu kabilah adalah lebih ringan musibahnya berbanding matinya seorang yang alim.
[Hadits riwayat Abu Daud, at-Tirmidhi, Ibn Majah dan al-Baihaqi]
�Sesungguhnya Allah tidak mencabut ilmu dengan mencabutnya dari hamba-hamba. Akan tetapi Dia (Allah) mencabutnya dengan diwafatkannya para ulama sehingga jika Allah tidak menyisakan seorang ulama pun (diwilayah itu), maka orang-orang mengangkat ulama dan sesepuh dari kalangan orang-orang bodoh. Kemudian mereka ditanya, mereka pun berfatwa tanpa dasar ilmu, mereka sesat dan menyesatkan.�
�Tiada akan datang hari kiamat hingga tercabutnya ilmu, dan terjadi banyak gempa, dan waktu terasa bergulir cepat, dan munculnya banyak fitnah, dan banyaknya perkelahian dan pembunuhan, hingga berlimpah pada kalian harta, maka harta ditumpahkan seluas-luasnya�