Log in

View Full Version : Autizzzzzzzmeeeeeeee


GadoGado
18th September 2010, 11:22 AM
AUTISME


Autisme diklasifikasikan sebagai ketidaknormalan perkembangan neuro yang menyebabkan interaksi sosial yang tidak normal, kemampuan komunikasi, pola kesukaan, dan pola sikap. Autisme bisa terdeteksi pada anak berumur paling sedikit 1 tahun. Autisme empat kali lebih banyak menyerang anak laki-laki dari pada anak perempuan.
Tanda - tanda Autisme
.tidak bisa menguasai atau sangat lamban dalam penguasaan bahasa sehari-hari
.hanya bisa mengulang-ulang beberapa kata
.mata yang tidak jernih atau tidak bersinar
.tidak suka atau tidak bisa atau atau tidak mau melihat mata orang lain
.hanya suka akan mainannya sendiri (kebanyakan hanya satu mainan itu saja yang dia mainkan)
.serasa dia punya dunianya sendiri
.tidak suka berbicara dengan orang lain
. tidak suka atau tidak bisa menggoda orang lain

Penyebab Autisme Penyebab Autisme sampai sekarang belum dapat ditemukan dengan pasti. Banyak sekali pendapat yang bertentangan antara ahli yang satu dengan yang lainnya mengenai hal ini.
Ada pendapat yang mengatakan bahwa terlalu banyak vaksin Hepatitis B yang termasuk dalam MMR (Mumps, Measles dan Rubella )bisa berakibat anak mengidap penyakit autisme.
Hal ini dikarenakan vaksin ini mengandung zat pengawet Thimerosal, yang terdiri dari Etilmerkuri yang menjadi penyebab utama sindrom Autisme Spectrum Disorder. Tapi hal ini masih diperdebatkan oleh para ahli. Hal ini berdebatkan karena tidak adanya bukti yang kuat bahwa imunisasi ini penyebab dari autisme, tetapi imunisasi ini diperkirakan ada hubungannya dengan Autisme.

Info Seputar Autis
Kiat Untuk orang tua dengan anak yang baru terdiagnosa sebagai autisme

Pelajarilah mengenai autism.
Cobalah pelajari mengenai autisme dari buku, seminar, dokter dan para orang tua lain yang lebih berpengalaman karena anaknya telah terdiagnosa lebih dahulu daripada anak anda. Banyak hal2 positif yang bisa anda pelajari.

Pelajarilah berbagai jenis terapi autisme,sambil tetap menjalani hidup yang serasi.
Pelajarilah berbagai jenis terapi buat anak autis, sehingga anda tahu apa yang sedang dilakukan pada anak anda. Cermatilah terapi yang mana yang cocok untuk anak anda, karena tidak semua terapi cocok untuk setiap anak. Janganlah jadikan terapi menguasai kehidupan anda. Juga jangan membebani anak anda dengan terapi yang berlebihan. Ada waktu untuk terapi, tapi juga ada waktu untuk bersantai dengan anak anda.

Carilah bantuan dan nasihat dan pilihlah yang mana yang cocok untuk anda dan anak anda.
Bila anak anda sudah usia sekolah, carilah sekolah yang mau menerima anak anda , dimana para guru juga siap membantu dan mengerti tentang mendidik anak dengan kebutuhan khusus. Berkolaborasilah dengan guru tentang pendidikan anak anda. Bawalah guru anak anda untuk mengikuti seminar2 tentang autisme.

Hargai, cintai dan belajarlah dari anak anda.
Anak anda mempunyai banyak kekurangan. Janganlah memaksanya untuk segera bisa mengatasinya. Misalnya kalau dia tidak mau memakai baju yang kasar karena kurang nyaman baginya, janganlah mencoba memaksanya. Pastikanlah bahwa anak anda merasa bahwa anda menyayanginya. Tak usah merasa malu dengan kelainannya. Bila ada orang tua lain yang bertanya , katakanlah sejujurnya bahwa anak anda mempunyai gejala autisme. Autisme bukan sesuatu yang memalukan, bukan penyakit dan tidak menular.

Tetap sabar dan bersikap positif.
Banyak anak yang mempunyai gejala2 autisme yang berat pada waktu kecil, ternyata bisa berkembang dengan sangat baik. Jadi tetaplah bersikap positif, karena semuanya ini merupakan proses yang panjang.

Belajarlah untuk menghargai dan menyangi anak anda,
Betapapun aneh perilakunya. Hargailah dia sebagai insan yang memang mempunyai sifat berbeda dan janganlah menyoroti hal2 yang negatifnya saja.
Jangan meremehkan kemampuan dan pengertiannya. Beberapa kasus autisme yang terlihat berat, setelah bisa berkomunikasi, misalnya dengan mengetik, ternyata mempunyai intelegensi yang tinggi.
Bersabarlah, dan terimalah keadaan. Persiapkan diri anda untuk menjalani suatu perjalanan yang panjang. Suatu hal yang sangat baik mungkin menanti diujung perjalanan anda.

Bantulah anak anda mengembangkan kemampuan dan minatnya.
Bila minatnya mengumpulkan berbagai jenis serangga dikebun, kembangkanlah untuk menjadi seorang peneliti. Janganlah dipaksa untuk melakukan hal-hal yang lain. Bila berbakat musik, olah raga , menggambar atau computer, arahkanlah kearah itu.

Carilah terapis yang terbaik.
Kadang2 terapis yang melakukan terapi pada anak anda tidak berhasil dan anak mengalami stress. Sebaiknya gantilah dengan terapis lain.
Terapis yang baik untuk anak anda adalah yang berhasil mendorong kemajuan perkembangan anak anda.

Pikirkanlah untuk memperbaiki diet anak anda.
Buatlah catatan makanan anak anda setiap hari dan catatlah juga perilakunya. Dalam satu -dua bulan anda akan mendapat pola makanan mana yang membuat perilaku anak anda jadi lebih hiper, agresif dan marah2. Kemudian hilangkanlah makanan tersebut dari menunya. Anak autistik mempunyai kecenderungan alergi yang banyak terhadap berbagai jenis makanan.
Perhatikan juga pencernaannya dan jangan lupa melapor pada dokter anak anda.

Berilah waktu dan ruang untuk diri anda sendiri.
Anda boleh bersedih karena "kehilangan" anak anda. Secara fisik dia ada, tapi anda telah kehilangan anak yang anda inginkan. Ditempatnya ada anak yang samasekali berbeda.
Pada saat yang sama cobalah untuk mengenal dan mencintai anak yang baru ini.
Berilah waktu dan ruang untuk anda sendiri. Pergilah berekreasi dengan teman2 anda, lakukanlah hal2 yang anda sukai dan anda akan lebih merasa kuat untuk menghadapi lagi anak anda yang sulit.

Cintai dan terimalah anak anda sebagaimana adanya.
Hal inilah yang sangat penting. Perasaan bahwa anda menyayangi mereka dan menerima mereka sebagaimana adanya akan membantu memajukan mereka lebih dari segalanya .
Mengatasi kesulitan siswa autistik saat belajar di kelas

Siswa autistik sering harus berjuang keras agar dapat tetap duduk, tetap fokus, dan bertahan dalam mengerjakan tugas. Namun dengan dukungan serta penyesuaian yang tepat, siswa-siswa ini mampu meningkatkan waktu mereka fokus sambil tetap merasa nyaman bahkan pada saat diberikan instruksi dengan durasi lebih lama. Dalam artikel ini, lima pilihan diberikan untuk membantu para siswa 'bertahan' dalam situasi seperti tersebut diatas.

1.Berikan mereka kesempatan untuk 'menyibukkan diri'
Beberapa siswa dapat bersikap lebih tenang bilamana mereka memiliki obyek tertentu untuk dimanipulasi sepanjang pelajaran berlangsung. Ada yang senang mencabuti benang dari secari kain, ada yang melipat-lipat sedotan yang dapat dibengkokkan, ada juga yang berulang kali melipat-lipat kertas membentuk berbagai jenis origami yang menarik.
Mereka yang memiliki kebutuhan seperti ini, bisa ditawarkan untuk memegang bola lentur yang dapat ditekan-tekan, sedotan, rangkaian manik-manik, karet gelang, ataupun gantungan kunci yang memiliki banyak gantungan. Bila mungkin, berikan pada siswa benda-benda yang berkaitan dengan isi materi pembelajaran. Misal, siswa yang senang menggenggam bola, berikan ia bola berbentuk globe pada saat seluruh kelas sedang belajar tentang bumi. Sambil anak diberi kesempatan untuk melepaskan stres-nya, guru melakukan tanya jawab sederhana seperti 'kamu sedang menekan negara apa sekarang?' sehingga anak memperhatikan negara-negara yang ada pada globe tersebut. Atau.seorang siswa yang menggunakan kubus-kubus yang bisa dikaitkan untuk melepaskan tresnya, diajak untuk belajar berhitung dengan menghitung kubus-kubus yang sering ia mainkan tersebut di saat sedang proses belajar individual.

2. Perbolehkan mereka untuk menggambar atau mencoret-coret
Memperbolehkan siswa menggambar juga merupakan teknik yang cukup efektif. Sayangnya hal ini sering dipandang sebagai perilaku 'menghindari tugas' oleh para guru. Banyak pelajar dengan kebutuhan maupun tidak, tampaknya lebih mampu berkonsentrasi pada sebuah pembelajaran atau aktifitas ketika mereka diberikan kesempatan untuk menggambar di sebuah buku notes, menulis di buku mereka, membuat sketsa, atau bahkan (tergantung usia mereka) mewarnai sebuah kertas kerja.

3. Biarkan mereka berjalan-jalan
Beberapa siswa bekerja lebih baik bila mereka boleh beristirahat diantara serangkaian tugas, dan boleh melakukannya dengan gaya mereka sendiri (berjalan-jalan, meregangkan tubuh, atau sekedar berhenti bekerja). Adapula yang perlu beristirahat dengan berjalan selama beberapa detik sampai 15-20 menit. Siswa bahkan ada yang perlu berjalan sepanjang gang di sekolah sekali atau dua kali, sementara beberapa yang lain cukup senang bila boleh berjalan di dalam kelasnya sendiri. Guru-guru yang khawatir siswanya kehilangan waktu pembelajaran, bisa memberikan siswanya tugas yang berkaitan dengan materi justru pada saat siswa sedang berjalan kesana kemari. Misal, guru sebuah kelas meminta siswanya melakukan riset di perpustakaan pada saat siswanya tersebut sedang mengambil istirahat sambil berjalan-jalan itu.
Guru lain yang menyadari pentingnya gerakan yang sering serta adanya interaksi memutuskan untuk menawarkan "kesempatan bergerak" kepada semua siswa. Ia secara berkala memberikan siswa-siswanya bantuan untuk berdikusi (misal, Apa yang kalian tahu tentang bursa efek? Apakah itu statistik?) dan lalu mengarahkan mereka untuk 'berjalan dan bicara' kepada seorang siswa lain. Sesudah 10 menit bergerak, ia mengumpulkan siswanya kembali lalu menanyakan kepada mereka berbagai hal sehingga terjadi diskusi hasil percakapan mereka.

4. Beri pilihan tempat duduk
Tempat duduk yang tepat mungkin bukan hal pertama yang dipertimbangkan guru ketika ia membuat perencanaan bagi siswa autistik. Tetapi untuk beberapa siswa, jenis perabot kelas yang tepat menjadi kunci utama keberhasilan dan kenyamanan mereka.
Salah satu siswa saya tidak dapat mentolerir duduk di kursi yang keras yang ada di setiap kelas, sehingga gurunya membiarkannya membawa bantal ke dalam kelas. Siswa lain sering memilih duduk di lantai (dimana ia bisa menyangga dirinya dengan dua bantal besar) sehingga beberapa kali sehari ia diperbolehkan duduk di "sarangnya" (begitu nama yang ia berikan bagi tempat duduknya yang unik tersebut) atau di mejanya (dimana ia duduk di atas bantal kecil). Memberikan beberapa pilihan tempat duduk di kelas dapat meningkatkan pengalaman belajar semua siswa. Pilihan tempat duduk sangat menarik bagi semua siswa. Antara lain: sofa, kursi goyang, tempat duduk dengan bantalan, bantal-bantal atau alas duduk di lantai dan sebagainya.

[i]5. Minta bantuan pada siswa tersebut [\b][\i]
Tergantung usia siswa, guru bisa meminta siswa menjelaskan keadaan dan mencari tahu apakah ia memiliki ide-ide untuk memperbaiki keadaan. Salah satu siswa ditanya apa yang dapat dilakukan para pengajar menghadapi kecenderungannya untuk 'mudah bergerak' sepanjang 20 menit di akhir hari setiap harinya. Siswa lalu mengatakan bahwa bila ia diperbolehkan mengisap permen, ia akan bisa merasa lebih santai dan bisa terus duduk di kursi. Tim pengajar tertawa dan mulanya tidak percaya, menduga bahwa anjuran tersebut hanyalah akal-akalan saja. Tapi begitu hal ini dilaksanakan, siswa tersebut memang berhasil duduk diam sehingga tidak mengganggu siapapun.
Bila siswa autistik belum mampu berkomunikasi, para guru bisa meminta bantuan keluarga. Biasanya orangtua dengan suka rela berbagi tips yang mereka lihat berguna menghadapi situasi serupa di tempat lain. Bila perlu, mereka diminta untuk mengamati situasi kelas sebelum diminta memberikan usulan.

[b]Merancang liburan Untuk Anak Autis
PRIORITAS persiapan:
1. Tujuan. Mau kemana? Apakah tempat umum atau tempat keluarga. Menginap atau tidak.
2. Perjalanan. Naik apa? - naik kendaraan pribadi / transportasi umum? Lama perjalanan?
3. Makan/minum. Diet? Bawa sendiri? Beli jadi? Masak ?
4. Perlengkapan yang diperlukan. Menginap atau tidak? Berapa lama menginap? Kegiatan selama menginap? Bermain di tempat seperti apa?
Guna mendapatkan peran serta anak autistik secara penuh, sedapat mungkin minta mereka menetapkan pilihan tujuan perjalanan liburan. Akan ke laut, ke hotel, ke kota lain naik kendaraan umum (kereta api, bis, pesawat, kapal laut), ke rumah nenek, menginap di gunung? Bila mereka sudah menetapkan pilihan, berbagai hal dengan mudah bisa dirancang.
Yang paling penting, kita sebagai orangtua, melepaskan semua identitas dan keinginan karena kita sebaiknya fokus pada kebutuhan autistik. Dengan demikian kita tidak mengalami stress yang berlebihan.

Tips:
1. Berhari-hari sebelum berangkat, buat sebuah cerita yang bisa diulang-ulang dibacakan (dengan beberapa gambar) untuk menjelaskan apa yang akan dijalani pada hari tertentu. Misal, judul cerita adalah "pergi ke dunia fantasi". Cerita tersebut, selain berisikan hal-hal yang dapat dilakukan disana, juga mencantumkan hal yang 'tidak boleh' dilakukan.
2. Ikuti jam makannya dan kebiasaannya, daripada mengikuti kebiasaan Anda. Anak yang gelisah karena lapar menjadi tidak koperatif sehingga sulit diatur. Sementara itu, kita dengan mudah menyesuaikan diri dengan kebiasaan yang agak berubah.
3. Bila berniat untuk menginap, pastikan kita membawa berbagai keperluannya untuk bisa tidur dengan nyaman. Bila ia terbiasa 'menggesekkan' telapak kaki ke dinding (misal), upayakan agar ia bisa juga melakukannya di hotel (dengan modifikasi posisi tidur). Jangan lupa 'perlengkapan' yang biasa ia pakai untuk tidur dengan nyaman..
4. Bawa berbagai hal yang dapat mengalihkan perhatiannya dari keadaan 'baru' yang kurang nyaman baginya. Misalnya ia suka gameboy, bawa extra permainan. Atau bawa portable vcd player dan kaset vcd untuk ia tonton selama perjalanan yang membosankan. Bisa juga membawa berbagai buku, alat main, pensil gambar, buku kegiatan dsb.
5. Pastikan pakaian yang dibawa tidak kurang, dengan membawa lebih sekitar 2-3 pasang dari rencana acara yang akan dijalani. Hal ini lebih-lebih lagi bila acara libur di daerah 'basah' (dingin' gunung, laut ' air) atau pada saat cuaca sedang tidak ramah.
6. Bila memang akan melakukan hal yang 'berbeda' dan 'baru' daripada biasanya, upayakan melakukan simulasi sebelum sungguh-sungguh berangkat. Misal, belum pernah antri untuk waktu panjang.sebelum ke DUFAN, rekayasakan situasi dimana mereka perlu antri ! Bila belum terlatih untuk buang air di toilet umum (duduk maupun jongkok), lakukan hal ini berulang kali sebelum perjalanan sesungguhnya dilaksanakan.
Terakhir.ingat bahwa ini adalah LIBURAN untuk anak-anak. Jadi kalau mereka sudah merasa 'tidak nyaman', upayakan untuk segera melakukan perubahan seperlunya. Jadi jika liburan (entah karena apa) sudah terasa kurang nyaman bagi mereka, segeralah pulang meski itu lebih cepat daripada rencana semula. Yang penting Anda sudah mencapai satu tujuan: membuat acara liburan menyenangkan bagi anak. Menyenangkan bagi mereka ! (meski tidak selalu bagi Anda)