Log in

View Full Version : Menahan Kencing Picu Infeksi Saluran Kemih


GadoGado
18th September 2010, 11:19 AM
JIKA Anda merasa sakit dan nyeri pada bagian bawah perut, di atas tulang kemaluan, dan bahkan merasakan anyang-anyangan atau rasa ingin kencing lagi, waspadalah. Itu salah satu gejala Anda terkena infeksi saluran kemih.

Infeksi saluran kemih (ISK), menurut dr Mahatma Putra, SpU dari Rumah Sakit Royal Taruma, Jakarta, dapat dibagi atas dua bagian, yaitu ISK dengan penyulit dan ISK tanpa penyulit. Disebut ISK dengan penyulit jika ada batu dalam saluran kemih dan terjadi penyumbatan prostat. Sedangkan disebut tak ada penyulit jika murni terinfeksi oleh kuman dari luar yang masuk ke saluran kencing.

Penyebab dan Gejala

ISK bisa menimpa siapa saja, pria maupun wanita. Tapi wanita lebih cenderung dan berpotensi lebih besar menderita ISK. "Pada wanita, saluran uretra atau buang air kecil itu lebih pendek, sekitar 4 cm dan posisinya berada dekat dua lubang. Karena ukuran yang pendek, kuman mudah masuk," jelas Mahatma.

Faktor penyebab lain adalah cara cebok yang salah, seperti dari belakang ke depan, pun dapat menyebabkan ISK. Cara seperti ini sama saja dengan menarik kotoran ke daerah vagina atau saluran kencing. Suka menahan kencing juga bisa menyebabkan ISK karena kebiasaan ini memungkinkan kuman masuk ke dalam saluran kencing. Tidak kencing sebelum melakukan hubungan seksual atau memiliki riwayat penyakit kencing dapat juga menjadi penyebab ISK.

Ada infeksi yang terjadi tanpa gejala, namun sebagian orang mengalami beberapa gejala tertentu. Menurut Mahatma, gejalanya tergantung pada letak lokasinya. Jika infeksi itu sudah menyerang ginjal, suhu tubuh akan tinggi, sakit di daerah pinggang dan air kencing yang keruh. Jika infeksinya sudah menyerang perut bagian bawah, gejala yang muncul adalah anyang-anyangan atau rasa ingin kencing terus-menerus, muncul rasa sakit pada saat kencing, terutama pada bagian akhir. "Tak jarang pada saat kencing keluar darah," katanya.

Pasien usia lanjut pun mengalami gejala. Hanya saja tidak spesifik. Perubahan mental atau kesadaran yang terganggu sering merupakan satu-satunya gejala ISK pada orang usia lanjut.

Infeksi yang terjadi tanpa gejala tidak lantas disebut aman. Justru ini yang berbahaya karena infeksi akan berjalan terus-menerus tanpa disadari oleh penderita sehingga menjadi kronis. Wanita yang sudah tiga kali mengalami ISK umumnya akan mengalami ISK lagi karena adanya perubahan hormonal dan perubahan posisi saluran kemih selama kehamilan, yang membuat bakteri lebih mudah masuk ke ureter dan ginjal.

Kuman yang paling sering menyebabkan terjadinya infeksi saluran kemih di antaranya Escherichia coli atau E.coli, Klebsiella, dan Pseudomonas. Dari ketiga kuman tersebut, penyebab paling utama adalah E. Coli yang ada di mana-mana, termasuk dalam tinja manusia. Kuman yang masuk ke saluran kemih menyebabkan infeksi dengan beberapa cara, antara lain penyebaran langsung dari tempat infeksi terdekat, penyebaran melalui pembuluh darah, dan penyebaran melalui getah bening.

Upaya Pengobatan

Untuk mengetahui apakah seorang mengalami ISK atau tidak, perlu dilakukan pemeriksaan. Selain melihat gejala yang dialami, biasanya dokter akan melakukan pemeriksaan urin untuk mendeteksi adanya nanah atau bakteri. Penderita biasanya diminta mengumpulkan sampel urinnya setelah membersihkan daerah kewanitaan. Urin yang dikumpulkan adalah urin "porsi tengah".

Membersihkan daerah genital dan mengumpulkan urin "porsi tengah" merupakan cara agar tidak terjadi kontaminasi oleh bakteri lain yang mempengaruhi hasil pemeriksaan. Pemeriksaan urin ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah ada sel darah putih, sel darah merah, dan bakteri dalam urin. Bila ada bakteri, langkah selanjutnya adalah mengembangbiakkan bakteri itu sehingga dapat diketahui jenisnya. Lalu dilakukan tes sensitivitas bakteri terhadap berbagai jenis obat antibiotika.

Jenis dan lamanya pemberian obat antibiotika tergantung pada riwayat perjalanan penyakit dan tes urin untuk mengidentivikasi bakteri penyebab. Tes sensitivitas sangat membantu dokter untuk memilih jenis antibiotika yang paling efektif. Seringkali ISK dapat disembuhkan hanya dalam 1-2 hari pengobatan, jika tidak ada komplikasi karena adanya sumbatan atau kelainan.

Umumnya dokter akan memberikan antibiotika selama satu atau dua minggu untuk memastikan apakah infeksi sudah benar-benar sembuh atau tidak. Selanjutnya akan dilakukan urinalisis ulangan. Pemeriksaan urinalisis ulangan akan membantu mengkomfirmasi bahwa saluran kemih sudah bebas dari infeksi. "Jika terdapat batu, pengobatannya bisa ditembak atau dengan melakukan operasi," ungkapnya. Dengan antibiotika yang mencukupi, umumnya ISK dapat teratasi. (gen/okz/tin) *BP