GadoGado
18th September 2010, 10:58 AM
Australia meluncurkan prototip mata bionik yang didesain untuk mengembalikan penglihatan yang rusak, dan diharapkan menjadi terobosan besar sejak kemunculan Braille.
Perdana Menteri Australia Kevin Ruud yang pemerintahnya berkomitmen menyediakan dana A$42 juta (Rp518,4 miliar) untuk proyek tersebut mengatakan, perangkat itu bisa menjadi kemajuan medis paling penting yang dilihat manusia sepanjang hidup.
�Proyek ini akan menjaga Australia menjadi terdepan dalam riset bionik dan komersialisasinya, serta sangat potensial mengembalikan penglihatan ribuan orang di Australia dan seluruh dunia,� ujar Ruud.
Perangkat yang salah satu bagiannya ditanamkan di dalam mata didesain bagi mereka yang menderita kehilangan penglihatan degeneratif yang disebabkan kondisi genetika retinitis pigmentosa atau pengurangan kemampuan macular terkait usia.
Perangkat tersebut mengandung sebuah miniatur kamera, kaca yang menangkap gambar dan dikirimkan ke sebuah prosesor yang ditaruh di saku. Prosesor tersebut kemudian mengirim sinyal nirkabel ke sebuah unit terimplan di mata yang kemudian akan menstimulasi neuron yang ada di retina, dan kemudian mengirim gambar ke otak.
Meskipun penggunaan mata bionik belum memberikan penglihatan sempurna, tetapi diharapkan akan bisa merasakan titik cahaya di medan penglihatan di mana otak kemudian mampu merekonstruksi menjadi sebuah gambar utuh
sumber (http://www.inilah.com/news/read/teknologi/2010/03/31/431532/mata-bionik-harapan-baru-bagi-tunanetra/)
Perdana Menteri Australia Kevin Ruud yang pemerintahnya berkomitmen menyediakan dana A$42 juta (Rp518,4 miliar) untuk proyek tersebut mengatakan, perangkat itu bisa menjadi kemajuan medis paling penting yang dilihat manusia sepanjang hidup.
�Proyek ini akan menjaga Australia menjadi terdepan dalam riset bionik dan komersialisasinya, serta sangat potensial mengembalikan penglihatan ribuan orang di Australia dan seluruh dunia,� ujar Ruud.
Perangkat yang salah satu bagiannya ditanamkan di dalam mata didesain bagi mereka yang menderita kehilangan penglihatan degeneratif yang disebabkan kondisi genetika retinitis pigmentosa atau pengurangan kemampuan macular terkait usia.
Perangkat tersebut mengandung sebuah miniatur kamera, kaca yang menangkap gambar dan dikirimkan ke sebuah prosesor yang ditaruh di saku. Prosesor tersebut kemudian mengirim sinyal nirkabel ke sebuah unit terimplan di mata yang kemudian akan menstimulasi neuron yang ada di retina, dan kemudian mengirim gambar ke otak.
Meskipun penggunaan mata bionik belum memberikan penglihatan sempurna, tetapi diharapkan akan bisa merasakan titik cahaya di medan penglihatan di mana otak kemudian mampu merekonstruksi menjadi sebuah gambar utuh
sumber (http://www.inilah.com/news/read/teknologi/2010/03/31/431532/mata-bionik-harapan-baru-bagi-tunanetra/)