ACHUNK90
15th August 2011, 12:59 PM
Semoga bermanfaat ndan :pengumuman:
http://images.detik.com/content/2011/08/15/763/pria11-ts-dlm.jpg
Donor sperma kini menjadi pilihan bagi perempuan lajang di dunia barat yang ingin punya anak. Tapi akibat menerima donor sperma dari pria autis yang berbohong tentang keadaan kesehatannya, ibu-ibu itu kini memiliki anak yang sudah menunjukkan gejala autisme.
Puluhan ibu di Belanda terpukul karena melahirkan anak dengan Sindrom Asperger yang merupakan gejala autisme dari seorang donor sperma yang ternyata menderita gangguan autistik turunan (genetik).
Selama 18 bulan, air mani pria autis itu telah didonorkan pada puluhan wanita di Belanda. Hebatnya, pria tersebut masih aktif menjadi donor meski tidak di klinik resmi.
Pria tersebut telah menjadi ayah setidaknya dari 22 anak dan beberapa diantaranya sudah menunjukkan gejala autisme dan Sindrom Asperger.
Sindrom Asperger adalah jenis gangguan keterlambatan perkembangan dalam banyak pengembangan keterampilan dasar, terutama kemampuan untuk bersosialisasi dengan orang lain, berkomunikasi dan menggunakan imajinasi.
Anak-anak yang mengalami Sindrom Asperger akan kehilangan keterampilan bahasa atau sosial, ketidakmampuan untuk berteman dengan mudah dan mengembangkan pola perilaku yang tidak biasa, seperti berjam-jam menghabiskan waktu untuk menyusun mainan atau mengulangi gerakan-gerakan yang aneh.
Pria autis yang menjadi donor tersebut berusia 30 tahun dan berasal dari kota pelabuhan Rotterdam Belanda. Wanita-wanita yang telah memiliki bayi dari hasil donor spermanya baru menemukan jati diri asli pria tersebut sebulan yang lalu.
Untuk mendapatkan donor sperma resmi, biasanya wanita harus mendapatkannya dari klinik resmi atau rumah sakit. Namun untuk mendapatkan donor sperma resmi, para wanita harus menunggu lama, sekitar 6 bulan hingga 2 tahun serta harus mengeluarkan biaya sebesar 500 hingga 1.000 poundsterling (sekitar 7-14 juta). Rumah sakit juga lebih mengutamakan pasangan heteroseksual.
Akibatnya, banyak wanita lajang atau pasangan lesbian merasa lebih cepat dan murah untuk menemukan donor sperma melalui internet dari klinik-klinik yang tidak resmi.
"Ada nilai tambah yang dirasakan wanita untuk memenuhi donor potensial (melalui internet), tapi risikonya jauh lebih tinggi," tulis salah satu koran di Belanda, seperti dilansir Dailymail, Senin (15/8/2011).
Seperti layaknya bank yang mengatur dan menyediakan stok uang, bank sperma atau disebut juga dengan cryobank merupakan tempat penyimpanan dan pembekuan sperma manusia yang berasal dari donor sperma (penyumbang sperma).
Sperma yang disimpan di bank sperma biasanya digunakan untuk tujuan mendapatkan kehamilan melalui reproduksi pihak ketiga (bukan sperma pasangan sendiri) dengan cara inseminasi bayi tabung.
Tidak semua pria bisa menjadi donor sperma. Dilansir dari spermbankdirectory.com, sebagian besar bank sperma mencari pria dengan kualifikasi sebagai berikut:
Usia antara 18-44 tahun
Bukan merupakan individu yang diadopsi
Sehat, yaitu tidak ada penyakit (http://www.detikhealth.com/index.php?fa=parserads.search&idkanal=755&keyword=Mw==&width=280&height=125) atau gangguan kesehatan lainnya
Tidak ada riwayat keluarga penyakit genetik
Kemampuan dan kemauan untuk menghasilkan spesimen 4-8 kali per bulan di laboratorium
Kemampuan dan kemauan untuk membuat komitmen sebagai donor sperma minimum 6 bulan.
sumber (http://www.detikhealth.com/read/2011/08/15/123745/1703872/763/bohong-soal-kesehatannya-pria-autis-lolos-jadi-donor-sperma?l991101755)
http://images.detik.com/content/2011/08/15/763/pria11-ts-dlm.jpg
Donor sperma kini menjadi pilihan bagi perempuan lajang di dunia barat yang ingin punya anak. Tapi akibat menerima donor sperma dari pria autis yang berbohong tentang keadaan kesehatannya, ibu-ibu itu kini memiliki anak yang sudah menunjukkan gejala autisme.
Puluhan ibu di Belanda terpukul karena melahirkan anak dengan Sindrom Asperger yang merupakan gejala autisme dari seorang donor sperma yang ternyata menderita gangguan autistik turunan (genetik).
Selama 18 bulan, air mani pria autis itu telah didonorkan pada puluhan wanita di Belanda. Hebatnya, pria tersebut masih aktif menjadi donor meski tidak di klinik resmi.
Pria tersebut telah menjadi ayah setidaknya dari 22 anak dan beberapa diantaranya sudah menunjukkan gejala autisme dan Sindrom Asperger.
Sindrom Asperger adalah jenis gangguan keterlambatan perkembangan dalam banyak pengembangan keterampilan dasar, terutama kemampuan untuk bersosialisasi dengan orang lain, berkomunikasi dan menggunakan imajinasi.
Anak-anak yang mengalami Sindrom Asperger akan kehilangan keterampilan bahasa atau sosial, ketidakmampuan untuk berteman dengan mudah dan mengembangkan pola perilaku yang tidak biasa, seperti berjam-jam menghabiskan waktu untuk menyusun mainan atau mengulangi gerakan-gerakan yang aneh.
Pria autis yang menjadi donor tersebut berusia 30 tahun dan berasal dari kota pelabuhan Rotterdam Belanda. Wanita-wanita yang telah memiliki bayi dari hasil donor spermanya baru menemukan jati diri asli pria tersebut sebulan yang lalu.
Untuk mendapatkan donor sperma resmi, biasanya wanita harus mendapatkannya dari klinik resmi atau rumah sakit. Namun untuk mendapatkan donor sperma resmi, para wanita harus menunggu lama, sekitar 6 bulan hingga 2 tahun serta harus mengeluarkan biaya sebesar 500 hingga 1.000 poundsterling (sekitar 7-14 juta). Rumah sakit juga lebih mengutamakan pasangan heteroseksual.
Akibatnya, banyak wanita lajang atau pasangan lesbian merasa lebih cepat dan murah untuk menemukan donor sperma melalui internet dari klinik-klinik yang tidak resmi.
"Ada nilai tambah yang dirasakan wanita untuk memenuhi donor potensial (melalui internet), tapi risikonya jauh lebih tinggi," tulis salah satu koran di Belanda, seperti dilansir Dailymail, Senin (15/8/2011).
Seperti layaknya bank yang mengatur dan menyediakan stok uang, bank sperma atau disebut juga dengan cryobank merupakan tempat penyimpanan dan pembekuan sperma manusia yang berasal dari donor sperma (penyumbang sperma).
Sperma yang disimpan di bank sperma biasanya digunakan untuk tujuan mendapatkan kehamilan melalui reproduksi pihak ketiga (bukan sperma pasangan sendiri) dengan cara inseminasi bayi tabung.
Tidak semua pria bisa menjadi donor sperma. Dilansir dari spermbankdirectory.com, sebagian besar bank sperma mencari pria dengan kualifikasi sebagai berikut:
Usia antara 18-44 tahun
Bukan merupakan individu yang diadopsi
Sehat, yaitu tidak ada penyakit (http://www.detikhealth.com/index.php?fa=parserads.search&idkanal=755&keyword=Mw==&width=280&height=125) atau gangguan kesehatan lainnya
Tidak ada riwayat keluarga penyakit genetik
Kemampuan dan kemauan untuk menghasilkan spesimen 4-8 kali per bulan di laboratorium
Kemampuan dan kemauan untuk membuat komitmen sebagai donor sperma minimum 6 bulan.
sumber (http://www.detikhealth.com/read/2011/08/15/123745/1703872/763/bohong-soal-kesehatannya-pria-autis-lolos-jadi-donor-sperma?l991101755)