GadoGado
18th September 2010, 05:00 AM
*) Ephesus & Apollo Temple
Rasanya memang tidak akan lengkap kalau perjalanan yang kami sebut napak tilas ini tidak mengunjungi situs arkeologi sebesar Ephesus. Setelah cukup menikmati acara kekeluargaan yang tak akan terlupakan di Bergama, perjalanan kami lanjutkan kembali.
Ephesus
Situs arkeologi kota tua Ephesus terletak 3 km sebelah utara kota Selcuk atau sekitar 50 km dari İzmir. Ephesus merupakan objek wisata bagi turis domestik maupun internasional. Hal ini amat berpengaruh pada akses untuk mencapai Ephesus, bahkan banyak sekali agen perjalanan yang menawarkan paket pariwisata mengunjungi Ephesus.
http://community.kompas.com/photo/image/1turkiEphesus1%5B1%5D.jpg
Panas begitu terik ketika kami tiba di reruntuhan kota tua yang sudah berumur ribuan tahun. Kami berbaur dengan turis-turis asing yang kebanyakan berasal dari Spanyol. Saya sedikit menyesal karena tidak membawa perlengkapan untuk menghadang panas matahari, padahal turis-turis lain terlihat lebih bersiap diri dengan membawa payung, handuk basah dan berbotol-botol air minum dingin. Area reruntuhan ini sangat luas dan sayangnya sangat minim pepohonan untuk berteduh. Saya menyarankan agar anda berkunjung di pagi hari apabila anda terpaksa mengunjungi Ephesus di musim panas.
Kota tua Ephesus sampai saat ini masih digali oleh para arkeolog dari berbagai bangsa. Menurut para ahli sejarah Ephesus didirikan oleh bangsa Attic-Ionian pada abad ke 10 S.M. Setelah itu mengalami berbagai peralihan kekuasaan dan kebudayaan dari Yunani, Romawi hingga akhirnya dikuasai oleh bangsa Turki. Situs arkeologi ini merupakan koleksi terbesar peninggalan kebudayaan Romawi di daerah timur Mediterania.
http://community.kompas.com/photo/image/1turkiEphesusTheater.jpg
Herodotus dan Callimachus yang merumuskan konsep awal dari tujuh keajaiban dunia, sempat menyatakan bahwa salah satu dari tujuh keajaiban dunia adalah kuil Artemis yang terletak di Ephesus. Kuil Artemis selesai dibangun sekitar 550 S.M oleh bangsa Ionian, namun berkali-kali mengalami musibah bencana alam dan juga dihancurkan oleh bangsa lain. Saat ini hampir tidak ada yang tersisa dari reruntuhan kuil pualam yang dipakai untuk memuja dewi Artemis, karena sebagian reruntuhannya dipamerkan di Museum di Inggris.
http://community.kompas.com/photo/image/1turkiRomanschrift%5B1%5D.jpg
Dibawah kekaisaran Romawi, kota tua Ephesus berkembang dengan pesat dan menjadi pusat kota metropolis di Asia. Perpustakaan Roman Celsus dan gerbang Augustus yang dibangun bersebelahan memiliki gaya arsitektur Romawi. Perpustakaan Celsus dibangun oleh Gaiaus Julius Aquila untuk mengenang ayahnya. Dan seperti layaknya sebuah kota yang memiliki tempat hiburan, area teater terbuka di Ephesus dapat menampung 44.000 penonton. Selain untuk pertunjukan drama, di teater yang dipercayai sebagai teater terbuka terbesar pada masanya ini, pernah juga beraksi para gladiator.
http://community.kompas.com/photo/image/1turkiCelsusLibraryAugust.jpg
Beberapa kilometer dari reruntuhan kota tua, terdapat reruntuhan rumah yang dipercayai sebagai rumah terakhir tempat tinggal Mariam. Tempat ini sangat populer bagi para peziarah baik umat Kristen maupun muslim. Setiap tahun di pertengahan bulan agustus diadakan perayaan tradisional untuk mengenang Mariam. Tidak hanya itu, masih di sekitar Ephesus dapat ditemukan gua yang dipercayai oleh umat Kristen sebagai tempat tertidurnya tujuh orang pemuda yang lari dari kekejaman kaisar Decius dan mereka tertidur di dalam gua tersebut beratus-ratus tahun lamanya. Legenda ini mirip dengan kisah Ashabul Kahfi bagi umat Muslim, tetapi menurut pendapat ahli sejarah muslim kejadian ini terjadi di Suriah.
Kuil Apollo
Dalam perjalanan menyusuri kota-kota kecil di pesisir laut Aegean, kami singgah di kota Didim. Kota ini memiliki objek wisata pantai Altinkum (pantai berpasir emas), tetapi tujuan utama kami adalah situs arkeologi kuil Apollo. Perjalanan ke kota Didim dapat ditempuh dengan bus antar kota dan dilanjutkan dengan menggunakan dolmus untuk mencapai reruntuhan kuil.
http://community.kompas.com/photo/image/1turkididim1%5B1%5D.jpg
Didim berasal dari kata didymos yang berarti kembar. Para ahli sejarah berpendapat bahwa kuil Apollo adalah kembaran dari kuil Artemis yang berada di Ephesus. Reruntuhan yang tersisa saat ini adalah kuil yang diselesaikan pembangunannya kembali pada akhir abad ke 4 dibawah perintah Alexander yang Agung, dimana kuil aslinya dihancurkan oleh bangsa Persia pada 494 S.M.
Para arkeolog hanya menemukan reruntuhan kuil dan tidak menemukan reruntuhan kota di area ini. Hal ini membuktikan bahwa pada jaman dahulu kuil Apollo hanya ditinggali oleh para pendeta dan peramal untuk kegiatan prosesi keagamaan dan pemujaan. Pilar-pilar yang tersisa tersusun berjajar dengan gaya Ionic. Meskipun memiliki gaya yang sama dengan pilar-pilar di Ephesus tetapi pilar-pilar di kuil ini amatlah besar dan tinggi. Tentunya hal ini untuk menghormati dewa Apollo yang merupakan dewa matahari.
http://community.kompas.com/photo/image/1TurkiBetweengiantcoloumns.jpg
Tidak seperti di Ephesus, hanya sedikit wisatawan yang berkunjung ke kuil Apollo. Nampaknya fenomena ini sama terjadi seperti ketika mengunjungi Pergamon. Sedikitnya akses dan juga jarak untuk mencapai daerah ini menjadi hambatan bagi para wisatawan, terutama bagi mereka yang berpergian secara individu dan tidak mengikuti tur tertentu.
http://community.kompas.com/photo/image/1turkimedusa%5B1%5D.jpg
Matahari pun bersinar dengan amat teriknya dibalik pilar-pilar yang menjulang ke langit ketika kami meninggalkan kuil Apollo. Rasanya seperti keluar dari lorong waktu dan kembali ke peradaban modern. Usai sudah petualangan kami di pesisir laut Aegean, kami akan meneruskan perjalanan menyebrangi selat Bosphorus menuju daerah laut hitam.
Tunggu lagi sambungannya ya.. Tesekkur ederim.
Rasanya memang tidak akan lengkap kalau perjalanan yang kami sebut napak tilas ini tidak mengunjungi situs arkeologi sebesar Ephesus. Setelah cukup menikmati acara kekeluargaan yang tak akan terlupakan di Bergama, perjalanan kami lanjutkan kembali.
Ephesus
Situs arkeologi kota tua Ephesus terletak 3 km sebelah utara kota Selcuk atau sekitar 50 km dari İzmir. Ephesus merupakan objek wisata bagi turis domestik maupun internasional. Hal ini amat berpengaruh pada akses untuk mencapai Ephesus, bahkan banyak sekali agen perjalanan yang menawarkan paket pariwisata mengunjungi Ephesus.
http://community.kompas.com/photo/image/1turkiEphesus1%5B1%5D.jpg
Panas begitu terik ketika kami tiba di reruntuhan kota tua yang sudah berumur ribuan tahun. Kami berbaur dengan turis-turis asing yang kebanyakan berasal dari Spanyol. Saya sedikit menyesal karena tidak membawa perlengkapan untuk menghadang panas matahari, padahal turis-turis lain terlihat lebih bersiap diri dengan membawa payung, handuk basah dan berbotol-botol air minum dingin. Area reruntuhan ini sangat luas dan sayangnya sangat minim pepohonan untuk berteduh. Saya menyarankan agar anda berkunjung di pagi hari apabila anda terpaksa mengunjungi Ephesus di musim panas.
Kota tua Ephesus sampai saat ini masih digali oleh para arkeolog dari berbagai bangsa. Menurut para ahli sejarah Ephesus didirikan oleh bangsa Attic-Ionian pada abad ke 10 S.M. Setelah itu mengalami berbagai peralihan kekuasaan dan kebudayaan dari Yunani, Romawi hingga akhirnya dikuasai oleh bangsa Turki. Situs arkeologi ini merupakan koleksi terbesar peninggalan kebudayaan Romawi di daerah timur Mediterania.
http://community.kompas.com/photo/image/1turkiEphesusTheater.jpg
Herodotus dan Callimachus yang merumuskan konsep awal dari tujuh keajaiban dunia, sempat menyatakan bahwa salah satu dari tujuh keajaiban dunia adalah kuil Artemis yang terletak di Ephesus. Kuil Artemis selesai dibangun sekitar 550 S.M oleh bangsa Ionian, namun berkali-kali mengalami musibah bencana alam dan juga dihancurkan oleh bangsa lain. Saat ini hampir tidak ada yang tersisa dari reruntuhan kuil pualam yang dipakai untuk memuja dewi Artemis, karena sebagian reruntuhannya dipamerkan di Museum di Inggris.
http://community.kompas.com/photo/image/1turkiRomanschrift%5B1%5D.jpg
Dibawah kekaisaran Romawi, kota tua Ephesus berkembang dengan pesat dan menjadi pusat kota metropolis di Asia. Perpustakaan Roman Celsus dan gerbang Augustus yang dibangun bersebelahan memiliki gaya arsitektur Romawi. Perpustakaan Celsus dibangun oleh Gaiaus Julius Aquila untuk mengenang ayahnya. Dan seperti layaknya sebuah kota yang memiliki tempat hiburan, area teater terbuka di Ephesus dapat menampung 44.000 penonton. Selain untuk pertunjukan drama, di teater yang dipercayai sebagai teater terbuka terbesar pada masanya ini, pernah juga beraksi para gladiator.
http://community.kompas.com/photo/image/1turkiCelsusLibraryAugust.jpg
Beberapa kilometer dari reruntuhan kota tua, terdapat reruntuhan rumah yang dipercayai sebagai rumah terakhir tempat tinggal Mariam. Tempat ini sangat populer bagi para peziarah baik umat Kristen maupun muslim. Setiap tahun di pertengahan bulan agustus diadakan perayaan tradisional untuk mengenang Mariam. Tidak hanya itu, masih di sekitar Ephesus dapat ditemukan gua yang dipercayai oleh umat Kristen sebagai tempat tertidurnya tujuh orang pemuda yang lari dari kekejaman kaisar Decius dan mereka tertidur di dalam gua tersebut beratus-ratus tahun lamanya. Legenda ini mirip dengan kisah Ashabul Kahfi bagi umat Muslim, tetapi menurut pendapat ahli sejarah muslim kejadian ini terjadi di Suriah.
Kuil Apollo
Dalam perjalanan menyusuri kota-kota kecil di pesisir laut Aegean, kami singgah di kota Didim. Kota ini memiliki objek wisata pantai Altinkum (pantai berpasir emas), tetapi tujuan utama kami adalah situs arkeologi kuil Apollo. Perjalanan ke kota Didim dapat ditempuh dengan bus antar kota dan dilanjutkan dengan menggunakan dolmus untuk mencapai reruntuhan kuil.
http://community.kompas.com/photo/image/1turkididim1%5B1%5D.jpg
Didim berasal dari kata didymos yang berarti kembar. Para ahli sejarah berpendapat bahwa kuil Apollo adalah kembaran dari kuil Artemis yang berada di Ephesus. Reruntuhan yang tersisa saat ini adalah kuil yang diselesaikan pembangunannya kembali pada akhir abad ke 4 dibawah perintah Alexander yang Agung, dimana kuil aslinya dihancurkan oleh bangsa Persia pada 494 S.M.
Para arkeolog hanya menemukan reruntuhan kuil dan tidak menemukan reruntuhan kota di area ini. Hal ini membuktikan bahwa pada jaman dahulu kuil Apollo hanya ditinggali oleh para pendeta dan peramal untuk kegiatan prosesi keagamaan dan pemujaan. Pilar-pilar yang tersisa tersusun berjajar dengan gaya Ionic. Meskipun memiliki gaya yang sama dengan pilar-pilar di Ephesus tetapi pilar-pilar di kuil ini amatlah besar dan tinggi. Tentunya hal ini untuk menghormati dewa Apollo yang merupakan dewa matahari.
http://community.kompas.com/photo/image/1TurkiBetweengiantcoloumns.jpg
Tidak seperti di Ephesus, hanya sedikit wisatawan yang berkunjung ke kuil Apollo. Nampaknya fenomena ini sama terjadi seperti ketika mengunjungi Pergamon. Sedikitnya akses dan juga jarak untuk mencapai daerah ini menjadi hambatan bagi para wisatawan, terutama bagi mereka yang berpergian secara individu dan tidak mengikuti tur tertentu.
http://community.kompas.com/photo/image/1turkimedusa%5B1%5D.jpg
Matahari pun bersinar dengan amat teriknya dibalik pilar-pilar yang menjulang ke langit ketika kami meninggalkan kuil Apollo. Rasanya seperti keluar dari lorong waktu dan kembali ke peradaban modern. Usai sudah petualangan kami di pesisir laut Aegean, kami akan meneruskan perjalanan menyebrangi selat Bosphorus menuju daerah laut hitam.
Tunggu lagi sambungannya ya.. Tesekkur ederim.