GadoGado
18th September 2010, 03:45 AM
Sepanjang tahun di Jepang dipenuhi dengan festival-festival yang menarik. Kita tentu telah sangat akrab dengan banyaknya hari libur di Indonesia. Di Jepang kita akan menjumpai jumlah hari libur yang kurang lebih sama banyaknya. Sebagian besar hari libur itu adalah untuk memperingati festival yang secara rutin digelar tiap tahun secara turun temurun, yang slah satunya adalah festival musim panas. Sebuah perpaduan yang sangat indah antara masa lampau dengan masa kini, manakala melihat rombongan gadis berkimono melenggang di tengah rimbunan gedung pencakar langit, dan ribuan orang berjas rapi di kawasan kota Tokyo.
Asal-usul festival ini sangat menarik untuk diceritakan, bermula di Tiongkok dan diperkenalkan kepada masyarakat Jepang pada jaman Nara. Kisahnya bermula pada cerita cinta dua manusia bernama Altair (Hikoboshi) dan Vega (Orihime), bintang tercerah dalam rasi bintang Lyra. Hikoboshi adalah seorang penggembala sapi, sedangkan Orihime adalah seorang putri yang memiliki kepandaian menenun. Mereka menelantarkan pekerjaan mereka karena cinta tersebut, dan hal ini membuat Raja Langit marah sehingga memisahkan mereka berdua menggunakan sungai Amanogawa. Orihime dan Hikoboshi hanya dapat bertemu pada malam ketujuh bulan ketujuh setiap tahunnya, melewati sebuah jembatan ajaib. Jika pada malam tersebut terjadi hujan, sungai yang memisahkan mereka akan meluap dan mereka harus menunggu hingga tahun depan untuk kembali bertemu.
Salah satu tradisi yang paling terkenal adalah menulis tanzaku, permohonan dan impian yang dituliskan di atas selembar kertas atau potongan kayu dan digantungkan pada batangan bambu. Setelahnya, permohonan-permohonan ini akan diapungkan di sungai atau dibakar pada tengah malam, dengan tujuan agar segala sesuatu yang buruk segera berlalu. Harapan mereka dipercaya akan terkabul apabila pada hari itu hujan tidak turun.
http://ken13.student.umm.ac.id/files/2010/02/tanabata.jpg
http://img35.imageshack.us/img35/3957/tanabata.jpg
Perayaan khas di musim panas, bermula dari zaman Edo (1600-1868). Merupakan pesta kembang api yang diadakan di seluruh wilayah Jepang pada pertengahan bulan Agustus. Selain itu, ada juga permainan-permainan seru seperti menangkap ikan mas koki menggunakan kawat berlapis kertas tipis, dan banyak kedai-kedai yang menjual berbagai macam makanan seperti permen apel, manisan, dan lain-lain.
Di sekitar tempat dimana berlangsung pesta kembang api terdapat berbagai kios-kios hiburan yang menyediakan makanan, minuman, permainan anak tersebut. Mereka datang bersama keluarga, sebagian ada yang mengenakan yukata (kimono dari katun, sederhana) sambil membawa kipas kertas pengusir udara panas di musim panas.
http://www.tokyotopia.com/image-files/hanabi-firework-show-in-japan.jpg
http://www.houseofflameandglass.com/letssharing/images/matsuri-hanabi.jpg
http://farm1.static.flickr.com/25/52107249_00c39747eb.jpg?v=0
Festival ini selalu dilakukan di lapangan luas dekat sungai dan tanpa dipungut bayaran, dengan maksud untuk melepaskan segala lelah di musim panas, dengan melihat keindahan berbagai macam bentuk kembang api di malam hari. Para penonton datang dari berbagai tempat. Untuk mendapatkan posisi tempat duduk 'lesehan' yang strategis, beberapa orang rela berdatangan beberapa jam sebelum acara di mulai ke tempat tersebut.
Para penonton berdatangan secara berkelompok bersama keluarga, rekan kerja atau berpasangan. Mereka sengaja membawa tikar plastik sebagai alas duduk dan bekal yang akan dinikmati sambil menyaksikan indahnya kembang api yang ditampilkan di malam itu.
Merupakan peristiwa keagamaan Budhis dimana setiap keluarga di Jepang menyiapkan segala sesuatu untuk menyambut datangnya arwah para leluhur yang tinggal untuk beberapa hari lamanya di rumah mereka. Sejumlah penerangan api yang dipasang di sekitar rumah merupakan sambutan selamat datang. Selama masa O-bon, keluarga meletakkan sesajen buah-buahan dll, di meja sajen. Di beberapa daerah juga, dilakukan tarian massal O-bon dengan iringan sejumlah instrumen musik tradisional seperti tambur taiko, sruling, dll dengan irama yang dinamis. Sebagai penutup perayaan, dilakukan pelarungan lentera-lentera kecil berwarna-warni di sungai terdekat secara beramai-ramai.
http://i525.photobucket.com/albums/cc333/nebucha/Bon-Odori-Boy-drums.jpg
http://farm1.static.flickr.com/21/28897668_1083551913.jpg
http://muddyriver.typepad.com/hearth/images/7-24a.jpg
Acara ritual yang biasa dilakukan saat festival Obon adalah melakukan tarian yang disebut Obon Odori (ancentour's soul folk dance), pada malam hari. Mereka percaya bahwa saat melakukan tarian sang arwah pun turut bergembira menari bersama.
Tua, muda, anak-anak, laki, perempuan dengan memakai yukata (summer kimono)pada malam itu berkumpul bersama di suatu lapangan luas, membentuk lingkaran besar, bergembira menarikan Obon Odori. Music pengiring obon odori (tarian arwah) biasanya diletakan di dalam lingkaran tersebut, yang disebut Yagura (standing stage) yaitu berupa tabuh gendang.
Selain tarian Obon Odori, mereka pun biasanya membuat Toro Nagashi (floating paper lantern), yaitu lentera yang didalamnya diberi lilin menyala. Lentera ini kemudian dialirkan ke sungai atau digantungkan di depan kuil, untuk mengantar para arwah pulang ke makamnya masing-masing (Ohaka = family tomb).
Tari Awa (???? ,Awa Odori?) adalah tari asal Provinsi Awa (Prefektur Tokushima), Jepang yang ditarikan secara beramai-ramai di berbagai kota dan desa di Prefektur Tokushima untuk menyambut perayaan Obon. Setiap tahun tanggal 12-15 Agustus, tari Awa dilangsungkan di tengah kota Tokushima.
Penari Awa menari dalam kelompok-kelompok yang disebut ren sambil berpawai di jalan-jalan. Satu kelompok penari bisa terdiri dari lusinan penari. Tari Awa adalah sejenis Bon Odori. Penari wanita menari dengan posisi tubuh tegak dan tangan yang digerak-gerakkan di atas kepala. Pria menari dengan pinggul direndahkan, serta gerakan tangan dan kaki yang dinamis.
Musik pengiring menggunakan alat musik yang terdiri dari shamisen, perkusi (taiko dan tsuzumi), genta (kane), dan flute (yokobue). Lagu yang dimainkan adalah lagu populer dari zaman Edo yang berjudul "Yoshikono". Liriknya berupa ajakan kepada penonton untuk turut menari, "Erai yatcha, erai yatcha, yoi yoi yoi yoi, odoru aho ni miru aho, onaji aho nara odorana son son." Lagu "Yoshikono" hanya digunakan untuk mengiringi kelompok tari Awa yang terkenal, sedangkan kelompok tari Awa yang lain menari dengan diiringi seruan "Yatto sa Yatto saa".
http://www.city.tokushima.tokushima.jp/english/img/7_awaodori1.jpg
http://www.city.tokushima.tokushima.jp/english/img/8_awaodori2.jpg http://www.city.tokushima.tokushima.jp/english/img/8_awaodori4.jpg
http://www.city.tokushima.tokushima.jp/english/img/8_awaodori3.jpg http://www.city.tokushima.tokushima.jp/english/img/8_awaodori5.jpg
Merupakan bagian dari perayaan O-bon dalam rangka menyambut dan mengantarkan kembali arwah para leluhur. Tarian massal ini konon dimulai lebih dari 400tahun yang lalu, dan dewasa ini diikuti oleh ratusan ribu peserta yang menari berirama dengan iringan alat music tradisional shamisen, tambur, seruling, dan lonceng. Biasanya ada pembimbing tari yang memimpin agar para peserta dapat menari secara sinkron.
Merupakan pesta menikmati indahnya bulan purnama di musim panas sekitar pertengahan bulan Agustus. Di Jendela dimana terlihat bulan purnama, diletakkan sesajen khusus. Hal ini sebenarnya merupakan wujud pemujaan alam oleh masyarakat pertanian untuk memperoleh panen yang berlimpah.
Perayaan menikmati pemandangan bulan di pertengahan musim gugur di jepang disebut tsukimi. Budaya tersebut pertama kali diperkenalkan ke masyarakat Jepang dari Cina pada periode Nara dan Heian, yaitu antara tahun 710 � 1185.
Tsukimi dirayakan tiap tanggal 15 Agustus dalam lunar calendar, atau Jugoya (malam ke 15 dalam bahasa Jepang). Jugoya dalam solar calendar atau kalender masehi selalu berubah setiap tahunnya, namun biasanya jatuh di bulan September atau Oktober. Bulan di malam tersebut tak selalu penuh, namun itu adalah bulan yang paling cerah dan paling indah sepanjang tahun. Tahun ini, Tsukimi dirayakan pada tanggal 3 Oktober.
http://t1.gstatic.com/images?q=tbn:I5tpQgZQJL9pNM::&t=1&usg=__HaWakB7QRS7v-R9xiujrcZ2iKSA=
http://www.edosan.jp/img/tsukimi2.jpg
http://1.bp.blogspot.com/_b_ndSb5xkSc/SsBZ-4rDnhI/AAAAAAAAAAk/LXz_ty21cFQ/s400/Tsukimi+dango4+%5B320x200%5D.jpg
Masyarakat Jepang merayakan Tsukimi dengan mendekorasi vas dengan susuki (sejenis rumput Jepang) dengan bunga-bunga musim gugur, lalu meletakkan kue dango dan satoimo (sejenis ubi-ubian) di altar untuk dipersembahkan kepada bulan. Mereka kemudian memandangi bulan dan menikmati keindahannya dengan tenang.
Hakata Gion Yamakasa (1-15 Juli) di Hakata (prefektur Fukuoka)
Perayaan ini dimulai sejak zaman Kamakura (1185-1333), dalam rangka mengusir bencana penyakit. Kuil-kuil kecil (Shinto) gotongan (O-mikoshi) diarak beramai-ramai, beriringan dengan kendaraan-kendaraan hias yang disebut Kazari Yamagasa dengan boneka-boneka besar yang menggambarkan tokoh-tokoh legenda atau sejarah.
http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/1/1b/Hakata_gion_yamakasa_2006_02.jpg
http://nippon-kichi.jp/kichiCnt/img/616/616_02_t.jpg
http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/c/c4/Hakata_Gion_Yamakasa_-_Kazariyama.jpg
Tenjin Matsuri (24-25 Juli) di Osaka
Merupakan salah satu festival besar dan terkenal di Jepang, dimulai sekitar tahun 1000. Ribuan orang berarakan menggotong kuil-kuil kecil o-mikoshi dari kuil Temmangu ke Jembatan Tenjin, kemudian naik perahu-perahu hias dan selanjutnya dilakukan pesta kembang api.
http://tkfiles.storage.msn.com/x1pExHIYRwdo5ok7Bpd_zX07ZWzwPAQxT4s3kmUdyvJb3RRQhn PSSMWHYB4GT4G-KpBL8ySmjiJMIvxPK22yZa1KlzkBjrGwFy6XyV21OOX0zxxmfp imVnKvwhVDsnNk9Rlg-IWiJ72hEQySvCdG6vPJg
Flower Girls (Hanamusume)
http://tkfiles.storage.msn.com/x1pExHIYRwdo5ok7Bpd_zX07ZWzwPAQxT4s3kmUdyvJb3RBOEZ 00KheCMomwEaTkW1LUFSnpxObMJaDK893EwTqg9Qm0VTLhRdmp EcWzTIwFtDi2L-kVtXR-A-r6OQ8uK8AFLxXK77foWz2CaOCRxbdxA
Portable Shrine (Mikoshi)
http://tkfiles.storage.msn.com/x1pExHIYRwdo5ok7Bpd_zX07ZWzwPAQxT4s3kmUdyvJb3SDMjk CX_1_1FK6zNHL0-m4To6_susjwgO8PRCo5xIbLZQsDd49DIyKO6q7pq6BZbgAMh00 gReuABwdDuDK5Kwb7LN2KAOmMAdgF2i-TQSZbw
Danjiri
http://tkfiles.storage.msn.com/x1pExHIYRwdo5ok7Bpd_zX07ZWzwPAQxT4s3kmUdyvJb3SmzLY GoWQXQScl-pnIpsfgt2eyUBBTnMOK828XQysDQT9f9Pijt09K2K3L-xCUFm_8FehPCpRtlb1rA5eEmBePtU-45cCJPwNDl20wg-uDZA
Blessing
http://tkfiles.storage.msn.com/x1pExHIYRwdo5ok7Bpd_zX07ZWzwPAQxT4s3kmUdyvJb3RqD8B TfUv-JFS-N5OMgTONqzpvYQYc9wdzxghXZ46RvA1DVoMYVuscIXHZpPWcXt ycE5OqFhdzkI_JuFWMeirp9V9Jk75PKdSXm5NRwQ-zSg
Lion Dance (Shishimai)
http://tkfiles.storage.msn.com/x1pExHIYRwdo5ok7Bpd_zX07ZWzwPAQxT4s3kmUdyvJb3SchXK 52YAEyOj9cD8N7y-ptRkqlcUPD5LSPuODFG9tyuY_G7ElwYjJMqsBx78k31XP8tdHJ gw8uaTJLDChAQh5RdpxEC7WsMtBOdqFvR3hWA
Procession (Ujichi-junkou)
http://tkfiles.storage.msn.com/x1pExHIYRwdo5ok7Bpd_zX07ZWzwPAQxT4s3kmUdyvJb3SSa-WgT6QOxsuJEdePgq7K0FgJ1CaS3Dna9HBvCrQqL8OdmowWV6NC KvlUXUaSWYyEH8qMDu8RXN42SPrO_Uv9fyOyzQ1S6P1yN0-AfXa8Uw
Taiko - Naka
http://tkfiles.storage.msn.com/x1pExHIYRwdo5ok7Bpd_zX07ZWzwPAQxT4s3kmUdyvJb3QReZN-YSUCPAruGS27Y-rPQNEp6l57cHwVZS4g40ybg7b-nelTMhQpB_r9LBJ1hTG7jNzXYdvA6Cv-LCauZdENkwljajSsT2zZUj4FKwgs5Q
Sarutahiko
http://tkfiles.storage.msn.com/x1pExHIYRwdo5ok7Bpd_zX07ZWzwPAQxT4s3kmUdyvJb3RIqQG PTvC05Ahre0V1VJ4DL3aP4v5GY3H9fmG_FBOSf1mUZ5Y7d7QYV Y7BYsdUUjtnrfSAWBrnbQwBZc55HgUZHsASMAcd3ZgN361zCZq 0Xg
Umbrella Dance (Kasa-odori)
http://tkfiles.storage.msn.com/x1pExHIYRwdo5ok7Bpd_zX07ZWzwPAQxT4s3kmUdyvJb3SyL18 l4-nIwazVlMUQ2HPGcQHRUaZ1e42kBAlPMniP-g7PRQ90ajLNsHdyTZxAsJcnfsSQnvRzODBjlP80fwlhucMrFae geWSJIC5Mdxm0sw
Ootori Mikoshi
Dimulai dari pukul 18.00 waktu setempat, dimulai dari jembatan Tenjimbashi dan diakhiri di jambatan Temmbashi di sungai Okawa. Diakhiri dengan perayaan kembang apa pada jam 19.30.
http://tkfiles.storage.msn.com/x1pExHIYRwdo5ok7Bpd_zX07ZWzwPAQxT4s3kmUdyvJb3RiB3f _WGLDmAF_IyYFy7UminMDdDdx6roAsFV4D8XF5xC466GWqnoxI WAgcnFmLBJ836admbgzzI6m-s7s_9L2zmBGwOCW7_lTCS7FQqQXVQ
http://tkfiles.storage.msn.com/x1pExHIYRwdo5ok7Bpd_zX07ZWzwPAQxT4s3kmUdyvJb3RzB87 P3dJseaeHuv1nXFWupwbOHNy5QhGcPI-gZR7Hz8o0JBLqxMNhtIZQCK93GSTMPXggD_xCj3mn4WkChXHtJ Z-ezm2J8HonaWS9lLlciA
Akita Kanto Matsuri / pole latern festival (3-6 Agustus, mulai jam 7 malam) di kota Akita, bertempat di Kuil Kanto diantara Jalan Sanno Jujiro dan jembatan Nichomebashi.
http://www.japan-guide.com/g2/3627_01.jpg
http://www.japan-guide.com/g2/3627_03.jpg
Cara membawa :
Sebelah tangan >> http://www.japan-guide.com/g2/3627_04.jpg
Menggunakan dahi >> http://www.japan-guide.com/g2/3627_05.jpg
Menggunakan pundak >> http://www.japan-guide.com/g2/3627_06.jpg
Hip :D >> http://www.japan-guide.com/g2/3627_07.jpg
Kok kuat ya? :p...
Nebuta Matsuri (1-7 Agustus)
Diadakan di Aomori dan Hirosaki. Iring-iringan kendaraan hias bergambar makhluk raksasa penyebab kantuk di musim panas. Festival ini dimaksudkan untuk mengusir makhluk ini. Nebuta adalah lentera ukuran raksasa yang dibuat dari kerangka kayu berlapis washi yang umumnya berbentuk boneka pemeran kabuki atau hewan. Nebuta diusung dengan kendaraan hias untuk berpawai di jalan-jalan.
http://www.japan-guide.com/g2/3750_01.jpg
http://www.japan-guide.com/g2/3755_02.jpg
Penari Haneto >> http://www.japan-guide.com/g2/3755_07.jpg
Ciri khas festival ini adalah orang yang menari beramai-ramai sewaktu berpawai bersama nebuta. Tari khas Festival Nebuta disebut haneto dengan gerakan kaki seperti melonjak-lonjak atau berjingkrak (???, haneru?). Tidak diketahui secara pasti asal mula istilah haneto dipakai untuk menyebut cara menari festival nebuta, namun istilah ini sudah dipakai dalam naskah asal tahun 1772-1781.. Banyak sekali orang yang ikut menyaksikan festival ini setiap tahunnya.
----------------------------------------------------------------------------------
Kalau repost :D mohon dimaafkan /sry...
Asal-usul festival ini sangat menarik untuk diceritakan, bermula di Tiongkok dan diperkenalkan kepada masyarakat Jepang pada jaman Nara. Kisahnya bermula pada cerita cinta dua manusia bernama Altair (Hikoboshi) dan Vega (Orihime), bintang tercerah dalam rasi bintang Lyra. Hikoboshi adalah seorang penggembala sapi, sedangkan Orihime adalah seorang putri yang memiliki kepandaian menenun. Mereka menelantarkan pekerjaan mereka karena cinta tersebut, dan hal ini membuat Raja Langit marah sehingga memisahkan mereka berdua menggunakan sungai Amanogawa. Orihime dan Hikoboshi hanya dapat bertemu pada malam ketujuh bulan ketujuh setiap tahunnya, melewati sebuah jembatan ajaib. Jika pada malam tersebut terjadi hujan, sungai yang memisahkan mereka akan meluap dan mereka harus menunggu hingga tahun depan untuk kembali bertemu.
Salah satu tradisi yang paling terkenal adalah menulis tanzaku, permohonan dan impian yang dituliskan di atas selembar kertas atau potongan kayu dan digantungkan pada batangan bambu. Setelahnya, permohonan-permohonan ini akan diapungkan di sungai atau dibakar pada tengah malam, dengan tujuan agar segala sesuatu yang buruk segera berlalu. Harapan mereka dipercaya akan terkabul apabila pada hari itu hujan tidak turun.
http://ken13.student.umm.ac.id/files/2010/02/tanabata.jpg
http://img35.imageshack.us/img35/3957/tanabata.jpg
Perayaan khas di musim panas, bermula dari zaman Edo (1600-1868). Merupakan pesta kembang api yang diadakan di seluruh wilayah Jepang pada pertengahan bulan Agustus. Selain itu, ada juga permainan-permainan seru seperti menangkap ikan mas koki menggunakan kawat berlapis kertas tipis, dan banyak kedai-kedai yang menjual berbagai macam makanan seperti permen apel, manisan, dan lain-lain.
Di sekitar tempat dimana berlangsung pesta kembang api terdapat berbagai kios-kios hiburan yang menyediakan makanan, minuman, permainan anak tersebut. Mereka datang bersama keluarga, sebagian ada yang mengenakan yukata (kimono dari katun, sederhana) sambil membawa kipas kertas pengusir udara panas di musim panas.
http://www.tokyotopia.com/image-files/hanabi-firework-show-in-japan.jpg
http://www.houseofflameandglass.com/letssharing/images/matsuri-hanabi.jpg
http://farm1.static.flickr.com/25/52107249_00c39747eb.jpg?v=0
Festival ini selalu dilakukan di lapangan luas dekat sungai dan tanpa dipungut bayaran, dengan maksud untuk melepaskan segala lelah di musim panas, dengan melihat keindahan berbagai macam bentuk kembang api di malam hari. Para penonton datang dari berbagai tempat. Untuk mendapatkan posisi tempat duduk 'lesehan' yang strategis, beberapa orang rela berdatangan beberapa jam sebelum acara di mulai ke tempat tersebut.
Para penonton berdatangan secara berkelompok bersama keluarga, rekan kerja atau berpasangan. Mereka sengaja membawa tikar plastik sebagai alas duduk dan bekal yang akan dinikmati sambil menyaksikan indahnya kembang api yang ditampilkan di malam itu.
Merupakan peristiwa keagamaan Budhis dimana setiap keluarga di Jepang menyiapkan segala sesuatu untuk menyambut datangnya arwah para leluhur yang tinggal untuk beberapa hari lamanya di rumah mereka. Sejumlah penerangan api yang dipasang di sekitar rumah merupakan sambutan selamat datang. Selama masa O-bon, keluarga meletakkan sesajen buah-buahan dll, di meja sajen. Di beberapa daerah juga, dilakukan tarian massal O-bon dengan iringan sejumlah instrumen musik tradisional seperti tambur taiko, sruling, dll dengan irama yang dinamis. Sebagai penutup perayaan, dilakukan pelarungan lentera-lentera kecil berwarna-warni di sungai terdekat secara beramai-ramai.
http://i525.photobucket.com/albums/cc333/nebucha/Bon-Odori-Boy-drums.jpg
http://farm1.static.flickr.com/21/28897668_1083551913.jpg
http://muddyriver.typepad.com/hearth/images/7-24a.jpg
Acara ritual yang biasa dilakukan saat festival Obon adalah melakukan tarian yang disebut Obon Odori (ancentour's soul folk dance), pada malam hari. Mereka percaya bahwa saat melakukan tarian sang arwah pun turut bergembira menari bersama.
Tua, muda, anak-anak, laki, perempuan dengan memakai yukata (summer kimono)pada malam itu berkumpul bersama di suatu lapangan luas, membentuk lingkaran besar, bergembira menarikan Obon Odori. Music pengiring obon odori (tarian arwah) biasanya diletakan di dalam lingkaran tersebut, yang disebut Yagura (standing stage) yaitu berupa tabuh gendang.
Selain tarian Obon Odori, mereka pun biasanya membuat Toro Nagashi (floating paper lantern), yaitu lentera yang didalamnya diberi lilin menyala. Lentera ini kemudian dialirkan ke sungai atau digantungkan di depan kuil, untuk mengantar para arwah pulang ke makamnya masing-masing (Ohaka = family tomb).
Tari Awa (???? ,Awa Odori?) adalah tari asal Provinsi Awa (Prefektur Tokushima), Jepang yang ditarikan secara beramai-ramai di berbagai kota dan desa di Prefektur Tokushima untuk menyambut perayaan Obon. Setiap tahun tanggal 12-15 Agustus, tari Awa dilangsungkan di tengah kota Tokushima.
Penari Awa menari dalam kelompok-kelompok yang disebut ren sambil berpawai di jalan-jalan. Satu kelompok penari bisa terdiri dari lusinan penari. Tari Awa adalah sejenis Bon Odori. Penari wanita menari dengan posisi tubuh tegak dan tangan yang digerak-gerakkan di atas kepala. Pria menari dengan pinggul direndahkan, serta gerakan tangan dan kaki yang dinamis.
Musik pengiring menggunakan alat musik yang terdiri dari shamisen, perkusi (taiko dan tsuzumi), genta (kane), dan flute (yokobue). Lagu yang dimainkan adalah lagu populer dari zaman Edo yang berjudul "Yoshikono". Liriknya berupa ajakan kepada penonton untuk turut menari, "Erai yatcha, erai yatcha, yoi yoi yoi yoi, odoru aho ni miru aho, onaji aho nara odorana son son." Lagu "Yoshikono" hanya digunakan untuk mengiringi kelompok tari Awa yang terkenal, sedangkan kelompok tari Awa yang lain menari dengan diiringi seruan "Yatto sa Yatto saa".
http://www.city.tokushima.tokushima.jp/english/img/7_awaodori1.jpg
http://www.city.tokushima.tokushima.jp/english/img/8_awaodori2.jpg http://www.city.tokushima.tokushima.jp/english/img/8_awaodori4.jpg
http://www.city.tokushima.tokushima.jp/english/img/8_awaodori3.jpg http://www.city.tokushima.tokushima.jp/english/img/8_awaodori5.jpg
Merupakan bagian dari perayaan O-bon dalam rangka menyambut dan mengantarkan kembali arwah para leluhur. Tarian massal ini konon dimulai lebih dari 400tahun yang lalu, dan dewasa ini diikuti oleh ratusan ribu peserta yang menari berirama dengan iringan alat music tradisional shamisen, tambur, seruling, dan lonceng. Biasanya ada pembimbing tari yang memimpin agar para peserta dapat menari secara sinkron.
Merupakan pesta menikmati indahnya bulan purnama di musim panas sekitar pertengahan bulan Agustus. Di Jendela dimana terlihat bulan purnama, diletakkan sesajen khusus. Hal ini sebenarnya merupakan wujud pemujaan alam oleh masyarakat pertanian untuk memperoleh panen yang berlimpah.
Perayaan menikmati pemandangan bulan di pertengahan musim gugur di jepang disebut tsukimi. Budaya tersebut pertama kali diperkenalkan ke masyarakat Jepang dari Cina pada periode Nara dan Heian, yaitu antara tahun 710 � 1185.
Tsukimi dirayakan tiap tanggal 15 Agustus dalam lunar calendar, atau Jugoya (malam ke 15 dalam bahasa Jepang). Jugoya dalam solar calendar atau kalender masehi selalu berubah setiap tahunnya, namun biasanya jatuh di bulan September atau Oktober. Bulan di malam tersebut tak selalu penuh, namun itu adalah bulan yang paling cerah dan paling indah sepanjang tahun. Tahun ini, Tsukimi dirayakan pada tanggal 3 Oktober.
http://t1.gstatic.com/images?q=tbn:I5tpQgZQJL9pNM::&t=1&usg=__HaWakB7QRS7v-R9xiujrcZ2iKSA=
http://www.edosan.jp/img/tsukimi2.jpg
http://1.bp.blogspot.com/_b_ndSb5xkSc/SsBZ-4rDnhI/AAAAAAAAAAk/LXz_ty21cFQ/s400/Tsukimi+dango4+%5B320x200%5D.jpg
Masyarakat Jepang merayakan Tsukimi dengan mendekorasi vas dengan susuki (sejenis rumput Jepang) dengan bunga-bunga musim gugur, lalu meletakkan kue dango dan satoimo (sejenis ubi-ubian) di altar untuk dipersembahkan kepada bulan. Mereka kemudian memandangi bulan dan menikmati keindahannya dengan tenang.
Hakata Gion Yamakasa (1-15 Juli) di Hakata (prefektur Fukuoka)
Perayaan ini dimulai sejak zaman Kamakura (1185-1333), dalam rangka mengusir bencana penyakit. Kuil-kuil kecil (Shinto) gotongan (O-mikoshi) diarak beramai-ramai, beriringan dengan kendaraan-kendaraan hias yang disebut Kazari Yamagasa dengan boneka-boneka besar yang menggambarkan tokoh-tokoh legenda atau sejarah.
http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/1/1b/Hakata_gion_yamakasa_2006_02.jpg
http://nippon-kichi.jp/kichiCnt/img/616/616_02_t.jpg
http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/c/c4/Hakata_Gion_Yamakasa_-_Kazariyama.jpg
Tenjin Matsuri (24-25 Juli) di Osaka
Merupakan salah satu festival besar dan terkenal di Jepang, dimulai sekitar tahun 1000. Ribuan orang berarakan menggotong kuil-kuil kecil o-mikoshi dari kuil Temmangu ke Jembatan Tenjin, kemudian naik perahu-perahu hias dan selanjutnya dilakukan pesta kembang api.
http://tkfiles.storage.msn.com/x1pExHIYRwdo5ok7Bpd_zX07ZWzwPAQxT4s3kmUdyvJb3RRQhn PSSMWHYB4GT4G-KpBL8ySmjiJMIvxPK22yZa1KlzkBjrGwFy6XyV21OOX0zxxmfp imVnKvwhVDsnNk9Rlg-IWiJ72hEQySvCdG6vPJg
Flower Girls (Hanamusume)
http://tkfiles.storage.msn.com/x1pExHIYRwdo5ok7Bpd_zX07ZWzwPAQxT4s3kmUdyvJb3RBOEZ 00KheCMomwEaTkW1LUFSnpxObMJaDK893EwTqg9Qm0VTLhRdmp EcWzTIwFtDi2L-kVtXR-A-r6OQ8uK8AFLxXK77foWz2CaOCRxbdxA
Portable Shrine (Mikoshi)
http://tkfiles.storage.msn.com/x1pExHIYRwdo5ok7Bpd_zX07ZWzwPAQxT4s3kmUdyvJb3SDMjk CX_1_1FK6zNHL0-m4To6_susjwgO8PRCo5xIbLZQsDd49DIyKO6q7pq6BZbgAMh00 gReuABwdDuDK5Kwb7LN2KAOmMAdgF2i-TQSZbw
Danjiri
http://tkfiles.storage.msn.com/x1pExHIYRwdo5ok7Bpd_zX07ZWzwPAQxT4s3kmUdyvJb3SmzLY GoWQXQScl-pnIpsfgt2eyUBBTnMOK828XQysDQT9f9Pijt09K2K3L-xCUFm_8FehPCpRtlb1rA5eEmBePtU-45cCJPwNDl20wg-uDZA
Blessing
http://tkfiles.storage.msn.com/x1pExHIYRwdo5ok7Bpd_zX07ZWzwPAQxT4s3kmUdyvJb3RqD8B TfUv-JFS-N5OMgTONqzpvYQYc9wdzxghXZ46RvA1DVoMYVuscIXHZpPWcXt ycE5OqFhdzkI_JuFWMeirp9V9Jk75PKdSXm5NRwQ-zSg
Lion Dance (Shishimai)
http://tkfiles.storage.msn.com/x1pExHIYRwdo5ok7Bpd_zX07ZWzwPAQxT4s3kmUdyvJb3SchXK 52YAEyOj9cD8N7y-ptRkqlcUPD5LSPuODFG9tyuY_G7ElwYjJMqsBx78k31XP8tdHJ gw8uaTJLDChAQh5RdpxEC7WsMtBOdqFvR3hWA
Procession (Ujichi-junkou)
http://tkfiles.storage.msn.com/x1pExHIYRwdo5ok7Bpd_zX07ZWzwPAQxT4s3kmUdyvJb3SSa-WgT6QOxsuJEdePgq7K0FgJ1CaS3Dna9HBvCrQqL8OdmowWV6NC KvlUXUaSWYyEH8qMDu8RXN42SPrO_Uv9fyOyzQ1S6P1yN0-AfXa8Uw
Taiko - Naka
http://tkfiles.storage.msn.com/x1pExHIYRwdo5ok7Bpd_zX07ZWzwPAQxT4s3kmUdyvJb3QReZN-YSUCPAruGS27Y-rPQNEp6l57cHwVZS4g40ybg7b-nelTMhQpB_r9LBJ1hTG7jNzXYdvA6Cv-LCauZdENkwljajSsT2zZUj4FKwgs5Q
Sarutahiko
http://tkfiles.storage.msn.com/x1pExHIYRwdo5ok7Bpd_zX07ZWzwPAQxT4s3kmUdyvJb3RIqQG PTvC05Ahre0V1VJ4DL3aP4v5GY3H9fmG_FBOSf1mUZ5Y7d7QYV Y7BYsdUUjtnrfSAWBrnbQwBZc55HgUZHsASMAcd3ZgN361zCZq 0Xg
Umbrella Dance (Kasa-odori)
http://tkfiles.storage.msn.com/x1pExHIYRwdo5ok7Bpd_zX07ZWzwPAQxT4s3kmUdyvJb3SyL18 l4-nIwazVlMUQ2HPGcQHRUaZ1e42kBAlPMniP-g7PRQ90ajLNsHdyTZxAsJcnfsSQnvRzODBjlP80fwlhucMrFae geWSJIC5Mdxm0sw
Ootori Mikoshi
Dimulai dari pukul 18.00 waktu setempat, dimulai dari jembatan Tenjimbashi dan diakhiri di jambatan Temmbashi di sungai Okawa. Diakhiri dengan perayaan kembang apa pada jam 19.30.
http://tkfiles.storage.msn.com/x1pExHIYRwdo5ok7Bpd_zX07ZWzwPAQxT4s3kmUdyvJb3RiB3f _WGLDmAF_IyYFy7UminMDdDdx6roAsFV4D8XF5xC466GWqnoxI WAgcnFmLBJ836admbgzzI6m-s7s_9L2zmBGwOCW7_lTCS7FQqQXVQ
http://tkfiles.storage.msn.com/x1pExHIYRwdo5ok7Bpd_zX07ZWzwPAQxT4s3kmUdyvJb3RzB87 P3dJseaeHuv1nXFWupwbOHNy5QhGcPI-gZR7Hz8o0JBLqxMNhtIZQCK93GSTMPXggD_xCj3mn4WkChXHtJ Z-ezm2J8HonaWS9lLlciA
Akita Kanto Matsuri / pole latern festival (3-6 Agustus, mulai jam 7 malam) di kota Akita, bertempat di Kuil Kanto diantara Jalan Sanno Jujiro dan jembatan Nichomebashi.
http://www.japan-guide.com/g2/3627_01.jpg
http://www.japan-guide.com/g2/3627_03.jpg
Cara membawa :
Sebelah tangan >> http://www.japan-guide.com/g2/3627_04.jpg
Menggunakan dahi >> http://www.japan-guide.com/g2/3627_05.jpg
Menggunakan pundak >> http://www.japan-guide.com/g2/3627_06.jpg
Hip :D >> http://www.japan-guide.com/g2/3627_07.jpg
Kok kuat ya? :p...
Nebuta Matsuri (1-7 Agustus)
Diadakan di Aomori dan Hirosaki. Iring-iringan kendaraan hias bergambar makhluk raksasa penyebab kantuk di musim panas. Festival ini dimaksudkan untuk mengusir makhluk ini. Nebuta adalah lentera ukuran raksasa yang dibuat dari kerangka kayu berlapis washi yang umumnya berbentuk boneka pemeran kabuki atau hewan. Nebuta diusung dengan kendaraan hias untuk berpawai di jalan-jalan.
http://www.japan-guide.com/g2/3750_01.jpg
http://www.japan-guide.com/g2/3755_02.jpg
Penari Haneto >> http://www.japan-guide.com/g2/3755_07.jpg
Ciri khas festival ini adalah orang yang menari beramai-ramai sewaktu berpawai bersama nebuta. Tari khas Festival Nebuta disebut haneto dengan gerakan kaki seperti melonjak-lonjak atau berjingkrak (???, haneru?). Tidak diketahui secara pasti asal mula istilah haneto dipakai untuk menyebut cara menari festival nebuta, namun istilah ini sudah dipakai dalam naskah asal tahun 1772-1781.. Banyak sekali orang yang ikut menyaksikan festival ini setiap tahunnya.
----------------------------------------------------------------------------------
Kalau repost :D mohon dimaafkan /sry...