Log in

View Full Version : Kisah Diplomasi Gus Dur yang Bebaskan Zaenab dari Hukuman Pancung


atheis
22nd June 2011, 02:16 AM
TEMPO Interaktif, Jakarta - Pemerintahan SBY mungkin harus belajar pada pemerintahan Gus Dur dalam membebaskan tenaga kerja Indonesia (TKI) yang berkasus di luar negeri. Tidak hanya mengandalkan diplomat-diplomat yang bertugas di Arab Saudi, almarhum Gus Dur pernah langsung menelepon Raja Fahd dan meminta TKI dibebaskan.

Mantan anggota Dewan Pertimbangan Presiden, Yenny Wachid, mengatakan ini terjadi saat salah satu TKI di Arab Saudi bernama Siti Zaenab dijatuhi hukuman pancung. "Gus Dur sendiri yang langsung menghubungi Raja Fahd (Raja Arab Saudi saat itu) dan melakukan lobi-lobi agar hukuman itu tidak dijatuhkan," katanya ketika dihubungi, Selasa 21 Juni 2011.

Yenny mengatakan diplomasi yang dilakukan oleh Gus Dur adalah diplomasi tingkat tinggi yang melampaui batasan-batasan diplomasi umum. Artinya, Gus Dur sebagai kepala negara langsung berhubungan dengan kepala negara Arab Saudi. Meski tidak bisa mengingat satu per satu, Yenny mengatakan Gus Dur banyak melakukan lobi semacam ini untuk membebaskan warga negara Indonesia di luar negeri.

Beberapa di antaranya, kata Yenny, adalah kasus TKI yang terlibat perkelahian dengan sesama TKI di Arab Saudi. Tim Gus Dur termasuk dirinya sendiri sampai mendatangi keluarga TKI tersebut untuk meminta maaf. Pasalnya, TKI baru bisa dibebaskan dari hukuman setelah ada kata maaf dari keluarga. "Kami sampai datang sendiri ke rumah mereka di Madura," katanya.

Yenny juga mengingat ada WNI di Singapura yang dijatuhi hukuman cambuk, lalu dibebaskan juga setelah Gus Dur turun tangan melakukan lobi.

Menurutnya, Gus Dur berani menembus batasan-batasan birokrasi yang kaku untuk menyelamatkan warganya. Kepala negara yang melakukan ini bukan cuma Gus Dur, kata Yenny. Bahkan, Bill Clinton setelah tidak menjabat Presiden Amerika Serikat pernah melakukan hal serupa.

Bill Clinton pernah melakukan lobi langsung kepada Pemerintah Korea Utara untuk membebaskan warga Amerika Serikat yang ditahan oleh negara itu. Hasilnya, lobi itu berhasil dan warga negara Amerika Serikat itu akhirnya dibebaskan.

Memang tidak harus kepala negara yang mengambil langkah itu. Bisa jadi ini cukup dilakukan oleh Menteri Luar Negeri. Jika tidak berhasil, barulah presiden yang harus turun tangan. Apalagi perwakilan Indonesia di Riyadh sebenarnya sudah tahu mengenai keputusan ini sejak Januari lalu.

KARTIKA CANDRA

~ SUMBER ~ (http://www.tempointeraktif.com/hg/kesra/2011/06/21/brk,20110621-342292,id.html)

Reporter
22nd June 2011, 03:30 PM
http://images.detik.com/content/2011/06/22/10/gus-dal.jpg


Jakarta - Bulan Ramadan 1419 Hijriyah atau tahun 1999 masehi menjadi saat-saat yang menegangkan sekaligus melegakan bagi Siti Zaenab, tenaga kerja wanita (TKW) yang bekerja di Arab Saudi. Otoritas Saudi hendak memancungnya atas kasus pembunuhan terhadap anak majikan. Namun, pada bulan itu juga, ia dibebaskan dan kembali ke tanah air.

Bebasnya TKW asal Bangkalan, Madura, Jawa Timur (Jatim), itu bukan dicapai melalui negosiasi yang alot antara perwakilan RI dengan pihak Arab Saudi. Zaenab lepas dari hukuman pancung setelah presiden saat itu, Abdurrahman Wahid (Gus Dur), menelepon Raja Fahd untuk memaafkannya.

Mantan Menteri Pemberdayaan Perempuan era Gus Dur, Khofifah Indar Parawansa, adalah salah seorang yang terlibat langsung dalam upaya Gus Dur membebaskan Zaenab. Khofifah pun menceritakan kembali peristiwa yang terjadi 12 tahun silam tersebut.

"Jadi waktu itu saya dengan teman-teman NGO dalam dan luar negeri relatif nyambunglah. Mereka aktif meng-input data. Kemudian sampailah informasi ada Zaenab yang mau dipancung pada bulan Ramadan," kenang Khofifah saat ditemui wartawan di Kantor Wakil Presiden, Jl Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Rabu (22/6/2011).

Menurut Khofifah, sama seperti Ruyati binti Satubi, TKW yang dipancung Sabtu pekan lalu, Zaenab sudah tiga kali merantau ke Saudi. Saat pergi ke Saudi untuk ketiga kalinya, Zaenab dalam kondisi stres berat. Suaminya kawin lagi dengan uang hasil jerih payahnya selama menjadi pembantu di Arab. Zaenah pun akhirnya lepas kendali.

"Jadi dia ke sana dalam keadaan stres berat sebetulnya. Dia menusuk anak majikan 10 kali atau 9 kali. Jadi beda kasusnya dengan Ruyati. Jadi dia dalam keadaan stres berat, lalu kemudian hasil kerjanya dipakai kawin lagi sama suaminya," kata Khofifah.

Tidak ada kata maaf dari keluarga korban untuk Zaenab. Namun, saat itu Khofifah mendapat informasi bahwa kalau ahli waris tidak memaafkan, ada lembaga permaafan paling tinggi di Arab Saudi, yaitu sang raja. Khofifah langsung menghubungi Menteri Luar Negeri Alwi Shihab untuk menghubungi orotitas Saudi. Namun, karena raja Saudi, maka harus presiden yang menghubungi.

"Karena raja yang harus telepon presiden. Saya sama Pak Alwi menghadap Gus Dur. Gus Dur tolonglah telepon raja Saudi. Ini puasa-puasa masa Zaenab mau dipancung. Terus Gus Dur langsung menelepon raja Saudi," cetus Ketua PP Muslimat NU ini.

Tidak perlu menunggu lama, dalam waktu 3 hari, datang kabar menggembirakan dari tanah Arab. Zaenab selamat dari hukuman pancung. Setelah pulang ke tanah air, Gus Dur mengundang Zaenab ke Istana Negara untuk ikut berbuka bersama.

"Akhirnya kemudian dapat tiga hari dapat dibatalkan. Lalu kemudian bulan puasa itu juga Zaenab pulang ke Jakarta, dan diterima di Istana Negara sekalian buka puasa," kata Khofifah.

Khofifah tidak menyarankan presiden saat ini meniru apa yang diupayakan Gus Dur terhadap TKI yang tersandung masalah hukum di luar negeri, terutama Arab Saudi. Hanya saja, ia berharap pemerintah berani bernegosiasi dengan otoritas Arab, terutama untuk menyelamatkan 27 TKI yang menunggu hukuman mati di negara tersebut.

"Kalau kemudian satu kasus presiden telepon, satu kasus presiden telepon, itu kan menjadi tidak efektif. Jadi satu paket renegosiasi, itu menurut saya. Detil negosiasinya harus jelas, item-itemnya. Dengan kata lain harus ada moratorium yang komperhensif," ujar Khofifah.

sumber (http://www.detiknews.com/read/2011/06/22/145410/1666154/10/kisah-diplomasi-gus-dur-yang-bebaskan-zaenab-dari-hukuman-pancung)

DreamWorld
22nd June 2011, 07:20 PM
kalau seperti itu harusnya presiden sndr yg menangani lgsg urusan seperti itu