Arya
14th August 2010, 08:08 AM
----- Original Message ----- From: Manager (Delta Indonesia) (http://groups.yahoo.com/group/Lab-Sisfo/post?postID=oMwtOyU3TxtMcua8AEN7BrLJGAxdLy2DyQYNNx XiQ8A05_Ns3fqZhnA9sfjCDJ5WtkxHS2GTLw)
To: Ana Herlina Lee (http://groups.yahoo.com/group/Lab-Sisfo/post?postID=tc3NqEQupiAJUxosIYtlI68srrRaUCbAWcZN81 hFumi5ZVkVJylaaefPenWTGQ_-VgI-dhk2) ; Vidya Hermanto (http://groups.yahoo.com/group/Lab-Sisfo/post?postID=WqpouPUjFYYJwyx7DgHJB4NIsvzzXJX86GRfoz VRFO_yu6bAdnLeVWS_G4CUSG8OoLy0P5Q5qQ) ; Sugito Tedjamulja (http://groups.yahoo.com/group/Lab-Sisfo/post?postID=6PE4r1i0USPqzvY1Bdu-w07o7fM0i1B1Zvx-vfCOlv9g5vBikxxL70Eo9XcNlIVHyLxiDBOYzskiSMAC) ; Lim Sioe Kong (http://groups.yahoo.com/group/Lab-Sisfo/post?postID=vgCJsO5uawOKAIDDnKiqJqs2qZwGAtHeF4k-ZF-AZh4n5VcLG6Lso9Ej0G4KuP7NjFVKAK3CQUoDXRPvUNLnP7meo hgX) ; emmi (http://groups.yahoo.com/group/Lab-Sisfo/post?postID=9pOXMQrYLwDNPBLbvl1vbTNrjtt4JhgLScTcXP A6nsExM2QfR5zYG_e8swSxnO3gVpK8M-pxVmyNDN0bvg) ; Anastasia Supriati (http://groups.yahoo.com/group/Lab-Sisfo/post?postID=Olk2Q_W2bT3N8KxOZ7zR94_CGWd7vibRw86mGS cQ8O6P88cgUPTz66XNFRmoeaKhapxUxVuAC5GAMoZ-NE_qk92e) ; Kusler-Hohm, O. - JKTPV (http://groups.yahoo.com/group/Lab-Sisfo/post?postID=IvC05NsTteMwb11loTp8QYQcQnp_R0fy0d-N7ZzzKg_wgawav1YhZeSZbEMh1N38Uw3Cnqs05kkhP-sLYlP80qc) ; Feny (JKT KE) (http://groups.yahoo.com/group/Lab-Sisfo/post?postID=DHXffomcU2OW5mmRPP5MftVlgUbT9JBUaYPI3J 4iCm-R8-prvWBbJiQHaXlFJjeii-YL3uInEDGrZg) ; SITRIYOGA (http://groups.yahoo.com/group/Lab-Sisfo/post?postID=Ae-pErQIZastCWv4PeGYZzZOdMTez-guq9ne6BrPwxS6AqBdYN3eLHGs4Dd25UOUCSUfcU9CnbwrqVpG kdkX) ; Akursius (Choice) (http://groups.yahoo.com/group/Lab-Sisfo/post?postID=HcC76cbRFkJfOstaTJLuIJDiWhvNw1vF3WEFhv LHAeuaGiYuuNyQZeth8kv8doXAqL1K3rqNT7AR) ; Jenny Iskandar (http://groups.yahoo.com/group/Lab-Sisfo/post?postID=3CB9fzvB4CWpSFTWZrqRBmzy7kHmh4a1FAegrB aaLje_MuG0wqk0HaMWOmNf6UiTbjI9NWwaBKzFwr_o_bFh-FO_) ; Mery Susana (http://groups.yahoo.com/group/Lab-Sisfo/post?postID=sCqtYyMiadeNfz50xDYvOU_yxV7mRTc-ywD4ZvFDoSHgYS8PR2GS-kpZQWb4BJAE_DIoZ7V1PFQSa284SgzZ7wU) ; Vischa (ex KE JKT) (http://groups.yahoo.com/group/Lab-Sisfo/post?postID=WddD5qdDqRReYnvzY9Zt-Ajbjf3xI0yzbOcpVdqD0vVGisy5aaoRRgqqF_hXSNu3cS54w0J Pww) ; Delta Air Lines (JKT) (http://groups.yahoo.com/group/Lab-Sisfo/post?postID=nmSm_5TZkbS6G7-Yo8chDJZeNX2Mj7mrfUZ7UOonNtrbehEX5LesnPEZLsseY_m-usyQLxhdSb3KOQ) ; Sales Delta (http://groups.yahoo.com/group/Lab-Sisfo/post?postID=JFPQqXE6V8Ycgv1NwYc7hHCoxIT8Kj1o7m6Ojt odQApeepFsP5Cin6wKoltzaXdq3GsutQrnYc5UXQ) ; Aprilia (http://groups.yahoo.com/group/Lab-Sisfo/post?postID=nmPROduxL0enLEt2a4eGslMBc2_VAYAEytmrNp 3wZlGqxdQaIC0G5ZJtbP-CHrg_1Snlp99EiFCF-dYnvi790tWX) ; Inge Wong (http://groups.yahoo.com/group/Lab-Sisfo/post?postID=GFaGTKTGX5guqXpjVnxUa0_oRVDrxmCJDgFm-zmBYKSmSWqHJXWZWkdn3VD1UEY8ZMVgHAGFlXgjwA) ; Tri Yuliati (Personal) (http://groups.yahoo.com/group/Lab-Sisfo/post?postID=4EwIW46MxSPPCMJvxXlPldIheGF4r05ON9Jvgc hnq94muPRFgl2oHoK5HGWj-0za9-WtMGdXsAklV0TW) ; Rusni Kartina (Sampoerna) (http://groups.yahoo.com/group/Lab-Sisfo/post?postID=5WTUUAW1uEISvCFb44LDLSZ6fKi9b1Lt-JWIZ6KGVmige4svE-QeTP63ugLu-8PoNqZVhy5scGiMbGSnOTIOcDnY5C51) ; Keits Ko (http://groups.yahoo.com/group/Lab-Sisfo/post?postID=xqRR5LvlaX5kVF3cVQOtp0qwbYAAcUwT8TSAEl YyKqY0VOohntDodD__j06kgbrSN5b0hGf_) ; Roy Tjahjana (http://groups.yahoo.com/group/Lab-Sisfo/post?postID=5v-A1tQvobVW8TodMxEkdve84IKh-04g5yWjbVhpoPsUjLG3KQ3e7M1pGZcCj3UYtrKDeHgOn14juQ)
Sent: Monday, September 24, 2007 10:06 AM
Subject: Cara Praktis "Mendinginkan Bumi"
Tahun 2040 : 2.000 pulau tenggelam
Mungkin Anda menduga, udara yang akhir-akhir ini makin panas, bukanlah
suatu masalah yang perlu kita risaukan.
Baru-baru ini, Inter-governmental Panel on Cimate Change (IPCC)
memublikasikan hasil pengamatan ilmuwan dari berbagai negara. Isinya sangat
mengejutkan. Selama tahun 1990-2005, ternyata telah terjadi peningkatan
suhu merata di seluruh bagian bumi, antara 0,15 - 0,3o C. Jika peningkatan
suhu itu terus berlanjut, diperkirakan pada tahun 2040 (33 tahun dari
sekarang) lapisan es di kutub-kutub bumi akan habis meleleh. Dan jika bumi
masih terus memanas, pada tahun 2050 akan terjadi kekurangan air tawar,
sehingga kelaparan pun akan meluas di seantero jagat. Udara akan sangat
panas, jutaan orang berebut air dan makanan. Napas tersengal oleh asap dan
debu. Rumah-rumah di pesisir terendam air laut. Luapan air laut makin lama
makin luas, sehingga akhirnya menelan seluruh pulau. Harta benda akan
lenyap, begitu pula nyawa manusia.
Di Indonesia, gejala serupa sudah terjadi. Sepanjang tahun 1980-2002, suhu
minimum kota Polonia (Sumatera Utara) meningkat 0,17o C per tahun.
Sementara, Denpasar mengalami peningkatan suhu maksimum hingga 0,87 o C per
tahun. Tanda yang kasatmata adalah menghilangnya salju yang dulu
menyelimuti satu-satunya tempat bersalju di Indonesia , yaitu Gunung
Jayawijaya di Papua.
Hasil studi yang dilakukan ilmuwan di Pusat Pengembangan Kawasan Pesisir
dan Laut, Institut Teknologi Bandung (2007), pun tak kalah mengerikan.
Ternyata, permukaan air laut Teluk Jakarta meningkat setinggi 0,8 cm. Jika
suhu bumi terus meningkat, maka diperkirakan, pada tahun 2050 daera-daerah
di Jakarta (seperti : Kosambi, Penjaringan, dan Cilincing) dan Bekasi
(seperti : Muaragembong, Babelan, dan Tarumajaya) akan terendam semuanya.
Dengan adanya gejala ini, sebagai warga negara kepulauan, sudah seharusnya
kita khawatir. Pasalnya, pemanasan global mengancam kedaulatan negara. Es
yang meleleh di kutub-kutub mengalir ke laut lepas dan menyebabkan
permukaan laut bumi - termasuk laut di seputar Indonesia - terus meningkat.
Pulau-pulau kecil terluar kita bisa lenyap dari peta bumi, sehingga garis
kedaulatan negara bisa menyusut. Dan diperkirakan dalam 30 tahun mendatang
sekitar 2.000 pulau di Indonesia akan tenggelam. Bukan hanya itu, jutaan
orang yang tinggal di pesisir pulau kecil pun akan kehilangan tempat
tinggal. Begitu pula asset-asset usaha wisata pantai.
Gejala sangat kentara dari pemanasan global adalah berubahnya iklim.
Contohnya, hujan deras masih sering datang, meski kini kita sudah memasuki
bulan yang seharusnya sudah terhitung musim kemarau. Menurut perkiraan,
dalam 30 tahun terakhir, pergantian musim kemarau ke musim hujan terus
bergeser, dan kini jaraknya berselisih nyaris sebulan dari normal. Banyak
orang menganggap, banjir besar bulan Februari lalu yang merendam lebih dari
separuh DKI Jakarta adalah akibat dari pemanasan global saja. Padahal 35%
rusaknya hutan kota dan hutan di Puncak adalah penyebab makin panasnya
udara Jakarta .
Jika kita tidak secepatnya berhenti boros energi, bumi akan sepanas planet
Mars. Tak akan ada satupun makhluk hidup yang bisa bertahan, termasuk
anak-anak kita nanti.
Cara-cara praktis dan sederhana 'mendinginkan' bumi :
1. Matikan listrik.
(jika tidak digunakan, jangan tinggalkan alat elektronik dalam keadaan
standby. Cabut charger telp. genggam dari stop kontak.
Meski listrik tak mengeluarkan emisi karbon, pembangkit listrik PLN
menggunakan bahan baker fosil penyumbang besar emisi).
2. Ganti bohlam lampu (ke jenis CFL, sesuai daya listrik. Meski harganya
agak mahal, lampu ini lebih hemat listrik dan awet).
3. Bersihkan lampu (debu bisa mengurangi tingkat penerangan hingga 5%).
4. Jika terpaksa memakai AC (tutup pintu dan jendela selama AC menyala.
Atur suhu sejuk secukupnya, sekitar 21-24o C).
5. Gunakan timer (untuk AC, microwave, oven, magic jar, dll).
6. Alihkan panas limbah mesin AC untuk mengoperasikan water-heater.
7. Tanam pohon di lingkungan sekitar Anda.
8. Jemur pakaian di luar. Angin dan panas matahari lebih baik ketimbang
memakai mesin (dryer) yang banyak mengeluarkan emisi karbon.
9. Gunakan kendaraan umum (untuk mengurangi polusi udara).
10. Hemat penggunaan kertas (bahan bakunya berasal dari kayu).
11. Say no to plastic.
Hampir semua sampah plastic menghasilkan gas berbahaya ketika dibakar. Atau
Anda juga dapat membantu mengumpulkannya untuk didaur ulang kembali.
12. Sebarkan berita ini kepada orang-orang di sekitar Anda, agar mereka
turut berperan serta dalam menyelamatkan bumi.
To: Ana Herlina Lee (http://groups.yahoo.com/group/Lab-Sisfo/post?postID=tc3NqEQupiAJUxosIYtlI68srrRaUCbAWcZN81 hFumi5ZVkVJylaaefPenWTGQ_-VgI-dhk2) ; Vidya Hermanto (http://groups.yahoo.com/group/Lab-Sisfo/post?postID=WqpouPUjFYYJwyx7DgHJB4NIsvzzXJX86GRfoz VRFO_yu6bAdnLeVWS_G4CUSG8OoLy0P5Q5qQ) ; Sugito Tedjamulja (http://groups.yahoo.com/group/Lab-Sisfo/post?postID=6PE4r1i0USPqzvY1Bdu-w07o7fM0i1B1Zvx-vfCOlv9g5vBikxxL70Eo9XcNlIVHyLxiDBOYzskiSMAC) ; Lim Sioe Kong (http://groups.yahoo.com/group/Lab-Sisfo/post?postID=vgCJsO5uawOKAIDDnKiqJqs2qZwGAtHeF4k-ZF-AZh4n5VcLG6Lso9Ej0G4KuP7NjFVKAK3CQUoDXRPvUNLnP7meo hgX) ; emmi (http://groups.yahoo.com/group/Lab-Sisfo/post?postID=9pOXMQrYLwDNPBLbvl1vbTNrjtt4JhgLScTcXP A6nsExM2QfR5zYG_e8swSxnO3gVpK8M-pxVmyNDN0bvg) ; Anastasia Supriati (http://groups.yahoo.com/group/Lab-Sisfo/post?postID=Olk2Q_W2bT3N8KxOZ7zR94_CGWd7vibRw86mGS cQ8O6P88cgUPTz66XNFRmoeaKhapxUxVuAC5GAMoZ-NE_qk92e) ; Kusler-Hohm, O. - JKTPV (http://groups.yahoo.com/group/Lab-Sisfo/post?postID=IvC05NsTteMwb11loTp8QYQcQnp_R0fy0d-N7ZzzKg_wgawav1YhZeSZbEMh1N38Uw3Cnqs05kkhP-sLYlP80qc) ; Feny (JKT KE) (http://groups.yahoo.com/group/Lab-Sisfo/post?postID=DHXffomcU2OW5mmRPP5MftVlgUbT9JBUaYPI3J 4iCm-R8-prvWBbJiQHaXlFJjeii-YL3uInEDGrZg) ; SITRIYOGA (http://groups.yahoo.com/group/Lab-Sisfo/post?postID=Ae-pErQIZastCWv4PeGYZzZOdMTez-guq9ne6BrPwxS6AqBdYN3eLHGs4Dd25UOUCSUfcU9CnbwrqVpG kdkX) ; Akursius (Choice) (http://groups.yahoo.com/group/Lab-Sisfo/post?postID=HcC76cbRFkJfOstaTJLuIJDiWhvNw1vF3WEFhv LHAeuaGiYuuNyQZeth8kv8doXAqL1K3rqNT7AR) ; Jenny Iskandar (http://groups.yahoo.com/group/Lab-Sisfo/post?postID=3CB9fzvB4CWpSFTWZrqRBmzy7kHmh4a1FAegrB aaLje_MuG0wqk0HaMWOmNf6UiTbjI9NWwaBKzFwr_o_bFh-FO_) ; Mery Susana (http://groups.yahoo.com/group/Lab-Sisfo/post?postID=sCqtYyMiadeNfz50xDYvOU_yxV7mRTc-ywD4ZvFDoSHgYS8PR2GS-kpZQWb4BJAE_DIoZ7V1PFQSa284SgzZ7wU) ; Vischa (ex KE JKT) (http://groups.yahoo.com/group/Lab-Sisfo/post?postID=WddD5qdDqRReYnvzY9Zt-Ajbjf3xI0yzbOcpVdqD0vVGisy5aaoRRgqqF_hXSNu3cS54w0J Pww) ; Delta Air Lines (JKT) (http://groups.yahoo.com/group/Lab-Sisfo/post?postID=nmSm_5TZkbS6G7-Yo8chDJZeNX2Mj7mrfUZ7UOonNtrbehEX5LesnPEZLsseY_m-usyQLxhdSb3KOQ) ; Sales Delta (http://groups.yahoo.com/group/Lab-Sisfo/post?postID=JFPQqXE6V8Ycgv1NwYc7hHCoxIT8Kj1o7m6Ojt odQApeepFsP5Cin6wKoltzaXdq3GsutQrnYc5UXQ) ; Aprilia (http://groups.yahoo.com/group/Lab-Sisfo/post?postID=nmPROduxL0enLEt2a4eGslMBc2_VAYAEytmrNp 3wZlGqxdQaIC0G5ZJtbP-CHrg_1Snlp99EiFCF-dYnvi790tWX) ; Inge Wong (http://groups.yahoo.com/group/Lab-Sisfo/post?postID=GFaGTKTGX5guqXpjVnxUa0_oRVDrxmCJDgFm-zmBYKSmSWqHJXWZWkdn3VD1UEY8ZMVgHAGFlXgjwA) ; Tri Yuliati (Personal) (http://groups.yahoo.com/group/Lab-Sisfo/post?postID=4EwIW46MxSPPCMJvxXlPldIheGF4r05ON9Jvgc hnq94muPRFgl2oHoK5HGWj-0za9-WtMGdXsAklV0TW) ; Rusni Kartina (Sampoerna) (http://groups.yahoo.com/group/Lab-Sisfo/post?postID=5WTUUAW1uEISvCFb44LDLSZ6fKi9b1Lt-JWIZ6KGVmige4svE-QeTP63ugLu-8PoNqZVhy5scGiMbGSnOTIOcDnY5C51) ; Keits Ko (http://groups.yahoo.com/group/Lab-Sisfo/post?postID=xqRR5LvlaX5kVF3cVQOtp0qwbYAAcUwT8TSAEl YyKqY0VOohntDodD__j06kgbrSN5b0hGf_) ; Roy Tjahjana (http://groups.yahoo.com/group/Lab-Sisfo/post?postID=5v-A1tQvobVW8TodMxEkdve84IKh-04g5yWjbVhpoPsUjLG3KQ3e7M1pGZcCj3UYtrKDeHgOn14juQ)
Sent: Monday, September 24, 2007 10:06 AM
Subject: Cara Praktis "Mendinginkan Bumi"
Tahun 2040 : 2.000 pulau tenggelam
Mungkin Anda menduga, udara yang akhir-akhir ini makin panas, bukanlah
suatu masalah yang perlu kita risaukan.
Baru-baru ini, Inter-governmental Panel on Cimate Change (IPCC)
memublikasikan hasil pengamatan ilmuwan dari berbagai negara. Isinya sangat
mengejutkan. Selama tahun 1990-2005, ternyata telah terjadi peningkatan
suhu merata di seluruh bagian bumi, antara 0,15 - 0,3o C. Jika peningkatan
suhu itu terus berlanjut, diperkirakan pada tahun 2040 (33 tahun dari
sekarang) lapisan es di kutub-kutub bumi akan habis meleleh. Dan jika bumi
masih terus memanas, pada tahun 2050 akan terjadi kekurangan air tawar,
sehingga kelaparan pun akan meluas di seantero jagat. Udara akan sangat
panas, jutaan orang berebut air dan makanan. Napas tersengal oleh asap dan
debu. Rumah-rumah di pesisir terendam air laut. Luapan air laut makin lama
makin luas, sehingga akhirnya menelan seluruh pulau. Harta benda akan
lenyap, begitu pula nyawa manusia.
Di Indonesia, gejala serupa sudah terjadi. Sepanjang tahun 1980-2002, suhu
minimum kota Polonia (Sumatera Utara) meningkat 0,17o C per tahun.
Sementara, Denpasar mengalami peningkatan suhu maksimum hingga 0,87 o C per
tahun. Tanda yang kasatmata adalah menghilangnya salju yang dulu
menyelimuti satu-satunya tempat bersalju di Indonesia , yaitu Gunung
Jayawijaya di Papua.
Hasil studi yang dilakukan ilmuwan di Pusat Pengembangan Kawasan Pesisir
dan Laut, Institut Teknologi Bandung (2007), pun tak kalah mengerikan.
Ternyata, permukaan air laut Teluk Jakarta meningkat setinggi 0,8 cm. Jika
suhu bumi terus meningkat, maka diperkirakan, pada tahun 2050 daera-daerah
di Jakarta (seperti : Kosambi, Penjaringan, dan Cilincing) dan Bekasi
(seperti : Muaragembong, Babelan, dan Tarumajaya) akan terendam semuanya.
Dengan adanya gejala ini, sebagai warga negara kepulauan, sudah seharusnya
kita khawatir. Pasalnya, pemanasan global mengancam kedaulatan negara. Es
yang meleleh di kutub-kutub mengalir ke laut lepas dan menyebabkan
permukaan laut bumi - termasuk laut di seputar Indonesia - terus meningkat.
Pulau-pulau kecil terluar kita bisa lenyap dari peta bumi, sehingga garis
kedaulatan negara bisa menyusut. Dan diperkirakan dalam 30 tahun mendatang
sekitar 2.000 pulau di Indonesia akan tenggelam. Bukan hanya itu, jutaan
orang yang tinggal di pesisir pulau kecil pun akan kehilangan tempat
tinggal. Begitu pula asset-asset usaha wisata pantai.
Gejala sangat kentara dari pemanasan global adalah berubahnya iklim.
Contohnya, hujan deras masih sering datang, meski kini kita sudah memasuki
bulan yang seharusnya sudah terhitung musim kemarau. Menurut perkiraan,
dalam 30 tahun terakhir, pergantian musim kemarau ke musim hujan terus
bergeser, dan kini jaraknya berselisih nyaris sebulan dari normal. Banyak
orang menganggap, banjir besar bulan Februari lalu yang merendam lebih dari
separuh DKI Jakarta adalah akibat dari pemanasan global saja. Padahal 35%
rusaknya hutan kota dan hutan di Puncak adalah penyebab makin panasnya
udara Jakarta .
Jika kita tidak secepatnya berhenti boros energi, bumi akan sepanas planet
Mars. Tak akan ada satupun makhluk hidup yang bisa bertahan, termasuk
anak-anak kita nanti.
Cara-cara praktis dan sederhana 'mendinginkan' bumi :
1. Matikan listrik.
(jika tidak digunakan, jangan tinggalkan alat elektronik dalam keadaan
standby. Cabut charger telp. genggam dari stop kontak.
Meski listrik tak mengeluarkan emisi karbon, pembangkit listrik PLN
menggunakan bahan baker fosil penyumbang besar emisi).
2. Ganti bohlam lampu (ke jenis CFL, sesuai daya listrik. Meski harganya
agak mahal, lampu ini lebih hemat listrik dan awet).
3. Bersihkan lampu (debu bisa mengurangi tingkat penerangan hingga 5%).
4. Jika terpaksa memakai AC (tutup pintu dan jendela selama AC menyala.
Atur suhu sejuk secukupnya, sekitar 21-24o C).
5. Gunakan timer (untuk AC, microwave, oven, magic jar, dll).
6. Alihkan panas limbah mesin AC untuk mengoperasikan water-heater.
7. Tanam pohon di lingkungan sekitar Anda.
8. Jemur pakaian di luar. Angin dan panas matahari lebih baik ketimbang
memakai mesin (dryer) yang banyak mengeluarkan emisi karbon.
9. Gunakan kendaraan umum (untuk mengurangi polusi udara).
10. Hemat penggunaan kertas (bahan bakunya berasal dari kayu).
11. Say no to plastic.
Hampir semua sampah plastic menghasilkan gas berbahaya ketika dibakar. Atau
Anda juga dapat membantu mengumpulkannya untuk didaur ulang kembali.
12. Sebarkan berita ini kepada orang-orang di sekitar Anda, agar mereka
turut berperan serta dalam menyelamatkan bumi.