Log in

View Full Version : Berita dan Fundamental


GrandCapital
25th November 2016, 04:26 PM
https://lh4.googleusercontent.com/60UgM7Z3rDGULhCOoV4gxQ3lw2Kmx27pwUMksu8MklkVaPLHtT R4W0vUxa7g0n5L4CgBCf638JM1wlI=w1842-h968

Recap Pasar Hari Jumat (https://id.grandcapital.net/trading/bonus/?utm_source=facebookind&utm_medium=post&utm_campaign=news)

Bursa Asia diperdagangkan menguat dipenghujung minggu ini karena pasar AS tutup memperingati hari Thanksgiving sehingga menahan laju penguatan dolar yang beberapa hari terakhir ini menyedot modal keluar dari emerging market.

Akan tetapi penguatan saham Asia diperkirakan berusia pendek karena setelah pasar AS kembali buka maka yield obligasi Amerika akan kembali naik dibumbui harapan-harapan akan kebijakan terbaru Donald Trump.

Indeks acuan Asia Pacific berhasil menguat 0,3% dan diperkirakan menutup perdagangan minggu ini naik 1,4%. Sementara itu saham-saham emerging market secara umum masih melemah dimana indeks acuan MSCI Emerging Markets turun 0,4% hari ini.

Indeks dolar diperdagangkan stabil pada 101,68. Kuatnya data manufaktur dan konsumen AS minggu ini memicu prospek naiknya suku bunga the Fed. Jika membaca tren, maka the Fed kemungkinan besar akan menaikkan suku bunga di Desember.

Dari Eropa dilaporkan euro mengalami pelemahan dipengaruhi oleh penguatan dolar dan kecemasan pasar akan referendum perundangan Italia. Euro terperosok ke level terendahnya sejak terakhir kali di Maret 2015 terhadap dolar kemarin dan hari ini berhasil memangkas penurunan sampai 0,2% menjadi $1,05685.

Harga minyak cenderung stabil karena pasar menunggu hasil rapat OPEC yang akan diselenggarakan minggu depan, untuk membahas besaran pemangkasan produksi.

Posisi terakhir, US crude diperdagangkan flat pada $47,92 sementara Brent crude tergelincir 0,1% menjadi $48,93. Emas masih tertekan turun 0,6% menjadi $1.176,06 per ounce.

https://id.grandcapital.net/trading/bonus/?utm_source=facebookind&utm_medium=post&utm_campaign=news

GrandCapital
28th November 2016, 04:24 PM
http://img.interia.pl/biznes/nimg/l/g/Wall_Street_spadki_rosna_5534351.jpg

Dolar kehabisan daya gedor, mata uang Asia kembali menguat (https://id.grandcapital.net/trading/bonus/?utm_source=facebookind&utm_medium=post&utm_campaign=news)

Dolar diperdagangkan tergelincir terhadap yen dan mata uang Asia lainnya hari ini karena belum ada kejelasan tentang keputusan pemangkasan produksi oleh OPEC sehingga memicu gelombang ambil untung.

The Greenback turun lebih dari 1% terhadap yen setelah Saudi Arabia menyatakan mundur dari rapat yang rencananya mempertemukan anggota-anggota OPEC dengan produsen minyak non-OPEC termasuk Rusia.

Kecemasan pasar bahwa kata sepakat belum akan tercapat dalam waktu dekat membuat banyak investor melarikan investasinya ke aset-aset aman seperti yen.
https://id.grandcapital.net/trading/bonus/?utm_source=facebookind&utm_medium=post&utm_campaign=news

Serangkaian data ekonomi AS yang akan rilis minggu ini juga diperkirakan akan memperkuat aksi profit taking karena kemungkinan besar sentimen positif akan kemenangan Trump mulai kehabisan daya dorongnya.

Dolar berada pada posisi 111,91. Selain itu, dolar juga melemah terhadap yuan dan dolar Singapura. Sementara terhadap euro, mata uang uwak sam berada pada posisi $1,0651.

Beberapa analis mengingatkan bahwa kondisi akan berbalik pasca penguatan dolar dan Wall Street beberapa pekan yang lalu. Dolar akan kembali menunjukkan kerapuhannya dan akan ada tekanan-tekanan jual.

Beberapa minggu kedepan, pergerakan dolar akan ditentukan oleh hasil data manufaktur AS, rapat OPEC, laporan ketenagakerjaan dan referendum Italia.

GrandCapital
29th November 2016, 05:00 PM
http://sport.h24info.ma/sites/default/files/articles/principales/donald_trump.jpg

Prospek Semu Dibawah Trump (https://id.grandcapital.net/trading/bonus/?utm_source=facebookind&utm_medium=post&utm_campaign=news)

Banyak investor masih bertanya-tanya apa yang bisa diharapkan dari pemerintahan AS yang baru, dibawah Donald Trump termasuk Kongres yang saat ini dikuasai oleh partai yang sama tempat Trump bernaung. Setidaknya sampai detik ini, kedua kelompok tersebut bersepakat untuk mendukung pertumbuhan ekonomi, keuntungan dan penyesuaian inflasi.

Manifestasi kebijakan diatas diwujudkan dalam bentuk deregulasi (menghilangkan kontrol pemerintah dibeberapa industri) untuk mendorong pertumbuhan ekonomi, pemangkasan pajak untuk meningkatkan keuntungan termasuk investasi disektor infrastruktur. Sementara kebijakan proteksi digunakan untuk menyesuaikan inflasi.

Tidak butuh waktu lama, saham AS pun serentak melonjak dan obligasi pemerintah tergeletak. Investor mulai cemas dalam mengalokasikan aset-asetnya. Apakah ingin ramai-ramai berinvestasi pada saham atau meninggalkan obligasi sebelum deflasi akibat penggelembungan obligasi masuk ke level kritis.
Meski aksi jual obligasi dan menguatnya beberapa aset beresiko masih akan terus terjadi, tapi para investor seperti berjalan tanpa arah karena banyak ekonom tidak mampu mengenali kekuatan apa yang ada dibelakang ini semua.

Kekuatan ini terbentuk akibat perubahan, diantaranya neraca sektor swasta yang terus membengkak (baik utang dan nilai aset) setimbang dengan pendapatan dan produksi ekonomi.
Disinilah masalah sesungguhnya, pada ekonomi manapun, arus kas bisnis atau pendapatan rumah tangga haruslah mencukupi untuk menutup utang dan memberikan persentase pengembalian aset yang dapat diterima. Akan tetapi menyesuaikan keduanya lebih sulit ketika neraca yang saat ini mengalami pembengkakan, dimana setiap dolar arus kas harus menutup utang yang jumlahnya lebih banyak dan nilai aset terlalu besar.

Ini artinya level suku bunga dan pengetatan standar pinjaman menjadi faktor kritis yang dapat membedakan antara resesi dan pertumbuhan. Jika Amerika hidup dalam situasi perekonomian global yang kuat secara finansial, maka kebijakan-kebijakan yang dilontarkan oleh Trump akan menuntun kepada pertumbuhan ekonomi yang cukup kuat, bisnis menjadi untung dan inflasi terkendali.

Sayangnya Amerika hidup didunia yang sebagian besar perekonomian terpengaruh oleh neraca swasta yang sangat tidak stabil atau timpang. Hutang lebih besar dari kas masuk termasuk aset-aset yang kemampuannya untuk menghasilkan pendapatan diragukan sehingga mempengaruhi nilai pasarnya saat ini.
Ancaman terhadap stabilitas keuangan sangatlah banyak, baik dari kenaikan suku bunga, menurunnya keinginan perbankan atau investor global untuk meminjamkan sampai ke pengembalian investasi yang mengecewakan. Krisis keuangan global dapat mengguncang pasar sebelum kebijakan fiskal pemerintahan Trump menunjukkan hasilnya.

Resiko-resiko diatas tidak boleh diremehkan dan harus diperhatikan secara seksama, karena kenyataannya banyak pihak yang tidak perduli akan dampak dari cepatnya pertumbuhan utang swasta dibanding pendapatan dan total nilai aset yang tumbuh cepat dari pada total pendapatan. (tulisan disadur dari marketwatch)
https://id.grandcapital.net/trading/bonus/?utm_source=facebookind&utm_medium=post&utm_campaign=news

GrandCapital
30th November 2016, 04:36 PM
http://offshoreview.eu/wp-content/uploads/2016/09/1007841249-520x245.jpg

Dolar menguat, Indonesia dan Malaysia panas dingin (https://id.grandcapital.net/trading/bonus/?utm_source=facebookind&utm_medium=post&utm_campaign=news)

Menguatnya nilai tukar dolar telah mendesak beberapa bank sentral di Asia menempuh cara-cara yang berbeda. Ada diantaranya yang menyuntikkan likuditas sampai dengan menunggu harap cemas.

Bagi negara-negara maju termasuk Jepang dan Australia, kondisi terkini di Amerika termasuk prospek kenaikan suku bunga the Fed justru membawa angin segar. Tapi bagi negara-negara berkembang seperti Indonesia dan Malaysia, merosotnya nilai tukar secara dratis menimbulkan ketidakseimbangan pada perekonomian, termasuk menyebabkan naiknya hutang dan memicu resiko akibat naiknya harga-harga sampai terkurasnya cadangan devisa.

Dengan menangnya Donald Trump, kemungkinan suku bunga the Fed dinaikkan di Desember meningkat menjadi 100 persen. Ini artinya tekanan terhadap bank-bank sentral di Asia masih akan terus terjadi.

Seyogyanya, bank-bank sentral Asia akan terpisah dalam dua kubu ketika dolar menguat, dimana kelompok terbesar cenderung lebih memilih mata uang yang lebih lemah karena dapat membantu ekspor. Negara-negara yang memiliki tingkat hutang rendah, tentu saja akan senang dengan pelemahan mata uang karena mereka akan mendapat untung lebih.

Diantara negara yang senang dengan pelemahan mata uangnya adalah New Zealand. Negara ini sudah lama cemas akan penguatan nilai tukarnya yang dinilai sudah berlebihan. Masalah ini meningkatkan tekanan deflasi. Selain itu Australia juga termasuk negara yang senang jika dolar menguat karena negara ini sedang dalam masa transisi merubah ketergantungannya akan sektor tambang ke sektor jasa. Anjloknya aussie tentu membantu upaya ini. Kemudian adalah Jepang, kita tahu bahwa negeri sakura ini sedang berjuang keras melawan inflasi dengan cara memborong aset-aset. Bank sentral Jepang tentu saja gembira dengan penguatan dolar ini dan merasa kebijakan the Fed terkait suku bunga justru secara otomatis membantu mereka.

Kuatnya nilai tukar juga memukul sektor otomotif dan elektronik Korsel. Melihat kenyataan ini jelas Korsel lebih senang jika mata uangnya lebih lemah terhadap dolar untuk menjaga daya saing. Terakhir adalah Thailand, lemahnya nilai tukar Baht justru dapat membantu sektor ekspor. Thailand sangat bergantung kepada ekspor, dimana saat ini konsumsi dalam negeri termasuk perekonomian masih belum baik.

Bagi Malaysia, menguatnya dolar justru merugikan karena dapat memicu naiknya inflasi. Sejauh ini, bank sentral sudah mengurangi perdagangan ringgit dipasar luar negeri untuk menekan penurunan ringgit. Ketika negara-negara asteng lainnya menikmati rendahnya suku bunga AS untuk menumpuk cadang devisa, maka Malaysia cenderung stagnan dalam hal peningkatan devisi menjadikan negara ini dalam posisi rapuh.

Bank sentral Indonesia lebih cemas lagi akan pelemahan rupiah jika dibandingkan Thailand meski tidak dalam level separah Malaysia. Pemangku kebijakan di Indonesia sudah mengambil banyak langkah untuk memacu ekonomi termasuk memangkas suku bunga enam kali, namun dapat memicu naiknya inflasi. Minggu lalu BI merilis statemen bahwa rupiah dalam kondisi sekarang dianggap undervalued.

Selain itu ada India yang selama ini cukup vokal mengkritik kebijakan bank sentral lainnya dengan menyebut bank sentral tersebut mencuri keuntungan dari perdagangan yang dilakukan, dari negara lain dengan mematok mata uangnya lemah. Bank bank sentral India, menguatnya dolar bukanlah isu utama tapi dampak dari penguatan itu adalah menaikkan inflasi. Ketika rupee diperdagangkan mendekati rekor terendahnya diminggu lalu, maka ada resiko akan kenaikan biaya impor minyak.

Sementara China berada ditengah-tengah dimana lemahnya nilai tukar yuan dapat membantu ekspor tapi disaat yang sama ada resiko depresiasi dan memicu aliran modal keluar. Deputi Gubernur Bank Sentral China sempat mengatakan bahwa China memiliki cadangan devisa lebih dari cukup dan yuan dianggap masih cukup kuat dibandingkan negara-negara lainnya. Modal akan kembali mengalir ke China karena ekonomi pulih dan kondisi usaha membaik.

https://id.grandcapital.net/trading/bonus/?utm_source=facebookind&utm_medium=post&utm_campaign=news

GrandCapital
1st December 2016, 01:06 PM
http://media.premiumtimesng.com/wp-content/files/2014/11/OPEC.jpg

OPEC sepakat pangkas produksi, keanggotaan Indonesia dibekukan (https://grandcapital.id/promo/personal_bonus/#/?utm_source=facebookind&utm_medium=post&utm_campaign=news)

Organisasi negara-negara pengekspor minyak atau dikenal dengan OPEC akhirnya mencapai kesepatakan berkaitan dengan pemangkasan produksi pada rapat yang diselenggarakan pada hari Rabu kemarin.

Tidak lama setelah pengumuman itu, kontrak minyak West Texas naik $4,21 dan ditutup pada posisi $49,44 per barrel di NYME sementara minyak Brent ditutup menguat $4,52 menjadi $51,84 per barrel.

Presiden OPEC sekaligus menteri energi Qatar Mohammed Saleh al-sada mengatakan bahwa mereka telah mempertimbangkan semua aspek dan tercapai satu kesepahaman bahwa pasar perlu diseimbangkan kembali

"Dibutuhkan keputusan yang berani dari OPEC untuk menyeimbangkan pasar dengan dukungan dari beberapa negara yang bukan merupakan anggota OPEC." tambahnya.

Rapat itu membuahkan keputusan dimana 14 anggota OPEC sepakat mengurangi produksi bersama (kolektif) sampai 1,2 juta barrel per hari menjadi 32,5 juta barrel per hari. Keputusah pemangkasan ini dianggap cukup besar dibandingkan perkiraan banyak pihak dan berpotensi mengirim minyak naik antara $56-$60 per barrel.

Arab Saudi sebagai produsen terbesar akan mengambil porsi pemotongan produksi terbesar yaitu 486.000 barrel. Keputusan diatas cukup mengejutkan pasar karena beberapa negara anggota tampak tidak akur, sehingga ada yang berkesimpulan akan sulit mencapai suatu keputusan bulat.

Ketika pemangkasan produksi yang dilakukan OPEC gagal menstabilkan pasar, maka negara-negara produsen minyak utama yang bukan anggota OPEC setuju untuk ikut mengurangi produksi mereka 600.000 barrel per hari dimana Rusia sebagai yang terbesar akan mengambil porsi terbesar, yaitu setengah dari nilai pemangkasan yang telah ditentukan tersebut.

OPEC juga akan membentuk komite pengawasan ketat yang akan membantuk sekretariat OPEC, termasuk didalamnya grup sekretaris jendral dan staff lainnya dalam mengawasi penerapan butir-butir kesepakatan.

Selain itu diputuskan juga, Indonesia yang kembali bergabung dengan OPEC kurang dari satu tahun lalu setelah dibekukan pada 2009, kembali meminta pembekuan keanggotaannya. Indonesia mengalami kesulitan dalam ikut serta dalam kesepakatan itu karena sekarang bertindak sebagai importir minyak.

Indonesia selaku importir tentu saja menginginkan harga minyak tetap rendah dan itu bukan kepentingan OPEC.

GrandCapital
2nd December 2016, 04:35 PM
http://fokusjabar.com/wp-content/uploads/2015/08/pajak.jpg

Indonesia sasar perusahaan teknologi internasional (https://id.grandcapital.net/forum/topic/9804/?page=1#post-54491)

Dalam rangka menggenjot pendapatan pajak, pemerintah Indonesia memperlebar cakupan kebijakannya sampai ke raksasa teknologi internasional seperti Google dan Facebook Inc. Langkah ini dinilai beberapa pihak dapat menghambat investasi asing.

Kebijakan yang ditempuh oleh menteri keuangan Sri Mulyani tersebut untuk mengantisipasi menurunnya pendapatan negara akibat lemahnya harga komoditas dan menurunnya permintaan dari China, yang merupakan mitra dagang terbesar Indonesia.

Sepanjang melaksanakan kebijakan tax amnesty, pemerintah berhasil meraih pendapatan hampir 100 triliun rupiah yang berasal dari penalti para penunggak pajak. Selain kedua raksasa teknologi diatas, Indonesia juga mengincar perusahaan seperti Apple Inc., Twitter Inc. dan Yahoo Inc.
Dana-dana yang berhasil dihimpun oleh pemerintah tersebut, sejatinya akan digunakan untuk membiayai pembangunan infrastruktur.

Menanggapi hal tersebut managing director kamar dagang Amerika Lin Neumann mengatakan: "Kami menginginkan perlakukan yang adil, kami cemas, jika perusahaan-perusahaan itu merasa menghabiskan waktu untuk melakukan negosiasi penyesuaian pajak yang melebihi apa yang telah disepakati dalam kontrak sebelumnya dan terikat hukum maka hal itu dapat menciderai investasi asing."

Saat ini pemerintah Indonesia mengenakan pajak dan penalti senilai 5 triliun rupiah dan bisa diturunkan sampai 1 triliun rupiah dalam penyelesaian yang akan dilakukan pada minggu ini. Sementara Facebook sendiri berhutang sekitar 3 triliun rupiah.

Baik Facebook, Twitter, Apple dan Yahoo menolak memberikan komentar. Meski Kepala komunikasi politik Google Taj Meadows juga tidak memberikan komentar apa-apa, tapi dia mengatakan bahwa perusahaan telah membayar semua pajak dan akan sepenuhnya bekerjasama dengan pemerintah Indonesia.

Menteri Srimulyani memiliki tugas untuk membenahi sistem perpajakan Indonesia dan harus menjaga defisit anggaran dibawah batas legal 3 persen dari PDB. Namun target itu cukup sulit mengingat ditahun lalu perekonomian nasional tumbuh lambat dan diperkirakan hanya tumbuh sedikit lebih baik sekitar 5 persen ditahun ini. Sementara Bank Sentral Indonesia memperkirakan pertumbuhan ekonomi di 2017 antara 5 sampai 5,4 persen.

Permasalahan pajak perusahaan teknologi tersebut tidak hanya terjadi di Indonesia. Google sendiri juga mengalami penyelidikan pajak dibeberapa wilayah didunia termasuk di Inggris dimana nilai penyelesaian pajak mencapai 130 juta pound.

Saat ini sebagian besar perusahaan multinasional tidak menerbitkan informasi memadai tentang operasi mereka di Indonesia bahkan operasi di negara-negara lainnya dalam rangka membuat perhitungan yang seimbang. Penolakan perusahaan tersebut menunjukkan kecemasan mereka seandainya publik melihat skala ketidaksesuaian antara keuntungan dengan lokasi aktivitas ekonomi yang sesungguhnya.

https://grandcapital.id/promo/personal_bonus/#/?utm_source=facebookind&utm_medium=post&utm_campaign=news

GrandCapital
6th December 2016, 06:14 PM
http://www.impactlinkmag.com/wp-content/uploads/2016/10/opec.png

OPEC tuntut negara non OPEC pangkas produksi (https://id.grandcapital.net/trading/payback/?utm_source=facebookind&utm_medium=post&utm_campaign=news)

Setelah dirapat sebelumnya OPEC sepakat memangkas produksi minyaknya, sekarang giliran OPEC menuntut produsen minyak diluar organisasi tersebut agar memenuhi komitmennya untuk ikut memangkas agar harga minyak bisa kembali stabil.

Organisasi negara-negara pengekspor minyak atau lebih dikenal dengan OPEC telah mengirimkan undangan kepada 14 perwakilan negara untuk bertemu di Vienna Sabtu ini untuk mendiskusikan aksi selanjutnya setelah minggu lalu disepakati pemangkasan sebesar 1,2 juta barrel per hari, lebih dari 1% produksi global. OPEC sendiri menginginkan negara-negara non OPEC agar memangkas produksi minyak sampai 600.000 barrel per hari.

Empat negara sudah menyatakan kesediaan untuk datang rapat tersebut, diantaranya Rusia, Oman, Bahrain dan Azerbaijan, sementara Mexico dan Kazakhstan juga diperkirakan akan datang.

Salah seorang pejabat OPEC mengatakan, keikutsertaan negara-negara tersebut penting, karena tanpa komitmen bersama kenaikan harga di minggu lalu akan sia-sia dan kesepakatan pemangkasan OPEC sendiri bisa saja dibatalkan.

https://id.grandcapital.net/trading/payback/?utm_source=facebookind&utm_medium=post&utm_campaign=news

GrandCapital
7th December 2016, 06:04 PM
http://earningwebs.com/wp-content/uploads/2016/06/Bitcoin-Block-Reward-History-620x330.jpg

BoJ dan BoE Kaji Mata Uang Digital (https://id.grandcapital.net/forum/topic/9804/)

Bank sentral Jepang dan Bank Sentral Eropa sepakat meluncurkan proyek bersama dalam rangka mempelajari kemungkinan penggunaan teknologi untuk menopang mata uang digital sebagai infrastruktur pasar.

Proyek ini akan berupaya menggali "distributed ledger" sebuah teknologi yang terkenal dalam menopang mata uang digital bitcoin. Kedua bank sentral diperkirakan akan merilis hasil temuan masing-masing ditahun depan, ungkap BOJ.

Langkah ini diambil sebagai upaya untuk menguji berbagai inovasi terkait dengan mata uang digital sekaligus sebagai sebuah pengakuan dari pihak otoritas akan potensi yang dapat mempengaruhi pasar keuangan dan gaya hidup secara luas.

GrandCapital
8th December 2016, 03:37 PM
http://www.pubinfo.id/foto_berita/850342.jpg
Rupiah Menguat, Dolar Terdepresiasi Di 2017 (https://id.grandcapital.net/my/accounts/register/?next=%2Faccount%2Fcreate%2F%3Futm_source%3Dfacebo okind&utm_medium=post&utm_campaign=news)

Penguatan mata uang seperti real Brazil, rand Afsel dan lira Turki berhasil mengangkat indeks mata uang emerging market capai hari keempat. Saham juga menguat karena optimisme pemangku kebijakan Eropa akan memperpanjang program stimulus sehingga mendongkrak permintaan akan barang-barang ekspor.

Lira menguat 1,7% menjadi 3,3897 per dolar karena spekulasi kebijakan PM Yildirim positif bagi mata uang nasional. Sementara itu rupiah berhasil menguat setelah menteri keuangan mengatakan investor asing memborong obligasi sampai 6,4 triliun rupiah selama lima hari.

Dolar diperkirakan akan terdepresiasi di tahun depan karena presiden terpilih Donald Trump cenderung ingin melemahkan mata uang nasional agar industri dalam negeri lebih bersaing.

Menurut Mark Mobius, executive chairman Templeton Emerging Markets Group, negara yang menjadi ladang potensial untuk investasi di 2017 adalah Thailand, Vietnam termasuk Brazil dan India.

Sementara negara-negara barat masih dianggap belum ideal karena neraca mereka cenderung timpang, banyak hutan tak terbayar dan jika berinvestasi kesana maka anda akan kehilangan uang. India masih dianggap tempat paling potensial untuk berinvestasi dalam 10 tahun mendatang.

https://id.grandcapital.net/my/accounts/register/?next=%2Faccount%2Fcreate%2F%3Futm_source%3Dfacebo okind&utm_medium=post&utm_campaign=news

GrandCapital
9th December 2016, 07:53 PM
http://polpix.sueddeutsche.com/bild/1.1082513.1355661889/940x528/staatsschulden-ramsch.jpg

Upaya Keras Euro Pasca Anjlok Efek Rencana ECB (https://id.grandcapital.net/partnership/?utm_source=facebookind&utm_medium=post&utm_campaign=news)

Euro perlahan memulih di sesi Jumat setelah kelanjutan program cetak uang Bank sentral Eropa hingga akhir tahun depan menyebabkan mata uang uni eropa tersebut catat penurunan terbesar hanya dalam sehari terhadap dollar bahkan lebih buruk dari penurunan efek dari keputusan Inggris Raya yang memutuskan keluar dari Uni Eropa pada Juni silam.

Bank sentral mengatakan akan mengurangi angka pembelian bulanan mereka akan meneruskannya lebih lama lagi dari yang diperkirakan pasar dan disertai dengan sejumlah langkah lainnya yang dinilai negatif bagi mata uang tunggal tersebut untuk kedepannya.

Kenaikan suku bunga Federal Reserve pada pekan depan tampaknya sangat mempengaruhi pasar, dan mungkin akan menjadi sinyal yang lebih bullish atas kenaikan suku bunga selanjutnya di tahun depan setelah Presiden Fed Janet Yellen memprovokasi kenaikan lanjutan tersebut.

Ada argumen yang cukup kuat bagi dolar untuk terus meningkat bahkan hingga tahun depan. Suku bunga AS saat ini sudah jauh lebih tinggi dari Jepang dan Eropa yang setara dan ekonomi lebih luas serta proyeksi kebijakan masih juga menunjukkan arah yang berlawanan.

Sementara itu Presiden ECB Mario Draghi menekankan keraguan yang masih terjadi atas peningkatan inflasi dan pertumbuhan di Eropa dan bank sentral menurunkan perkiraan inflasi untuk tahun 2018 dan menyatakan akan tetap di bawah targetnya sebesar 2 persen di tahun selanjutnya.

Meski pada sesi kamis turun lebih dari 2 sen, nilai tukar euro terhadap dollar sempat berada di level $1.0612 dan euro berada 1 sen di atas level terendah di November.

https://id.grandcapital.net/partnership/?utm_source=facebookind&utm_medium=post&utm_campaign=news

GrandCapital
12th December 2016, 04:02 PM
https://scontent-sit4-1.xx.fbcdn.net/v/t1.0-0/s480x480/15492236_1830850493797807_7767718126516781505_n.jp g?oh=86ed590c2244a9617e152758076cc3ea&oe=58EC2535

Mata Uang Asia Melemah, Efek Pertemuan Fed? (https://id.grandcapital.net/forum/topic/9804/)

Pada perdagangan di sesi awal pekan ini, mata uang Asia melemah terhadap dolar. Penurunan ini diyakini karena investor menantikan pertemuan kebijakan Federal Reserve dalam pekan inggu ini sebagai petunjuk kemungkinan pengetatan moneter AS di tahun depan.

Won Korea Selatan dan yuan China melemah karena greenback bertahan menguat menjelang pertemuan Fed yang dilangsungkan selama dua hari yang dimulai besok.

Sementara Dolar Singapura sempat berada di level bawah satu setengah pekan di level 1,4334 dolar AS pada satu titik meski berhasil naik dari level tersebut, didukung oleh aksi jual dolar oleh korporasi. Pasar keuangan di India, Indonesia, Malaysia dan Thailand tutup pada hari ini sehubungan dengan hari libur umum.

Indeks dolar terakhir berada di level 101,57 setelah menyentuh kenaikan di satu setengah pekan 101,78. Kenaikan di awal sesi hari ini membawa indeks dolar kembali berpeluang ke level atas 13 setengah tahun di 102,05 yang sempat di sentuh pada akhir November, ketika greenback menguat karena imbal hasil obligasi AS melonjak atas ekspektasi pengeluaran fiskal yang tinggi dan langkah yang lebih cepat dari Fed atas pengetatan moneter saat Donald Trump terpilih menjadi presiden.

Para pelaku pasar meyakini, mata uang Asia diperkirakan cenderung masih lemah menjelang pertemuan Fed dan dapat mengalami tekanan baru jika imbal hasil obligasi AS lebih tinggi.
https://id.grandcapital.net/trading/cfd//?utm_source=facebookind&utm_medium=post&utm_campaign=news

GrandCapital
13th December 2016, 12:16 PM
http://www.almada.org/media/cache/content_cover_photo/uploads/cms/standalone-content/thumbnail/578dedfb01b87.jpg

Bursa Asia Flat Jelang Rapat The Fed (https://id.grandcapital.net/forum/topic/9804/?page=1#post-54575)

Bursa Asia diperdagangkan sepi pada Selasa ini karena investor ambil posisi waspada jelang rapat the Fed minggu ini.

Indeks acuan Jepang, Nikkei diperdagangkan flat, setelah sempat dibuka melemah. Indeks Australia S&P/ASX 200 menguat 0,1%, Kospi menguat 0,2% dan indeks Hang Seng melemah 0,4%.

Rapat the Fed akan berlangsung selama dua hari di minggu ini dan merupakan pertemuan terakhir di tahun 2016. Dalam rapat ini the Fed akan menentukan apakah akan menaikkan suku bunga atau tidak. Kecenderungan the Fed menaikkan suku bunga adalah 95,4%.

Isu kenaikan suku bunga the Fed telah mengguncang pasar negara berkembang karena investor menarik modalnya keluar dan mengembalikan investas ke Amerika untuk mendapatkan imbal balik yang lebih tinggi.

Sementara itu dari China beberapa data yang rilis menunjukkan hasil positif, diantaranya produksi industri China berakselerasi 6,2% di November. Penjualan ritel China juga meningkat 10,8% di November. Investor memilih wait and see mengantisipasi terulangnya penurunan tajam saham-saham China, menyebabkan indeks Shanghai Composite Index turun 0,5%.

https://id.grandcapital.net/my/accounts/register/?utm_medium=post&utm_campaign=news

GrandCapital
13th December 2016, 05:13 PM
http://news.tnt168.com/u/cms/www/201607/06151340ugtr.png

Rapat penentuan suku bunga the Fed akan dilangsungkan 3 hari lagi, tepatnya pada Kamis (15/12) (https://id.grandcapital.net/analytics/economic_calendar/)

Jika the Fed jadi menaikkan suku bunga, maka dolar akan melonjak dan menggoyang mata uang dan bursa saham negara-negara emerging market.

Sebaliknya, jika the Fed memutuskan tidak jadi menaikkan suku bunga, maka dolar akan kembali terkoreksi dan sinyal positif bagi emerging market.

Siapkan diri anda untuk take profit di momen penting ini. Jangan lupa manfaatkan bonus yang Grand Capital sediakan untuk memperkuat posisi anda.

Selamat trading dan "may profit will always be with you"

GrandCapital
14th December 2016, 01:28 PM
http://img.en.vietnamplus.vn/t660/Uploaded/KG1/2015_12_31/3112_cong_dong_ASEAN.jpg

Prospek pasar Asia di 2017 (https://id.grandcapital.net/forum/topic/9804/?page=2#post-54587)

Ketidakjelasan situasi makroekonomi akan menjadi faktor penggerak pasar Asia ditahun depan. Bursa saham Asia memang mengalami kenaikan bersamaan dengan saham AS menyusul akan berkantornya Donald Trump di Gedung Putih.

Tapi banyak analis memperkirakan inflasi akan melonjak dan kebijakan pengetatan akan semakin intensif ketika Donald Trump resmi berkantor dan aktif bekerja. Disamping itu pasar Asia juga harus menghadapi prospek menguatnya dolar dan kebijakan proteksi perdagangan oleh Amerika.

Sementara China berhasil menstabilkan pertumbuhan ekonominya dengan menggenjot investasi disektor infrastruktur dan akan terus dilakukan meski yuan terus melonjak.

Berikut analisa performa ekonomi negara-negara Asia lainnya.

Jepang memiliki kebijakan yang sejalan dengan Amerika, oleh karena itu selagi optimisme masih kuat terhadap perekonomian AS maka semuanya akan baik-baik saja. Satu hal yang perlu diwaspadai Jepang adalah ketika pasar harus menguji efek dari janji-janji yang dilontarkan Trump ketika kampanye. Konsep yang digulirkan Trump bagus diatas tertas, namun harus dibuktikan dengan implementasi nyata.

Diawal tahun 2016, China seperti tertatih-tatih namun serangkaian data yang rilis mendekati akhir tahun ini menunjukkan perkembangan positif. Perekonomian akan pulih bertahap. Sektor yang diperkirakan akan bersinar adalah perbankan, asuransi dan yang berkaitan dengan konsumen seperti pakaian, makanan, hiburan dll.

Seperti sudah digadang-gadang sebelumnya, di tahun 2017 ini India akan bersinar dan pertumbuhan ekonominya akan mencapai dua digit. Sektor yang akan bersinar diantaranya keuangan, teknologi dan yang berkaitan dengan konsumen. Disamping itu kebijakan pemerintah menerapkan pajak penjualan nasional akan memberi manfaat di jangka panjang bagi pertumbuhan ekonomi.

Potensi ekonomi Korea Selatan akan tersendat sampai negara tersebut dapat menemukan pengganti presiden yang kini terancam dimakzulkan. Selain itu, rencana proteksi perdagangan oleh Amerika atas ekspor Korsel tentu akan membawa dampak tersendiri bagi saham-saham nasional.

Secara keseluruhan, Asia tenggara terancam kebijakan suku bunga the Fed. Ekonomi Indonesia diperkirakan tumbuh ditopang oleh komoditas. Namun lemahnya belanja negara dan rendahnya pertumbuhan investasi masih menjadi masalah.

Malaysia juga termasuk negara yang terancam oleh kebijakan proteksi Trump karena pangsa pasar dalam negerinya kecil. Peran serta Filipina di kancah internasional akan sedikit terbatas namun konsumsi nasional dan investasi swasta tetap menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi.

Pelemahan ekonomi Singapura akan berlanjut di 2017, dalam jangka menengah pendapatan perusahaan diperkirakan capai level terlemahnya. Sementara Thailand akan dipusingkan oleh meningkatnya hutang rumah tangga dan rendahnya kapasitas utilitas. Perubahan konstituasi akan membawa dampak positif pada stabilitas politik dinegara gajah putih tersebut.

Australia masih menunjukkan kondisi yang stabil dimana keuntungan perusahaan meningkat untuk pertama kalinya dalam 3 tahun terakhir dan kontribusi rumah tangga terhadap pertumbuhan ekonomi sudah mencapai puncaknya dan akan turun di 2018.

https://id.grandcapital.net/trading/payback/?utm_source=facebookind&utm_medium=post&utm_campaign=news

GrandCapital
15th December 2016, 02:24 PM
https://dl.kaskus.id/forexstarmoon.com/files/2016/10/FOMC-meeting-13-oktber.jpg

The Fed naikkan suku bunga, pasar masih gamang (https://id.grandcapital.net/forum/topic/9804/?page=2#post-54599)

Bank sentral Amerika atau populer dengan the Federal Reserve pada hari Rabu waktu setempat akhirnya menaikkan suku bunga untuk pertama kalinya dalam satu tahun terakhir.

Kejutan the Fed tidak berakhir disitu, karena otoritas keuangan paling berkuasa di AS ini memberi sinyal akan ada langkah agresif di tahun depan, ketika pemerintahan Donald Trump resmi melangkahkan kakinya di Gedung Putih. The Fed menaikkan suku bunga jangka pendek pada rentang 0,5%-0,75% dari sebelumnya direntang 0,25%-0,5%. Keputusan menaikkan suku bunga diraih secara bulat.

Disamping itu di tahun 2017 nanti akan ada rencana tiga kali kenaikan suku bunga. Presiden the Fed, Janet Yellen mengakui bahwa mereka turut memasukkan faktor rencana ekonomi presiden terpilih ke dalam proyeksi ekonomi. Dia juga menambahkan bahwa tingginya inflasi dan rendahnya tingkat pengangguran dibanding prediksi the Fed juga merupakan faktor terbesar dinaikkannya suku bunga.

Yellen juga menegaskan akan mengambil sikap "wait and see" mulai saat ini karena penjabaran rencana-rencana Trump dianggap masih abu-abu. "Saya tidak mau berspekulasi sampai yakin betul akan detail kebijakan dan bagaimana kebijakan tersebut mempengaruhi arah perekonomian," ungkapnya.

Setelah keputusan suku bunga, saham AS langsung melejit meski akhirnya ditutup merosot. Beberapa analis berfikir rencana pemangkasan pajak dan menaikkan belanja akan memicu tingginya inflasi dan memaksa bank sentral menaikkan suku bunga lebih agresif.

Pejabat the Fed hanya memberi sedikit petunjuk berkaitan dengan prediksi ekonomi terbaru mereka. The Fed masih memperkirakan pertumbuhan PDB rata-rata 2% dalam kurun 3 tahun kedepan. Tingkat pengangguran masih dikisaran 4,6%.

Secara tersirat, the Fed tidak memperkirakan pasar ketenagakerjaan menunjukkan perbaikan drastis oleh karena itu penjejalan stimulus dari pemerintah tidaklah penting, ungkap Yellen.

https://id.grandcapital.net/trading/payback/?utm_source=facebookind&utm_medium=post&utm_campaign=news

GrandCapital
16th December 2016, 06:41 PM
https://scontent-sit4-1.xx.fbcdn.net/v/t1.0-9/15542058_1832660300283493_2190516962112435305_n.jp g?oh=1666cb106057b4756724c0867b448c13&oe=58AF3B33

Emas Menuju Penurunan Mingguan Keenam (https://id.grandcapital.net/forum/topic/9804/?page=2#post-54607)

Meski stabil pada sesi perdagangan Jumat namun perdagangan emas masih berada di harga terendahnya dalam kurun waktu 10 bulan setengah terakhir karena dolar yang masih menguat pasca Federal Reserve pada pekan ini mengisyaratkan bahwa suku bunga berpeluang dinaikkan sebanyak tiga kali pada tahun depan.

Emas spot sempat mencatat kenaikan naik 0,5 persen di harga $1.134,46 per on. Logam mulia ini mencapai harga $1.122,35 pada sesi perdagangan Kamis, terlemah sejak 2 Februari dan turun lebih dari dua persen sepanjang pekan ini, dan membuat emas berada di jalur penurunan mingguan keenam berturut-turut. Sementara emas berjangka AS naik 0,6 persen di harga $1.136,40 per ons.

"Kenaikan suku bunga oleh The Fed pekan ini dan prospek hawkish untuk tahun depan menghasilkan gambaran yang cukup negatif bagi emas," ungkap pengamat dan ahli strategi komoditas.

Semenrar aitu, dolar bertahan di dekat level tertingginya dalam 14 tahun terhadap euro dan sejumlah mata uang mayoritas lainnya karena pasar mereposisi untuk bank sentral AS yang lebih hawkish. Suku bunga yang lebih tinggi pada tahun depan bisa mendorong mata uang AS ke level yang lebih tinggi lagi, alhasil ketika dolar mencatat kenaikan maka akan membuat emas lebih mahal untuk.

Pada perdagangan logam lainnya, perak naik 0,8 persen di harga $16,08 per ons, setelah jatuh lebih dari 5 persen pada sesi Kamis. Platinum naik 1,3 persen menjadi $905,1 setelah turun ke level terendah sejak awal Februari di sesi sebelumnya. Paladium turun 1,2 persen menjadi $692,00, dan berpeluang mengakhiri pekan ini dengan penurunan lebih dari lima persen.
https://id.grandcapital.net/trading/operations_with_money/?utm_source=facebookind&utm_medium=post&utm_campaign=news

GrandCapital
19th December 2016, 06:28 PM
https://scontent-sit4-1.xx.fbcdn.net/v/t31.0-8/15625815_1833810253501831_2533440119709733803_o.jp g?oh=f00fb3e5eff7c646b31f7edfb13acf62&oe=58F1ED1E

Pasar Berhati-hati, Bursa Asia Tergelincir (https://id.grandcapital.net/forum/topic/9804/?page=2#post-54635)

Indeks saham Asia lepas hasil positif di awal perdagangan hari ini dan sebagian besar berakhir melemah karena para pelaku pasar ragu atas meningkatnya ketegangan diplomatik antara dua kekuatan ekonomi terbesar di dunia, AS dan China.

Indeks komposit Shanghai turun tipis 4,90 poin atau 0,16 persen ke level 3.118,08, dengan ketegangan geopolitik yang semakin tinggi dan data yang menunjukkan perlambatan pertumbuhan di pasar properti di China juga membebani pasar.

Indeks Hang Seng Hong Kong turun 188 poin atau 0,85 persen pada level 21.832 setelah peneliti pemerintah China memperkirakan pertumbuhan GDP China akan melambat pada 2017 dan yuan akan terdepresiasi sebesar 3 persen menjadi 5 persen.

Bursa Saham Jepang sedikit melemah setelah melaju dalam sembilan hari, setelah yen menguat dan data menunjukkan surplus perdagangan lebih kecil dari perkiraan pada bulan November. Indeks Nikkei turun 9,55 poin atau 0,05 persen ke level 19.391,60 dengan perdagangan yang tipis karena investor mengunci beberapa keuntungan dari hasil positif terbaru seperti bank dan eksportir. Indeks Topix ditutup turun 0,10 persen pada level 1.549,06.

Bursa saham Australia ditutup di wilayah positif setelah Bendahara Scott Morrison memberi pembaruan pertengahan tahun dan ke-tiga lembaga pemeringkat besar mengindikasikan tidak akan ada downgrade untuk saat ini. Indeks acuan S&P/ASX 200 naik 29,20 poin atau 0,53 persen ke level 5.562,10. Indeks All Ordinaries ditutup naik 23,10 poin atau 0,41 persen pada level 5.612,80.

Smenetara bursa saham Seoul beringsut melemah akibat penjualan institusional bahkan setelah saham Samsung Electronics mencapai rekor tinggi di tengah prospek bullish pendapatan kuartal keempat. Indeks Kospi tergelincir 3,85 poin atau 0,19 persen ke level 2.038,39.

Di tempat lain, indeks acuan India, Indonesia, Malaysia, Singapura dan Taiwan turun antara 0,2 persen hingga 0,9 persen.

GrandCapital
20th December 2016, 04:23 PM
https://scontent.xx.fbcdn.net/v/t1.0-0/s480x480/15541507_1834141613468695_2162919015698900186_n.jp g?oh=8b088a03d752c4d471dbda54011b8ee0&oe=58E09A21

Dollar Menguat, Yen Tergelincir Pasca BOJ (https://id.grandcapital.net/analytics/economic_calendar/?utm_source=facebookind&utm_medium=post&utm_campaign=news)

Dolar kembali ke arah level atas 14 tahun terhadap pasangan mata uang utama pada perdagangan sesi Selasa di saat yen harus melepas penguatan pasca pertemuan BOJ dan sebelumnya insiden mematikan di Turki dan Jerman.

AS dolar masih menjadi incaran terhadap mata uang lainnya, dengan indeks dolarn naik kembali ke level 103,36 dari level bawah sesi Senin 102,52, dan mendekati level puncak dalam 14 tahun 103,56 yang dicapai pada sesi Kamis pekan lalu. Dolar juga terbantu oleh komentar optimis dari Ketua Federal Reserve Janet Yellen mengenai pasar pekerjaan AS.

Ekspektasi terhadap rencana pemotongan pajak dan belanja fiskal Administrasi Trump yang akan datang dapat mempengaruhi pertumbuhan AS yang lebih tinggi dan inflasi telah mengangkat imbal hasil obligasi AS dan dolar sejak bulan lalu.

Dolar juga naik ke level ¥117,75, pulih dari level penurunan sesi Senin ¥116,55 setelah terjadi aksi beli pasca pertemuan Bank of Japan yang mempertahankan kebijakan moneter pada hari Selasa.

BOJ menegaskan target kembarannya suku bunga minus 0,10 persen akibat beberapa kelebihan cadangan dan imbal hasil obligasi 10 tahun pemerintah nol persen. Meskipun hasil itu sudah diperkirakan, langkah itu terlihat menjadi pembeda dari bank sentral utama lainnya yang kembali memperimbangkan stimulus.
https://id.grandcapital.net/forum/topic/9804/?page=2#post-54642

GrandCapital
21st December 2016, 08:06 PM
https://scontent.xx.fbcdn.net/v/t1.0-0/p240x240/15665603_1834587686757421_7530606822940780505_n.jp g?oh=9a5162f523e573181d0346f0afd39383&oe=58DF0DB7

Dollar Turun dari Level Atas 14 tahun (https://www.facebook.com/GrandCapitalIndonesia/posts/1834587686757421:0)

Dolar kembali turun dari level tertinggi 14 tahun setelah imbal hasil obligasi pada hari Rabu jatuh sementara kekhawatiran atas sektor perbankan sebabkan saham Eropa melemah, karena momentum dari Asia dan Wall Street memudar.

Sebuah keyakinan luas bahwa kebijakan presiden terpilih AS Donald Trump akan meningkatkan ekonomi AS telah mendorong kenaikan dolar dan yield Treasury sejak pemilihannya pada awal November dan mendorong saham AS ke rekor tertinggi.

Namun, beberapa investor tampaknya siap untuk mengambil keuntungan pada Rabu di perdagangan pra-Natal yg tipis.

Indeks dolar turun 0,1 persen, setelah naik 5 persen tahun ini mencapai puncak 14 tahun pada hari Selasa. Euro, yang menyentuh level terendah 14 tahun pada hari Selasa, naik 0,2 persen menjadi $1,0403 sementara yen menguat 0,2 persen menjadi 117,62.

Saham Eropa sedikit melemah. Indeks STOXX 600-Eropa pan turun 0,1 persen, setelah mencapai 11 bulan tinggi pada hari Selasa, dipimpin oleh penurunan saham perbankan.

Saham Monte dei Paschi di Siena Italia, yang harus meningkatkan € 5 miliar pada akhir bulan untuk menghindari intervensi negara, kembali menjadi fokus, dengan sahamnya turun 17 persen.

Imbal hasil 10 tahun Treasury AS turun 1 basis poin menjadi 2,56 persen, setelah sempat mencapai angka tertinggi di lebih dari dua tahun pada minggu lalu pasca Federal Reserve menaikkan suku bunga dan memperkirakan kenaikan lanjutan melampaui perkiraan pasar.
https://id.grandcapital.net/investment/lamm/?utm_source=facebookind&utm_medium=post&utm_campaign=news

GrandCapital
22nd December 2016, 08:53 PM
https://pbs.twimg.com/media/C0SHRvNUAAEL36e.jpg:large

Minyak Dihantui Oleh Melimpahnya Persediaan di AS (https://id.grandcapital.net/forum/topic/9804/?page=2#post-54666)

Stok minyak mentah AS bertambah sebanyak 2,3 juta barel hingga pekan 16 Desember, berlawanan dengan pasar yang berekspektasi persediaan di AS berkurang. Minyak mentah berjangka tergelincir di sesi Kamis setelah persediaan minyak mentah AS yang melimpah ruah di pekan lalu, namun kerugian pasar dibatasi oleh melemahnya dolar AS.

Kenyataannya, sebelum turun, harga minyak mentah sedikit menguat di sesi Kamis pagi. Pada perdagangan di New York Mercantile Exchange, minyak mentah light sweet kontrak pengiriman Februari yang saat ini turun 0,61% sempat berada di level $52,23 per barel atau turun 26 sen, atau 0,5%, di sesi perdagangan elektronik Globex. Sementara minyak Brent yang saat ini turun 0,57% di bursa ICE Futures London, sebelumnya tergelincir 26 sen, atau 0,5%, ke level $ 54,19 per barel.

Dolar terakhir turun 0,5% di level 93,19, menurut Wall Street Journal Indeks Dollar. Terhubung bisnis minyak dilakukan dalam mata uang dolar, sehingga mata uang AS yang lemah berarti minyak lebih murah bagi pedagang asing.

Tren hrga minyak sedikit bearish setelah Administrasi Informasi Energi melaporkan persediaan minyak mentah AS bertambah 2,3 juta barel di pekan hingga 16 Desember, meruntuhkan ekspektasi pasar yang memperkirakan penurunan. Para analis menduga, tingginya impor minyak AS menjadi penyebab di balik kenaikan persediaan yang tak terduga ini. Impor bersih tumbuh sebesar 1 juta barel menjadi 7,9 juta barel pada periode tersebut.

Harga minyak juga mengalami tekanan setelah Libya National Oil Co mengatakan jaringan pipa yang yang lama ditutup telah dibuka kembali di bagian barat negara itu. Jika berkelanjutan, produksi minyak baru, bisa memasok minyak mentah 270.000 barel per hari dalam tiga bulan ke depan.

GrandCapital
23rd December 2016, 09:38 PM
https://scontent-sit4-1.xx.fbcdn.net/v/t1.0-9/15665679_1835365726679617_5508325509210225684_n.jp g?oh=991a0ebdcc43a41b27fa1e6b083535cd&oe=58AFED66

Emas Masih Menuju Penurunan Mingguan Ketujuh (https://id.grandcapital.net/forum/topic/9804/?page=3#post-54674)

Harga emas beringsut naik di sesi Jumat, dan berada pada lajur untuk mengakhiri penurunan dalam tiga sesi terakhir, namun tetap saja logam mulia itu masih berpeluang besar mencatat penurunan mingguan ketujuhnya.

Pada awal perdagangan, emas pengiriman Februari naik $1,50, atau 0,1%, di harga $1.132,20 per ons. Untuk minggu ini, emas turun sekitar 0,5%. Emas berhasil menguat karena indeks dolar jeda menguat setelah mencapai level atas 14 tahun di awal pekan ini. Namun logam mulia ini sudah mencatat penurunan 3,7% sepanjang Desember ini, akibat keputusan kenaikan suku bunga dan dollar yang menguat.

Indeks ICE Dollar turun 0,1% pada 102,99. Indek dollar, pada perdagangan hari Selasa, ditutup di angka 103,25, menjadikannya level tertinggi sejak Desember 2002, menurut data FactSet.

Penurunan dolar di sesi Jumat ini terjadi karena gelombang baru di pasar saham AS karena menjelang musim liburan Desember.

Analis mengatakan, baik emas maupun ekuitas diperdagangkan lebih rendah selama dua hari terakhir, karena dolar AS terus bertahan dan mendapatkan nilai. Dan yang mendasari, pengaruh yang dominan terus menjadi penguat posisi karena para pelaku pasar mempersiapkan diri untuk musim liburan mendatang.
https://id.grandcapital.net/forum/topic/9804/?page=3#post-54674

GrandCapital
26th December 2016, 10:17 PM
https://scontent-sin6-1.xx.fbcdn.net/v/t1.0-9/15193619_1836612876554902_1328141993811137430_n.pn g?oh=e5fba1aa29225b187791723faf83feb3&oe=58EA4D4C

Kekhawatiran Pasar Gelincirkan Dolar (https://id.grandcapital.net/forum/topic/9804/?page=3#post-54695)

Dolar turun di perdagangan Senin karena pelaku pasar mencemaskan apakah administrasi Presiden terpilih AS Donald Trump dapat memberikan kebijakan ekonomi pro-pertumbuhan baru di tahun depan.

Perdagangan hari ini tipis karena banyak pelaku di berbagai negara menghabiskan masa libur umum. Beberapa profit taking atas penguatan dolar sebelumnya membebani mata uang AS itu.

Pelaku pasar kini enggan untuk mengambil posisi buy pada dolar setelah penguatannya sejak pemilihan presiden AS pada awal November. Pendakian itu didorong oleh spekulasi bahwa Presiden terpilih Donald Trump akan meningkatkan belanja fiskal dan memperkenalkan pemotongan pajak, termasuk kemungkinan keringanan pajak bagi perusahaan AS memulangkan laba yang dihasilkan di luar negeri.

Pelaku pasar sekarang ini justru tengah memantau untuk mengetahui apakah Trump memang akan mengambil langkah-langkah untuk meningkatkan perekonomian AS.

Jika Trump mampu bekerja secara baik dengan Kongres, aksi beli dolar mungkin terjadi. Jika itu terjadi, euro mau tidakmau harus menguji paritasnya terhadap dolar di tahun depan, seorang analis meramalkan.

GrandCapital
27th December 2016, 11:32 PM
http://www.housingwire.com/ext/resources/images/editorial/Grade-card/homeprices-rising.jpg

Harga Rumah di AS Meningkat Tiap Tahun (https://id.grandcapital.net/forum/topic/9804/?page=3#post-54707)

Harga rumah mencatat kenaikan di AS pada bulan Oktober. Kenaikan ini tergolong tidak drastis, dan sesuai dengan perkiraan, namun kenaikan suku bunga KPR dalam beberapa pekan terakhir diperkirakan bisa menahan kenaikan harga, survei menunjukkan pada hari Selasa.

Indeks komposit S&P CoreLogic Case-Shiller di 20 daerah metropolitan naik 5,1 persen pada bulan Oktober pada basis tahunan, meningkat naik dari hasil revisi penurunan 5,0 persen pada bulan September. Angka indeks pada bulan Oktober sesuai dengan perkiraan 5,1 persen, berdasarkan jajak pendapat yang dilakukan Reuters.

David M. Blitzer mengatakan, bahwa harga rumah dan ekonomi keduanya menikmati angka yang cukup kuat tersebut. Namun, managing director dan juga ketua komite indeks S&P Dow Jones Indices juga mengatakan, kenaikan suku bunga KPR di November dan diperkirakan akan terus meningkat ini karena harga rumah terus melampaui kenaikan upah dan pendapatan pribadi.

Dengan angka kepercayaan konsumen yang saat ini tinggi dan tingkat pengangguran yang rendah, tren keterjangkauan tidak menyarankan pembalikan langsung pada tren harga rumah. Namun demikian, harga rumah tidak akan naik lebih cepat dari pendapatan dan inflasi, Blitzer menambahkan

Harga rumah di 20 kota naik 0,6 persen di Oktober dari angka 0,5 persen pada September yang telah mengalami revisi melampaui ekspektasi untuk kenaikan 0,5 persen. Hasil survei menunjukkan. Harga rumah non-penyesuaian musiman hanya meningkat 0,1 persen dari September.

GrandCapital
28th December 2016, 04:03 PM
http://resources0.news.com.au/images/2012/10/08/1226490/551028-stocks-fall.jpg

Asia flat, Australia menguat (https://id.grandcapital.net/forum/topic/9804/?page=3#post-54711)

Bursa Asia diperdagangkan bervariasi Rabu ini dimana penguatan Wall Street menjadi pemicu naiknya saham-saham Australia. Sementara itu Nikkei diperdagangkan flat menyusul rilisnya beberapa data dari dalam negeri.

Indeks acuan Australia S&P/ASX 200 diperdagangkan naik 1,1%, penguatan dipimpin sektor komoditas. Terus membaiknya kondisi ekonomi AS memberi dorongan kepada aksi beli tembaga, biji besi dan naiknya harga minyak.

Tadi malam, Nasdaq Composite membukukan rekor tertinggi baru, naik 0,5%. Dow Jones Industrial Average ditutup mendekati level kunci 20.000 berkat positifnya data ekonomi dan harapan kebijakan pemotongan pajak korporat dan stimulus ekonomi oleh pemerintahan Trump dapat mendongrak perekonomian nasional.

Dari Asia dilaporan, lemahnya data makroekonomi Jepang membebani saham-saham lokal meski lemahnya nilai tukar yen justru membuat ekspor Jepang lebih bersaing dengan negara lain. Indeks Nikkei dilaporkan flat setelah data harga konsumen turun selama sembilan bulan berturut-turut di November. Diikuti data yang rilis pagi ini dimana produksi industri naik 1,5% di November tapi angka tersebut sedikit dibawah perkiraan ekonom.

Saham Toshiba jatuh 20,4% setelah perusahaan mengungkap biaya keseluruhan konstruksi reaktor nuklirnya berpotensi menyebabkan penurunan nilai aset beberapa miliar dolar. Wilayah Asia lainnya seperti Kospi diperdagangan melemah 0,8%, Shanghai Composite melemah 0,1% dan Indeks Hang Seng melemah 0,2% setelah libur Natal.

Dari pasar komoditas dilaporkan minyak mentah terus naik setelah sebagian besar anggota OPEC dan non OPEC sepakat memangkas produksi minyak global nyari 1,8 juta barrel yang dimulai Januari nanti. Minyak Brent naik 1,7%.

GrandCapital
30th December 2016, 12:01 AM
https://scontent-sin6-1.xx.fbcdn.net/v/t1.0-9/15781678_1837846819764841_4619780713959602868_n.jp g?oh=52dc45b58a85de0db87dd919ea2d8418&oe=59208255

Ibarat Perawan, Dollar Masih Cukup Menawan (https://id.grandcapital.net/forum/topic/9804/?page=3#post-54731)

Dolar AS merosot terhadap mata uang utama pada sesi Kamis, meski turun di sesi perdagangan tipis karena investor mengambil keuntungan pasca berhasil mencatat rally yang membuat mata uang paman sam tersebut ke tertinggi multi tahun.

Greenback telah mencatat kenaikan sejak Agustus, menguat hampir 10% selama periode tersebut. Penguatan dolar ini semakin menjadi-jadi sejak pemilihan presiden AS bulan lalu, dengan optimisme atas kebijakan Presiden terpilih Donald Trump diharapkan menjadi penopang penguatan dolar ke level yang terakhir kali disentuh pada 2002 silam.

Penguatan dolar yang sangat drastis ini menimbulkan beberapa khawatiran tentang valuasinya, terutama nilai tukar dolar di level tertinggi multi-bulan terhadap yen dan euro yang sangat mencolok dan membuat jarak paritas untuk pertama kalinya di lebih dari satu decade terakhir. Hal itu dapat menyebabkan beberapa konsolidasi jangka pendek, bahkan dis aat uptrend jangka panjang mata uang itu dipandang memiliki kekuatan.

Bahkan pasar menilai sentimen bullish terhadap dolar cukup tinggi dengan serangkaian data domestic AS yang positif, komentar hawkish Fed dan besarnya harapan akan peningkatan pertumbuhan ekonomi AS sehingga dengan sendiri nya menarik minat pasar untuk mata uang AS tersebut. Hal ini ditambahkan dengan tingginya spekulasi bahwa the Fed diyakini akan kembali menaikkan suku bunga pada 2017, sehingga dolar seharususnya masih menjadi raja di awal 2017."

Padahal sebelumnya, pekan terakhir tahun biasanya pergerakan mata uang tergolong senyap, dengan volume perdagangan yang tipis. Namun, likuiditas rendah dapat menyebabkan tingkat volatilitas yang lebih tinggi juga.

GrandCapital
30th December 2016, 11:04 AM
http://www.2000rsnote.com/wp-content/uploads/2016/11/stock-market-down-800x445.png

Bursa Asia kurang bergairah jelang Tahun Baru (https://id.grandcapital.net/forum/topic/9804/?page=3#post-54733)

Bursa Asia diperdagangkan bervariasi Jumat ini sekaligus merupakan sesi terakhir di 2016. Melemahnya dolar memukul saham-saham eksportir dan jatuhnya harga minyak membuat saham sektor energi terjungkal.

Penguatan dolar mulai melambat beberapa hari terakhir ini karena pasar semakin ragu apakah the Fed benar akan menaikkan suku bunga beberapa kali ditahun depan. Minggu ini data National Association of Realtors menunjukkan pending hole sales drop di November, sinyal melemahnya pasar perumahan AS.

Akhir pelemahan dolar, yen berhasil melonjak 0,3% dan membuat produk ekspor Jepang mahal.

Nikkei diperdagangkan melemah 0,5% dan ekspotir kunci seperti Honda Motor drop 1,2%, Nissan melemah 0,5% dan Sony jatuh 0,9%. Sebaliknya, Toshiba menguat 9,2%.

Dari sektor energi dilapokan minyak Brent untuk kontrak Maret jatuh 0,2% dan berhasil naik sedikit disesi Asia pada $56,92 per barrel.

Euro diperdagangkan menguat terhadap dolar pada posisi $1,070. Penguatan yang berlangsung singkat itu juga berhasil mengangkat pound, aussie dan kiwi. Posisi terakhir euro pada $1,0548 terhadap dolar.

Tipisnya perdagangan hari ini juga disebabkan jelang libur Tahun Baru, menyebabkan ada volatilitas dan memicu stop loss akibat aksi beli euro-dolar diatas level 1,05.

Melemahnya dolar juga membantu menekan pelemahan yuan dan berujung kepada menahan derasnya aliran modal keluar dari China. Investor di China melakukan aksi beli aset-aset asing untuk melakukan hedging terhadap mata uang lokal yang melemah.

GrandCapital
3rd January 2017, 01:32 AM
http://info7.blob.core.windows.net.optimalcdn.com/images/2016/11/12/644929_dolar.jpg

Dollar Pulih di Sepinya Pasar (https://id.grandcapital.net/forum/topic/9804/?page=3#post-54750)

Dolar pulih dari level terendah dua minggu terhadap sejumlah enam mata uang utama pada hari Senin, meskipun perdagangan tipis karena banyak pasar tutup liburan Tahun Baru.

Greenback melonjak ke level tertinggi 14 tahun pada bulan Desember, didorong oleh ekspektasi pasar bahwa Federal Reserve AS akan menaikkan suku sebanyak tiga kali tahun ini, dan bahwa Presiden terpilih Donald Trump akan memicu pertumbuhan dan inflasi dengan program ekspansi fiskal. Dolar mengakhiri tahun dengan kenaikan tahunan hampir 4 persen, kenaikan tahun keempat berturut-turut.

Tetapi indeks dolar turun lebih dari 1 persen selama tiga hari terakhir pekan lalu, penurunan ini diperburuk di sesi Jumat akibat lonjakan singkat untuk euro dengan volume perdagangan yang rendah di Asia.

Mata uang tunggal itu melonjak dua sen ke level $1,07, sebelum dengan cepat kembali mundur. Euro turun tipis pada hari Senin ke level $1,0513, sementara indeks dolar naik seperempat persen ke level 102,43, masih di dekat level puncak 14 tahun 103,65 yang disentuh pada 30 Desember.

GrandCapital
3rd January 2017, 07:23 PM
https://www.forexinfo.it/IMG/arton40279.jpg

Prospek dolar AS di tahun baru (https://id.grandcapital.net/forum/topic/9804/?page=3#post-54777)

Membuka lembar 2017, mata uang dolar terus mengalami apresiasi dan kondisi ini bisa baik atau buruk tergantung apakah pemerintahan yang baru mampu mengeluarkan kebijakan-kebijakan yang mendukung akselerasi pertumbuhan ekonomi.

Sejak Donald Trump berhasil memenangi pilpres AS, yaitu pada 8 November lalu, mata uang dolar terdongkrak besar-besaran berkat ekspektasi positif pasar terhadap janji-janji politik Trump, diantaranya penurunan pajak, peningkatan belanja negara dan regulasi yang lebih longgar.

Semua kebijakan tersebut berpotensi menganggu pertumbuhan ekonomi karena pengangguran saat ini sudah berada pada level terendahnya pasca resesi yaitu 4,6 persen dan inflasi mulai bergerak mendekati target the Fed, 2 persen. Jadi tanpa menghitung rencana fiskal Trump diatas, bank sentral atau the Fed pada Desember lalu sudah memperhitungkan jumlah kenaikan suku bunga di 2017 nanti, karena the Fed sendiri cukup yakin dengan performa ekonomi nasional.

Ketua the Fed Janet Yellen sempat melontarkan peringatan kepada Kongres pada 17 November lalu bahwa kebijakan stimulus baru bisa membawa dampak inflasi. Dalam situasi seperti ini penguatan dolar dapat membantu the Fed menjaga perekonomian agar tidak "overheating" dengan cara meredam ekspor dan inflasi seandainya Trump menggenjot rencana pertumbuhan ekonominya.

Sebaliknya, jika efek dari kebijakan Trump tidak menunjukkan hasil atau butuh waktu lama agar berdampak kepada perekonomian, maka penguatan dolar bisa jadi prematur dan problematik.

Menguatnya dolar sejak akhir tahun lalu disebabkan oleh besarnya harapan pasar akan baiknya ekonomi paman Sam di 2017 ini. Jadi kalau eksekusi kebijakan fiskal tertunda atau melempem atau sampai sekali tidak ada dampak kepada pertumbuhan ekonomi sesuai harapan banyak pihak maka prospek pertumbuhan ekonomi akan terganggu, dolar berpotensi melemah dan prospek penyesuaian suku bunga harus direvisi.

Pertumbuhan ekonomi dan suku bunga yang relatif tinggi dibanding ekonomi maju lainnya bisa meningkatkan serapan dolar karena perusahaan asing tumbuh di Amerika dan investor memborong sekuritas denominasi dolar. Ketika dolar menguat maka pertumbuhan akan terdampak akibat barang ekspor AS tidak bersaing dan inflasi tertekan karena impor murah.

Dolar otomatis melemah jika Trump tidak bisa melaksanakan kebijakan stimulusnya. Sementara Partai Republikan yang saat ini mengontrol Kongres dan Senat enggan mendukung kebijakan yang bisa membuat kantong negara cekak. Sekali lagi kondisi ini membuat kepala the Fed pening, karena untuk kesekian kalinya mereka harus mencari jalan keluar dari resiko naik baik pertumbuhan ekonomi dan inflasi seandainya kebijakan stimulus jadi diluncurkan secara penuh termasuk resiko penurunan terhadap perekonomian seandainya kebijakan stimulus terhambat.

Jika kebijakan stimulus tertunda atau tidak menunjukkan dampak apa-apa maka the Fed akan lebih hati-hati dan rencana kenaikan suku bunga sebanyak tiga kali mungkin harus dikurangi. Jika kebijakan stimulus sukses mendongkrak perekonomian, maka the Fed harus bekerja keras untuk mencegah ekonomi agar tidak "overheat."

https://id.grandcapital.net/promo/personal_bonus/

GrandCapital
4th January 2017, 11:35 PM
http://www.trademaster.ae/wp-content/uploads/2015/12/oobe-e1479300841704.jpg

Sinyalemen Anggota OPEC, Lambungkan Harga Minyak (https://id.grandcapital.net/forum/topic/9804/?page=3#post-54792)

Minyak berjangka beringsut mnguat pada hari Rabu, rebound dari aksi jual tajam di hari sebelumnya atas tanda-tanda bahwa produsen minyak utama berpegang pada janji mereka untuk memotong output.

Minyak mentah West Texas Intermediate naik 14 sen, atau 0,3%, menjadi $52,47 per barel di New York Mercantile Exchange, sementara Brent kontrak Maret naik 16 sen, atau 0,3%, menjadi $55,63 per barel di bursa ICE Futures London.

Pada hari Selasa, harga minyak mentah WTI dan Brent mengalami pembalikan tajam dari harga tertinggi dalam waktu sekitar 18 bulan menandai pemukiman terendah dalam dua minggu. Aksi jual terjadi karena para pelaku pasar cemas terhadap apakah anggota Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak dan produsen minyak lainnya akan kembali mempertimbangkan output sebagai bagian dari kesepakatan yang disepakati pada akhir 2016. Kesepakatan itu berlaku pada 1 Januari

Namun pada hari Rabu, perusahaan milik negara Kuwait Petroleum Corp berupaya menghilangkan kecemasan itu, dan mengatakan akan berkomitmen untuk membatasi output dan telah memberitahukan klien bahwa pemotongan produksi akan berlaku dari awal Januari dan untuk seluruh kuartal pertama, seperti yang diberitakan Reuters.

Harga minyak mentah Brent naik sekitar 52% pada tahun 2016 dan mencatat kenaikan tahunan pertama nya dalam empat tahun terakhir. harga minyak WTI naik sekitar 45% tahun lalu dan kenaikan pertama dalam tiga tahun terakhir.

GrandCapital
5th January 2017, 04:03 PM
http://komoditi.co.id/wp-content/uploads/2016/11/indo-620x330.jpg

Indonesia tidak begitu rapuh jika dibandingkan 2013 lalu (https://id.grandcapital.net/forum/topic/9804/?page=3#post-54795)

Indonesia adalah tempat yang tepat untuk berlindung dari volatilitas mata uang dan aliran dana keluar yang dipicu oleh tingginya suku bunga AS jika dibandingkan 2013 silam, berdasarkan keterangan Goldman Sachs Group Inc. yang dikutip dari Bloomberg.

Rupiah yang merupakan mata uang Asia dengan performa terbaik setelah yen di tahun lalu, tidak mengalami depresiasi signifikan karena imbal balik yang ditawarkan obligasi pemerintah berhasil menutupi kerugian modal ungkap Andrew Tilton, ekonom kepala Goldman Sachs Asia Pasifik.

Pada kwartal lalu, investor asing menjual saham dan oligasi Indonesia sampai $2,8 miliar karena banyak investor yang menjual aset-aset dari negara emerging maket setelah Donald Trump secara mengejutkan memenangi pilpres AS. Akibatnya rupiah melemah dan otoritas keuangan lokal harus melakukan intervensi untuk menstabilkan nilai tukar.

Pemerintah Indonesia sudah mengambil langkah-langkah antisipasi sejak mengalami kondisi yang sama tahun 2013 lalu dengan cara mengurangi defisit anggaran, menurunkan hutang asing dan menaikkan cadangan devisi, semua langkah ini dilakukan untuk mengurangi kerapuhan.

Menurut data bank sentral, cadangan devisa Indonesia tumbuh sekitar $111 miliar dibandingkan tahun 2013 lalu sebesar $93 miliar. Rupiah menguat 2,3 persen terhadap dlar di 2016.

Di tahun 2017 ini Indonesia diperkirakan tumbuh 5,3 persen dari perkiraan 5 persen saja. Sementara faktor resiko yang dimiliki diantaranya defisit fiskal, pergerakan rupiah yang cukup sensitif terhadap kebijakan Amerika dan aliran modal keluar.

Pendorong utama ekonomi Indonesia adalah konsumsi domestik dan investasi sektor publik yang tentu saja akan mendapat angin segar setelah kebijakan tax amnesty tutup pada Maret 2017.

Kebijakan tax amnesty yang digulirkan Presiden Jokowi berhasil meraup dana sekitar 100 triliun rupiah sejauh ini dan membantu meringankan tekanan pada defisit fiskal. Dia juga berjanji akan meningkatkan belanja untuk pembangunan jalan baru, jalur kereta api dan bandara untuk mendorong pertumbuhan ekonomi. Bulan lalu, Fitch Ratings menaikkan outlook Indonesia menjadi positif.

Bank Indonesia mengambil keuntungan dari inflasi rendah dan memangkas suku bunga acuan enam kali di 2016 untuk meningkatkan pinjaman dan aktivitas ekonomi. Bank sentral sendiri akan diam sejenak untuk menganalisa situasi mengingat adanya potensi kerapuhan mata uang akibat tingginya kepemilikan asing atas obligasi pemerintah berdenominasi rupiah, khususnya ketika masa-masa risk aversion (menghindar dari resiko) dan aksi jual aset secara besar-besaran di emerging market.

https://id.grandcapital.net/forum/topic/9804/?page=3#post-54795

GrandCapital
6th January 2017, 06:01 PM
http://www.ubukungu.rw/IMG/arton2531.jpg

China siap bertindak jika Trump yang memulai (https://web.facebook.com/GrandCapitalIndonesia/posts/1841052812777575)

Pemerintah China tengah bersiap meluncurkan aksi balasan yaitu mengawasi secara ketat perusahaan-perusahaan Amerika seandainya Donald Trump mengambil langkah penghukuman terhadap barang-barang produksi china, berdasarkan informasi sumber yang dekat dengan isu ini.

Aksi ini meliputi pengenaan pajak atau penyelidikan praktek monopoli atau antipakat atas perusahaan-perusahaan ternama AS termasuk perusahaan yang memiliki jaringan operasi luas di China. Kemungkinan aksi lain yang akan ditempuh adalah meluncurkan penyelidikan anti-dumping dan mengurangi pembelian pemerintah akan barang-barang buatan Amerika.

Kondisi ini mencerminkan memanasnya tensi antara Amerika dan China yang bisa berdampak kepada perusahaan masing-masing negara. Trump berkali-kali menyerang China dengan mengatakan akan melakukan proteksi ketat berkaitan dengan perdagangan kedua negara.

Sementara itu Michael Every, kepala riset pasar keuangan Rabobank Group di Hong Kong mengatakan, setiap aksi balasan terhadap Trump akan membawa resiko. Cina bisa merusak akses ke mitra dagang terbesarnya (AS).

"Ketika ada sebuah negara yang memiliki defisit perdagangan besar melakukan aksi balas terhadap negara yang memiliki surplus perdagangan besar dengannya maka negara yang memiliki defisit perdagangan besar yang menang," ungkap Avery. "Seringkali negara yang memiliki surplus kalah."

Defisit perdagangan Amerika dengan China mengecil menjadi $31,1 miliar dari $32,5 miliar di Oktober, ekspor AS terkuat ke China sejak Desember 2013 lalu.

Masih menurut sumber diatas, pemerintah pusat China melakukan konsultasi dengan berbagai departemen berkaitan dengan aksi balasan ini. Langkah balas baru akan dilakukan seandainya Amerika bertindak lebih dahulu.

Ketika Bloomberg meluncurkan pertanyaan berkaitan dengan hal ini, Perwakilan Kementrian Dagang China, Komisi Pengembangan Nasional dan Reformasi, Kantor Perpajakan dan Administrasi Umum Cukai enggan memberikan komentar termasuk ketika hal ini juga ditanyakan kepada perwakilan tim transisi Trump.

Rhodium Group memperkirakan korporasi multinasional Amerika telah mencurahkan lebih dari $228 miliar ke China sejak 1990. Grup usaha Amerika seringkali melawan Washington berkaitan dengan isu-isu perdagangan dengan China.

Pada tahun 90an berbagai perusahaan termasuk Boeing Co., Motorola Inc dan American International Group Inc. terlibat dalam upaya lobi yang terjadi setiap tahun untuk memperbaharui status China, dimana status itu memberi tarif rendah akan barang ekspor China ke Amerika.

Pada 2011, grup perdagangan yang mewakili perusahaan diantaranya Microsoft Corp. dan Wal-Mart Stores Inc. melakukan lobi yang menentang perundangan yang ditujukan menekan China agar menaikkan nilai mata uangnya.

https://id.grandcapital.net/promo/risk_free_trade

GrandCapital
9th January 2017, 04:25 PM
http://oilandgasjobsregister.com/energy/wp-content/uploads/2016/01/oil-rig-offshore-platform-800x445.jpg

Harga minyak turun akibat aktivitas pengeboran meningkat di AS (https://web.facebook.com/GrandCapitalIndonesia/posts/1842122419337281)

Harga minyak diperdagangkan turun hari ini setelah aktivitas pengeboran minyak di AS mulai aktif sejak minggu lalu. Aktivitas tersebut memicu kecemasan pasar bahwa upaya yang sudah diluncurkan oleh OPEC dan negara-negara non-OPEC untuk menekan penurunan harga minyak terancam gagal.

Pada perdagangan New York Mercantile Exchange, kontrak minyak light, sweet crude untuk Februari diperdagangkan pada kisaran $53,70 per barrel, turun 25 sen atau 0,6%. Sementara Brent crude untuk kontrak Maret di London ICE diperdagangan jatuh 27 sen atau 0,5% menjadi $56,91 per barrel.

Menurut Baker Hughes Inc. jumlah pengeboran minyak lepas pantai di Amerika meningkat sampai 4 menjadi 529 pada minggu yang berakhir pada 30 Desember. Ledakan produksi minyak tidak konvensional di AS menjadi ancaman utama bagi negara-negara OPEC, dimana serbuan minyak AS dapat menguras pangsa pasar.

Jika melihat situasi terakhir, maka efektivitas pemangkasan produksi yang diluncurkan OPEC baru terlihat di pertengahan Februari dan mayoritas pelaku pasar pasang posisi "wait and see".

https://id.grandcapital.net/promo/risk_free_trade/

GrandCapital
10th January 2017, 06:21 PM
http://www.xeberaz.az/uploads/posts/2016-06/1467161895_1467179131.jpg

Dolar pertahankan pelemahan diawal tahun (https://web.facebook.com/GrandCapitalIndonesia/posts/1842483165967873)

Mata uang dolar diperdagangkan mendekati level terendah menyusul aksi jual menjelang London Fixing atau penyesuaian harga yang dilakukan otoritas keuangan Inggris kemarin.

Dolar turun ke level terendah baru terhadap beberapa mata uang beberapa saat sebelum pasar London buka (9/10). Meski begitu aksi jual dolar tidaklah besar. Pelemahan dolar terus terjadi sampai penutupan pasar London dan akhirnya aksi jual mereda dan melambat.

Aksi ambil resiko masih sepi dan trader cenderung pasang stop loss dengan ketat dalam upaya meningkatkan profit di awal tahun sambil mewaspadai bahwa Januari merupakan bulan yang sulit. Aliran dana yang masuk ke pasar belum masuk kategori memuaskan dan diperkirakan akan ada pergerakan aliran dana dalam beberapa minggu ke depan.

https://id.grandcapital.net/forum/topic/9804/?page=4#post-54836

GrandCapital
11th January 2017, 12:02 AM
http://www.economywatch.com/files/imagecache/story/story/dollar_slide_8.jpg

Dolar kembali tergelincir jelang data (https://facebook.com/GrandCapitalIndonesia/posts/1842550062627850)

Dolar diperdagangkan melemah terhadap yen sore ini menyusul akan diadakannya konferensi pers presiden terpilih AS Donald Trump hari ini waktu New York.

Pelemahan dolar juga dikarenakan akan rilisnya beberapa data ekonomi AS termasuk pidato para pejabat the Fed dan sang ketua Janet Yellen yang ditengarai akan memberikan petunjuk berkaitan dengan pebijakan pengetatan.

Aksi jual dolar telah mendominasi pasar sejak Senin dan waspadai aksi beli kembali di level 115 yen per dolar. Jika berkaca kepada besarnya harapan akan kebijakan Trump selama ini dan fakta bahwa pasar mengalami koreksi maka agak sulit untuk memperkirakan dolar akan menguat.

https://id.grandcapital.net/promo/personal_bonus/…

GrandCapital
12th January 2017, 03:56 PM
https://i1.wp.com/newsfeed.ph/wp-content/uploads/2016/11/07-nov-trump-2.jpg

Konferensi pers Trump ragukan pasar, dolar kembali anjlok (https://id.grandcapital.net/forum/topic/9804/?page=4)

Sentimen positif terhadap dolar akhirnya sirna setelah dolar mengalami pelemahan secara merata menyusul uraian Presiden Donald Trump yang tidak memberi kejelasan berkaitan dengan kebijakan fiskal dimasa depan.

Didalam pidatonya tersebut, Trump bahkan tidak menyinggung sama sekali tentang kemungkinan pengenaan tarif terhadap ekspor China. Kenyataan ini tentu saja memberi angin segar kepada saham-saham Asia yang sempat diterpa kecemasan akan terjadi perang perdagangan secara global.

Indeks acuan Asia Pasifik diluar Jepang menguat 0,6% ke level tertingginya sejak terakhir kali di Oktober. Saham Shanghai menguat 0,2%. Nikkei 225 tergelincir 0,9% karena yen kembali menguat karena dolar melemah.

Meski begitu, Wall Street berhasil ditutup menguat tadi malam, dimana Dow Jones naik 0,5%, S&P500 menguat 0,28% dan Nasdaq menguat 0,21%. Sementara sektor kesehatan mendapat pukulan setelah Trump mengatakan perusahaan farmasi lolos atas tindakan pembuhuhan dengan cara membuat mahal obat-obatan.

Konfrensi pers pertama Trump ditahun ini sama sekali tidak menjelaskan tentang pemotongan pajak dan belanja insfrastruktur, dimana kedua faktor inilah yang menjadi pemicu penguatan bursa Amerika selama lima minggu dan aksi jual besar-besaran dipasar obligasi global.

Euro diperdagangkan menguat menjadi $1,0602 sementara dolar melemah menjadi 114,76 terhadap yen. Poundsterling menguat menjadi $1,2048. Dipasar komoditas minyak turun sedikit setelah data menunjukkan inventory minyak mentah AS meningkat.

Minyak mentah AS diperdagangkan turun 11 sen pada $52,14. Brent Crude turun 4 sen menjadi $55,06 per barrel.

https://www.facebook.com/GrandCapitalIndonesia/posts/1843148195901370

GrandCapital
13th January 2017, 08:56 PM
http://www.livetradingnews.com/wp-content/uploads/2016/11/Production-Cut-701x361.jpg

Minyak Makin Lesu, Kelanjutan Pangkas Produksi OPEC Diragukan (https://www.facebook.com/GrandCapitalIndonesia/posts/1843745712508285:0)

Harga minyak hampir dipastikan mengakhiri pecan ini dengan penurunan karena keraguan akan pemangkasan produksi minyak OPEC masih berlanjut, dengan sentimen yang juga semakin diperburuk oleh Kekhawatiran atas kondisi ekonomi Cina setelah Cina melaporkan penurunan ekspor terburuknya Sejak 2009.

Minyak Brent berjangka, yang menjadi patokan harga minyak internasional, diperdagangkan turun 60 sen $55,41 per barel pada hari Jumat. Sementara West Texas Intermediate berjangka turun sebesar 58 sen di harga $52,43.

Impor minyak mentah Cina tercatat sebanyak 8,56 juta barel per hari (BPH) pada bulan Desember membantu menopang harga. Namun hasil tersebut masih belum mampu menutupi kekhawatiran yang mendasari atas kondisi perekonomian secara keseluruhan negara ekonomi kedua terbesar dunia tersebut.

Meskipun China masih ‘haus’ minyak, ekspor secara keseluruhan, yang menjadi tulang punggung ekonomi negara itu, turun 7,7 persen tahun lalu menjadikannya penurunan tahunan kedua berturut-turut dan merupakan penurunan terburuk sejak krisis global mendalam pada tahun 2009.

Di sisi Supply, masih ada sedikit dukungan pasar dari eksportir minyak mentah terbesar, Arab Saudi, yang mengatakan produksi minyaknya turun di bawah 10 juta BPH ke level yang terakhir dicapai pada Februari 2015 diperkirakan akan membuat pemangkasan yang lebih dalam bulan depan.

Namun, sebuah bukti pengurangan ekspor yang sangat jelas masih belum menunjukkan hasil signifikan, dalam dua minggu di bulan ini yang mana pemangkasan produksi oleh Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan produsen lainnya, seperti Rusia, seharusnya sudah berpengaruh.

Bahkan jika OPEC memangkas produksi seperti yang disepakati, para pengamat mengatakan kenaikan produksi AS dan meningkatnya persediaan dari negara anggota OPEC seperti Nigeria dan Libya, kemungkinan mengimbangi pengurangan.

Survei informal Reuters lebih dari 1.000 profesional pasar energi menunjukkan harga Brent pada tahun 2017 diperkirakan antara $55 - $60 per barel.

GrandCapital
16th January 2017, 11:47 PM
https://streamoftalent.com/wp-content/uploads/2016/09/Brexit.jpg

Isu Brexit dan Trump dominasi pergerakan valas (https://id.grandcapital.net/forum/topic/9804/?page=4#post-54881)

Mata uang pound diperdagangkan merosot diperdagangan Asia hari ini setelah kabar yang melaporkan pemerintah Inggris bersiap untuk keluar dari Uni Eropa memicu kecemasan investor.

Poundsterling berada pada level terendah $1,1983 terhadap dolar dan diperdagangkan cukup tipis. Euro diperdagangkan menguat 0,9% menjadi 0,8820 pound, sterling tergelincir 1,6% menjadi 137,35 yen. Euro diperdagangkan tergelincir 0,3% menjadi $1,0613. Dealer mengatakan pasar bereaksi terhadap laporan surat kabar The Sunday Times dimana Perdana Menteri Inggris Theresa May pada minggu ini akan memberi sinyal keluar dari Uni Eropa secara total atau disebut dengan "hard exit," dimana dia mengatakan siap tidak mendapat akses "single market" (kemudahan berdagang antar negara Eropa) untuk mendapatkan kembali kendali atas perbatasan Inggris.

May akan mengaktifkan klausul 50, dimana penarikan formal dari Uni Eropa akan dilakukan akhir Maret. Namun sampai detik ini masih sedikit detail yang dia kabarkan tentang kesepakatan seperti apa yang dia inginkan yang membuat sebagian besar investor, pengusaha dan anggota DPR frustasi.

Investor cemas langkah tegas untuk keluar dari "single market" akan memukul ekspor Inggris dan mendorong keluar investasi asing.

Selain masalah Brexit, isu Trump juga akan mendominasi pasar valas internasional beberapa minggu kedepan. Meski beberapa kebijakan stimulusnya mampu mendongkrak nilai tukar dolar dan optimisme pasar, tapi rencana penerapan tarif tambahan pada produk buatan China, membangun tembok di perbatasan Mexico dan membatalkan North American Free Trade Agreement (NAFTA) justru memicu sentimen "risk aversion" dikalangan investor.

Trump pernah mengatakan akan melabeli China sebagai manipulator mata uang ketika menjadi Presiden nanti. "Perusahaan kami tidak bisa bersaing dengan mereka karena mata uang kami kuat sekali dan itu membunuh kami."

Kemudian dalam wawancara lainnya dia mengatakan akan menempuh jalur diplomasi sebelum ambil keputusan. Dampak kebijakan stimulusnya pun dinilai bertahap bukan langsung terasa seandainya memang benar diterapkan.

Perlu dicatat, minggu ini Bank Sentral Eropa diperkirakan akan mempertahankan kebijakannya setelah dibulan lalu mengejutkan pasar dengan mengatakan akan memangkas kebijakan pembelian obligasi bulanan menjadi 60 miliar euro mulai April.

GrandCapital
17th January 2017, 06:06 PM
http://mhbmarkets.com/wp-content/uploads/2016/11/gold-Trading.jpg

Emas melonjak jelang inagurasi Trump dan Brexit (https://id.grandcapital.net/forum/topic/9804/?page=4#post-54893)

Emas pada perdagangan Senin, emas sentuh level tertinggi dalam delapan minggu terakhir menyusul kecemasan pasar terhadap Donald Trump dan Brexit.

Kontrak emas untuk Februari naik $6,80 atau 0,6% menjadi $1,203,00 per ounce. Perak untuk pengiriman Maret naik 9 sen atau 0,5% menjadi $16,86 per ounce.

Beberapa komentar Trump terkait dengan China, Rusia dan Uni Eropa memicu keresahan pasar. Sebelumnya Presiden terpilih AS ke-45 memberi angin segar dengan membuka peluang dicabutnya sanksi terhadap Rusia dan tidak lagi berkomitmen untuk mempertahankan kesempakatan dengan China berkaitan dengan Taiwan. Dia juga memperkirakan akan ada beberapa negara yang keluar dari Uni Eropa dan mengkritik NATO.

Disaat yang sama investor juga tengah bersiap mendengar pidato Perdana Menteri Inggris Theresa May hari ini. Diperkirakan beliau akan mengungkap rencana negosiasi Inggris berkaitan dengan rencana keluar dari Uni Eropa.

Ketika kabar itu muncul, pound terperosok ke level terendah sejak terakhir kali di Oktober lalu.

https://id.grandcapital.net/promo/personal_bonus

GrandCapital
18th January 2017, 04:46 PM
http://www.sulcci.com/imgnews/1016301_451967.jpg

Meningkatnya produksi "minyak shale" AS ancam rencana OPEC (https://www.facebook.com/GrandCapitalIndonesia/posts/1845810008968522)

Upaya menstabilkan harga minyak dipasar internasional kembali menemui kendala karena pada Selasa kemarin, data menunjukkan minyak produksi Amerika meningkat.

Laporan yang dirilis oleh Administrasi Informasi Energi jelang pasar tutup tersebut memperkirakan produktivitas pengeboran meningkat 41.000 barrel per hari (kenaikan perbulan) di Februari menjadi 4,748 barrel per hari.

Jika jumlah ini stabil maka kenaikan produksi "minyak shale" setidaknya mencapai setengah juta barrel per hari diakhir tahun.

Sementara itu harga untuk minyak mentah West Texas ditutup naik menjadi $52,48 per barrel.

Sebagian besar anggota OPEC sudah memperkirakan kenaikan produksi "minyak shale" AS dan pasar akan memonitor perkembangan produksi minyak itu setelah OPEC mematuhi pemangkasan kuota yang telah disepakati sebelumnya.

Tahun lalu, tepatnya bulan Novembe OPEC mencapai kesepakatan untuk memangkas produksi 1,2 juta barrel per hari menjadi tidak lebih dari 32,5 juta barrel per hari dan negara-negara non-OPEC juga berjanji akan memangkas produksinya hampir 600.000 barrel.

Ada kecemasan kenaikan harga minyak akan memberi insentif kepada produsen minyak AS untuk meningkatkan produksi minyak. Sementara itu, ketika berbicara di Forum Ekonomi Dunia di Davos, Selasa kemarin, Menteri Perminyakan Arab Saudi Khalid al-Falih mengatakan akan membutuhkan waktu bagi produsen minyak AS untuk menutupi kerugiannya selama ini dan pemain "minyak shale" AS juga memerlukan harga yang tinggi untuk menutupi biaya produksi yang tinggi.

"Banyak pihak di forum Davos percaya "minyak shale" akan membunuh kenaikan harga minyak, tapi hal itu tidak bisa mengganti semua produksi minyak yang habis akibat pemangkasan belanja modal.

Al-Falih yakin pasar minyak akan stabil kembali pertengahan tahun ini. Jadi pada akhirnya pasar akan membutuhkan "minyak shale". "Minyak shale" dalam tahap pemulihan tapi membutuhkan waktu panjang.

GrandCapital
19th January 2017, 03:12 PM
https://tienganhtaiphi.files.wordpress.com/2015/05/mice-philippines-money.jpg

Peso Filipina tahan guncangan di 2017 (https://web.facebook.com/GrandCapitalIndonesia/posts/1846174972265359)

Berdasarkan survei yang dilakukan oleh Bloomberg, mata uang emerging market yang terpukul paling parah sepanjang tahun lalu justru tidak akan begitu terpengaruh oleh faktor global di tahun 2017 ini.

Adalah peso Filipina yang dalam kurun 12 bulan terakhir melemah sampai 4,2% justru diperkirakan sebagai mata uang yang degil atau kuat ketika harus berhadapan dengan faktor-faktor eksternal ditahun ini. Sementara posisi kedua diduduki oleh baht Thailand dan rupee India sementara yuan China berada diposisi buncit.

Perdagangan Filipina tidak bergantung kepada China maupun Amerika oleh karena itu peso cenderung tahan terhadap gempuran faktor eksternal. Sebaliknya negara-negara yang perdagangannya bergantung kepada China tentu saja akan mendapat hantaman paling besar oleh kebijakan Trump yang menarget China secara langsung.

https://id.grandcapital.net/promo/personal_bonus/?utm_source=facebookind&utm_medium=post&utm_campaign=news

GrandCapital
20th January 2017, 03:54 PM
http://www.jelajahriau.com/images/fotoberita/BankIndonesia.jpg

BI pangkas suku bunga, prospek ekonomi masih positif (https://www.facebook.com/GrandCapitalIndonesia/posts/1846578295558360)

Bank Sentral Indonesia mempertahankan suku bunga acuan tidak berubah pada Kamis kemarin untuk memperkuat nilai tukar mata uang nasional dan sebagai upaya untuk melawan aliran dana keluar setelah Amerika mulai mengetatkan kebijakan moneternya.

Selain BI, Bank sentral Malaysia juga melakukan hal yang sama dimana masing-masing suku bunga dipertahankan pada posisi 4,75 persen dan 3 persen untuk Malaysia.

Pasar memperkirakan the Fed akan kembali menaikkan suku bunga sebagai penyesuaian dengan kebijakan moneter pemerintahan Trump. Hal itu menekan mata uang negara-negara emerging dan menutup pintu untuk kebijakan pelonggaran di seantero Asia Tenggara.

Dalam beberapa bulan terakhir, rupiah relatif stabil dan baru akan mendapat tekanan dipertengahan tahun ini. Sepanjang tahun lalu, BI sudah melakukan pemangkasan suku bunga sebanyak enam kali untuk memacu pertumbuhan ekonomi karena inflasi masih tersendat.

Seiring meningkatnya tekanan harga-harga, pejabat BI memperkirakan inflasi akan naik diatas 4 persen di tahun ini. Harga konsumen naik 3 persen di Desember, tapi masih dalam rentang target BI untuk 2017 yaitu antara 3 sampai 5 persen.

Sementara Malaysia mengalami kenaikan inflasi di tahun ini yang menjadi latar kebijakan bank sentral terbaru. Ringgit sudah terjungkal sekitar 6 persen sejak Trump memenangi pilpres, membuat Bank Negara bertindak tegas untuk membatasi kaburnya investasi asing agar ringgit tetap stabil.

Prospek pertumbuhan ekonomi Indonesia tampaknya lebih baik jika dibandingkan Malaysia di tahun ini. BI memperkirakan ekonomi kemungkinan tumbuh diatas perkiraan tahun lalu yaitu sekitar 5 persen. Sebaliknya pemerintah Malaysia memperkirakan pertumbuhan antara 4 sampai 5 persen.

Setelah sempat menurunkan rating utang Indonesia ke status "junk", pada 10 Januari kemarin, S&P mengatakan akan menaikkan rating Indonesia menjadi "grade investasi" di 2017 atau 2018 selama negara mampu melaksanakan belanja yang patut, defisit menurun, utang pemerintah di level moderat dan beban fiskal berkurang

https://id.grandcapital.net/promo/personal_bonus/

GrandCapital
23rd January 2017, 12:43 PM
http://www.thewrap.com/wp-content/uploads/2016/07/Donald-Trump.jpg

Pasar nantikan realisasi janji-janji Trump (https://www.facebook.com/GrandCapitalIndonesia/posts/1847994608750062)

Mata uang dolar diperdagangkan tergelincir satu hari setelah Donald Trump resmi berkantor di Gedung Putih. Sejauh ini belum ada kabar terbaru mengenai langkah terperinci apa yang akan diambil presiden AS tersebut dalam mendongkrak perekonomian domestik.

Melemahnya dolar justru meningkatkan harga emas selama empat minggu terakhir. Sementara itu metal, diantaranya tembaga dan saham Asia diluar Jepang terlihat menguat. Indeks Topix Jepang melemah 1,1% akibat menguatnya yen. Bursa saham China juga menguat.

Disamping menunggu efek lanjutan dari sentimen Trump, pasar akan fokus menunggu asil pendapatan perusahaan raksasa dunia seperti Samsung Electronics dan Alibaba Group Holding.

Kini, setelah Trump resmi menjabat sebagai presiden, pasar menunggu bukti konkret dari janji kampanyenya yang akan menerapkan stimulus fiskal dan deregulasi (mencabut kebijakan yang sudah ada). Diperkirakan bursa saham masih dalam kondisi rapuh dan akan ada koreksi dan konsolidasi beberapa bulan kedepan.

Yen sendiri diperdagangkan naik 0,9% per dolar. Emas diperdagangkan naik 0,7% menjadi 1.218,24 per ounce. Minyak West Texas naik 0,2% menjadi $53,31.

https://grandcapital.id/partnership/rebate/

GrandCapital
24th January 2017, 01:27 PM
http://fsmnews.com/images/uploads/camilla-dollar-down.jpg

Dolar diperdagangkan melemah, pasar waspadai AS (https://www.facebook.com/GrandCapitalIndonesia/posts/1848509798698543:0)

Pelemahan mata uang dolar mencapai hari keempat Selasa ini, sementara yen bergerak fluktuatif. Saham-saham emerging market melonjak setelah investor mengukur dampak kebijakan Trump yang akan merubah berbagai pakta perdagangan yang melibatkan Amerika.

Yen tergelincir kurang dari 0,1% menjadi 112,79 per dolar. Aussie melemah 0,1% dan kiwi melemah tipis. Peso Meksiko menguat 0,3%. Selain itu, emas juga bergerak turun 0,1% menjadi $1.220,25 per ounce setelah menyentuh level tertinggi di November lalu dan minyak West Texas naik mendekati $53 per barrel, tepatnya $52,98 per barrel.

Saat ini beberapa kebijakan Trump yang sudah jelas dan siap direalisasikan adalah mendongkrak pertumbuhan ekonomi dan belanja pemerintah dan fokus pada perdagangan seperti mendesak perusahaan agar lebih banyak berinvestasi didalam negeri. Presiden Trump menjanjikan pajak perbatasan yang besar dan menandatangani perintah untuk menarik diri dari kesepakatan dagang Trans-Pacific.

https://id.grandcapital.net/trading/bonus

GrandCapital
25th January 2017, 01:57 PM
http://cimg.cnyes.cool/prod/news/398242/o/56a5dbf65c5c38c430c013bcc185c6ea.jpg

Kecemasan terhadap Amerika mereda, dolar menguat (https://www.facebook.com/GrandCapitalIndonesia/posts/1849003658649157)

Poundsterling diperdagangkan menguat pada perdagangan hari ini sementara dolar menguat terhadap yen setelah pelaku pasar merubah fokus ke hal yang lebih baru menyusul berlalunya kecemasan terhadap kebijakan Trump dan Brexit.

Penguatan pound dipicu oleh pernyataan menteri Brexit David Davis yang menegaskan tidak ada referendum kedia setelah Mahkamah Agung UK memerintahkan Parlemen mengadakan voting untuk proses Brexit. Sementara itu yen kembali melemah setelah dolar menguat dipicu oleh naiknya imbal balik obligasi pemerintah AS dan kembali menguatnya saham-saham AS.

Pasar mengalihkan fokusnya pada fundamental ekonomi dan perbedaan suku bunga yang bisa mendongkrak dolar. Pertumbuhan ekonomi di wilayah Euro, Jepang dan Amerika kelihatannya membalik.

Yen terakhir kali dikutip berada pada level tertinggi baru 113,89 terhadap dolar. Pound melonjak keatas 1,2500 terhadap dolar setelah sebelumnya sempat drop pada 1,2419.

https://id.grandcapital.net/promo/personal_bonus/

GrandCapital
26th January 2017, 10:34 AM
http://www.proactiveinvestors.com.au/thumbs/upload/News/Image/2016_12/757z468_shutterstock_225857653.jpg

Minyak Manfaatkan Melemahnya Dolar (https://www.facebook.com/GrandCapitalIndonesia/posts/1849436451939211:0)

Harga minyak naik tipis pada di sesi Kamis, didorong oleh melemahnya dolar, namun kenaikan ini masih tertutupi oleh pasokan dan persediaan yang berlimpah meskipun upaya OPEC dan produsen lainnya untuk memotong output dan menopang pasar.

Brent berjangka, yang menjadi patokan internasional, diperdagangkan pada level $55,44 per barel pada pagi ini di Asia, naik 36 sen dari penutupan terakhir mereka. Sementara minyak West Texas Intermediate (WTI) berada di $53,07 per barel, naik 32 sen.

Pasar mengatakan bahwa kenaikan itu sebagian besar karena melemahnya dolar, yang telah kehilangan 3,9 persen sejak mencapai puncaknya pada Januari ini. Dengan minyak yang diperdagangkan dalam dolar, pembelian minyak mentah menggunakan greenback menjadi lebih murah ketika dolar melemah bagi negara-negara yang menggunakan mata uang lainnya, dan berpotensi memacu permintaan.

Namun, kenaikan harga minyak nampaknya dibatasi oleh data dari Administrasi Informasi Energi AS (EIA) yang menunjukkan peningkatan 2,84 juta barel dalam persediaan minyak mentah komersial AS menjadi 488.300.000 barel, mengalami penambahan 6,3 persen dalam produksi minyak AS sejak pertengahan tahun lalu menjadi 8,96 juta barel per hari (bph).

Kenaikan persediaan dan produksi minyak AS melawan upaya Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan produsen lainnya termasuk Rusia untuk memangkas pasokan sebesar hampir 1,8 juta barel per hari selama paruh pertama 2017 dalam upaya untuk mengakhiri melimpahnya persediaan global.

GrandCapital
26th January 2017, 04:10 PM
http://cdn.nrm.com.mx/cdn/enfoque/2016/styles/imagen__600x400_/storage-field-image/imagenes/contenido/dolar-1476457042.jpg

Dolar mulai kehilangan daya gedor (https://www.facebook.com/GrandCapitalIndonesia/posts/1849544535261736)

Dolar Amerika diperdagangkan melemah terhadap mayoritas mata uang major, dimana pelemahan terbesar dialami terhadap dolar Kanada dan poundsterling. Meski presiden Trump sudah bersiap untuk membangun tembok perbatasan, peso Meksiko justru menguat lebih dari 1 persen.

Menguatnya pound dikarenakan spekulasi Perdana Menteri Therese May akan mengabulkan permintaan anggota dewan untuk segera menerbitkan rencana Brexit sehingga melenyapkan keraguan pasar.

Pound terakhir kali dikutip berada pada posisi 1,26220 atau menguat 0,8% terhadap dolar. Pound juga menguat 0,7% menjadi 143,40 terhadap yen. Euro turun 0,7% menjadi 0,8509 terhadap pound. Yen diperdagangkan menguat pada 113,63. Euro diperdagangkan turun menjadi 1,0737 terhadap dolar.

https://id.grandcapital.net/promo/personal_bonus/

GrandCapital
27th January 2017, 04:51 PM
http://www.palestineeconomy.ps/files/dolar-yen-euro.jpg

Dolar diperdagangkan positif jelang akhir pekan (https://www.facebook.com/GrandCapitalIndonesia/posts/1849988618550661)

Di penghujung minggu ini yen mendapat tekanan karena sentimen ambil resiko terus meningkat menyusul tindakan yang diambil BOJ baru-baru ini justru dinilai oleh pasar sebagai indikasi kebijakan pengurangan pembelian aset belum siap (atau belum akan dilakukan).

Dolar berhasil melonjak terhadap yen menjadi 115,15 sementara euro menguat 122,82 terhadap yen. Yen juga melemah terhadap aussie dan pound. Euro diperdagangkan pada $1,0684.

Peso Meksiko terus merosot terhadap dolar setelah rencan pertemuan antar kedua pimpinan negara dibatalkan ditengah-tengah memanasnya tensi atas rencana Trump yang ingin membangun tembok disepanjang perbatasan Meksiko.

Peningkatan sentimen ambil resiko cukup kuat sehari setelah Dow Jones Industrial Average menembus level kunci 20.000 untuk pertama kalinya. Akibatnya saham-saham Tokyo menguat dan memicu investor menjual yen.

Keputusan BOJ disesi pagi tadi yaitu meningkatkan pembelian JGB telah mendesak jatuhnya yen karena investor mulai memikirkan perbedaan suku bunga antara AS dan Jepang.

Sebaliknya yield obligasi pemerintah AS melonjak yang menunjukkan kepercayaan pasar terhadap kebijakan stimulus yang dikemukakan oleh Trump.

https://id.grandcapital.net/promo/partnership/ ?utm_source=facebookind&utm_medium=post&utm_campaign=news

GrandCapital
27th January 2017, 07:42 PM
http://mytradingbuddy.com/markets-analysis/wp-content/uploads/2016/12/goldselloff.jpg

Emas Dekati Level Terendah Dua Pekan (https://www.facebook.com/GrandCapitalIndonesia/posts/1849907045225485:0)

Emas pada hari Jumat berada di dekat posisi terendah dua minggu setelah dolar menguat atas rencana AS pemerintahan baru untuk memacu pertumbuhan, sehingga membuat logam mulia tersebut berpeluang mengakhiri pecan ini dengan catatan buruk untuk pertama kalinya sejak akhir Desember.

Harga emas spot turun 0,1 persen pada $1.186,80 per ons pagi ini di Asia. Sebelumnya pada hari Kamis, emas jatuh ke level terendah sejak 11 Januari di $1.184,03. Emas berjangka AS turun 0,2 persen di harga $1.187 per ons.

Penurunan emas ini dikarenakan oleh indeks dolar yang naik 0,1 persen ke level 100,500, setelah di sesi sebelumnya sempat menyentuh level terendah tujuh pecan di level 99,793.

Penguatan dolar diyakini karena laporan data ekonomi AS untuk penjualan rumah baru turun ke level terendah 10 bulan pada bulan Desember setelah tiga bulan berturut-turut naik cukup meyakinkan, tapi pemulihan pasar perumahan tetap masih terjadi karena pengetatan pasar tenaga kerja meningkatkan pertumbuhan upah.

Selain data perumahan, penguatan dolar juga diyakini atas kekhawatiran inflasi zona euro yang berlebihan kembali terjadi, sehingga pembahasan panjang stimulus masih tertahan, ungkap salah seorang pembuat kebijakan Bank Sentral Eropa pada hari Kamis.

Permintaan emas fisik turun 20 persen tahun lalu ke level terendah sejak 2009, analis GFMS di Thomson Reuters mengatakan dalam sebuah laporan pada hari Kamis, setelah rebound harga emas mengurangi minat terhadap logam.

Impor bersih emas China melalui saluran utama Hong Kong naik 2,7 persen pada Desember dari bulan sebelumnya, data menunjukkan pada hari Kamis.

GrandCapital
30th January 2017, 10:45 AM
Penjualan Ritel Jepang Catat Kenaikan Lagi (https://www.facebook.com/GrandCapitalIndonesia/posts/1851075931775263:0)

https://scontent-sit4-1.xx.fbcdn.net/v/t1.0-9/16406674_1851075931775263_920774739036952581_n.jpg ?oh=b35f150fbfa9f89b1bb334fc82174418&oe=59028827

Penjualan ritel di Jepang pada mengalami kenaikan pada bulan Desember. Penjualan ritel pada tingkat tahunan ini naik sebesar 0,6% dari tahun lalu, dan mencatat kenaikan dalam 2 bulan belakanggan ini.

Hasil positif penjualan ritel di Desember ini diyakini akan menjadi sinyalemen terjadinya pertumbuhan belanja konsumen di negara ekonomi terbesar ketiga dunia tersebut.

Kenaikan pada Desember meneruskan hasil positif pada November yang mengalami kenaikan 1,7%, berdasarkan laporan yang dirilis Kementrian Ekonomi, Perdagangan dan Industri Jepang. Penjualan ritel mencatat penurunan 0,6% sepanjang 2016.

Para ekonom mengatakan bahwa selama ini konsumen enggan berbelanja. Ini disebabkan masih memburuknya pertumbuhan gaji dan pendapatan warga. Bahkan Perdana Menteri Shinzo Abe meminta perusahaan - perusahaan untuk meningkatkan pembayaran guna memicu konsumsi sehingga mampu membantu memulihkan ekonomi Jepang.

Penjualan pada toko ritel bersekala besar turun 1,3% di Desember dari tahun lalu, namun data ini telah memperhitungkan perubahan angka persediaan, dan menjadikannya penurunan bulan kelima berturut-turut.

GrandCapital
30th January 2017, 04:22 PM
Kebijakan cekal Trump lambungkan yen (https://www.facebook.com/GrandCapitalIndonesia/posts/1851142148435308)

http://www.jorivers.com/images/usa_japan.jpg

Yen diperdagangkan menguat terhadap dolar pada perdagangan yang tipis Senin ini. Penguatan yen terhadap dolar mencapai 0,7% dan sentimen terhadap dolar diperkirakan akan terus memburuk setelah Presiden Trump memberlakukan perintah cekal (larangan memasuki AS).

Tentangan juga berasal dari dalam negeri dimana ribuan orang berkumpul di New York dan Washington pada Minggu siang, memprotes perintah Trump tersebut yang untuk sementara mencegah beberapa warga dari negara tertentu termasuk pengungsi Suriah agar tidak memasuki Amerika.

Greenback sempat tergelincir sampai 114,27 terhadap yen sebelum akhirnya stabil di posisi 114,47. Sementara euro melemah menjadi 122,85 terhadap yen. Yen juga menguat terhadap mata uang lainnya seperti aussie dan pound. Euro diperdagangkan pada $1,0723 terhadap dolar.

Melemahnya bursa Tokyo juga menjadi pemicu aksi borong yen terhadap dolar, yang sejak akhir pekan sudah mendapat tekanan karena jeleknya data PDB AS dikwartal akhir 2016.

Meningkatnya kecemasan pasar terhadap kebijakan Trump berkaitan dengan perdagangan dan isu lainnya turut membebani dolar dan memicu aksi beli ke aset-aset aman seperti yen. Selain itu pasar juga memperkirakan rencana ekonomi Trump cenderung memicu naiknya inflasi di Amerika dan menyebabkan the Fed harus menaikkan suku bunga lebih cepat dari perkiraan sebelumnya.

Sebelumnya Trump menyatakan menarik diri dari kerjasama Trans-Pacific yang sempat digadang-gadang oleh Perdana Menteri Shinzo Abe sebagai pilar strategi pertumbuhan ekonomi Jepang dan menuduh produsen mobil Jepang melakukan praktek monopoli.

Perdagangan di pasar internasional cenderung tipis karena banyak pasar keuangan di Asia tutup memperingati Tahun Baru China.

GrandCapital
31st January 2017, 11:37 AM
Pernyataan Fed dan BOE Dongkrak Emas di Asia (https://www.facebook.com/GrandCapitalIndonesia/posts/1851459965070193:0)

https://www.quanhta360.com/wp-content/uploads/2016/12/vang-bac-ngoai-te-696x385.jpg

Harga emas beringsut naik pada perdagangan Selasa di Asia dengan Bank of Japan dijadwalkan akan mengeluarkan pandangan kebijakan moneter terbaru dan investor menantikan pernyataan Fed pada Rabu besok yang bisa menjadi sinyal hati-hati terhadap prospek pertumbuhan ekonomi.

Tadi malam saja, emas naik pada perdagangan di AS dengan dolar yang lebih lemah dan dengan kekhawatiran atas larangan perjalanan ke AS untuk tujuh negara mayoritas Muslim yang menyebabkan pasar beralih ke aset safe haven seperti emas dan di saat tumbuhnya ekspektasi terhadap Fed yang sangat dinantikan dalam pernyataan kebijakan terbaru, Rabu besok.

Daya tarik terhadap aset safe-haven membaik setelah Trump membatasi perjalanan ke Amerika Serikat dari Suriah, Irak, Iran dan empat negara mayoritas Muslim lainnya, pada Jumat lalu, seraya mengatakan langkah tersebut akan membantu melindungi Amerika dari serangan teroris. Perintah ini sontak menyebabkan protes besar di beberapa kota di AS dan memicu reaksi global, bahkan meningkatkan kekhawatiran mengenai potensi ketidak stabilan atas dampak dari kebijakan Trump tersebut.

Sama seperti Fed pada hari Rabu dijadwalkan akan mengeluarkan pernyataannya, pasar keuangan global akan sibuk dengan pertemuan bank sentral pada minggu depan, dengan keputusan kebijakan bank snetral Inggris (BoE) akan dinantikan. Pasar juga akan memntau data ekonomi utama, dengan laporan kerja AS bulanan berada dalam sorotan.

Emas Berjangka untuk pengiriman April di Comex, New York Mercantile Exchange naik 0,31% menjadi $1.199,65 per ons. Sementara, perak berjangka pengiriman Maret naik 0,21% menjadi $17,188 per ons, sementara tembaga berjangka turun 0,11% menjadi $2,666 meski pasar China, yang menjadi importir atas dunia, masih tutup sampai Kamis karena Tahun Baru Imlek.

Dalam perdagangan sebelumnya, dolar turun lebih dari 1% terhadap safe haven yen pada Senin karena larangan perjalanan yang diberlakukan oleh Presiden Donald Trump menambah kekhawatiran atas potensi dampak kebijakan ekonomi pemerintahan baru.

GrandCapital
31st January 2017, 05:42 PM
Risk Aversi Rubuhkan Dolar (https://www.facebook.com/GrandCapitalIndonesia/posts/1851592155056974:0)

https://d24g2nq85gnwal.cloudfront.net/images/authors/Dollar-Collapse.jpg

Dolar AS diperdagangkan cenderung sideways selama sesi Asia hari ini setelah bergerak berlawanan dari kenaikan tajam di hari sebelumnya di tengah kekhawatiran bahwa kebijakan terhadap imigran dan perdagangan pemerintahan AS yang baru dapat menciptakan ketidakpastian.

Yang paling diuntungkan dari pelemahan mata uang AS itu adalah yen Jepang, dolar turun di bawah level 114-113,60 terhadap yen. Meski demikian, dolar masih menguat sekitar 1 yen dari level terendah 2 bulan terhadap yen di minggu sebelumnya yang menyentuh level 112,52. Sementara Euro mencoba untuk naik kembali di atas level 1,07 dan diperdagangkan pada level tertinggi sesi di 1,0715.

Dolar dan aset berisiko berada di bawah tekanan setelah pelaksana Jaksa Agung AS memilih untuk menentang perintah Trump untuk melarang imigran dari 7 negara mayoritas Muslim dan diperkirakan akan segera dipecat oleh Presiden. Hal ini ditafsirkan sebagai tanda bahwa kebijakan perdagangan dan imigrasi Trump bisa membuat sebuah tendangan baik di Amerika Serikat maupun luar negeri karena adanya kritik luas atas keputusan baik di dalam AS sendiri maupun oleh sejumlah pemimpin dunia.

Namun Sterling tidak mampu memanfaatkan melemahnya greenback disaat pound berupaya untuk naik di atas level 1,25 tidak berkelanjutan dan diperdagangkan pada level 1,2487.

Pertemuan Bank of Japan dan konferensi pers oleh Gubernur Haruhiko Kuroda hanya menghasilkan pengaruh kecil dalam upaya perubahan kebijakan atau pandangan, dengan pengecualian dari proyeksi pertumbuhan yang hanya sedikit menguat dan perpanjangan program pinjaman untuk industri dengan potensi pertumbuhan. Bank sentral akan tetap akomodatif selama inflasi di bawah target 2%, menurut Kuroda, meskipun laju pembelian aset diperkirakan tetap stabil.

GrandCapital
1st February 2017, 08:45 PM
(https://id.grandcapital.net/forum/topic/9804/?page=6#post-55021/)

http://www.goliath.com/wp-content/uploads/2015/12/RTX1OCAZ-730x487.jpg

Dolar merosot terhadap mata uang utama pada perdagangan hari Rabu setelah Presiden AS Donald Trump dan penasehat ekonominya membidik kebijakan mata uang mitra dagang utama AS, sehingga meningkatkan kekhawatiran lebih lanjut bahwa Washington semakin secara aktif melemahkan mata uangnya.[/b]

Trump dan penasihat perdagangan Peter Navarro, Selasa kemarin mengkritik Jerman, Jepang dan China, seraya mengatakan bahwa tiga mitra dagang utama negeri Paman Sam tersebut terlibat dalam mendevaluasi mata uang mereka dan merugikan AS.

"Setiap negara menahan devaluasi," kata Trump. "Anda lihat apa yang dilakukan China, Anda lihat apa yang sudah dilakukan Jepang selama bertahun-tahun. Mereka memainkan pasar uang, mereka bermain di pasar devaluasi dan kami duduk di sana seperti sekelompok boneka."

Mata uang global mendapat dorongan setelah Navarro mengatakan kepada Financial Times bahwa Jerman adalah menggunakan euro yang terlalu "undervalued" untuk mendapatkan keuntungan lebih dari Amerika Serikat dan mitra mereka di Uni Eropa.

Seorang pengamat forex seolah mengamini pernyataan Trump dan Navarro. "Hal ini menjadi jelas bahwa pemerintahan Trump adalah salah satu yang akan mengejar dolar yang lebih lemah dan mengkritik kebijakan mata uang lain.”

"Dalam kondisi seperti itu, yield obligasi AS dan dolar kehilangan korelasinya. Kenaikan imbal hasil apapun yang dihasilkan dari harapan kebijakan moneter tidak akan lagi dapat sepenuhnya mendukung dolar."

Dengan banyaknya Trump menjadi tajuk pada berita utama, keputusan kebijakan Federal Reserve yang akan dirilis hari ini harus terdegradasi.

The Fed diperkirakan masih akan mempertahankan suku bunganya tidak berubah dalam kesimpulan pertemuan dua hari Fed pada Rabu hari ini, dalam keputusan kebijakan pertama sejak Trump menjabat, karena bank sentral harus menunggu kejelasan kebijakan ekonomi Trump.

GrandCapital
2nd February 2017, 09:51 AM
Persediaan Berlimpah, Harga Minyak AS Anjlok (https://www.facebook.com/GrandCapitalIndonesia/posts/1852405948308928:0)

https://static.annahar.com/storage/attachments/209/oil-price-expected-to-fall_823845_large.jpg

Harga minyak jatuh pada Kamis, setelah data resmi menunjukkan persediaan minyak mentah dan bensin AS meningkat tajam, meskipun tanda-tanda bahwa OPEC dan produsen lainnya masih terus berupaya menurunkan produksinya guna membantu menopang harga.

Minyak mentah berjangka Brent turun 24 sen, atau 0,4 persen, menjadi $56,56 per barel hingga pukul 014:6 GMT setelah mencatat kenaikan sampai $1,22 pada sesi sebelumnya. Sementara West Texas Intermediate kontrak berjangka bulan depan turun 28 sen, atau 0,5 persen, di harga $53,60 setelah naik $1,07 di hari sebelumnya.

Persediaan minyak mentah AS pekan lalu tak terduga meningkat sebanyak 6,5 juta barel menjadi 494,76 juta barel, Administrasi Informasi Energi Rabu mengatakan, di saat pabrik penyulingan membiarkan persediaan terus meningkat lebih lanjut bersamaan dengan musim produksi yang melambat. Angka persediaan ini jauh melebihi perkiraan analis yang hanya memperkirakan kenaikan 3,3 juta barel.

Namun harga minyak saat ini didukung oleh indikasi bahwa produsen dari Organisasi Negara Pengekspor Minyak dan negara lainnya membatasi output dan ketegangan geopolitik antara Amerika Serikat dan Teheran setelah Iran melakukan uji coba rudal terbaru.

GrandCapital
2nd February 2017, 06:06 PM
Dolar kembali menguat setelah FOMC (https://www.facebook.com/GrandCapitalIndonesia/posts/1852480058301517)

http://news.tnt168.com/u/cms/www/201609/18153326h9ya.png

Mata uang dolar berbalik menguat setelah FOMC memutuskan mempertahankan suku bunga dan tidak memberi petunjuk apa-apa mengenai kapan kenaikan suku bunga berikutnya dilakukan.

Pasar valas yang cenderung sepi dan tidak jelasnya arah perdagangan mendorong euro sentuh level terendah baru pada 1,0732 sementara dolar kembali ke level 113,00 terhadap yen tidak lama setelah pengumuman the Fed.

Pasar bisa bernafas lega setelah Selasa lalu terjadi aksi jual besar-besar atas dolar. Pasar tidak mau menumpuk dolar terlalu banyak karena takut harga akan jatuh ketika rilis berita.

Rabu kemarin pasar valas malah semakin sepi salah satunya dipicu oleh pernyataan Trump beserta penasehatnya. Banyak trader mencoba mengukur apakah pernyataan itu merupakan awal dari intervensi verbal untuk melemahkan dolar atau hanya selip lidah.

Level mata uang hari ini sebagai berikut; euro diperdagangkan melemah sebelum akhirnya stabil di dibawah 1,0730. Sementara dolar berada pada posisi 113,00 dimana pagi hari tembus 113,95. Pound melonjak ke level tertinggi baru setelah parlemen Inggris menolak amandemen SNP atas UU Brexit, sehingga UU tersebut bisa dilanjutkan.

https://grandcapital.id/partnership/rebate/?utm_source=facebookind&utm_medium=post&utm_campaign=news

GrandCapital
6th February 2017, 10:13 AM
Ketegangan Iran – AS ‘Goda’ Harga Minyak Dunia (https://www.facebook.com/GrandCapitalIndonesia/posts/1854063734809816:0)

http://static.euronews.com/articles/356910/684x384_356910.jpg

Harga minyak naik tipis pada perdagangan di Asia Senin di tengah kekhawatiran bahwa sanksi baru AS terhadap Iran yang bisa diperpanjang akan mempengaruhi pasokan minyak mentah. Namun, pasar dibatasi oleh tanda-tanda pertumbuhan produksi AS minyak lebih lanjut.

Ketegangan antara Teheran dan Washington telah meningkat sejak uji rudal balistik Iran baru-baru ini yang mendorong pemerintahan Presiden AS Donald Trump untuk menjatuhkan sanksi terhadap individu dan entitas terkait dengan Garda Revolusi.

Brent berjangka, yang menjadi patokan harga minyak internasional, diperdagangkan pada $56,86 per barel pagi ini di perdagangan Asia, atau naik 5 sen dari penutupan terakhir mereka. Sementara West Texas Intermediate (WTI) berjangka naik 5 sen menjadi $53,88 per barel.

Para pelaku pasar mengatakan ketegangan antara Teheran dan Amerika Serikat menimbulkan kekhawatiran bahwa sanksi AS bisa semakin diperketat sehingga mempengaruhi ekspor minyak Iran, yang hanya mampu kembali normal pada tahun lalu.

Perusahaan energi AS menambahkan rig minyak untuk minggu ke 13 dalam 14 minggu terakhir, memperpanjang pemulihan selama sembilan bulan di saat perusahaan tambang mengambil keuntungan dari harga minyak mentah yang terus bertahan $50 per barel sejak OPEC sepakat untuk memangkas pasokan pada akhir November.

Meningkatnya produksi AS, akibat bertambahnya pengeboran, meredupkan upaya oleh Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan produsen lainnya seperti Rusia untuk mengakhiri kelebihan pasokan global dengan memangkas output dengan rata-rata hampir 1,8 juta barel per hari (bph ) selama semester pertama tahun ini seperti yang direncanakan.

Upaya OPEC untuk melindungi pasar Asia dari pemangkasan juga merusak penyeimbangan pasar, para pelaku pasar mengatakan, di saat OPEC memangkas ekspor ke wilayah di Eropa dan Amerika Utara di mana pertumbuhan permintaan lebih lambat atau di mana pemasok lain yang lebih dominan.

Meskipun pemangkasan produksi yang dipimpinan OPEC diberlakukan sejak awal 2017, minyak mentah berjangka Brent masih 2,6 persen di bawah puncaknya pada awal Januari.

GrandCapital
7th February 2017, 01:54 PM
Pertumbuhan ekonomi Indonesia meleset (https://www.facebook.com/GrandCapitalIndonesia/posts/1854554118094111)

https://i1.wp.com/assets.kompas.com/data/photo/2012/03/20/1341304620X310.jpg

Perekonomian Indonesia tumbuh kurang dari perkiraan dikwartal keempat setelah belanja pemerintah terpaksa dipangkas akibat defisit fiskal.

Meski ada perlambatan di China dan rendahnya harga komoditas, Indonesia tampaknya masih membidik target pertumbuhan sebesar 7 persen. Ekonomi Indonesia masih berpeluang naik di tahun ini dimana Badan Moneter Internasional memprediksi pertumbuhan sebesar 5,1 persen.

Hal yang berpotensi menghambat pencapai pertumbuhan diantaranya ketidakpastian ekonomi global termasuk efek dari penerapan kebijakan ekonomi yang dicanangkan oleh pemerintah Amerika.

Menurut laporan Badan Pusat Statistik, produk Domestik Bruto Indonesia naik 4,94 persen dikwartal pertama dibandingkan perkiraan analis, tumbuh 5 persen. Perekonomian nasional sendiri tumbuh 5,02 persen di 2016, sesuai dengan perkiraan. Belanja pemerintah turun 4,05 persen dikwartal keempat sementara belanja rumah tangga tumbuh 4,99 persen.

GrandCapital
8th February 2017, 01:04 PM
Harga Minyak Masih Ternodai Cadangan Minyak AS (https://www.facebook.com/GrandCapitalIndonesia/posts/1854996924716497:0)

http://ktovkurse.com/wp-content/uploads/2015/10/usa-spr.jpg

Harga minyak turun pada sesi Rabu dan memperpanjang penurunan dari hari sebelumnya, karena peningkatan besar cadangan persediaan bahan bakar AS dan merosotnya permintaan Cina tersirat bahwa pasar minyak mentah global masih kelebihan pasokan meski OPEC masih terus berupaya memangkas produksi.

Minyak mentah berjangka Brent diperdagangkan pada level 54,54 per barel pada, turun 51 sen, atau 0,9 persen, dari penutupan sebelumnya. Sementara minyak West Texas Intermediate (WTI) berada di level $51,52 per barel, turun 65 sen, atau 1,3 persen. Penurunan ini terjadi menyusul penurunan lebih dari 1 persen di hari sebelumnya. Penurunan tajam terjadi di balik kenaikan tak terduga persediaan bahan bakar AS, seperti dilansir American Petroleum Institute (API) pada Selasa.

Cadangan minyak mentah AS naik 14,2 juta barel dalam pekan sampai 3 Februari menjadi 503,6 juta barel, jauh di atas ekspektasi analis untuk kenaikan 2,5 juta barel. Cadangan bensin bertambah 2,9 juta barel, dibandingkan dengan ekspektasi untuk kenaikan 1,1 juta barel.

Di luar Amerika Serikat, ada tanda-tanda kelemahan pasar. Permintaan minyak China di 2016 tumbuh di laju paling lambat dalam setidaknya tiga tahun terakhir, perhitungan Reuters berdasarkan data resmi yang dilaporkan.

Pertumbuhan permintaan minyak China turun menjadi 2,5 persen pada 2016, turun dari 3,1 persen pada 2015 dan 3,8 persen pada 2014, dipimpin oleh penurunan tajam dalam konsumsi diesel dan di saat penggunaan bensin turun dari pertumbuhan dua digit.

Penurunan permintaan China terjadi karena ekonomi hanya tumbuh 6,7 persen pada tahun 2016, laju paling lambat dalam 26 tahun terakhir. Melambatnya permintaan dan persediaan yang tinggi sedang berlangsung merusak upaya Organisasi Negara Pengekspor Minyak dan produsen lainnya termasuk Rusia untuk memangkas produksi hampir 1,8 juta barel per hari pada semester pertama tahun ini untuk menopang harga dan menyeimbangkan pasar.

Meskipun demikian, baik Brent dan WTI turun lebih dari 6 persen sejak awal Januari, ketika pemotongan produksi minyak mulai diimplementasikan.

GrandCapital
8th February 2017, 06:17 PM
Defisit perdagangan AS capai rekor tertinggi (https://www.facebook.com/GrandCapitalIndonesia/photos/a.1400604180155776.1073741828.1400177716865089/1855054054710784/?type=3)

https://scontent-sin6-1.xx.fbcdn.net/v/t1.0-9/16473159_1855054054710784_4820986321354629759_n.jp g?oh=b1c51441c9fa45e4dd70565c61295293&oe=5905B08D

Defisit perdagangan Amerika naik tipis di 2016 menjadi $502,3 miliar, membukukan defisit tertinggi dalam empat tahun terakhir dan menjadi tantangan bagi pemerintahan Trump dalam rangka menstabilkan kembali neraca perdagangan nasional.

Melebarnya celah perdagangan di tahun lalu disebabkan ekspor jatuh lebih cepat dari impor yang dipicu oleh lemahnya ekonomi global dan kuatnya nilai tukar dolar yang membuat produk buatan Amerika menjadi lebih mahal bagi pembeli dari luar negeri.

Celah perdagangan kali ini merupakan yang terbesar sejak 2012. Terakhir kali Amerika mengalami surplus pada pertengahan 1970 an ketika dikomandoi oleh Gerard Ford.

Defisit perdagangan dengan Mexico, yang menjadi sasaran amuk Trump akhir-akhir ini naik 4,2% menjadi $63,2 miliar di 2016. Sementara celah perdagangan dengan China, merupakan yang terbesar diantara mitra dagang penting AS lainnya, meski defisit turun 5,5% menjadi $347 miliar di 2016. Jumlahnya setara dengan tiga perlima keseluruhan defisit perdagangan AS.

Ekspor meningkat 2,7% menjadi $190,7 miliar dipimpin oleh tingginya pengiriman pesawat penumpang dan suku cadangnya. Impor naik sedikit 1,5% menjadi $235 miliar karena permintaan akan obat-obatan, telefon selular dan televisi menurun.

GrandCapital
9th February 2017, 10:38 AM
Cadangan BBM AS Menurun, Harga Minyak Masih Stabil (https://www.facebook.com/GrandCapitalIndonesia/posts/1855362451346611:0)

http://image.prntscr.com/image/f4e244b4c04e436d981661d5b3ca2922.jpeg

Harga minyak stabil pada Kamis, seiring persediaan Bahan Bakar Minyak (BBM) AS tak terduga seimbang antara penggunaan dan persediaan, meskipun pasokan minyak mentah masih saja berlimpah yang diartikan bahwa pasar bahan bakar masih di bawah tekanan.

Administrasi Informasi Energi (EIA) AS mengatakan pada hari Rabu bahwa stok BBM berkurang sebanyak 869.000 barel pekan lalu menjadi 256,2 juta barel, berlawanan dengan ekspektasi analis yang memperkirakan mencatat kenaikan 1,1 juta barel. Persediaan minyak mentah komersial AS melonjak 18,8 juta barel menjadi 508,6 juta barel, menurut EIA.

Meningkatnya persediaan minyak yang sedang berlangsung ini sangat merusak upaya yang tengah dilakukan oleh Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan produsen lainnya untuk memangkas produksi sebesar hampir 1,8 juta barel per hari pada semester pertama tahun ini guna menopang harga dan menyeimbangkan pasar.

Akibatnya, baik Brent maupun WTI mencatat penurunan sekitar 5 persen sejak awal Januari, ketika pemangkasan produksi minyak OPEC mulai diimplementasikan.

Para pedagang mengatakan bahwa kenaikan mengejutkan persediaan bensin AS ini setidaknya telah membantu mendorong minyak mentah, meskipun sebagian menambahkan bahwa pasar bahan bakar masih kembung dan bahwa ini kemungkinan akan mencegah kenaikan harga yang besar lebih lanjut.

Brent berjangka, yang menjadi patokan harga minyak internasional, diperdagangkan pada level $55,27 per barel pada, naik 15 sen dari penutupan terakhir. Smenetara West Texas Intermediate (WTI) AS naik 14 sen di harga $52,48 per barel.

GrandCapital
10th February 2017, 01:53 PM
Moody’s Revisi Outlook Kredit Indonesia (https://www.facebook.com/GrandCapitalIndonesia/posts/1855744054641784:0)

http://ie-sf.com/img/en/tournaments/2016/jakarta03.jpg

Indonesia menyambut revisi prospek kredit yang diberikan Moody's Investors Service sebagai tanda bahwa investor semakin nyaman berinvestasi di Indonesia. Sementara itu, Menteri Ekonomi mengkritik Standard & Poor yang masih menahan penilaian peringkat investasi Indonesia.

Moody Investors Service menaikkan outlook kredit atas utang Indonesia menjadi "positif" dari "stabil" pada Rabu kemarin dan mengukuhkan peringkat utang Indonesia menjadi Baa3, penilaian utang terendah untuk peringkat investment. Lembaga riset ini mencatat bahwa negara ekonomi terbesar di Asia Tenggara ini saat ini tidak begitu rentan terhadap guncangan eksternal dan memiliki rekam jejak stabilitas ekonomi dan disiplin fiscal yang memanjang.

Revisi ini mengukuhkan iklim investasi Indonesia yang semakin baik, setelah pada Desember lalu Fitch, merevisi penilaian yang sama atau setidaknya setara dengan BBB-, dan ganjaran ini diperoleh ini seiring dengan Indonesia berusaha untuk menarik lebih banyak investasi asing ketika aset pasar negara berkembang secara global berada di bawah tekanan.

Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus Martowardojo mengatakan revisi prospek yang dilakukan Moody menunjukkan pengakuan internasional terhadap "keberhasilan Indonesia dalam menjaga stabilitas makroekonomi dan keuangan yang menciptakan iklim yang kondusif bagi pertumbuhan yang berkelanjutan".

Smeentara pada hari Kamis (9/2), Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, pemerintah akan terus memperkuat kebijakan untuk "merasionalisasi persepsi risiko". Para pejabat telah lama berharap revisi peringkat dari Standard & Poor, yang telah menahan peringkat utang Indonesia pada status ‘junk’.

Akan tetapi Menteri Koordinator Perekonomian, Darmin Nasution, mengatakan investor harus mengabaikan fakta S&P masih belum merevisi peringkat investasi Indonesia. S&P menolak untuk mengomentari perbedaan antara penilaiannya dan pesaingnya. Dalam laporan pada bulan Januari, S&P mengatakan bahwa meskipun pemilu AS pada November menyebabkan beberapa kelemahan awal pada rupiah, investor telah membeli obligasi Indonesia.

Moody mengatakan pendorong utama perubahan dalam outlooknya adalah karena mengecilnya defisit transaksi berjalan Indonesia dan cadangan devisa yang lebih tinggi. Namun, lembaga pemeringkat itu juga memperingatkan bahwa mereka bisa saja menurunkan outlook jika upaya reformasi belum terurai. Tapi Moody juga mengatakan akan meng-upgrade peringkat Indonesia jika pemerintah mengurangi ketergantungan negara pada utang luar negeri, sementara terus memperkuat lembaga keuangan Indonesia.

GrandCapital
13th February 2017, 04:11 PM
Pertemuan Trump-Abe Dongkrak Dolar dan Bursa Asia (https://www.facebook.com/GrandCapitalIndonesia/posts/1857022331180623:0)

http://image.prntscr.com/image/92d289b273114c998b2fc2cc7ef1e08f.jpeg

Dolar menguat terhadap yen pada hari Senin setelah Presiden AS Donald Trump menyisihkan kampanye retorika keras atas keamanan dan pekerjaan dalam pertemuan ringan dengan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe, dengan tidak menyebutkan kebijakan mata uang.

Bursa Asia menguat, dibantu oleh optimisme baru atas rencana reformasi pajak Trump, data ekonomi global optimis dan perubahan taktik Trump yang setuju untuk menghormati kebijakan"satu China".

Seorang juru bicara pemerintah senior Jepang mengatakan Abe dan Trump tidak membahas isu-isu mata uang dan bahwa Trump tidak meminta kesepakatan perdagangan bilateral. Pejabat itu mengatakan kepada wartawan bahwa dialog ekonomi AS-Jepang akan dipimpin oleh Wakil Perdana Menteri Jepang Taro Aso dan Wakil Presiden Mike Pence untuk mengatasi kebijakan fiskal dan moneter serta proyek-proyek infrastruktur dan perdagangan.

Indeks saham MSCI Asia Pasifik di luar Jepang naik 0,1 persen pada awal perdagangan dengan saham Australia naik 0,4 persen. Indeks Jepang Nikkei berpeluang menguat, dengan indeks berjangka di perdagangan Chicago naik 0,3 persen. Indeks MSCI dunia, yang mencatat perdagangan saham 46 negara, naik ke level tertinggi sejak Mei 2015 pada hari Jumat, dengan indeks saham utama Wall Street naik ke penutupan tertinggi baru.

Dolar naik 0,6 persen terhadap yen ke level 113,90, memperpanjang rebound dari 111,59 yang disentuh pada Selasa lalu, yang merupakan level terendah dalam 10 minggu.

Komentar dari Trump pada hari Kamis lalu bahwa ia berencana untuk mengumumkan rencana reformasi pajak paling ambisius sejak era Reagan dalam beberapa minggu ke depan menghidupkan kembali harapan untuk pemotongan pajak besar. Harapan pemotongan pajak menawarkan dukungan luas terhadap dolar, dengan euro tergelincir 0,1 persen menjadi $1,0629, merayap mendekat level terendah tiga minggu sejak $1,0608.

Mata uang bersama itu terganggu oleh kekhawatiran atas dukungan besar-besaran terhadap pemimpin sayap kanan Marine Le Pen menjelang pemilihan presiden.

GrandCapital
13th February 2017, 05:10 PM
Perekonomian Jepang melambat, pemerintah masih optimis (https://www.facebook.com/GrandCapitalIndonesia/posts/1857059661176890)

https://giwiz-tpc.c.yimg.jp/q/tpc/images/story/2016/6/15/1465969580_aflo_owdg377031.jpg

Jepang kembali menunjukkan hasil negatif dikwartal empat 2016 dimana lemahnya belanja konsumen menggerus kenaikan ekspor dan investasi bisnis, akibatnya pertumbuhan ekonomi tidak mampu mencapai target yang dicanangkan Perdana Menteri Shinzo Abe.

PDB Jepang hanya tumbuh 1,0 persen pertahun dalam tiga bulan sampai Desember, menjadikan pertumbuhan selama empat kwartal berturut-turut. Pertumbuhan ini sedikit kecil jika dibandingkan dengan prediksi pertumbuhan sebelumnya yaitu 1,1 persen.

Meski begitu, data ini sekaligus menunjukkan bahwa pertumbuhan Jepang lumayan stabil sepanjang tahun lalu sementara prospek ekonomi dalam beberapa bulan kedepan masih belum jelas.

Hal ini disebabkan oleh harapan kuatnya perekonomian AS dibawah Presiden Donald Trump akan mendorong naiknya permintaan global justru memicu kecemasan meningkatnya proteksi AS akan melemahkan perdagangan internasional.

Beberapa waktu lalu Trump berjanji akan mengurangi defisit perdagangan AS dan mengkritik Jepang khususnya karena mendapat untung dari model perdagangan yang tidak adil melalui pembebasan pajak dan rendahnya nilai tukar yen.

Jepang sendiri merupakan kontributor terbesar kedua bagi defisit perdagangan Amerika di 2016 dengan jumlah $502,25 miliar.

Sementara itu ekspor dari Jepang tumbuh 2,6% per kwartal di tiga bulan terakhir tahun lalu, sebagian terbantu oleh menguatnya dolar terhadap yen setelah Trump resmi memenangi pilpres. Tapi jika ekspor kembali melemah maka akan langsung berpengaru kepada ekonomi karena belanja rumah tangga masih lesu.

Investasi bisnis juga mengalami pertumbuhan 0,9 persen dikwartal tersebut. Belanja rumah tangga berkontribusi dalam melemahkan angka ekonomi secara keseluruhan karena flat. Ini pertama kalinya dalam empat kwartal terakhir, belanja rumah tangga tidak meningkat. Belanja rumah tangga menyumbang 60 persen pada PDB.

Menurut ekonom, stagnan nya belanja disebabkan tidak signifikannya kenaikan upah. PM Abe berulang kali meminta perusahaan agar menaikkan upah demi memicu belanja publik, namun perusahaan masih enggan melakukan itu meski keuntungan mencapai rekor tertinggi beberapa tahun terakhir.

Restoran sampai peritel juga merasakan tekanan akibat buruknya belanja konsumen, dimana penjualan di pusat perbelanjaan seluruh wilayah drop dibawah 6 triliun yen di 2016 untuk pertama kalinya sejak terakhir kali terjadi di 1980.

Pemangku kebijakan Jepang masih berfikiran positif karena angka PDB terakhir ini memberi sedikit keyakinan bahwa pertumbuhan di ekonomi terbesar ketiga dunia itu setidaknya masih stabil meski mengalami performa yang timpang di tiga tahun pertama diperkenalkannya Abenomics.

GrandCapital
17th February 2017, 03:38 PM
Pantauan Pada Yunani Sebabkan Dolar turun di Asia (https://www.facebook.com/GrandCapitalIndonesia/posts/1858990277650495:0)

http://image.prntscr.com/image/351e8a33358b4ae89c91fe632bbb74e3.jpeg

Dolar sedikit melemah pada perdagangan sesi Jumat di Asia dalam tipisnya perdagangan regional dengan fokus pada kekacauan politik berkelanjutan di AS dan mencuatnya pertanyaan terhadap Yunani karena review perkembangan bailout Yunani mendekati tenggat waktu.

Indeks dolar AS, yang mencatat perdagangan greenback terhadap enam mata uang utama, naik 0,02% menjadi 100,47. USD/JPY diperdagangkan pada level 113,40, naik 0,13%, sementara AUD/USD naik 0,17% ke level 0,7710. EUR/USD diperdagangkan pada level 1,0672, turun 0,02%.

Tadi malam, dolar AS masih melanjutkan penurunan di sesi Kamis pagi terhadap mata uang utama, setelah data tenaga kerja terbaru AS mengisyaratkan pasar tenaga kerja terus mengetat.

Departemen Tenaga Kerja AS mengatakan klaim pengangguran awal naik 5.000 menjadi 239.000 pengajuan dalam pekan hingga 11 Februari dari total pekan sebelumnya yakni 234.000. Analis memperkirakan klaim pengangguran naik 11.000 menjadi 245.000 minggu lalu.

Penurunan dolar AS ini dengan latar belakang harapan kebangkitan terhadap kenaikan suku bunga pada Maret mendatang, setelah Ketua Fed Janet Yellen, dalam kesaksiannya pada kongres pada hari Rabu, mengisyaratkan bahwa kenaikan suku bunga lanjutan berada di jalurny, karena ekonomi AS "semakin dekat untuk mencapai mandat Fed ".

GrandCapital
20th February 2017, 10:09 AM
Emas Sedikit Melemah di Asia (https://www.facebook.com/GrandCapitalIndonesia/posts/1860268984189291:0)

http://conceptnewscentral.com/wordpress/wp-content/uploads/2016/12/Gold-bars-fr-ozosmanligroup.jpg

Harga emas sedikit menurun di Asia pada hari Senin setelah sinyalemen lebih lanjut bahwa kemungkinan kenaikan suku bunga di Maret cukup solid dalam perdagangan yang cukup ringan dengan pasar AS yang tutup untuk liburan.

Emas untuk pengiriman Februari turun 0,37% menjadi $ 1,234.555 di divisi Comex New York Mercantile Exchange. Tembaga naik 0,30% menjadi $2.716 per pon karena kekhawatiran atas gangguan pasokan terus bertahan.

Aksi mogok di tambang Escondida BHP Billiton di Chile, tambang tembaga terbesar di dunia, telah mendorong sentiment setelah juga terjadi penghentian output di tambang Grasberg milik raksasa Freeport-McMoRan di Indonesia.

Di Singapura, Presiden Federal Reserve Cleveland Loretta Mester, pada Senin mengatakan beliau merasa cukup nyaman dengan suku bunga pada saat ini jika kondisi ekonomi terus seperti saat ini. "Kami memang memiliki guncangan harga minyak sementara yang menekan inflasi, kami memiliki nilai tukar dolar yang menahan inflasi. Kedua hal tersebut telah berlalu dan tren inflasi adalah bergerak naik," kata Mester pada sebuah seminar bank sentral.

Pada liburan singkat minggu depan, Fed harus mempublikasikan risalah pertemuan Februari pada hari Rabu, yang akan dikaji untuk petunjuk waktu kenaikan suku bunga berikutnya.

Investor akan memantau data perumahan AS untuk melihat apakah kenaikan belanja konsumen dan inflasi menghasilkan harga rumah yang lebih tinggi dan meningkatkan penjualan rumah. Pasar juga akan mengawasi data survei aktivitas sektor swasta zona euro pada Selasa.

Pekan lalu, harga emas jatuh pada perdagangan sesi Jumat karena dolar yang menguat meruntuhkan kekhawatiran tentang ketidakpastian seputar kebijakan AS dan pemilu mendatang di Eropa.

GrandCapital
21st February 2017, 01:45 PM
Dollar Bangkit Dari Kelesuan Sesi Kemarin (https://www.facebook.com/GrandCapitalIndonesia/posts/1860674600815396:0)

http://buffaloreport.com/wp-content/uploads/2015/04/241.jpg

Dolar menguat pada perdagangan sesi Selasa di Asia setelah perdagangan yang cukup sepi karena libur pasar di AS. Sementara Aussie turun meskipun sinyal yang cukup kuat dari bank sentral bahwa kebijakan netral menuju kenaikan yang lebih tinggi.

Indeks dolar AS, yang mengukur kekuatan greenback terhadap enam mata uang utama, naik 0,28% ke level 101,20. AUD/USD diperdagangkan pada level 0,7670, turun 0,23%, sedangkan USD/JPY diperdagangkan pada level 113,69, naik 0,52%.

Reserve Bank of Australia dalam rilisan risalah pertemuannya agak optimis terhadap perekonomian di Februari yang dirilis Selasa, dan menegaskan ruang untuk penurunan suku bunga masih belum akan terjadi dari rekor rendah saat ini 1,5%.

Tadi malam, dolar melemah terhadap mata uang utama pada sesi Senin, dalam perdagangan tipis dengan liburnya pasar AS, sedangkan sterling menguat, naik sekitar setengah sen terhadap dolar.

Sentiment investor tetap berhati-hati karena harapan untuk perubahan fiskal, pajak, dan kebijakan peraturan di bawah pemerintahan Trump sejauh ini gagal terwujud. Sebuah konferensi pers presiden, Kamis menambahkan keraguan atas seberapa efektif pemerintah akan memberlakukan agenda ekonominya.

Kekhawatiran atas kurangnya kejelasan tentang kebijakan pemerintahan Trump ini telah membebani dolar, meskipun data ekonomi terbaru menunjukkan optimis dan prospek cerah untuk kenaikan suku bunga tahun ini.

Di Jepang, Data kemarin menunjukkan pertumbuhan ekspor melambat pada bulan Januari, bersaman dengan tumbuhnya keprihatinan atas sikap perdagangan proteksionis Presiden Trump.

Euro bergerak tipis dan mata uang tunggal mendapatkan beberapa dukungan karena meredanya kekhawatiran bahwa kelompok sayap kiri Perancis bisa bersatu di balik salah satu kandidat dalam pemilihan presiden mendatang.

Aliansi ini bisa meningkatkan kemungkinan Marine Le Pen yang anti-Uni Eropa memenangkan kursi kepresidenan di putaran kedua.
https://id.grandcapital.net/forum/topic/9804/?page=8#post-55181

GrandCapital
22nd February 2017, 11:06 AM
Aussie Positif Atas Data Upah dan Jelang Risalah Fed (https://www.facebook.com/GrandCapitalIndonesia/posts/1861066637442859:0)

http://i2.cdn.turner.com/money/dam/assets/150511114755-australia-min-wage-780x439.jpg

Aussie menguat pada sesi Rabu setelah laporan data upah sesuai ekspektasi pertumbuhan, yang mendasari sentimen bahwa prospek bank sentral atas suku bunga netral hingga lebih tinggi dengan risalah pertemuan The Fed diperkirakan akan menentukan pandangan untuk kenaikan suku bunga pada bulan Maret.

Indeks dolar AS turun 0,17% ke level 101,28. USD/JPY diperdagangkan pada level 113,48, atau turun 0,17%, sementara AUD/USD diperdagangkan pada level 0,7693, berhasil menguat 0,25%.

Indeks harga upah per kuartal Australia naik 0,5% seperti yang diharapkan pada kuartal keempat, sementara harga rumah China naik 12,2% pada bulan Januari, meski masih di bawah kenaikan 12,4% pada bulan Desember.

Dolar AS pada sesi kemarin melepas sebagian penguatannya dari perdagangan pagi di sesi AS, setelah data Purchasing Managers Index (PMI) sektor jasa AS terbaru untuk Februari menunjukkan perlambatan pertumbuhan.

Dolar memulai sesi dengan kenaikan kuat, lebih dari 0,5%, menyusul komentar bullish dari Dua pembuat kebijakan Federal Reserve, atas kenaikan suku bunga bulan Maret, sehingga membuat euro jatuh ke posisi terendah sesi.

Presiden Fed Philadelphia Patrick Harker mengatakan hari Senin bahwa ia kemungkinan akan mendukung peningkatan suku bunga pada pertemuan bank sentral berikutnya pada bulan Maret jika perekonomian terus menguat. Sebelumnya, pernyataan Presiden Fed Cleveland Loretta Mester, anggota Fed Cleveland mengatakan dia akan "nyaman" menaikkan suku bunga pada saat ini karena tekanan inflasi menjemput.

Komentar terbaru dari anggota Fed, menambahkan optimisme yang sedang berkembang mengenai kenaikan suku bunga di Maret, setelah Ketua Federal Reserve Janet Yellen mengatakan pada kongres dalam testimoninya pekan lalu, bahwa menunggu kenaikan suku bunga terlalu lama akan "tidak bijaksana".

Grand Capital Forum (https://id.grandcapital.net/forum/topic/9804/?page=8#post-55190)

GrandCapital
22nd February 2017, 05:29 PM
Bursa Asia optimis meski situasi politik tidak menentu (https://id.grandcapital.net/forum/topic/9804/?page=8#post-55193)

http://ste.india.com/sites/default/files/2016/01/15/450771-asiansharesnew7.jpg

Bursa Asia diperdagangkan menguat dipicu oleh pasar Hong Kong dan Singapura menyusul kenaikan dolar AS terhadap yen. Sementara itu harga minyak naik sampai hari keempat.

Indeks acuan MSCI Asia Pacific naik ke level tertinggi sejak terakhir kali di Juli 2015. Diawal sesi pagi (Asia) dolar turun terhadap yen setelah Presiden the Fed Cleveland Loretta Mester mengatakan pengambil kebijakan tidak ingin mengejutkan pasar berkenaan dengan suku bunga.

Dari pasar komoditas dilaporkan minyak berhasil mempertahankan kenaikan diatas $54 per barrel. Sementara itu tingkat utang Australia menurun setelah pemerintah melakukan aksi jual obligasi terbesar sepanjang sejarah.

Meski pasar masih diwarnai dengan ketidakjelasan politik dimana the Fed diperkirakan akan kembali menaikkan suku bunga di pertemuan selanjutnya, pasar saham global justru diperdagangkan pada level tertinggi yang pernah ada.

Selain itu kondisi politik dari Eropa seperti pilpres Perancis dan rencana Brexit Inggris menambah potensi resiko.

Saat ini minyak naik 0,4% dan berada pada level $54,52 per barrel. Emas terjun 0,1% menjadi $1.234,34. Biji besi turun 1%.

https://id.grandcapital.net/promo/personal_bonus…

GrandCapital
23rd February 2017, 09:57 AM
Kebijakan The Fed Tak Goyahkan Emas di Asia (https://www.facebook.com/GrandCapitalIndonesia/posts/1861446647404858:0)

http://cdn.bursahakimiyet.com.tr/haber/2016/08/26/150996-586027f407f8d.jpg

Harga emas mencatat penguatan di Asia, pada sesi Kamis meskipun sinyal kuat dari risalah pertemuan Fed bahwa kenaikan suku bunga bisa jadi lebih awal.

Emas untuk pengiriman April di divisi Comex New York Mercantile Exchange naik 0,32% menjadi $1.237,15, sementara perak diperdagangkan naik 0,18% menjadi $17,983 per troy ons. Namun, Tembaga turun 0,26% menjadi $2,729 per pon.

Pada perdagangan tadi malam, emas berjangka merngsek turun karena momentum dolar yang menguat, di saat para pedagang pelaku pasar mencatat hasil pertemuan Komite Pasar Terbuka Federal Reserve (FOMC) yang menyarankan kenaikan suku bunga "segera."

Ini merupakan pertemuan Fed sejak Trump menjabat dan melihat anggota FOMC melaporkan tingkat kepercayaan diri yang lebih tinggi dalam komunitas bisnis. Dan mereka memperkirakan bahwa akan terjadi peningkatan pertumbuhan ekonomi yang berkaitan dengan proposal kebijakan Trump bisa mendorong Fed untuk bertindak.

"Banyak perserta pertemuan menyatakan pandangan bahwa mungkin ini saat yang tepat untuk menyegerakan kenaikan suku bunga federal" jika data lapangan kerja dan inflasi "sejalan dengan atau lebih kuat dari ekspektasi saat ini," atau jika risiko meningkat Fed mungkin melenceng dari tujuannya, ringkasan pertemuan menyatakan.

GrandCapital
23rd February 2017, 03:41 PM
Ekonomi Jerman Tumbuh Berlipat-lipat (https://www.facebook.com/GrandCapitalIndonesia/posts/1861527527396770:0)

http://banglasangbadbd.com/assets/uploads/news/db919fdcc614747db9d508c29e16008d.jpg

Pertumbuhan ekonomi Jerman meningkat lebih dari empat kali lipat pada kuartal keempat 2016 menjadi 0,4 persen karena belanja negara yang lebih tinggi, meningkatnya konsumsi dan konstruksi swasta melampaui penurunan perdagangan nett luar negeri, data menunjukkan pada hari Kamis.

Mengkonfirmasikan laporan pertumbuhan awal, Kantor Statistik Federal mengatakan ekspor meningkat 1,8 persen pada kuartal tersebut dan impor naik 3,1 persen, ini berarti neto perdagangan luar negeri berkurang 0,4 persentase poin dari pertumbuhan produk domestik bruto (PDB).

Belanja negara melonjak 0,8 persen, menyumbangkan 0,2 persentase poin pertumbuhan. Pemerintah Jerman menghabiskan miliaran euro dalam upaya menampung dan mengintegrasikan lebih dari satu juta pengungsi yang telah tiba sejak awal 2015, banyak dari para pengungsi berasal dari zona perang seperti Suriah dan Irak.

Pengeluaran rumah tangga naik 0,3 persen pada kuartal tersebut, juga menambahkan 0,2 persentase poin terhadap PDB dalam tiga bulan sampai Desember. Konsumen mendapatkan manfaat dari sektor lapangan kerja yang mencapai rekor tinggi, dengan meningkatnya upah riil dan biaya pinjaman yang murah.

Investasi dalam konstruksi meningkat 1,6 persen pada kuartal keempat, juga menyumbang 0,2 persentase pertumbuhan poin. Pertumbuhan populasi Jerman, meningkatkan keamanan kerja dan suku bunga rekor rendah yang memicu ledakan properti.

GrandCapital
24th February 2017, 10:00 AM
Dolar Membaik Dari Pengaruh Fed (https://www.facebook.com/GrandCapitalIndonesia/posts/1861836407365882:0)

http://image.prntscr.com/image/727cc0d2838a401487ffacf2748eec7f.jpeg

Dolar kembali mendapatkan kekuatan dan menguat pada perdagangan Jumat setelah meluncur ke level terendah dua pecan terhadap yen, meski masih berada di jalur penurunan mingguan setelah risalah pertemuan Federal Reserve yang mengecewakan hantam dolar.

Greenback beringsut naik 0,1 persen terhadap yen dan diperdagangkan pada level ¥112,73 namun masih di atas level terendah dua minggu 112,55 setelah tadi malam melemah 0,3 persen untuk minggu ini. Dolar gagal menghindari tekanan dari risalah pertemuan Fed yang dirilis pada hari Rabu, yang lebih dovish dari beberapa pelaku pasar perkirakan.

Turut membebani dolar, komentar Menteri Keuangan Baru AS Steven Mnuchin dalam wawancara di televisi pertamanya sejak menjabat pekan lalu. Dia mengatakan kepada Fox Business Network bahwa setiap langkah kebijakan yang diambil administrasi Trump kemungkinan akan memiliki dampak yang terbatas tahun ini.

Kepada CNBC Mnuchin mengatakan bahwa ia ingin melihat reformasi pajak berlalu sebelum 'reses kongres di Agustus, batas waktu yang pas bagi harapan banyak investor tetapi mengecewakan mereka yang berharap untuk reformasi lebih cepat.

Euro berada di level terendah minggu ini tetapi masih tertekan oleh kekhawatiran tentang retorika dari kandidat presiden Prancis Marine Le Pen yang anti-Uni Eropa menjelang pemilihan presiden Perancis putaran pertama pada tanggal 23 April, dengan putaran kedua akan berlangsung pada bulan Mei.

Euro berpeluang melemah 0,2 persen untuk minggu ini terhadap dolar AS, meski masih stabil pada hari ini dan diperdagangkan di level $1,0584, jauh di atas level bawah minggu ini $1,0494 yang dicapai pada hari Rabu lalu, terendah sejak 11 Januari.

Perjuangan euro ini justru menjadi penarik sterling. Pound berada pada level $1,2553, atau mencatat kenaikan 1,2 persen untuk minggu ini.

Indeks dolar, yang mencatat perdagangan dolar AS terhadap enam mata uang utama, turun tipis 0,1 persen menjadi 100,970, dan hampir datar selama seminggu ini.

Grand Capital (https://id.grandcapital.net/forum/topic/9804/?page=8#post-55212)

GrandCapital
24th February 2017, 04:41 PM
Harga minyak turun tapi tren masih positif (https://www.facebook.com/GrandCapitalIndonesia/posts/1861912974024892)

http://18407-presscdn-0-14.pagely.netdna-cdn.com/wp-content/uploads/2016/10/Crude-oil-field.jpg

Harga minyak di perdagangan Asia Jumat ini kembali turun setelah investor melakukan aksi ambil untung menyusul kenaikan lebih dari 1% sepanjang sesi New York kemarin.

Minyak light, sweet untuk kontrak April diperdagangkan pada posisi $54,33 per barrel, turun $0,12 sementara Brent Crude turun $0,11 menjadi $56,47 per barrel.

Tadi malam harga minyak melonjak setelah data informasi energi AS yang menunjukkan persediaan minyak mentah tumbuh kurang dari perkiraan di minggu lalu. Sementara jumlah minyak yang ada dalam simpanan meningkat 7 minggu berturut-turut, menembus rekor baru.

Kenaikan yang kurang dari perkiraan dikarenakan rendahnya volume impor minyak mentah, ini bukti bahwa pemangkasan pasokan minyak oleh eksportir utama menunjukkan hasil.

Meski begitu, pengamat memperkirakan produksi minyak Amerika yang begitu cepat nantinya akan melemahkan upaya negara-negara OPEC dalam menstabilkan harga minyak. Tidak jelas sampai kapan anggota-anggota OPEC akan tetap patuh pada resolusi yang mereka buat ditengah-tengah gempuran minyak Amerika.

Kita baru bisa melihat keputusannya ketika OPEC menggelar rapat di Mei nanti, apakah akan melanjutkan pemangkasan atau dihentikan.

jefrihildanetwe
24th February 2017, 10:27 PM
aplikasi tv sepakbola android (http://www.telekomers.com/2016/06/download-aplikasi-tv-sepakbola-android.html) aplikasi perkiraan cuaca (http://www.telekomers.com/2016/06/download-aplikasi-prakiraan-cuaca.html)
aplikasi pengubah suara di android (http://www.telekomers.com/2016/06/aplikasi-pengubah-suara-untuk-android.html)
aplikasi kesehatan android (http://www.telekomers.com/2016/07/download-aplikasi-kesehatan-android.html)

GrandCapital
27th February 2017, 12:00 PM
Brexit Dan Skotlandia Lemahkan Pound (https://www.facebook.com/GrandCapitalIndonesia/posts/1863032057246317:0)

https://www.mysinchew.com/files/scotland.jpg

Pound melemah pada perdagangan sesi Senin di Asia karena ketegangan atas Brexit dan referendum kemungkinan kemerdekaan Skotlandia meresahkan prospek, sementara Aussie menguat berkat data pendapatan perusahaan di kuartal keempat.

Di Australia, bruto laba operasional perusahaan melonjak 20,1% pada kuartal keempat, jauh di atas gain 8,0% diharapkan.

GBP/USD diperdagangkan pada level 1,2426, turun 0,29%, sementara AUD/USD diperdagangkan pada level 0,7679, naik 0,13%. USD/JPY diperdagangkan pada level 112,02, turun 0,12%. Indeks dolar AS turun 0,05% ke level 101,07.

Dalam pekan ini, pasar akan fokus pada pidato Trump kepada Kongres pada hari Selasa untuk rincian lebih lanjut tentang janji reformasi pajak, deregulasi dan belanja infrastruktur serta beberapa penampilan Fed, yang paling penting adalah pidato Ketua Fed Janet Yellen pada hari Jumat.

Pada pekan lalu, dolar mencatat penguatan terhadap mata uang utama pada hari Jumat, acuhkan data penjualan rumah AS yang mengecewakan karena investor hanya berfokus pada pidato Presiden Donald Trump.

Data Jumat menunjukkan bahwa penjualan rumah baru AS naik 3,7% ke tingkat tahunan 555.000 unit pada bulan lalu, masih di bawah perkiraan analis untuk peningkatan 6,3% menjadi 570.000 unit.

Pada hari Kamis Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin mengatakan ia ingin melihat reformasi pajak yang "sangat signifikan" berlalu sebelum reses Kongres di Agustus, tetapi mengindikasikan bahwa masih banyak pekerjaan yang harus dilakukan.

Grand Capital Forum (https://id.grandcapital.net/forum/topic/9804/?page=9#post-55229)

GrandCapital
27th February 2017, 03:30 PM
Bursa Asia melemah, pasar waspadai kabar dari AS (https://www.facebook.com/GrandCapitalIndonesia/posts/1863068767242646)

http://i.bigpara.com/i/55big/yabanci_borsa_650_7.jpg

Investor masih bersikap waspada diawal minggu ini dimana mayoritas bursa Asia melemah jelang pidato Presiden AS didepan anggota DPR esok hari waktu setempat. Disamping itu pasar juga mewaspadai pidato oleh beberapa jubir the Fed dan data ekonomi.

Bursa Jepang memimpin pelemahan bursa Asia, ditengah-tengah menguatnya yen yang sejauh ini terdorong ke level tertinggi terhadap dolar pada level 112.

Indeks Nikkei diperdagangkan jatuh 1,2% dipicu oleh saham sektor keuangan dan produsen elektronik. Imbal balik obligasi pemerintah Jepang juga merosot, dimana imbal balik obligasi dengan maturitas 10 tahun sentuh level terendahnya dalam satu bulan terakhir hari ini.

Seolah mengekor, meski tidak separah Jepang, Kospi Korea juga membukukan penurunan 0,3% sementara indeks Australia dan Hong Kong masing-masing terperosok 0,2%.

Pada saat ini pelaku pasar tengah menunggu informasi lebih lanjut berkenaan dengan rencana pajak Trump dan kebijakan lainnya ketika pidato nanti. Beberapa pelaku pasar berspekulasi tidak banyak informasi yang bisa didapat. Beberapa minggu kedepan akan ada pidato dari pejabat the Fed dan sangat berguna untuk mengetahui kecenderungan kenaikan suku bunga di Maret.

GrandCapital (https://id.grandcapital.net/forum/topic/9804/?page=9#post-55230)

GrandCapital
28th February 2017, 12:37 PM
Dolar kembali menguat jelang pidato Trump, analis: tetap waspada

https://queretaro.quadratin.com.mx/www/wp-content/uploads/2017/01/donald-2-770x392.jpg

Bursa Asia kembali menguat dimana saham-saham Jepang mendapat sokongan dari anjloknya nilai tukar yen tadi malam. Sementara dolar berhasil mempertahankan gain jelang pidato Donald Trump dihadapan anggota DPR AS.

Indeks Topix Jepang berhasil rebound menyusul rekor terbaru yang dibukukan oleh Dow Jones, menguat 12 sesi berturut-turut, kenaikan terpanjang dalam 30 tahun terakhir. Sementara itu kenaikan di bursa Australia dan Korsel cenderung biasa-biasa saja. Dolar mulai menguat ketika pemerintahan Trump menggaris bawahi prioritas belanja negara jelang pidato yang akan diselenggarakan hari ini waktu setempat.

Meski begitu, analis mengingatkan pasar agar tetap waspada ketika Trump mulai mengumumkan rencana-rencananya yang harusnya diikuti dengan pelaksanaan. Jika pasar menemui kesan tidak jelas, maka dolar akan kembali surut.

Pada hari Senin kemarin, Trump mengatakan akan membelanjakan dana cukup besar untuk infrastruktur, meski detail tentang pajak belum akan dijelaskan sampai setelah biaya pencabutan program Affordable Care Act diketahui.

Dari pasar mata uang yen diperdagangkan naik 0,1% menjadi 112,58 per dolar setelah sebelumnya turun 0,5%. Aussie menguat 0,1% menjadi 76,79 sen AS. Harga minyak dilaporkan masih diatas $54 per barrel.

Grand Capital (https://id.grandcapital.net/forum/topic/9804/?page=9#post-55238)

GrandCapital
28th February 2017, 05:33 PM
Arab Saudi Targetkan Harga Minyak Di 2017 (https://www.facebook.com/GrandCapitalIndonesia/posts/1863488047200718:0)

http://cache.eremnews.com/wp-content/uploads/2016/12/615585195.jpg

Arab Saudi ingin harga minyak mentah naik di kisaran $60 per barel pada tahun 2017 ini, seperti yang dikutip Reuters dari sumber OPEC dan industri mengatakan.

Arab Saudi dan negara Teluk sekutunya melihat harga ini akan memacu investasi segar tanpa menimbulkan lonjakan minyak “shale” AS, kata sumber tersebut mengatakan.

OPEC resmi menyatakan bahwa kartel tidak mencari harga minyak secara spesifik. Justru produsen seperti OPEC dan non-OPEC menerapkan pemangkasan sebesar 1,8 juta barel per hari (bph) pada semester pertama tahun ini untuk mengatasi banjir pasokan.

Telah ada pembicaraan perpanjangan pemangkasan produksi minyak di luar jangka waktu enam bulan, namun semua itu tergantung pada jalur untuk harga minyak.

Peningkatan teknologi telah membuat ekstraksi inyak ‘shale’ AS layak pada tingkat harga yang lebih rendah. Data Baker Hughes menunjukkan jumlah rig yang beroperasi di AS pada minggu terakhir naik lima sampai 602 buah. Itu adalah jumlah tertinggi sejak Oktober 2015.

Minyak mentah AS terpantau sempat mencatat kenaikan 0,02% dan diperdagangkan level pada $54,06.

Grand Capital Forum (https://id.grandcapital.net/forum/topic/9804/?page=9#post-55242)

GrandCapital
1st March 2017, 12:10 PM
Jabaran Agenda Trump Topang Dolar (https://www.facebook.com/GrandCapitalIndonesia/posts/1863808223835367:0)

http://news.tintuc24honline.net/wp-content/uploads/2017/02/773190-750x445.jpg

Dolar menguat di Asia pada sesi Rabu, setelah Presiden AS Donald Trump memberi pidato yang sangat keras kepada Kongres AS yang termasuk tindakan keras terhadap imigrasi ilegal dan seruan pembangunan tembok di perbatasan dengan Meksiko, selain itu juga menyerukan perombakan besar atas sistem pajak nasional dan peningkatan belanja infrastruktur dan pertahanan.

Daftar perombakan Trump juga termasuk permintaan untuk harga obat yang lebih murah dan rencana cakupan kesehatan baru yang tidak ditentukan.

Indeks dolar AS naik 0,14% ke level 100,47. USD/JPY diperdagangkan pada level 113,20, naik 0,40%, sementara AUD/USD diperdagangkan pada level 0,7665, naik 0,12%.

Pada perdagangan kemarin, dolar diperdagangkan melemah terhadap mata uang utama, setelah sejumlah data ekonomi AS dengan hasil yang beragam dan menjelang pidato Trump kepada Kongres.

Dolar menambah keterpurukan pada perdagangan pagi di AS, setelah sejumlah data ekonomi gagal menghentikan penurunan greenback menyusul laporan Produk domestik bruto (PDB) kuartal 4 2016 AS meleset dari ekspektasi analis sementara kepercayaan konsumen di Februari lebih baik dari yang diharapkan.

PDB AS naik pada tingkat tahunan 1,9% dalam tiga bulan terakhir 2016, Departemen Perdagangan melaporkan pada hari Selasa. Analis memperkirakan kenaikan 2,1%.

Indeks Kepercayaan Konsumen, yang mengukur penilaian konsumen dari kondisi saat ini di AS, mencapai angka 114,8 pada bulan Februari, menurut data dari The Conference Board. Ekonom memperkirakan Indeks Kepercayaan Konsumen berada di angka 111 pada bulan Februari.

GrandCapital
2nd March 2017, 08:08 PM
Data Cadangan AS dan Rusia Pengaruhi Harga Minyak (https://www.facebook.com/GrandCapitalIndonesia/posts/1864295597119963:0)

http://cdn2.tstatic.net/jambi/foto/bank/images/anjungan-minyak-lepas-pantai-rusia_20170223_111207.jpg

Harga minyak jatuh pada sesi Kamis, setelah data stok minyak mentah AS capai angka tertinggi sepanang masa dan data resmi menunjukkan produksi minyak Rusia tidak berubah pada bulan Februari, dengan tidak ada pemotongan lebih lanjut untuk mengencangkan pasar dan tiriskan kelebihan pasokan global.

Minyak mentah Brent turun 50 sen per barel dan diperdagangkan di harga $55,86. Sementara harga minyak Light Sweet AS juga turun 50 sen dan diperdagngkan pada harga $53,33.

Persediaan minyak mentah di Amerika Serikat, yang merupakan konsumen minyak terbesar dunia, naik 1,5 juta barel pekan lalu mencapai rekor 520.200.000 barel, angka resmi menunjukkan.

Produksi minyak Rusia tidak berubah pada Februari dari Januari di 11.110.000 barel per hari (bph), menandakan jeda dalam upaya Moskow untuk mengekang produksi sebagai bagian dari kesepakatan global, Data Departemen Energi menunjukkan pada hari Kamis.

Harga minyak mentah merosot setelah rilis data Rusia tapi tetap terkunci dalam rentang perdagangan yang ketat, didukung oleh bukti pemangkasan produksi OPEC yang dirancang untuk mengurangi kelebihan pasokan yang telah membebani harga selama lebih dari dua tahun.

Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) memangkas produksi minyaknya untuk bulan kedua di bulan Februari, sebuah survei Reuters mendapati, yang menunjukkan kelompok eksportir telah meningkatkan kepatuhannya yang sudah kuat menjadi sekitar 94 persen.

Minyak mentah AS terlihat lebih bearish, analis bahkan memperkirakan harga minyak mentah bisa turun ke level $53,21 per barel, karena telah jauh di bawah level support di angka $53,87.

GrandCapital
3rd March 2017, 12:16 PM
Efek Suku Bunga Fed, Dolar Naik, saham di Asia Tergelincir (https://www.facebook.com/GrandCapitalIndonesia/posts/1864638940418962:0)

http://static.dnaindia.com/sites/default/files/styles/half/public/2017/02/08/546488-asian-marketafp2.jpg

Dolar pertahankan penguatan pada sesi perdagangan Jumat karena risiko kenaikan suku bunga AS yang akan segera diterapkan lemahkan obligasi negara dan komoditas, bahkan membuyarkan ‘pesta’ di Wall Street sebagai realitas peningkatan biaya pinjaman mulai tenggelam.

Pasar saham Asia sebagian besar lebih rendah, dengan indeks MSCI Asia-Pasifik tidak termasuk Jepang turun 0,9 persen pada penurunan harian terbesar sepanjang tahun ini. Indeks saham Australia turun 0,8 persen dan Shanghai turun 0,5 persen. Nikkei Jepang turun hanya 0,1 persen tertopang oleh penurunan yen sehingga membatasi penurunan.

Suara yang menggema dari para pejabat Fed atas perlu untuk menaikkan suku bunga telah menunjukkan probabilitas tersirat bulan ini menembus 74 persen, dari hanya 30 persen pada awal pekan ini. Ketua Fed Janet Yellen dan Wakil Ketua Stanley Fischer keduanya akan berbicara pada hari ini dan diharapkan tetap melantunkan pernyataan yang sama.

Itu sudah cukup untuk membuat Wall Street terhenti, dngan indeks Dow jatuh 0,53 persen, sedangkan S&P 500 turun 0,59 persen dan indeks Nasdaq 0,73 persen.

Prospek kenaikan Fed pada 15 Maret membuat Treasury dua tahun menghancurkan rentang kenaikan terbaru mereka dan mencapai nilai bawh terakhir disentuh pada pertengahan 2009.

Dengan Bank Sentral Eropa masih bertindak untuk menekan suku bunga jangka pendek euro, spread antara yield obligasi dua tahun AS dan Jerman menguap menjadi 214 basis poin, terbesar sejak awal tahun 2000 dan naik dari 183 pada bulan Januari.

Hal tersebut euro ke level $1,0510 dan berpeluang mencoba level support besar yang merupakan level bawah Februari $1,0492. Dolar diperkirakan bertahan di sekitar level ¥114,28 dan berpeluang menuju level puncak baru-baru ini 114,95. Terhadap sejumlah mata uang uang, dolar melemah ke level 102,070 setelah menyentuh level tertinggi sejak 11 Januari,

GrandCapital
6th March 2017, 06:21 PM
Pernyataan Juppe Runtuhkan Euro (https://www.facebook.com/GrandCapitalIndonesia/posts/1866089236940599:0)

http://www.atlasinfo.fr/photo/art/default/9476306-15203676.jpg

Euro jatuh pada perdagangan hari Senin setelah mantan perdana menteri Perancis Alain Juppe menyatakan ketidaksiapannya mencalonkan diri dalam pemilihan presiden negara itu, sehingga para pelaku pasar khawatir hal ini akan membuat kemenangan bagi Marine Le Pen yang anti-Uni Eropa.

Sebuah jajak pendapat pada hari Jumat menyatakan bahwa jika Juppe menggantikan Francois Fillon sebagai calon sayap kanan-tengah, dia akan memenangkan putaran pertama pemilihan, dengan calon sentris Emmanuel Macron di tempat kedua - sebuah skenario yang akan membuat Le Pen tersingkir.

Setelah sebelumnya diperdagangkan sedikit menguat, euro mencapai posisi terendah hari ini, jatuh ke level $1,0591, turun dari angka $1,0621 sebelum pengumuman Juppe tersebut.

"Euro sangat berkorealsi dengan kemungkinan menang atau tidaknya Le Pen - yang sangat banyak berpengaruh pada perdagangan euro saat ini," ungkap salah satu analis, Neil Jones. "Apa pun yang membuat Le Pen memenangkan pemilihan berpeluang besar membuat euro lemah."

Imbal hasil obligasi pemerintah Perancis naik tipis atas berita Juppe tersebut, dengan gap antara hasil obligasi 10 tahun dan Jerman melebar ke hampir 64 basis poin, jauh lebih lebar dari gap pada hari Jumat tepat di bawah 58 bps.

GrandCapital
8th March 2017, 10:47 AM
Peringatan China Ke Korut Untungkan Yen (https://www.facebook.com/GrandCapitalIndonesia/posts/1866829523533237:0)

https://dl.kaskus.id/cdn01.am.infobae.com/adjuntos/163/imagenes/014/593/0014593598.jpg

Yen menguat pada sesi Rabu, setelah China memperingatkan Korea Utara untuk menahan diri dari uji coba rudal lebih lanjut karena ketegangan di semenanjung Korea terus meningkat atas tindakan provokatif Pyongyang pada bulan lalu.

Indeks dolar AS, yang mencatat perdagangan greenback terhadap enam mata uang utama, turun 0,05% ke level 101,76. Nilai tukar dolar terhadap yen turun, dengan USD/JPY diperdagangkan pada level 113,79, atau turun 0,17%, sedangkan AUD/USD naik 0,18% ke level 0,7602.

Menteri Luar Negeri China Wang Yi Rabu mengatakan Korea Utara harus menghentikan uji coba nuklir dan rudal mereka dan bahwa Amerika Serikat dan Korea Selatan juga harus menghentikan latihan militer bersama. Wang membuat komentar di konferensi pers tahunan di sela-sela pertemuan tahunan parlemen China di Beijing.

Semalam, dolar beringsut menguat terhadap mata uang utama pada sesi Selasa, karena pasar mencerna kemungkinan kenaikan suku bunga bulan Maret, menjelang pertemuan kebijakan moneter Federal Reserve minggu depan.

Bank sentral AS siap untuk meningkatkan suku bunga di pertemuannya pada 14-15 Maret mendatang, setelah Ketua Fed Janet Yellen pekan lalu mengisyaratkan bahwa jika data ekonomi AS seperti yang diharapkan, maka pengetatan moneter lebih lanjut "kemungkinan akan sudah sesuai" bulan ini.

Di tempat lain, euro mengabaikan ketidakpastian mengenai hasil pemilihan presiden Perancis, setelah presiden Francois Hollande berjanji untuk "melakukan segala sesuatu" dalam kekuasaannya untuk menghentikan Marine Le Pen yang anti-Uni Eropa dari memenangkan pemilihan mendatang.

GrandCapital
10th March 2017, 10:41 AM
[b]Impeachment Park Pulihkan Won Korea (https://www.facebook.com/GrandCapitalIndonesia/posts/1867870456762477:0)

https://arb.rt.com/media/pics/2016.08/article/57beb8b2c36188f8338b458b.jpg

Dolar rebound di Asia pada hari Jumat dan Aussie menguat setelah data perumahan dengan peristiwa di Semenanjung Korea meraih perhatian setelah Mahkamah Konstitusi negara itu tegakkan impeachment President Park Geun-hye dengan latar belakang skandal dengan ‘chaebol’ Samsung Group dan ketegangan dengan Korea Utara serta data pekerjaan AS di hari ini menjadi sorotan pasar.

Pengadilan mengatakan sebuah impeachment oleh legislatif pada bulan Desember tahun lalu akan berdiri dalam keputusan yang disiarkan langsung dengan kerumunan besar di sekitar pengadilan untuk melawan Park.

Dalam kasus terkait, kepala Samsung Group Korea Selatan, Jay Y. Lee membantah suap dan penggelapan biaya pada awal seperti apa jaksa penuntut khusus mengatakan bisa menjadi "pengadilan abad ini" di tengah skandal politik yang mengguncang negara itu.

Indeks dolar AS, yang mengukur pergerakan greenback terhadap enam mata uang utama, naik ke level 101,93, atau menguat 0,08%.

Di Australia, data pinjaman rumah naik 0,5% pada bulan Januari, mengalahkan penurunan 1,0% yang terlihat pada basis bulanan. AUD/USD diperdagangkan pada level 0,7521, naik 0,20% pada awal perdagangan. USD/JPY diperdagangkan pada level 115,22, naik 0,22%.

Tadi malam, dolar merosot terhadap mata uang utama pada hari Kamis, setelah data klaim pengangguran awal meleset dari ekspektasi sementara euro merosot kembali di bawah $1,06.

Klaim pengangguran awal lebih besar dari yang diharapkan yang menumpuk tekanan pada greenback. Departemen Tenaga Kerja AS Kamis mengatakan, klaim pengangguran awal naik 20.000 menjadi 243.000 pengajuan dalam pekan hingga 4 Maret dari total pekan sebelumnya 223.000. Analis memperkirakan klaim pengangguran naik 12.000 menjadi 235.000 di pekan tersebut.

GrandCapital
13th March 2017, 01:11 PM
Minyak Mentah Capai Harga Terendah 3 Bulan (https://www.facebook.com/GrandCapitalIndonesia/photos/a.1400604180155776.1073741828.1400177716865089/1869303846619138/?type=3)

http://www.verangola.net/va/images/cache/750x380/crop/images%7Ccms-image-000010012.jpg

Harga minyak turun ke posisi terendah dalam tiga bulan terakhir pada perdagangan hari Senin meskipun OPEC terus berupaya untuk menekan produksi minyak mentah, yang juga terseret karena pengebor AS terus menambahkan rig.

Minyak mentah Brent jatuh 35 sen, atau 0,68 persen, ke level terendah sejak 30 November di $51,02 per barel. Minyak Brent menutup sesi sebelumnya dengan turun 1,6 persen pada level $51,37. Minyak mentah AS West Texas Intermediate (WTI) turun 42 sen, atau 0,87 persen, ke level terlemah sejak akhir November di $48,07 per barel.

Perusahaan pengebor minyak AS menambahkan rig minyak untuk minggu kedelapan berturut-turut, Baker Hughes, Jumat mengatakan, di saat perusahaan energi meningkatkan pengeluaran untuk mengambil keuntungan dari pemulihan harga minyak mentah sejak Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) sepakat untuk memotong output.

OPEC dan produsen minyak utama lainnya termasuk Rusia mencapai kesepakatan penting akhir tahun lalu untuk mengendalikan produksi sebesar hampir 1,8 juta barel per hari (bph) pada semester pertama 2017. Membayangi upaya tersebut, persediaan minyak mentah di Amerika Serikat, sebagai konsumen minyak dunia, melonjak pada pekan lalu sebesar 8,2 juta barel.

Kenaikan suku bunga AS berpeluang besar mendongkrak dolar, sehingga membuat perdagangan minyak dengan dollar akan menjadi lebih mahal bagi negara-negara pengimpor.

GrandCapital
14th March 2017, 04:15 PM
Emas Kerja Keras Jelang Pertemuan Fed (https://www.facebook.com/GrandCapitalIndonesia/posts/1869793653236824:0)

http://www.metallirari.com/wp-content/uploads/2016/11/oro-schiacciato-da-donald-trump.jpg

Emas berjuang keras dan masih diperdagangkan didekat level terendah enam minggu selama perdagangan sesi pagi Eropa pada hari Selasa. Ini dikarenakan para elaku pasar fokus pada suku bunga Federal Reserve dan perkembangan politik di Eropa.

The Fed dijadwalkan untuk menyimpulkan pertemuan kebijakan dua harinya pada Rabu besok. Dimana sebagian besar pelaku pasar mengharapkan bank sentral AS menaikkan suku bunga Fed di kisaran seperempat poin, yang berarti akan berada di sekitar 0,75% -1%.

Bank sentral AS juga akan merilis perkiraan terbaru untuk pertumbuhan ekonomi dan suku bunga, yang dikenal sebagai "dot-plot".

Konferensi pers pasca pertemuan Fed oleh Janet Yellen ini akan dinantikan dan sangat diawasi sebagai petunjuk atas laju kenaikan suku bunga di masa depan. Sebelumnya, para pejabat Fed memproyeksikan tiga kali kenaikan suku bunga pada tahun 2017 ini, tetapi juga berpeluang hingga empat kali, di tengah tanda-tanda kenaikan inflasi dan pertumbuhan yang kuat pada sector lapangan kerja.

Perdagangan emas berjangka di Comex merosot $2,55, atau sekitar 0,2%, menjadi $1.200,55 per troy ons, tidak jauh dari level bawah sesi pada Jumat $1.194,50, yang merupakan level terlemah sejak 31 Januari Sementara itu, emas spot turun $3,10 pada level $1.201,15 per ons.

Perdagangan komoditas logam lainnya di Comex, perak berjangka untuk pengiriman Mei turun 4,4 sen, atau sekitar 0,3%, ke level $16,92 per ons. Platinum turun 0,5% ke level $936,90, sementara paladium turun 0,8% ke level $748,50 per ons. Sementara tembaga berjangka merosot 0,6 sen, atau 0,3%, ke level $2.619 per pon.

Indeks dolar AS, yang mencatat perdagangan greenback terhadap enam mata uang utama, naik sekitar 0,3% pada level 101,52 pada perdagangan pagi di London, bergerak menjauh dari level penurunan dua pekan di sesi sebelumnya 100,86.

GrandCapital
17th March 2017, 05:18 PM
Trump, Merkel Langsungkan Pertemuan Pertamanya Di Gedung Putih (https://www.facebook.com/GrandCapitalIndonesia/posts/1870981679784688:0)

https://imagecdn1.luxnet.ua/radio24/uploads/780x440_DIR/media_news/2017/01/71801b11da1e2bc9717c7959349cc06ca2363586.jpg

Presiden Donald Trump menyambut Kanselir Jerman Angela Merkel pada Jumat dalam sebuah pertemuan di Gedung Putih yang dapat membantu menentukan masa depan kerjasama transatlantik dan bentuk hubungan kerja antara dua pemimpin yang paling kuat di dunia tersebut.

Presiden baru AS dan negarawan Jerman yang sudah lama mengabdi tersebut akan membahas pendanaan untuk NATO dan hubungan dengan Rusia dalam pertemuan pertama mereka sejak Trump menjabat pada bulan Januari.

Pertemuan ini bersifat konsekuensial bagi kedua belah pihak. Merkel, yang para pejabat mengatakan telah menyiapkan pertemuan itu secara hati-hati, kemungkinan akan menekan Trump untuk jaminan dukungan untuk Uni Eropa yang kuat dan komitmen untuk memerangi perubahan iklim.

Trump, yang pada masa pencalonan presiden lalu telah kritik Merkel yang telah mengizinkan ratusan ribu pengungsi masuk ke Jerman, akan mencari dukungan Merkel atas permintaannya bahwa negara-negara Pakta Pertahanan Atlantik Utara membayar lebih untuk kebutuhan pertahanan mereka.

Membangun hubungan akan menjadi agenda yang kurang jelas namun penting. Merkel memiliki hubungan dekat dengan Demokrat dan pendahulu Trump dri partai Republik, Barack Obama dan George W. Bush, dan dia cenderung mencari hubungan kerja yang kuat dengan Trump meskipun ada perbedaan kebijakan utama dan kecemasan di Jerman tentang mantan pengusaha New York.

Trump ingin melihat tindak lanjut pada permintaan bahwa negara-negara Eropa memikul lebih banyak beban pembayaran untuk aliansi NATO, yang telah dikritik. Dia juga akan mencari nasihat dari Merkel tentang bagaimana menangani Presiden Rusia Vladimir Putin, pemimpin Merkel telah ditangani secara ekstensif, dengan kekhawatiran dari Partai Republik dan anggota parlemen Demokrat, telah memujinya.

GrandCapital
22nd March 2017, 08:57 PM
Dollar masih Di Bawah Tekanan (https://www.facebook.com/GrandCapitalIndonesia/posts/1873164579566398:0)

Large Image Link (http://baoquocte.vn/stores/news_dataimages/tranlieu/122016/13/13/croped/132908_ty-gia-USD-4-10-2016.jpg) (501 kB)

Meski beranjak dari dari posisi terendah enam minggu terhadap mata uang utama pada perdagangan sesi Rabu, dolar masih berada di bawah tekanan karena sebuah sinyalemen yang menunjukkan lambatnya laju kenaikan suku bunga di AS sehingga terus membebani greenback.

Greenback melemah setelah Presiden Federal Reserve Chicago Charles Evans mengatakan pada hari Senin bahwa Fed masih berada pada langkah kenaikan suku bunga dua kali lagi di tahun ini, menggarisbawahi pandangan bahwa bank sentral akan terus berada pada laju pengetatan bertahap setelah kenaikan suku bunga pekan lalu.

Dolar juga rentan setelah para pemimpin keuangan G20 urungkan janjinya untuk mempertahankan perdagangan global yang bebas dan terbuka selama pembicaraan akhir pekan ini, menyusul oposisi dari pemerintahan Trump yang semakin proteksionis.

Langkah tersebut menimbulkan ketidakpastian baru hubungan dagang AS dan dengan perpanjangan kekhawatiran pemerintahan Trump atas dolar yang kuat.

Sementara mata uang tunggal telah menguat setelah tokoh sayap tengah Emmanuel macron muncul dalam debat televisi terhadap rival utamanya, pemimpin sayap kanan anti-Uni Eropa Marine Le Pen.

Namun kekhawatiran muncul kembali ketika Financial Times melaporkan bahwa calon kanan-tengah Francois Fillon saat ini menghadapi klaim dan diduga berusaha untuk mendapatkan keuntungan finansial dari hubungan dengan Presiden Rusia Vladimir Putin.

EUR/USD tergelincir 0,19% ke level 1,0790, turun dari level atas enam minggu sesi sebelumnya 1,0822. Di tempat lain, GBP/USD turun tipis 0,10% menjadi 1,2466, setelah mencapai level atas dalam tiga setengah minggu 1,2506 sesi kemarin.

USD/JPY turun 0,37% diperdagangkan pada level 111,31, terendah sejak 23 November sedangkan USD/CHF tetap stabil di level 0,9936.

Dolar Australia dan Selandia Baru lemah terhadap dolar AS, dengan AUD/USD turun 0,43% di level 0,7658 dan NZD/USD turun 0,20% ke level 0,7026. Sementara itu, USD/CAD naik 0,32% diperdagangkan pada level atas satu pecan di level 1,3395.

Indeks dolar AS, yang mencatat kekuatan greenback terhadap enam mata uang utama, naik 0,11% pada level 99,66, sedikit di atas level bawah enam minggu dari level 99,45 yang disentuh tadi malam.

GrandCapital
23rd March 2017, 03:25 PM
Harga Minyak Masih Tertekan Melimpahnya Persediaan (https://www.facebook.com/GrandCapitalIndonesia/posts/1873496119533244:0)

http://citynewsng.com/wp-content/uploads/2016/12/Oil-750x437-712x415.jpg

Harga minyak pulih pada hari Kamis dari penurunan di sesi sebelumnya. Meski demikian, minyak masih berada di bawah tekanan karena persediaan minyak mentah AS membengkak dan meningkatnya porukdi minyak meredam upaya OPEC untuk mengekang produksi global.

Brent berjangka berada di harga $51,02 per barel pada, naik 38 sen, atau 0,8 persen, dari penutupan sesi kemarin. Sebelumnya Brent sempat turun hingga di bawah level $50 per barel pada sesi Rabu untuk pertama kalinya sejak November.

Smenetara West Texas Intermediate (WTI) AS naik 38 sen, atau 0,8 persen, pada $ 48,42 per barel, setelah menguji level support $47 di sesi kemarin.

Analis mengatakan Brent telah menemukan level support teknis sekitar $50 per barel dan terdorong naik karena para pelaku pasar mengambil posisi panjang baru setelah minyak mentah mencapai posisi terendah multi-bulan semalam.

Meskipun mampu beranjak menguat, para pelaku pasar mengatakan minyak masih di bawah tekanan, sebagian besar karena persediaan AS yang besar dan keraguan bahwa upaya yang dipimpin oleh Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) untuk memangkas produksi itu mengekang pasokan bahan bakar global.

Administrasi Informasi Energi (EIA) mengatakan persediaan minyak mentah AS naik hampir 5 juta barel ke rekor 533,1 juta barel di pekan lalu, jauh melampaui perkiraan pertumbuhan 2,8 juta barel.

Tingginya angka persediaan ini akibat produksi minyak AS yang telah meningkat lebih dari 8 persen sejak pertengahan 2016 menjadi lebih dari 9,13 juta barel per hari (bph) ke tingkat yang sebanding pada akhir 2014, ketika kemerosotan pasar minyak terjadi.

Selain, terdapat sinyalemen melimpahnya pasar di Asia, di mana impor bensin China merosot sementara perusahaan penyulingan mengirim dengan volume besar di luar negeri karena mereka memproduksi minyak sulingan lebih dari yang dapat diserap pasar domestik.

Ekspor bensin China pada bulan Februari mencapai angka tertinggi kedua dalam catatan, naik 76,6 persen dari tahun sebelumnya di 1,06 juta ton, data dari kepabeanan China menunjukkan pada hari Kamis. Ekspor bahan bakar diesel bulan lalu melonjak 66,7 persen di 1,32 juta ton.

Cina hanya mengimpor 7.245 ton bensin pada bulan Februari, turun 94 persen dari periode yang sama tahun lalu. Impor diesel turun 52 persen dari tahun lalu 50.000 ton.

GrandCapital
28th March 2017, 10:58 AM
Dollar Menjauh Dari Posisi Terendah, Namun Masih Rentan (https://www.facebook.com/GrandCapitalIndonesia/photos/a.1400604180155776.1073741828.1400177716865089/1875670762649113/?type=3)

https://scontent-sin6-1.xx.fbcdn.net/v/t1.0-9/s720x720/17626132_1875670762649113_3997393617483128236_n.jp g?oh=2ff7df1734e12b4b98b9e3a95b10abe4&oe=59670277

Dolar tertatih-tatih untuk menjauh dari posisi terendah multi-bulan terhadap mata uang utama pada sesi Selasa setelah kisruh di hari sebelumnya mulai mereda, namun mata uang AS itu tetap goyah pengaruh dari "perdagangan Trump" yang saat ini hilang.

Greenback telah mengalami pengaruh besar saat para pelaku pasar melihat prospek pengeluaran fiskal AS dorongan dari Presiden Donald Trump secara signifikan berkurang oleh kegagalan untuk meloloskan sebuah RUU kunci reformasi kesehatan.

Dolar masih bias terhadap penurunan karena ekspektasi bahwa pemerintahan Trump akan dapat memberikan reformasi pajak dan belanja infrastruktur surut, ungkap Masafumi Yamamoto, kepala strategi valas di Mizuho Securities di Tokyo.

Indeks dolar terhadap sekeranjang mata uang utama hanya naik 0,1 persen pada level 99,249 setelah jatuh ke level 98,858 sesi kemarin, terendah sejak 11 November. Indeks sempat naik ke level atas 14 tahun mendekati level 104.00 pada awal Januari ketika harapan untuk stimulus meningkatkan inflasi di bawah presiden Trump berada di puncaknya.

Dolar naik 0,1 persen ke level 110,800 terhadap yen, setelah tadi malam sempat menggelusur ke level terendah empat bulan 110,110. Euro melemah pada level $1,0861, masih belum jauh dari dari level puncak 4 setengah bulannya di level $ 1,0906.

Mata uang kawasan eropa tersebut menguat ketika Kanselir Jerman Angela Merkel dari partai konservatif memenangkan pemilihan regional di negara bagian barat Saarland, Minggu, merespon kemunduran untuk saingan dari partai Sosial Demokrat dan meningkatkan prospek nya memenangkan jabatan keempat dalam pemilihan nasional bulan September.

Pound stabil di level $1,2559 setelah melonjak hampir satu persen ke level tertinggi delapan minggu $1,2615 tadi atas dolar yang lesu. Dolar Australia dan Selandia Baru masing-masing naik 0,1 persen ke level $ 0,7627 dan $0,7047.

GrandCapital
30th March 2017, 03:30 PM
Proses Brexit, Buat Euro Tersungkur (https://www.facebook.com/GrandCapitalIndonesia/posts/1876571855892337:0)

https://scontent-sin6-1.xx.fbcdn.net/v/t31.0-8/17622087_1876571855892337_7045630371196299212_o.jp g?oh=ddc08234216324517961b81ac8bac1f2&oe=59612F8E

Mata uang euro diperdagangkan merosot tajam setelah pernyataan salah seorang pejabat Bank Sentral Eropa yang mengomentari langkah awal keluarnya Inggris dari Uni Eropa.

Euro melemah setelah Inggris memulai proses Brexit dan pelemahan itu diperparah oleh pernyataan pejabat ECB bahwa mereka (ECB) cemas untuk merubah pesan yang berkaitan dengan kebijakan moneter sebelum Juni.

Pelemahan euro ini adalah yang paling tajam dalam lima minggu terakhir.

GrandCapital
3rd April 2017, 10:23 PM
Harga minyak Masih Terbebani Rebound Produksi Di Libya (https://www.facebook.com/GrandCapitalIndonesia/posts/1878586302357559:0)

http://cache.eremnews.com/wp-content/uploads/2016/09/LibyaFlag.jpg

Harga minyak tetap stabil pada Senin karena di saat rebound produksi minyak Libya selama akhir pekan membebani terhadap optimis data ekonomi dari Asia yang menunjukkan pada kuatnya permintaan energi dari wilayah tersebut.

Minyak patokan internasional Brent berjangka naik 4 sen menjadi $53,57 per barel. Minyak mentah berjangka AS West Texas Intermediate menguat 8 sen di level $50,68 per barel.

Lading minyak Sharara Libya, kembali produksi pada hari hari Minggu setelah mengalami gangguan selama sepekan dan perusahaan milik negara NOC mengangkat masalah akibat ‘force majeure’ pada produksi minyak mentah Sharara pada hari Senin, sumber mengatakan kepada Reuters. Lading minyak ini memproduksi sekitar 80.000 barel per hari (bph) pada hari Minggu dan sekitar 220.000 barel per hari sebelum penutupan 27 Maret.

Menambah tekanan pada harga, perusahaan jasa energi Baker Hughes mengatakan jumlah rig AS naik 10-662 pekan lalu, membuat kuartal pertama untuk penambahan rig terkuat sejak pertengahan 2011 dan meningkatkan prospek lebih untuk minyak serpih AS.

Meningkatnya pasokan minyak merusak data positif dari Asia yang menunjukkan bahwa peningkatan ekonomi di Asia akan memastikan permintaan energi yang cukup kuat.

Data manufaktur menunjukkan pabrik di sebagian besar Asia membukukan satu bulan lagi pertumbuhan yang solid pada bulan Maret. Data Indeks Pembelian Manajer (PMI) dari pabrik China menunjukkan pertumbuhan untuk bulan kesembilan pada bulan Maret, meskipun laju pertumbuhannya tergelincir karena melambatnya pesanan ekspor baru.

Harga minyak telah mencatat kenaikan selama tiga hari di pekan lalu, terangkat oleh penurunan output di Libya dan dibantu oleh harapan bahwa anggota Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan produsen non-OPEC lainnya seperti Rusia akan memperpanjang pemotongan produksi sampai Juni.

GrandCapital
4th April 2017, 08:07 PM
Defisit Perdagangan AS Turun Di Februari (https://www.facebook.com/GrandCapitalIndonesia/posts/1879080235641499:0)

Defisit perdagangan AS turun hampir 10% pada bulan Februari, dibantu oleh meningkatnya ekspor mencapai level tertinggi 26 bulan dan turunnya impor mobil dan telepon selular.

https://scontent-sit4-1.xx.fbcdn.net/v/t1.0-0/p526x395/17634387_1879080235641499_1768585286770000516_n.jp g?oh=ab39a11a6e32a7f336603f9777471cc7&oe=5954EFA9

Defisit perdagangan turun menjadi $43,6 miliar pada Februari, melampaui dan berlawanan dengan peningkatan besar pada bulan Januari yang mengangkat defisit perdagangan mencapai level tertinggi lima tahun $48,2 miliar.

Dalam survei yang dilakukan MarketWatch, para ekonom memperkirakan defisit perdagangan AS mencapai $44,5 miliar. Angka yang disesuaikan secara musiman.

Ekspor AS meningkat 0,2% menjadi $192.9 miliar, terbesar sejak Desember 2014. Para eksportir AS telah dibantu oleh perbaikan ekonomi global serta melemahnya nilai tukar dolar, membuat barang-barang Amerika agak lebih murah. Penguatan dolar telah mengerutkan ekspor AS dari akhir 2015 hingga pertengahan 2016.

Impor AS, sementara itu, mengalami penurunan 1,8% pada bulan Februari menjadi $236,4 miliar. Penurunan impor AS terjadi akibat sedikitnya impor ponsel dari Korea Selatan dan otomotif serta suku cadang mobil dari Eropa.

Meskipun mengalami penurunan pada bulan Februari, defisit perdagangan AS masih berjalan 3,2% lebih tinggi selama dua bulan pertama 2017 dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun 2016.

Kabinet Trump telah berjanji untuk mengurangi defisit melalui negosiasi ketat dengan mitra dagang. Salah satu arsitek utama presiden atas kebijakan perdagangan berpendapat bahwa defisit perdagangan yang tinggi menimbulkan risiko besar secara ekonomi dan merusak keamanan nasional.

Namun bahkan jika Gedung Putih mencatat keberhasilan, itu tidak mungkin muncul dalam laporan perdagangan untuk beberapa waktu. AS mengalami defisit perdagangan dari $500,6 miliar pada tahun 2016 dan bahkan lebih besar $750 miliar pada perdagangan barang.

Hampir 70% dari defisit perdagangan AS adalah dengan satu negara: Cina. Yang mana pada akhir pekan ini, Trump dijadwalkan akan bertemu dengan presiden China di Florida untuk membahas perdagangan, Korea Utara dan isu-isu utama lainnya. Presiden mengatakan ia memperkirakan pembicaraan nantinya menjadi “sulit.”

GrandCapital
6th April 2017, 10:40 AM
Kebijakan Fed Menjadi Pertimbangan, Emas Naik Di Asia (https://www.facebook.com/GrandCapitalIndonesia/posts/1880092252206964:0)

https://mrtopstep.com/wp-content/uploads/2016/09/gold-and-money-730x410.jpg

Emas menguat di Asia pada sesi Kamis, setelah para pelaku pasar mempertimbangkan risalah pertemuan terbaru Fed terhadap langkah kenaikan suku bunga yang diharapkan dan melemahnya dolar memberikan dukungan atas minat terhadap emas.

Beberapa pihak melihat risalah Fed ini sebagai sesuatu yang sedikit kurang hawkish dari yang diharapkan dan karena ketidakpastian seputar rencana Presiden Donald Trump untuk memotong pajak dan meningkatkan belanja di saat pembuat kebijakan mengatakan prospek telah sedikit berubah sejak Januari dengan terus menguatnya pasar tenaga kerja dan perkembangan menuju target inflasi dan kenaikan suku bunga tersebut kemungkinan sejalan dengan perkiraan untuk tiga tahun ini.

Namun para anggota legislatif terpecah atas apakah inflasi yang lebih kuat menjamin kenaikan suku bunga yang lebih cepat ada saat ini atau kenaikan yang lebih bertahap mengingat persistensi inflasi yang rendah di masa lalu.

Kemudian pada Kamis hari ini, pasar akan terus memantau komentar dari pertemuan puncak Trump dan Presiden China Xi Jinping di Florida. Di Cina, indeks PMI jasa Caixin untuk Maret dilaporkan berada di level bawah enam bulan 52,2, di bawah ekspektasi.

Emas untuk pengiriman April di divisi Comex New York Mercantile Exchange naik 0,70% menjadi $1.257,25 per ons. Tadi malam, harga emas turun dari level tertinggi satu bulan pada hari Rabu, tertekan oleh penguatan dolar, setelah dirilisnya pertumbuhan pekerjaan sektor swasta AS yang bullish. Tembaga berjangka di Comex turun 0,34% menjadi $2,668 per pon.

Emas berjangka berupaya keras mempertahankan penguatan sebelum akhirnya berbalik negatif, setelah ADP dan Moody Analytics mengatakan prusahaan swasta AS menambahkan 263.000 lapangan pekerjaan pada bulan tersebut. Hasil laporan tersebut jauh di atas ekspektasi ekonom yang hanya memperkirakan pertumbuhan 187.000.

Laporan payroll swasta yang lebih kuat dari perkiraan ini meningkatkan harapan untuk laporan payrolls Tenaga Kerja Departemen yang tidak termasuk sektor pertanian ini menjadi bullish yang akan dirilis pada hari Jumat pekan ini.

Sementara itu, perlambatan di sektor jasa menutupi tekanan jual logam kuning, setelah laporan dari Institute for Supply Management menunjukkan bahwa aktivitas non-manufaktur lebih lambat dari yang diharapkan menjadi 55,2 dari 57,6 pada bulan Februari.

GrandCapital
14th April 2017, 06:43 PM
Dolar Menuju Penurunan Satu Pekan (https://www.facebook.com/GrandCapitalIndonesia/posts/1884505705098952:0)

http://fsmnews.ru/images/uploads/dollar.jpg

Dolar masih mengaami penurunan pada perdagangan hari Jumat, dan menuju penurunan untuk seminggu setelah ketegangan di Korea Utara yang berkelanjutan menguntungkan mata uang safe haven Jepang.

Indeks dolar, yang mencatat perdagangan dolar AS terhadap enam mata uang rival, bertahan di level 100,590, sedikit lebih baik di sepanjang hari ini meski masih turun 0,6 persen di minggu ini.

Presiden AS Donald Trump mengatakan pada hari Kamis bahwa Korea Utara adalah masalah yang "akan diurus," di saat Cina mendesak berhati-hati dan spekulasi meningkat bahwa Pyongyang mungkin siap melakukan uji coba nuklir keenam. Pentagon menolak untuk mengomentari laporan NBC tentang kemungkinan tindakan pre-emptive terhadap negara ‘nakal’ tersebut.

Selain itu, militer AS mengatakan pada hari Kamis bahwa mereka menjatuhkan "induk dari semua bom," perangkat non-nuklir terbesar yang pernah dilepaskan dalam pertempuran, pada jaringan gua dan terowongan yang digunakan oleh Negara Islam di Timur Afganistan.

Dolar naik 0,8 persen terhadap won Korea Selatan, yang terakhir terpantau berada di level 1,138.5. Dolar naik tipis 0,1 persen pada hari ini terhadap yen ke level 109,15 yen, tetapi turun 1,7 persen untuk minggu ini.

Likuiditas pasar lebih tipis dari biasanya karena liburan perayaan Paskah dan Jumat Agung minggu ini di seluruh dunia. Pasar untuk Treasuries AS selesai perdagangan Kamis pagi, dan akan ditutup pada hari Jumat.

Sementara itu, euro stabil di level $1,0611. Euro naik 0,2 persen untuk minggu ini, meskipun kekhawatiran tentang hasil putaran pertama pemilihan presiden Prancis 23 April terus membatasi penguatannya. Terhadap yen, euro merosot ke level 115,72 pada hari Kamis, level terendah sejak November, dan berpeluang turun 1,5 persen untuk minggu ini. Euro terhadap yen terakhir terpantau di level 115,85 yen, naik 0,1 persen.

GrandCapital
17th April 2017, 12:40 PM
Pertumbuhan Ekonomi Cina Lampaui Ekspektasi (https://www.facebook.com/GrandCapitalIndonesia/posts/1885885568294299:0)

https://www.chinlingo.com/daily/upload/article/old/Picture/2015-04-26/553ca19e333e1.jpg

Pertumbuhan ekonomi Cina tumbuh pada laju yang lebih baik pada kuartal pertama tahun ini, didorong oleh belanja negara berkelanjutan untuk menopang ekspansi yang banyak dikhawatirkan oleh berbagai pihak akan mulai melambat di Tahun Baru.

Biro Nasional Statistik Cina melaporkan, produk domestik bruto (PDB) pada tahunan tumbuh 6,9% pada kuartal pertama, naik sedikit dari pertumbuhan tahunan 6,8% pada tiga kuartal sebelumnya dan juga berada dalam kisaran yang ditargetkan pemerintah antara 6,5% sampai 7%.

Berdasarkan pantauan, beberapa pakar ekonom dalam sebuah survei memperkirakan pertumbuhan ekonomi Cina pada kuartal pertama berada di 6,8%. Dibandingkan dengan kuartal keempat, PDB negeri ‘Tirai Bambu’ itu tumbuh 1,3%, data resmi menunjukkan.

Negara ekonomi kedua terbesar di dunia ini mulai bangkit dari pertumbuhan lebih lambat dala, satu tahun tapi dengan pertumbuhan yang lebih konsisten didorong oleh belanja pemerintah dan kredit yang murah. Dengan mengandalkan penggerak pertumbuhan tradisional dan industri berat, pembuat kebijakan Cina berupaya menghindari perlambatan perekonomian yang lebih berlarut-larut, yang secara luas diantisipasi setelah hasil mengecewakan pada 2015.

Neraca perdagangan Beijing membaik pada kuartal pertama, dengan data bea cukai menunjukkan surplus dengan AS sebesar $49,6 miliar.

Dalam rilisan yang terpisah pada hari Senin, Biro Statistik Nasional mengatakan produksi industri Cina naik 7,6% dalam 12 bulan hingga Maret. Parameter penjualan ritel tumbuh pada tingkat tahunan 10,9% pada bulan yang sama. Investasi aset tetap, pelindung untuk belanja jangka panjang, meningkat 9,2%, data resmi menunjukkan. Dengan ketiga indikator tersebut tumbuh lebih cepat dari yang diperkirakan.

GrandCapital
18th April 2017, 06:11 PM
Sudah Diperkirakan, Harga Minyak Catat Penurunan (https://www.facebook.com/GrandCapitalIndonesia/posts/1886504318232424:0)

http://media.therakyatpost.com/wp-content/uploads/2015/08/bigstock-Oil-Price-84587873.jpg

Harga minyak turun dalam perdagangan yang relative sepi pada perdagangan sesi Selasa pasca penutupan pasar libur panjang Paskah selam empat hari dan setelah pemerintah AS melaporkan indikasi kenaikan produksi.

Minyak Brent turun 4 sen di level $55,32. Setelah mengakhiri sesi yang cukup sepi pada hari Senin yang turun 53 sen di level $55,36, setelah mencatat kenaikan dalam tiga pekan terakhir. Smenetara minyak West Texas Intermediate (WTI) AS juga turun 4 sen di level $52,61 per barel. Setelah sempat turun 53 sen di level $52,65 per barel.

Minyak acuan AS tersebut juga sempat mencatat kenaikan beruntun selama tiga pekan terakhir hingga Kamis, sebelum libur Paskah.

Produksi minyak shale di May berpeluang membukukan kenaikan bulanan terbesar di lebih dari dua tahun, data pemerintah Senin menunjukkan, setelah produsen bersiap meningkatkan pengeboran dengan harga minyak bertahan di atas $50 per barel.

Produksi pada Mei diperkirakan meningkat sebesar 123.000 barel per hari (bph) menjadi 5,19 million bph, menurut laporan produktifitas pengeborang yang dirilis Badan Adminsitrasi Informasi Energi AS. Jika laporan perkiraan itu tepat, maka pada bulan Mei akan menjadi kenaikan bulanan terbesar sejak Februari 2015 dan tingkat produksi bulanan tertinggi sejak November 2015.

Akan lebih banyak lagi minyak mentah yang membanjiri pasar dari lading minyak shale setelah perusahaan finansial menginvestasikan miliaran dolar dala produksi minyak tersebut, sebuah analisis Reuters menunjukkan.

GrandCapital
20th April 2017, 07:02 PM
Data Jepang, dongkrak bursa Asia (https://www.facebook.com/GrandCapitalIndonesia/posts/1887434101472779:0)

https://scontent-sin6-1.xx.fbcdn.net/v/t31.0-8/17966100_1887434101472779_5884290100374326951_o.jp g?oh=4bd5db96bbca46efd7eb0ec3ee7ef9a8&oe=5982EC91

Pasar saham Asia kembali menguat setelah minyak pulih dari pelemahannya sementara data perdagangan Jepang yang cukup menggembirakan berhasil mendongkrak sentimen pasar.

Selain indeks Topix, Saham Australia dan Hong Kong juga menguat. Dari sektor mata uang, kiwi kembali naik setelah inflasi Selandia Baru berakselerasi lebih cepat dari perkiraan.

Kabar menarik lainnya adalah ekspor Jepang tumbuh pada level tercepatnya dilebih dari dua tahun terakhir Maret lalu. Selain itu laporan Beige Book the Fed menunjukkan perekonomian AS terus tumbuh stabil. Namun Laurence D. Fink, bos BlackRock Inc. mengatakan, melempemnya pertumbuhan ekonomi Amerika dan ketidakjelasan yang melingkupi kemampuan pemerintahan Trump untuk meloloskan rencana-rencana reformasi masih menimbulkan ancaman ke pasar.

Yen tergelincir menjadi 108,84 per dolar, kiwi naik menjadi 70,36 sen AS, aussie naik menjadi 75,06 sen AS. Minyak menguat menjadi $50,51 per barrel. Emas jatuh menjadi $1.278,88 per ounce, atau turun 0,1 persen.

GrandCapital
25th April 2017, 11:00 AM
Penguatan Euro Terhenti Setelah Rally (https://www.facebook.com/GrandCapitalIndonesia/posts/1889912531224936:0)

https://assets.bwbx.io/images/users/iqjWHBFdfxIU/i58jkO.HdHxc/v5/-1x-1.jpg

Euro beringsut melemah pada hari Selasa, terhenti setelah penguatan besar yang terpicu oleh hasil putaran pertama pemilihan Prancis, sementara dolar Kanada turun karena berita tentang pajak AS atas kayu lunak Kanada.

Euro tergelincir 0,1 persen ke level $1,0860, dari puncak sesi Senin sekitar $1,0940, level tertinggi sejak 10 November, setelah Capres dari sayap tengah Emmanuel Macron memenangkan pemilihan presiden Perancis putaran pertama. Jajak pendapat menunjukkan Macron mengalahkan anti-Uni Eropa, dan anti nasionalis euro Marine Le Pen dalam pemilihan yang akan berlangsung bulan depan.

Euro kemungkinan menunjukkan kelenturannya mengingat peluang Le Pen cukup rendah memenangkan pemungutan suara putaran kedua pada 7 Mei, kata Satoshi Okagawa, analis pasar global senior di Sumitomo Mitsui Banking Corporation di Singapura.

Jajak pendapat menunjukkan bahwa Macron yang ramah bisnis, yang tidak pernah memegang jabatan terpilih, akan memperoleh setidaknya 61 persen suara melawan Le Pen setelah dua saingan yang dikalahkan berjanji untuk mendukungnya untuk menggagalkan platform Eurosceptic dan anti-imigrannya Le Pen.

Dolar Kanada turun 0,4 persen pada awal perdagangan Asia setelah Menteri Perdagangan A.B. Wilbur Ross mengatakan akan memberlakukan pajak anti-subsidi baru rata-rata 20 persen untuk impor kayu lunak Kanada.

Loonie turun ke level C$1,3559 per dolar AS pada satu titik, level terendah sejak akhir Desember ketika merosot ke level C$1,3598.

Greenback naik tipis 0,1 persen di level 109,89 yen, namun tetap di bawah level tertinggi Senin 110,64 yen, level terkuatnya sejak 11 April. Analis mengatakan yen, yang sering naik pada saat terjadi gejolak pasar, bisa kembali menguat jika kekhawatiran tentang ketegangan geopolitik di utara Korea meningkat.

GrandCapital
25th April 2017, 06:37 PM
Minyak Berupaya Hentikan Penurunan Beruntun (https://www.facebook.com/GrandCapitalIndonesia/posts/1890002601215929:0)

http://cdn.jin10.com/news/pic/27a8095413e5cea6de4c80e8222b3b2d.jpg

Harga minyak menguat di perdagangan Eropa pada hari Selasa, naik untuk pertama kalinya dalam tujuh sesi setelah investor kembali ke pasar untuk mencari valuasi murah setelah minyak berjangka jatuh ke level terendah dalam empat minggu di tengah tanda-tanda terus meningkatnya output minyak mentah AS.

Minyak mentah West Texas Intermediate AS konrak Juni naik 13 sen atau sekitar 0,3% menjadi $49,36 per barel. Minyak acuan AS mengalam penurunan untuk sesi keenam berturut-turut pada hari Senin setelah mencapai level terlemah sejak 29 Maret di level $49,03.

Sementara itu, minyak Brent untuk pengiriman Juni di ICE Futures Exchange London menguat 16 sen ke level $52,29 per barel setelah turun ke level $51,42 pada sesi sebelumnya, penurunan terdalam sejak 29 Maret.

Investor menantikan data mingguan persediaan minyak mentah dan produk olahan AS . Kelompok industri American Petroleum Institute akan merilis laporan mingguannya pada hari Selasa. Data resmi dari Administrasi Informasi Energi akan dirilis pada hari Rabu, di tengah perkiraan penurunan stok minyak turun sebesar 1,3 juta barel.

Minyak mentah berada di bawah tekanan jual yang besar dalam beberapa hari terakhir di tengah kekhawatiran bahwa rebound produksi minyak ‘shale’ AS yang sedang terjadi dapat menggagalkan upaya produsen utama lainnya untuk menyeimbangkan pasokan dan permintaan minyak global. Perusahaan pengobran AS pekan lalu kembali menambahkan rig untuk minggu ke-14 berturut-turut, data dari perusahaan jasa energi Baker Hughes menunjukkan pada hari Jumat, memperpanjang pemulihan pengeboran 10 bulan. Penambahan itu membawa jumlah total menjadi 688, terbesar sejak September 2015.

Sementara itu, Presiden Amerika Serikat Donald Trump akan menandatangani beberapa perintah eksekutif mengenai energi dan lingkungan minggu ini, yang akan mempermudah AS untuk mengembangkan energi di dalam dan di luar negeri, kata seorang pejabat Gedung Putih pada hari Minggu.

Kenaikan output AS telah membayangi pengurangan produksi oleh produsen utama. Pada November tahun lalu, OPEC dan produsen lainnya, termasuk Rusia sepakat untuk memangkas produksi sekitar 1,8 juta barel per hari antara Januari dan Juni, namun sejauh ini langkah tersebut berdampak kecil pada tingkat persediaan.

Keputusan akhir mengenai apakah akan memperpanjang kesepakatan sampai bulan Juni akan diputuskan dalam kartel minyak tersebut pada 25 Mei. Rusia mengatakan pada hari Senin bahwa output minyaknya bisa naik ke tingkat tertinggi dalam 30 tahun jika produsen OPEC dan non-OPEC tidak Memperpanjang kesepakatan pengurangan pasokan sampai 30 Juni.

GrandCapital
26th April 2017, 01:40 PM
Investor optimis, pasar nantikan gebrakan pajak Trump (https://www.facebook.com/GrandCapitalIndonesia/posts/1890346731181516)

http://www.dsnews.ua/static/img/t/r/trumpwillwin_notext_3_771x517.jpg

Bursa Asia mempertahankan penguatan secara global setelah hasil pendapatan perusahaan dan harapan akan reformasi pajak di AS berhasil mendongkrak optimisme pasar akan pertumbuhan ekonomi global. Melemahnya yen mengangkat saham-saham Jepang capai hari kelima.

Diantara perusahaan yang melaporkan hasil pendapatan yang positif yaitu Aluminum Corp. of China, Caterpillar, McDonald. Yen melanjutkan pelemahan dan emas juga anjlok. Dolar Kanada melemah akibat Trump memberlakukan pajak 24% untuk impor kayu lembut (softwood). Aussie juga jatuh karena data inflasi meleset dari perkiraan.

Faktor yang mengangkat bursa global adalah surutnya resiko politis di Eropa dan perekonomian AS terus menunjukkan gejala perbaikan. Kamis ini, Presiden Trump diperkirakan akan menguak rencana kebijakan pajakn yang berdampak kepada dipangkasnya pajak korporasi besar sampai 15 persen.

Meski begitu, resiko masih tetap ada dimana rapat bank sentral akan digelar di Jepang dan Eropa pada minggu ini. Tensi di Korut juga masih ada dan terakhir masalah di China yang menyebabkan saham-saham lokal anjlok parah.

BOJ diperkirakan akan mempertahankan kebijakan pelonggaran moneternya meski inflasi masih jauh dibawah target bank sentral yaitu 2 persen. Dihari yang sama ECB juga akan rapat dan mungkin ada sedikit perubahan kebijakan. Fokusnya adalah sinyal Presiden Mario tentang rencana penarikan dari kebijakan stimulus luar biasa.

Yen tergelincir 0,1% menjadi 111,24 per dolar. Aussie melemah 0,2% menjadi 75,17 sen AS. Looney menguat menjadi 1,35667 per dolar. Emas terkoreksi pada $1.264,44. Minya mentah melanjutkan pelemahan, kali ini turun 0,2% menjadi $49,45 per barrel.

GrandCapital
26th April 2017, 05:44 PM
Safe Haven Masih Merana, Euro Stabil (https://www.facebook.com/GrandCapitalIndonesia/posts/1890436244505898:0)

http://cdn.bignewsnetwork.com/uni1469803614.jpg

Safe haven Yen kembali melemah pada hari Rabu karena suasana optimisme baru mendukung sentimen pasar, dan euro tetap stabil di dekat puncak lima setengah bulan karena kekhawatiran politik di Perancis surut.

USD/JPY naik 0,32% pada level 111,45, membangun penguatan besar sesi Selasa ketika naik 1,2%, kenaikan terbesar satu hari dalam tiga bulan. Dolar menguat menjelang pengumuman reformasi pajak yang diharapkan pada sore hari oleh pemerintahan Presiden Donald Trump di AS.

Ekspektasi pasar didorong oleh laporan bahwa usulan reformasi pajak mencakup pemotongan tarif pajak perusahaan dan menurunkan pajak atas pendapatan luar negeri perusahaan AS di luar negeri.

Ancaman penghentian pemerintah AS pada akhir pekan ini juga surut setelah Trump mengindikasikan bahwa dia fleksibel menunggu untuk pengamanan pendanaan bagi tembok perbatasan dengan Meksiko yang dijanjikan, dalam sebuah pergeseran yang dapat menyelesaikan jalan bagi anggota parlemen untuk mencapai kesepakatan.

Para pelaku pasar juga terus mencerna kemenangan partai sayap tengah Emmanuel Macron dalam putaran pertama pemilihan presiden Prancis pada hari Minggu.

EUR/USD turun 0,09% ke level 1,0923 setelah mencapai puncak lima setengah bulan di 1,0949 pada hari Selasa. Terhadap yen, euro menguat, dengan EUR/JPY menguat 0,23% diperdagangkan pada level 121,7. Euro telah menguat 4% terhadap mata uang Jepang sepanjang minggu ini.

Indeks dolar AS, yang mencatat perdagangan greenback terhadap enam mata uang utama, naik tipis 0,09% ke level 98,81. Indeks dolar menyentuh level terendah 98,56 pada hari Selasa, terlemah sejak 10 November, tertekan melemah oleh euro yang lebih kuat.

Sterling melemah terhadap dolar, dengan GBP/USD tergelincir 0,17% menjadi 1,2819. Dolar Kanada tetap berada di bawah tekanan setelah merosot ke level terendah 14 bulan pada hari Selasa di tengah kekhawatiran atas perselisihan perdagangan yang meningkat dengan Amerika. USD/CAD naik hingga 1,3581, setelah naik hingga ke level 1,3625 pada hari Selasa, terbesar sejak Februari 2016.

GrandCapital
27th April 2017, 01:16 PM
Dolar Masih Menguat Meski Pajak Trump Mengecewakan (https://www.facebook.com/GrandCapitalIndonesia/posts/1890724794477043:0)

http://www.cubaenmiami.com/wp-content/uploads/2017/01/donald-trump-tax-plan.jpg

Dolar mempertahankan penguatan terhadap yen pada hari Kamis setelah rencana pajak Presiden Donald Trump di Amerika Serikat tidak memberikan kejutan baru, shingga menghentikan penguatan greenback, sementara pasar menunggu keputusan kebijakan moneter Bank Sentral Eropa mendatang.

Dolar Kanada dan peso Meksiko juga kehilangan kkeuatan atas laporan bahwa Amerika Serikat sedang mempertimbangkan untuk menarik diri dari Perjanjian Perdagangan Bebas Amerika Utara (NAFTA).

Indeks dolar terhadap mata uang utama sedikit berubah pada level 98,931 setelah sempat naik ke level 99,332 tadi malam. Dolar naik 0,15 persen pada level 111,220 yen. Mata uang AS itu sempat mencapai level tertinggi empat minggu di 111.780 yen tadi malam sebelum terkuaknya rencana reformasi pajak Trump, namun dolar kehilangan daya tarik karena gagal menggairahkan investor.

Rencana Trump akan memotong tingkat pajak penghasilan yang dibayarkan oleh perusahaan publik menjadi 15 persen dari 35 persen dan mengurangi tingkat pajak tertinggi pada bisnis, termasuk kemitraan kecil dan kepemilikan tunggal, sampai 15 persen dari 39,6 persen.

Euro naik 0,1 persen pada level $1,0911. Euro pekan ini mampu mencapai pekan yang cukup baik, naik ke level tertinggi 5 setengah bulan di leel $1,0951 pada hari Rabu, setelah pemilihan presiden Perancis putaran pertama yang diadakan pada akhir pekan lalu mengurangi kekhawatiran yang dirasakan terhadap mata uang bersama.

Penguatan euro pekan ini juga telah didorong oleh ekspektasi perubahan arah kebijakan ECB dalam beberapa bulan mendatang sehingga akan segera mengurangi stimulus moneter. Bank sentral akan mengumumkan keputusan kebijakannya pada hari Kamis dan fokusnya adalah apakah hasil pemilihan Perancis baru-baru ini, yang mendukung sentris pro-euro, memiliki dampak dalam posisi ECB.

Dolar Kanada memperpanjang penurunan akibat kemungkinan penarikan diri AS dari kesepakatan perdagangan NAFTA. Loonie melemah ke level terendah 14-bulan di C$1,3636 per dolar. Mata uang Meksiko juga merosot ke level terendah lebih dari satu bulan di 19,29 peso per dolar semalam.

Dalam sebuah langkah yang bisa mengungkap salah satu blok perdagangan terbesar di dunia, Trump mempertimbangkan untuk mengeluarkan perintah eksekutif untuk menarik Amerika Serikat dari NAFTA, kata seorang pejabat senior pemerintah pada hari Rabu.

GrandCapital
27th April 2017, 10:26 PM
Kekhawatiran ‘Over Supply’ Sebabkan Minyak Melemah (https://www.facebook.com/GrandCapitalIndonesia/posts/1890834337799422:0)

http://baomoi-photo-3-td.zadn.vn/w720x480/16/05/07/239/19310429/1_99666.jpg

Harga minyak turun tipis di perdagangan Eropa pada hari Kamis, bergerak ke level penurunan empat pekan setelah data persediaan mingguan menunjukkan pasokan bahan bakar minyak AS meningkat secara tidak terduga, sementara output minyak mentah terus meningkat.

Kontrak Juni minyak mentah West Texas Intermediate turun 45 sen atau sekitar 0,9% menjadi $49,16 per barel. Minyak acuan AS itu menguat 6 sen pada hari Rabu dan mencapai level terlemah sejak 29 Maret di level $48,87 di awal pekan ini. Sementara itu, minyak Brent untuk pengiriman Juli di ICE Futures Exchange di London turun 45 sen menjadi $51,96 per barel, tidak jauh dari level terendah empat pekan di $51,30 yang dicapai pada hari Senin.

Administrasi Informasi Energi AS mengatakan dalam laporan mingguannya bahwa persediaan minyak mentah turun sebesar 3,6 juta barel pada pekan hingga 21 April, hasil yang lebih besar dari perkiraan. Laporan tersebut juga menunjukkan bahwa persediaan bensin meningkat sebesar 3,4 juta barel, melenceng dari ekspektasi penurunan 1,0 juta barel, karena kilang penyulingan terus menghasilkan lebih banyak bahan bakar daripada konsumsi pasar.

Sementara itu, produksi minyak mentah AS terus meningkat tanpa henti, dan sampai saat ini, produksi minyak mentah AS meningkat 10% sejak pertengahan 2016 pada 9,27 juta barel per hari (BPH), pada tingkat yang sebanding dengan level dimana puncak berlimpahnya minyak antara akhir 2014 dan awal 2016.

Kenaikan produksi minyak serpih AS telah membayangi pemangkasan produksi yang disorot oleh produsen utama. Pada November tahun lalu, OPEC dan produsen lainnya, termasuk Rusia sepakat untuk memangkas produksi sekitar 1,8 juta barel per hari antara Januari dan Juni, namun sejauh ini langkah tersebut hanya memiliki pengaruh yang kecil pada tingkat persediaan. Keputusan akhir mengenai apakah akan memperpanjang kesepakatan hingga Juni akan diambil oleh kartel minyak pada tanggal 25 Mei.

Pada perdagangan komoditi migas lainnya di Nymex, harga bensin berjangka untuk Juni turun 1,5 sen atau sekitar 1% menjadi $1,568 per galon, sementara minyak pemanas Juni tergelincir 1,2 sen menjadi $1,528 per galon. Kontrak berjangka gas alam untuk pengiriman Juni turun 1,1 sen menjadi $3.260 per juta unit thermal Inggris, karena para pelaku pasar menantikan data persediaan mingguan yang akan dirilis nanti di hari global.

GrandCapital
28th April 2017, 10:47 AM
Tanggapi Wacana ‘shutdown’, Trump: “Jika Memang Harus, Ya Sudah” (https://www.facebook.com/GrandCapitalIndonesia/posts/1891174927765363:0)

https://pbs.twimg.com/media/C-NCOy8XkAIDcCm.jpg

Presiden Donald Trump remehkan tingkat kepelikan potensi ‘shutdown’ pemerintah pada Kamis kemarin, hanya dua hari dari tenggat bagi Kongres untuk mencapai kesepakatan pengeluaran untuk mencegah PHK sementara pekerja federal.

"Kami akan melihat apa yang akan terjadi, jika ada penghentian, itu akan terjadi," kata Trump dalam sebuah wawancara kepada Reuters, dan menambahkan bahwa Demokrat akan disalahkan jika pemerintah federal tidak didanai.

Kongres memiliki waktu sampai pukul 12.01 waktu setempat pada hari Sabtu untuk menyetujui anggaran untuk mendanai pemerintah atau kegiataan kerja pemerintah terpaksa dihentikan, yang akan memberhentikan sementara ratusan ribu pekerja federal.

Partai Republik mengajukan anggaran pada hari Rabu untuk mendanai operasional pemerintah pada tingkat saat ini selama satu minggu tambahan, memberi waktu bagi administrasi Trump untuk menyelesaikan negosiasi dengan Demokrat mengenai rencana sisa tahun fiskal yang berakhir pada 30 September.

Trump mengatakan aksi ‘shutdown’ akan menjadi "hal yang sangat negatif" namun pemerintahannya mempersiapkan jika perlu.

Dalam wawancara dengan bahasan yang luas, Trump mempertahankan rancangan pajak sebanyak satu halaman yang dia nyatakan pada hari Rabu dari mengkritik bahwa hal itu akan meningkatkan defisit AS, dengan mengatakan bahwa kesepakatan perdagangan dan pertumbuhan ekonomi yang lebih baik akan mengimbangi biaya.

"Kami akan melakukan kesepakatan perdagangan yang akan menghasilkan defisit yang luar biasa. Kami akan melakukan kesepakatan perdagangan yang akan menjadi kesepakatan yang jauh lebih baik," kata Trump.

Trump juga mengatakan tidak adil untuk menawarkan bailout hutang ke Puerto Riko, wilayah AS, karena ini tidak adil bagi orang-orang di negara bagian AS lainnya.

Sebagai bagian dari negosiasi anggaran, Demokrat telah meminta dukungan finansial untuk mendukung program ‘Medicaid’ Puerto Riko yang mencakup asuransi kesehatan bagi masyarakat miskin, namun banyak pihak dari Republikan menentang gagasan tersebut.

"Saya berpikir itu tidak adil bagi warga di Iowa, dan menurut saya tidak adil bagi warga Wisconsin dan Ohio dan North Carolina serta Pennsylvania bahwa kita harus memberi talangan kepada Puerto Rico sejumlah miliaran dolar," ungkap Trump. "Tidak, saya fikir itu tidak adil."

GrandCapital
28th April 2017, 06:44 PM
Indeks Dolar Tergelincir Mendekati Penurunan 5 Bulan (https://www.facebook.com/GrandCapitalIndonesia/posts/1891294991086690:0)

Large Image Link (http://olloo.mn/upload/news/large/olloo_mn_1490841905_US-Dollar-Falling--660x330.jpg) (259 kB)

Dolar tergelincir dan kembali mendekati level bawah lima bulan terakhir terhadap mata uang utama di sesi akhir pekan ini karena para pelaku pasar menantikan rilisan laporan ekonomi AS yang akan dirilis hari ini di tengah kekhawatiran yang masih terjadi atas kondisi politik AS.

Sentimen pada greenback sangat rapuh setelah Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengatakan bahwa dia akan menegosiasikan atau mengakhiri kesepakatan perdagangan yang “mengerikan” dengan Korea Selatan. Komentar tersebut muncul tak lama setelah Trump mengatakan bahwa sebuah konflik "besar" dengan Korea Utara mungkin terjadi namun beliau masih mencari jawaban diplomatik.

Para pelaku pasar juga menantikan rilisan laporan pertumbuhan ekonomi kuartal pertama dan sentimen konsumen AS, yang akan dirilis pada Jumat hari ini.

EUR/USD naik 0,59% ke level 1,0936 setelah melemah pada hari Kamis ketika Presiden Bank Sentral Eropa Mario Draghi mengatakan tidak ada cukup bukti untuk mengubah prospek inflasi ECB.

Di tempat lain, GBP/USD naik 0,38% ke level tertinggi enam bulan baru di level 1,2952 bahkan di saat Kantor Statistik Nasional Inggris mengatakan bahwa produk domestik bruto Inggris meningkat sebesar 0,3% dalam tiga bulan terakhir hingga 31 Maret, di bawah perkiraan pertumbuhan 0,4%.

USD/JPY naik 0,10% ke level 111,38, sementara USD/CHF turun 0,38% ke level 0,9903. Dolar Australia menguat, dengan AUD/USD naik 0,25% ke level 0,7485, sementara NZD/USD bertahan stabil di level 0,6872. Sementara itu, USD/CAD bergerak tipis pada level 1.3536, tidak jauh dari level puncak 14 bulan di level 1,3672.

Indeks dolar AS, yang mencatat kekuatan greenback terhadap enam mata uang utama, turun 0,39% pada level 98,63, mendekati titik terendah lima bulan terakhir di level 98,56.

GrandCapital
1st May 2017, 11:04 AM
Persediaan Masih Melimpah, Harga Minyak Turun (https://www.facebook.com/GrandCapitalIndonesia/posts/1892531427629713:0)

http://media.mehrnews.com/d/2017/01/02/4/2325497.jpg

Harga minyak turun tipis pada hari Senin, dirusak oleh survei manufaktur Cina, dan meskipun ada pembicaraan bahwa penurunan produksi minyak mentah OPEC dapat diteruskan ketika para produsen minyak melangsungkan pertemuan pada akhir bulan ini.

Turun mempengaruhi harga adalah pertumbuhan sektor manuafktur Cina yang lebih cepat dari pada bulan April. Sebuah survei resmi menunjukkan pada hari Minggu bahwa inflasi harga produsen menurun dan upaya legislatif untuk mencegah risiko keuangan dalam ekonomi membebani permintaan.

Minyak mentah NYMEX untuk pengiriman Juni turun 10 sen menjadi $49,23 per barel. Sementara minyak mentah Brent London untuk pengiriman baru bulan depan di Juli turun 13 sen menjadi $51,92. Ini merupakan minggu ketiga harga minyak telah mulai turun. Persediaan tetap tinggi, dan pasar tetap terjebak dalam tren yang jatuh ke level bawah tahun 2014 ketika kemerosotan global muncul.

Menteri Perminyakan Iran mengatakan pada hari Sabtu bahwa negara-negara OPEC dan negara-negara non-OPEC telah memberikan sinyal positif untuk perpanjangan pemangkasan produksi, yang juga akan didukung Teheran. Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) kana melangsungkan pertemuan bulan ini untuk membahas kebijakan pasokan minyak. Jika OPEC setuju memperpanjang pemotongan tersebut, maka persediaan global yang membengkak bisa habis pada akhir tahun, sebuah hasil jajak pendapat para ekonom dan analis yang dilakukan Reuters menunjukkan.

Menteri Energi Arab Saudi Khalid al-Falih mengatakan pada hari Sabtu bahwa ada konsensus dengan Asia Tengah mengenai pasar minyak dan tingkat produksi.

Presiden AS Donald Trump pada hari Minggu meningkatkan hubungan dengan sekutu di Asia untuk menjamin kerja sama mereka untuk menekan Korea Utara atas program nuklir dan misilnya. Seruan Trump kepada kedua pemimpin Asia tersebut terjadi setelah Korea Utara melakukan uji coba - meluncurkan rudal lain yang menurut Washington dan Seoul tidak berhasil namun menimbulkan kecaman internasional yang meluas.

GrandCapital
1st May 2017, 06:03 PM
Akhirnya ‘Shutdown’ Pemerintah AS Terhindarkan (https://www.facebook.com/GrandCapitalIndonesia/posts/1892644894285033:0)

http://blog.joins.com/usr/t/on/tony4328/1703/58d2e3c7a48ff.jpg

Perunding di Kongres AS mencapai kesepakatan pada hari Minggu lalu atas pendanaan federal sekitar $1 triliun yang akan mencegah penutupan pemerintah akhir pekan ini, sementara Presiden Donald Trump harus menyerahkan uang muka pada pembangunan militer yang dijanjikannya.

Dewan Perwakilan Rakyat dan Senat masih harus menyetujui pakta bipartisan, yang akan menjadi undang-undang besar pertama membersihkan Kongres sejak Trump menjadi presiden pada 20 Januari.

Bagian undang-undang yang diajukan diperkirakan dalam minggu ini.

Dana tersebut, yang seharusnya sudah diputuskan tujuh bulan yang lalu dengan awal tahun fiskal 2017 pada 1 Oktober, akan membayar sejumlah program federal mulai dari operasi keamanan bandara dan perbatasan untuk gaji tentara, riset medis, bantuan luar negeri, ruang eksplorasi, dan pendidikan.

"Kesepakatan tersebut akan memindahkan suntik dana pada prioritas konservatif dan akan memastikan bahwa fungsi penting dari pemerintah federal dipertahankan, ungkap Jennifer Hing, juru bicara Partai Republik di Komite Alokasi DPR.

Jika tidak diberlakukan pada Jumat tengah malam, beberapa departemen federal harus memberhentikan ratusan ribu karyawan dan membutuhkan banyak hal lainnya untuk melanjutkan pekerjaan tersebut dengan memberikan kekuatan hukum dan operasional penting lainnya tanpa bayaran sampai masalah anggaran di Kongres diselesaikan.

"Kesepakatan ini adalah kesepakatan yang baik untuk rakyat Amerika dan mmebatalkan ancaman shutdown pemerintah dari kesepakatan," ungkap pemimpin Senat dari Demokrat Chuck Schumer dalam sebuah pernyataan.

Dia mengatakan bahwa tindakan tersebut akan meningkatkan investasi federal dalam penelitian medis, pendidikan, dan infrastruktur.

Penyelenggara Parlemen dan Senat bekerja sampai malam untuk merancang undang-undang untuk ditinjau kembali olehanggota parlemen.

Seorang pembantu kongres senior mengatakan Pentagon akan memenangkan kenaikan pengeluaran pertahanan senilai $12,5 miliar untuk tahun fiskal yang berakhir pada 30 September, dengan kemungkinan tambahan $2,5 miliar dalam pidato rencana Trump kepada Kongres untuk mengalahkan kelompok militan Islam.

Trump telah meminta $30 miliar lebih dana militer untuk tahun ini setelah berkampanye keras dalam membangun pertahanan selama kampanye pemilihan 2016.

GrandCapital
2nd May 2017, 12:03 PM
Yen Melemah, Aussie Menguat Jelang Review RBA (https://www.facebook.com/GrandCapitalIndonesia/posts/1892983870917802:0)

https://imgcdn.pakistanpoint.com/media/2017/03/_3/730x425/pic_1489660346_1.jpg

Yen sedikit melemah dan Aussie menguat pada sesi perdagangan hari Selasa di Asia atas sebuah survei manufaktur dari China lebih rendah dari perkiraan dan investor menantikan proyeksi suku bunga terbaru oleh bank sentral Australia.

Sementara itu Bank of Japan merilis risalah pertemuan kebijakan bulan Maret mereka dan para pembuat kebijakan sepakat untuk memonitor secara ketat harga konsumen karena saat ini para pembuat kebijakan kurang memiliki momentum kenaikan. Risalah pertemuan tersebut mengulangi ungkapan sebelumnya bahwa dari waktu ke waktu, harga konsumen akan mencapai target inflasi 2 persen bank sentral namun BOJ perlu melanjutkan pelonggaran kuantitatifnya, menurut laporan pertemuan tersebut.

Pada 27 April pekan lalu, Bank of Japan menaikkan perkiraan ekonominya pada hasil pertemuan kebijakan pada hari Kamis, namun masih mempertahankan kebijakan, seperti yang diperkirakan secara luas.

Selain itu, PMI manufaktur Caixin untuk bulan April berada di angka 50,3, dibandingkan dengan tingkat yang diperkirakan sebesar 51,2, membawa indeks ke level terendah tujuh bulan. Angka-angka tersebut mengikuti data resmi Indeks Pembelian Manajer China (PMI) yang dirilis pada hari Minggu turun ke level terendah enam bulan di 51,2 di bulan April dari data yang mendekati level tertinggi 5 tahun di dekat 51,8 di bulan Maret. Survei manufaktur PMI Caixin / Markit sektor swasta lebih berfokus pada perusahaan kecil dan menengah.

Kemudian, Reserve Bank of Australia (RBA) merilis tinjauan kebijakan moneter terakhirnya dengan sebagian besar analis memperkirakan RBA akan tetap mempetahankan kebijakannya pada rekor rendah 1,5%.

Tadi malam, dolar diperdagangkan menguat terhadap mata uang utama pada hari Senin, meski suramnya rilisan data ekonomi sementara komentar bullish dari Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin hanya berdampak kecil terhadap greenback.

Mnuchin pada hari Senin mengatakan, mungkin diperlukan waktu dua tahun bagi ekonomi AS untuk mencapai pertumbuhan 3%, dan menyoroti rencana reformasi pajak dan peraturan pemerintah Trump sebagai katalis kunci untuk mendorong pertumbuhan ekonomi.

"Dalam proyeksi kami mungkin akan memakan waktu dua tahun untuk mencapai pertumbuhan tiga persen dan kemudian kita dapat memiliki tingkat yang berkelanjutan." Ungkap Mnuchin.

Sementara itu, GBP/USD turun dari level tertinggi enam bulan diperdagangkan pada level $1,2912, turun 0,30%, setelah retorika Brexit mulai muncul, di saat mencuat berita bahwa para pemimpin Uni Eropa cenderung menuntut agar Inggris setuju membayar kewajibannya kepada UE Sebelum kesepakatan perdagangan baru bisa dibicarakan.

USD/JPY diperdagangkan pada level 111,88, naik 0,04%, sementara AUD/USD diperdagangkan di level 0,7544. Naik 0,24%. Indeks dolar AS, yang mencatat perdagangan greenback terhadap sekumpulan enam mata uang utama, merosot 0,06% ke level 98,92.

GrandCapital
2nd May 2017, 05:39 PM
Bursa Saham Global Flat, Market Tetap Harus Waspada (https://www.facebook.com/GrandCapitalIndonesia/posts/1893039677578888:0)

http://risinginvestor.com/wp-content/uploads/2016/08/RI-13.jpg

Bursa global bergerak menuju level tertinggi baru setelah banyak pasar yang kembali buka mengalihkan fokusnya ke laporan pendapatan korporat.

Indeks acuan Asia MSCI untuk semua negara berpeluang ditutup menembus rekor baru sementara saham-saham Eropa menguat menyusul positifnya hasil pendapatan BP Plc. Kospi Korsel berhasil menembus level puncuk pada 2011 lalu. Yen diperdagangkan terperosok ke level terendahnya dalam satu bulan terakhir.

Sektor teknologi tampil sangat baik dan mengirimkan Nasdaq Composite Index ke rekor tertinggi. Kabar positif dari BP disambut dengan melonjaknya harga minyak. Hari ini masih akan ada laporan korporat diantaranya Apple.

Menguatnya bursa Eropa sedikit banyak dipengaruhi juga oleh mencuatnya nama Emmanuel Macron sebagai kandidat potensial Presiden Perancis berikutnya.

Kabar negatif yang berpotensi memberatkan pasar adalah belum ada kesepakatan yang jelas dari Kongres AS berkaitan dengan permohonan anggaran untuk mencegah berhentinya operasi pemerintahan AS. Ketegangan di semenanjung Korea lumayan berkurang setelah Trump mengatakan jika memungkinkan dia akan bertemu dengan Kim Jong Un.

Pasar tetap berpeluang bergejolak, terutama setelah Trump mengembalikan aturan yang menuntut agar bank komersil dan investasi beroperasi secara terpisah dan memicu sedikit penurunan saham perbankan.

Data China yang baru-baru ini rilis juga memicu kewaspadaan tentang kekuatan ekonomi global, dimana aktivitas manufaktur di April berada dibawah perkiraan, setelah sebelumnya laporan PDB AS lebih lemah dari perkiraan. Data berikutnya yang juga penting adalah laporan ketenagakerjaan yang rilis Jumat besok.

Dari pasar mata uang, dilaporkan yen tergelincir 0,2% menjadi 112,11 per dolar sementara euro menguat 0,1% menjadi $1,0912 dan pound melemah 0,1%. Aussie menguat setelah bank sentral mempertahankan suku bunga tidak berubah.

Minyak West Texas diperdagangkan flat pada $48,85 namun berhasil mengkompensasi penurunan harga yang terjadi sebelumnya. Emas diperdagangkan stabil pada $1.256,51 per ounce.

GrandCapital
3rd May 2017, 10:50 AM
Dolar Merangsek Naik Seiring Perkiraan Suku Bunga Fed (https://www.facebook.com/GrandCapitalIndonesia/posts/1893397757543080:0)

http://i2.cdn.turner.com/money/dam/assets/150203114355-uncharted-waters-780x439.jpg

Dolar sedikit menguat di Asia menjelang proyeksi terbaru atas suku bunga Fed yang akan berlangsung hari ini, dengan aktivitas regional yang masih liburan di beberapa pasar.

Pasar di Jepang, Korea Selatan dan Hong Kong ditutup pada hari Rabu dengan data pengangguran Selandia Baru turun menjadi 4,9% pada kuartal pertama, di bawah level estimasi 5,2% dan menjadi satu-satunya data utama regional pada hari ini.

NZD/USD diperdagangkan di level 0,6951, naik 0,25%, setelah data. USD/JPY diperdagangkan di level 112,06, naik 0,05%, sementara AUD/USD diperdagangkan di level 0,7527, turun 0,11%.

Indeks dolar AS, yang mengukur kekuatan greenback terhadap enam mata uang utama, naik 0,01% dan berada di level 98,79.

Pada sesi kemarin, dolar diperdagangkan flat terhadap mata uang utama, karena investor mengantisipasi bahwa Federal Reserve akan kembali mempertahankan suku bunga acuannya tidak berubah pada hari Rabu.

Pada sesi yang sepi untuk rilisan data ekonomi, dolar tetap dalam periode konsolidasi, karena investor tampak ragu untuk memulai posisi dolar yang besar, karena Komite Pasar Terbuka Federal Reserve (FOMC) akan memulai pertemuan dua harinya, dengan sebuah keputusan suku bunga, yang dijadwalkan pada hari Rabu.

Perkiraan ekonom bahwa Fed akan masih mempertahankan suku bunga acuannya tidak berubah namun investor cenderung mengurai melalui pernyataan Federal Reserve untuk beberapa petunjuk mengenai kenaikan suku bunga bulan Juni.

Di tempat lain, putaran final pemilihan presiden Perancis, yang dijadwalkan pada hari Minggu 7 Mei, mengimbangi data ekonomi yang lebih lemah dari perkiraan setelah jajak pendapat saat ini memprediksi kemenangan mudah bagi kandidat pro-Uni Eropa Emmanuel Macron.

GrandCapital
3rd May 2017, 05:26 PM
Laporan pendapatan korporat mengecewakan, saham teguling (https://www.facebook.com/GrandCapitalIndonesia/posts/1893471170869072:0)

http://image.prntscr.com/image/3a761534f7814a4d953593f938c8e348.jpeg

Saham-saham Eropa berbalik terguling akibat laporan perusahaan yang mengecewakan dari Apple Inc. dan produsen-produsen mobil AS tadi malam. Dolar pun mengalami koreksi jelang rapat the Fed dimana pasar kembali mempertanyakan kesehatan ekonomi AS.

Dari wilayah Asia, dilaporkan saham Australia dan China ikut terperosok karena pasar fokus pada langkah terbaru Tingkok yang rencananya akan melakukan pengetatan regulasi finansial dan ekonomi sedikit melempem jika melihat beberapa data yang rilis.

Pasar di Jepang, Korsel dan Hong Kong tutup. Yen diperdagangkan pada level 112,10 per dolar. Euro berada pada $1,0919, kiwi naik 0,5% setelah payrol kwartal pertama naik lebih besar dari prediksi. Minyak kembali naik capai 0,7%. Emas terkoreksi pada $1.255,86.

GrandCapital
4th May 2017, 11:23 AM
Aussie Semakin Terseok Pasca Data (https://www.facebook.com/GrandCapitalIndonesia/posts/1893822327500623:0)

https://scontent-sin6-2.xx.fbcdn.net/v/t1.0-0/p403x403/18195164_1893822327500623_4206359854121366536_n.jp g?oh=151ee89815cc188d2e059b2417f42f5d&oe=59755F52

Aussie semakin terseok pada perdagangan sesi Kamis di Asia terbebani oleh data perdagangan seiring dengan laporan indeks PMI Caixin China dan di saat pasar menantikan laporan nonfarm payroll di akhir pekan menyusul tinjauan the Fed atas suku bunga yang bisa mnejadi kunci untuk menentukan kenaikan suku bunga yang sangat diharapkan pada Juni mendatang.

Indeks dolar AS, yang mengukur greenback terhadap mata uang, turun 0,04% ke level 99,22. AUD/USD diperdagangkan pada level 0,7409, turun 0,19%, sementara USD/JPY diperdagangkan pada level 112,88, naik 0,12%

Australia melaporkan neraca perdagangan untuk bulan Maret sebesar AUS$3,107 miliar, sedikit lebih rendah dari surplus AUS$3,4 miliar yang terlihat. China melaporkan indeks PMI Jasa Caixin untuk April merosot menjadi 51,6, dibandingkan dengan perkiraan di angka 52,6, dan terendah dalam hampir satu tahun.

Tadi malam, Federal Reserve masih mempertahankan suku bunga acuannya tidak berubah pada 0,75-1% pada hari Rabu. Federal Reserve memberikan penjelasan yang sering dilontarkan dalam pernyataannya mengenai suku bunga, menunjukkan bahwa kenaikan suku bunga akan meningkat secara bertahap pada 2017, dan menyoroti bahwa pertumbuhan aktivitas ekonomi telah melambat pada kuartal pertama sementara pengeluaran rumah tangga meningkat "hanya sedikit".

Sementara itu, sektor lapangan pekerjaan dan inflasi, Federal Reserve mengatakan bahwa pasar tenaga kerja terus menguat karena kenaikan "solid" lapangan kerja dalam beberapa bulan terakhir sementara inflasi terus berjalan di bawah 2%.

The Fed menegaskan kembali pandangannya bahwa kebijakan moneter tetap akomodatif untuk mendukung baik kenaikan kondisi pasar tenaga kerja maupun imbal hasil yang berkelanjutan terhadap inflasi 2%.

Setelah dirilisnya keputusan Federal Reserve untuk mempertahankan suku bunga acuan, dolar melonjak sementara harga emas tergelincir ke posisi terendah sesi, karena meningkatnya ekspektasi investor untuk kenaikan suku bunga bulan Juni.

GrandCapital
4th May 2017, 06:29 PM
Bursa Asia Turun, Dolar Masih Dekati Level Atas Enam Minggu (https://www.facebook.com/GrandCapitalIndonesia/posts/1893967667486089:0)

http://static-news.moneycontrol.com/static-mcnews/2017/03/asian-markets-770x433.jpg

Wall Street di sesi kemarin, sementara dolar mempertahankan penguatannya yang diperoleh dari pernyataan kebijakan Federal Reserve yang bernada ‘hawkish’.

Tadi malam, Wall Street ditutup datar senderung lemah. Indeks Nasdaq turun 0,4 persen setelah saham Apple turun pasca laporan penjualan iPhone di bawah perkiraan pada hari Selasa.

Indeks saham Asia Pasifik terbesar MSCI tidak termasuk Jepang turun 0,4 persen pada hari Kamis, terseret oleh saham komoditas, energi dan keuangan.

Saham China kikis penurunan awal sesi dan diperdagangkan datar, setelah saham-saham kecil mencatat kenaikan sehingga mengikis pengaruh lemahnya data pertumbuhan sektor jasa China ke level tertambat di hampir setahun di bulan April karena kekhawatiran akan pertumbuhan ekonomi yang lambat mengurangi kepercayaan bisnis.

Pasar Jepang tutup untuk liburan Golden Week. Sementara indeks Hang Seng Hong Kong dan Australia sama-sama mencatat penurunan 0,4 persen. Namun, indeks KOSPI Korea Selatan melawan tren dengan mencatat kenaikan 0,7 persen dan hanya sedikit di bawah level tertinggi sepanjang masa di awal sesi atas laporan pendapatan perusahaan yang kuat.

Dolar yang menguat terhadap Yen dari perdagangan hari Rabu diperdagangkan pada level 112,765 yen dan mencatat level terkuatnya sejak 20 Maret. Indeks dolar, yang mengukur perdagangan Greenback terhadap mata uang, naik 0,1 persen menjadi 99,309, menyusul kenaikan 0,2 persen hari Rabu.

Euro menguat 0,1 persen menjadi $1,08945 pada hari Kamis, setelah turun 0,4 persen pada hari Rabu pasca menguatnya dolar di sesi tersebut atas pernyataan the Fed.

Pada akhir pertemuan dua harinya, the Fed mempertahankan suku bunga acuan tetap stabil, seperti yang sudah diperkirakan, namun dengan mengacuhkan pertumbuhan ekonomi kuartal pertama yang lemah dan menekankan kekuatan pasar tenaga kerja, ini menjadi sebuah tanda bahwa the Fed masih berada di jalur untuk kenaikan suku bunga dua kali lagi pada tahun ini.

Saat ini perhatian pasar beralih ke laporan payroll non-pertanian AS untuk bulan April, yang dijadwalkan akan dirilis pada hari Jumat, dengan ekspektasi pertumbuhan 185.000 pekerjaan di bulan April, naik dari 89.000 di bulan Maret. Data terpisah menunjukkan lapangan kerja sektor privat bertambah 177.000 pekerjaan di bulan April. Angka tersebut lebih tinggi dari perkiraan namun menjadi kenaikan terkecil sejak Oktober.

GrandCapital
5th May 2017, 10:46 AM
Emas Menguat, Pasar Pantau Payrolls Terkait Suku Bunga Fed (https://www.facebook.com/GrandCapitalIndonesia/posts/1894300287452827:0)

http://www.tahrirnews.com/uploads/images/280237.jpg

Emas menguat pada hari Jumat di Asia dalam perdagangan sesi yang hati-hati menjelang data payroll nonfarm AS yang diperkirakan akan mengarah pada kenaikan suku bunga Fed pada bulan Juni dengan perkiraan pertumbuhan 185.000 pekerjaan, dibandingkan dengan data yang mengecewakan pada bulan Maret 98.000 lapangan kerja.

Emas untuk pengiriman Juni di divisi Comex New York Mercantile Exchange naik 0,08% menjadi $1.229,64 per troy onsunce. Juga di Comex, tembaga berjangka naik 0,16% menjadi $2,518 per pon.

Tadi malam, harga emas merosot ke level terendah enam pekan pada hari Kamis, karena optimisme investor untuk kenaikan suku bunga bulan Juni naik ke tingkat tertinggi, setelah Federal Reserve mempertahankan suku bunga acuan tidak berubah namun mengesampingkan pertumbuhan ekonomi kuartal pertama yang lebih lambat.

Harga emas merosot ke level terendah enam minggu, setelah ketidakpastian seputar hasil pemilihan presiden Perancis mereda, menyusul sebuah kinerja yang kuat oleh kandidat pro-Uni Eropa Emmanuel Macron dalam sebuah debat presiden melawan Marine Le Pen dalam sebuah televisi menjelang pemungutan suara terakhir pada hari Minggu.

Sementara itu, ekspektasi investor terhadap kenaikan suku bunga bulan Juni mencapai tingkat tertinggi, setelah Federal Reserve merilis sebuah pernyataan agak hawkish pada hari Rabu. Bank sentral AS mempertahankan suku bunga acuan utamanya tidak berubah namun mengacuhkan pentingnya aktivitas ekonomi kuartal pertama yang lebih lambat.

Emas sensitif terhadap pergerakan suku bunga AS, yang mengangkat biaya kesempatan untuk menahan aset yang tidak menghasilkan seperti bullion.

Di tempat lain, data ekonomi AS yang bergaam gagal membendung penurunan harga emas, setelah klaim pengangguran awal turun melampaui perkiraan sementara pesanan pabrik turun pada bulan Maret.

Departemen Tenaga Kerja A.S. melaporkan bahwa klaim pengangguran awal turun sebesar 19.000 menjadi 233.000 dalam pekan hingga 29 April, jauh di bawah perkiraan ekonom. Departemen Perdagangan mengatakan pesanan pabrik naik tipis 0,2% di bulan Maret, sebuah penurunan yang signifikan dari kenaikan Februari sebesar 1,2%, dan di bawah perkiraan kenaikan 0,4%.

GrandCapital
5th May 2017, 05:40 PM
Indeks Dolar Terus Menguat Jelang Laporan NFP (https://www.facebook.com/GrandCapitalIndonesia/posts/1894409517441904:0)

http://image.prntscr.com/image/850e823eadf44dd7aa269057176cf58f.jpeg

Dollar menguat terhadap mata uang mayoritas pada perdagangan sesi Jumat, di saat para pelaku pasar menantikan dirilisnya data pekerjaan utama hari ini menyusul laporan beragam pada sesi Kamis.

Sentiment pada greenback sebenarnya masih cukup rentan akibat laporan data ekonomi AS pada sesi Kamis yang beragam, setelah klaim awal pengangguran AS turun melampaui perkiraan di pekan lalu sementara data pesanan pabrik menurun di Maret.

Saat ini, perhatian para pelaku sedang fokus laporan payroll non pertanian AS yang akan drilis hari ini, sebagai indikasi lanjutan kekuatan pasar tenaga kerja AS.

EUR/USD tergelincir 0,20% ke level 1,0962, tidak jauh dari level puncak enam bulan 1,0990 myang dicapai pada sesi kemarin setelah polling menyatakan bahwa Emmanuel Macron memenangkan debat presiden di televisi terhadap Marine Le Pen pada Rabu lalu, sehingga semakin memperkokoh kemungkinan kemenangan Macron pada pemilihan putaran kedua pada hari Minggu.

GBP/USD menguat 0,11% ke level 1.2935, tidak jauh dari level atas sepekan di sesi kemarin 1,2970. USD/JPY turun 0,20% ke level 112,30, sementara USD/CHF naik 0,19% ke level 0,9883. Sementara, USD/CAD naik 0,10% ke level 1,3764, tidak jauh dari level atas baru dalam 15 bulan 1,3794.

Dolar Australia melemah, dengan AUD/USD turun 0,18% ke level 0.7396, namun dolar Selandia Baru menguat tipis dengan NZD/USD naik 0,33% diperdagangkan pada level 0,6894. Reserve Bank of New Zealand sebelumnya melaporkan ekspektasi inflasi meningkat menjadi 2,2% di kuartal kedua dari 1,9% selama tiga bulan hingga Maret.

Indeks dolar AS, yang mencatat perdagangan greenback terhadap enam mata uang mayoritas, naik tipis 0,11% di level 98.72, tidak jauh dari level atas enam bulan yang disentuh pada sesi kemarin 98,56.

GrandCapital
8th May 2017, 10:55 AM
Euro Masih Menguat Pasca Kemenangan Macron (https://www.facebook.com/GrandCapitalIndonesia/posts/1895616743987848:0)

http://image.prntscr.com/image/86e9e465936c43f48bbd16f1923de0e2.jpeg

Euro beringsut menjauh dari level tertinggi di awal sesi Asia pada hari Senin setelah investor mengambil keuntungan dari kenaikannya setelah kemenangan Emmanuel Macron atas calon dari sayap kanan Le Pen dalam pemilihan presiden Perancis.

Kekalahan besar Macron dari seorang nasionalis yang mengancam membawa Perancis keluar dari Uni Eropa membawa bantuan kepada investor yang telah mengkhawatirkan pergolakan populis lainnya setelah pemungutan suara Inggris keluar dari Uni Eropa dan pemilihan Donald Trump menjadi presiden tahun lalu.

Margin kemenangan Macron tampak lebih besar dari perkiraan. Dengan jumlah suara terbanyak, dia mengumpulkan sekitar 65,5 persen melawan Le Pen yang mendapatkan 34,5 persen - gap yang lebih lebar dari perkiraan 20 persen atau lebih yang diperkirakan sebelumnya.

Euro telah mengalami tren yang meningkat di hari-hari menjelang pemilihan, karena investor mulai menentukan posisi untuk kemenangan bagi Macron.

Pada awal perdagangan Asia, euro naik hingga ke level $1,1024, tertinggi sejak 9 November. Euro juga melompat ke level tertinggi satu tahun terhadap yen di level 124,58 yen, dan mencapai level tertinggi lima bulan di 1,08865 terhadap franc Swiss.

Euro terakhir beringsut turun ke level $1,0986 terhadap dolar, turun 0,1 persen pada hari ini, dan juga ke level 123,94 terhadap yen 0,1 persen. Dolar stabil pada hari ini terhadap dan diperdagangan di level 112,79 terhadap yen, setelah melompat ke level tertinggi tujuh minggu di level 113,14 yen pada awal perdagangan.

Indeks dolar, yang mencatat perdagangan mata uang AS terhadap enam utama, sedikit menguat pada hari ini diperdagangkan pada level 98.673, setelah sempat turun hingga ke level 98,387 sebelumnya, terendah sejak November.

Pemilu Perancis melampaui data ketenagakerjaan AS pada hari Jumat, yang menunjukkan jumlah payroll nonpertanian AS meningkat sebesar 211.000 pada bulan April. Tingkat pengangguran turun menjadi 4,4 persen, mendekati level terendah 10 tahun dan jauh di bawah perkiraan median Federal Reserve terbaru untuk pekerjaan tetap.

GrandCapital
8th May 2017, 02:16 PM
Hasil Pilpres Perancis Positif Bagi Pasar (https://www.facebook.com/GrandCapitalIndonesia/posts/1895637470652442:0)

https://scontent-sit4-1.xx.fbcdn.net/v/t1.0-9/18275160_1895637470652442_2826988822497590611_n.jp g?oh=ddb40017520bc7ccefc15f43ec4dbe42&oe=59BC1718

Saham-saham Asia selain China berhasil menguat dimana saham Jepang membukukan kenaikan menyusul optimisme pasar akan membaiknya perekonomian dunia setelah Emmanuel Macron berhasil memenangi piplres Perancis.

Menguatnya Topix seolah mengekori bursa AS yang Jumat kemarin ditutup capai rekor berkat data ketenagakerjaan yang lebih baik dari perkiraan.

Sementara itu, saham-saham China melanjutkan pelemahan yang sejauh ii telah menghapus lebih dari $400 miliar nilai saham-saham lokal. Euro dilaporkan turun dimana investor melakukan penyesuaian posisi, minyak mempertahankan penguatan dan emas juga bergerak naik.

Setelah kecemasan akan pilpres Perancis mereda, investor mengalihkan perhatiannya ke pertumbuhan ekonomi global dan pendapatan perusahaan setelah data minggu lalu, data ketenagakerjaan AS dan komentar pejabat the Fed memicu optimisme akan ekonomi AS.

Salah satu penyebab anjloknya saham-saham China dan obligasi pemerintah adalah langkah pemerintah yang ingin mengendalikan sektor keuangan. Otoritas dibidang perbankan, asuransi dan sekuritas turut serta dalam pelemahan ini.

Dilaporkan euro tergelincir menjadi $1,0971 namun masih berada dikisaran level tertinggi. Yen terkoreksi pada 112,75 per dolar. Minyak naik dan berada pada posisi $46,86 per barrel dan diperkirakan OPEC akan melanjutkan rencana pemangkasan produksi pada semester kedua tahun ini dan kemungkinan sampai 2018. Emas naik 0,2% menjadi $1.230,46 per ounce.

GrandCapital
9th May 2017, 01:16 PM
Kekhawatiran Laporan API, Minyak Mentah Masih Menguat (https://www.facebook.com/GrandCapitalIndonesia/posts/1896264260589763:0)

http://fredbohn.weebly.com/uploads/2/1/3/6/21361526/3913112.jpg

Minyak mentah masih mencatat penguatan pada sesi perdagangan Selasa di Asia,. Meski demikian, pergerakan harga minyak masih mengkhawatirkan menjelang laporan mingguan industri atas estimasi persedian minyak dan produk sulingan AS.

Di New York Mercantile Exchange minyak kontrak perdagangan Juni naik 0,09% ke level $46,475 per barel, while sementara di Intercontinental Exchange London, Brent mencatat kenaikan 0,12% ke level $49,40 per barrel.

American Petroleum Institute (API) laporkan istimasi persediaan minak mentah dan produk sulingan di akhir pekan lalu setelah pasar tutup pada hari Selasa. Laporan tersebut diikuti dengan rilisan data resmi oleh US Energy Information Administration pada hari Rabunya.

Analis memperkirakan persediaan minyak mentah AS berkurang sebesar 1,8 juta barel, dengan persediaan bahan bakar kenderaan diperkirakan berkurang sebesar 875.000 barel dan persediaan minyak sulingan berkurang 950.000 barel.

Pada perdagangan sesi Senin malam, minyak mentah ditutup menguat setelah Russia dan Saudi Arabia mendukung rencana perpanjangan pemangkasan produksi hingga 2018 untuk mengruas habis berlimpahnya persediaan minyak. Harga minyak naik dari bawah, setelah menteri perminyakan Russia dan Saudi Arabia mengatakan mereka akan mmepertimbangkan perpanjangan pemangkasan produksi hingga 2018.

Menteri energi Russia Alexander Novak Senin emngatakan, bahwa perpanjangan pemangkasan produksi untuk aktu yang lebih panjang akan membantu meningkatkan keseimbangan pasar. Tanggapan Novak atas kemungkinan kesepakatan perpanjangan yang lebih lama dari yang diperkirakan tersebut untuk periode enam bulan juga digaungkan oleh Menteri Minyak Saudi Khalid Al-Falih, yang menyatakan kepercayaan dirinya bahwa kesepakatan tersebut akan diperpanjang menjadi 2 setengah tahun dan bahkan mungkin kebih.

OPEC diperkirakan akan memutuskan di pertemuan mereka pada 25 Mei apakah akan meneruskan kesepakatan pemangkasan produksi yang sedang berjalan saat ini untuk tambahan periode enam bulan hingga akhir tahun.

GrandCapital
9th May 2017, 05:40 PM
Dolar dan Euro Di Atas Angin (https://www.facebook.com/GrandCapitalIndonesia/posts/1896350427247813:0)

http://image.prntscr.com/image/3906f517c94549cfbcf14791c98da200.jpeg

Pasar mata uang berayun kembali ke perdagangan pada pandangan yang berbeda terhadap pertumbuhan dan kebijakan moneter yang ketat pada hari Selasa, sehingga mengangkat nilai tukar dolar dan euro terhadap yen.

Pemilu yang memenangkan Emmanuel Macron pada hari Minggu menutup dengan cepat atas masalah politik, mendorong imbal hasil obligasi AS dan Eropa semakin tinggi. Suku bunga premium yang diperoleh investor dari obligasi dolar pemerintah AS 10-tahun dan bukannya setara yen mereka miliki naik ke level tertinggi sejak akhir Maret tadi malam.

Dolar dan euro menguat sekitar sepertiga persen terhadap yen dan masing-masing diperdagangkan pada level 113,67 yen dan 124,125 yen.

Swiss franc, mata uang lain dengan tingkat bunga yang sangat negatif serta bank sentral yang secara aktif berusaha melemahkannya dengan intervensi pasar, jatuh ke level terendah terhadap euro sejak pertengahan Oktober.

Euro datar terhadap dolar di level $1,0922, sekitar satu sen di bawah level tertinggi yang disentuh setelah kemenangan Macron atas rival anti-euro Marine Le Pen pada hari Minggu mendorong sebuah rally pada mata uang tunggal tersebut.

Sementara pejabat AS sudah menaikkan suku bunga dengan mantap, investor memperdebatkan kapan dan bagaimana ECB dapat menurunkan kembali program darurat pelonggaran kuantitatif yang dapat memberikan perbaikan dalam ekonomi zona euro.

Pertumbuhan PDB blok mata uang pada kuartal pertama, yang dijadwalkan akan dirilis minggu depan, diperkirakan telah melampaui pertumbuhan 0,75 persen di Amerika Serikat pada periode yang sama. Inflasi melonjak kembali menjadi 1,9 persen di bulan April.

Anggota dewan ECB Yves Mersch mengatakan pada hari Senin bahwa bank sentral mendekati perubahan pandangan negatifnya dengan pandangan netral mengenai apakah ekonomi zona euro akan mencapai target pertumbuhan, dan harus menyesuaikan panduan kebijakannya dengan tepat.

Kepala ECB Mario Draghi akan berbicara di hadapan parlemen Belanda pada hari Rabu.

GrandCapital
10th May 2017, 10:50 AM
Trump Kebakaran Jenggot, Dolar Merosot (https://www.facebook.com/GrandCapitalIndonesia/photos/a.1400604180155776.1073741828.1400177716865089/1896845913864931/?type=3)

https://scontent-sit4-1.xx.fbcdn.net/v/t1.0-9/18424199_1896845913864931_574839353507193427_n.jpg ?oh=44250c8a894ee54e9daca3115ab9fb55&oe=5981E1A2

Dolar terelincir pada hari Rabu dan safe haven yen menguat setelah Presiden AS Donald Trump tiba-tiba mengambil langkah yang mengejutkan Washington dengan memecat Direktur FBI James Comey.

Comey sejauh ini sedang memimpin investigasi agensinya terhadap dugaan campur tangan Rusia dalam kampanye kepresidenan AS 2016 dan kemungkinan kolusi dengan kampanye Trump. Demokrat langsung menuduh Trump bertindak karena motif politik.

Gejolak politik apapun yang terjadi di AS sangat sensitif terhadap nilai tukar mata uangnya dan bahkan cenderung membebani dolar, karena Kongres yang terbagi dapat menggagalkan reformasi pajak dan langkah stimulus Trump yang dijanjikan dalam kampanyenya.

Indeks dolar, yang mengukur mata uangnya terhadap enam mata uang utama, tergelincir 0,2 persen ke level 99,437, bergerak menjauh dari level tertinggi tiga minggu di level 99,688. Dolar turun 0,2 persen terhadap yen Jepang di level 113,77, di bawah level tertinggi tadi malam di 114,325, yang merupakan level tertinggi kedua mata uang itu sejak 15 Maret.

Rekaman ketakutan bahwa Korea Utara bisa saja meningkatkan upaya untuk melakukan lagi uji coba senjata juga mendukung yen. Dalam sebuah wawancara dengan Sky News pada hari Selasa, duta besar Pyongyang untuk Inggris, Choe Il, mengatakan bahwa Korea Utara siap untuk melakukan uji coba nuklir keenam. Pengamat negara tersebut mengatakan bahwa tes semacam itu mungkin terjadi, namun komentarnya mengingatkan pasar bahwa ketegangan dapat meningkat di semenanjung Korea yang baru-baru ini sempat tenang.

Pemimpin Korea Selatan yang baru terpilih Moon Jae-in, yang akan dilantik pada hari Rabu, diperkirakan akan mencoba untuk melibatkan Pyongyang dengan dialog dan bantuan, yang melanggar kebijakan keras pendahulunya.

Imbal hasil AS yang lebih rendah juga menekan dolar. Hasil Treasury AS 10 tahun turun menjadi 2,397 persen pada awal perdagangan Asia, turun dari penutupan di AS pada 2,407 persen. Ini mencapai puncak lima minggu dalam semalam, karena kemungkinan Federal Reserve AS akan menaikkan suku bunga lagi pada pertemuan berikutnya di bulan Juni mendekati 90 persen.

Euro naik 0,1 persen menjadi $1,0885, merayap kembali ke level tertinggi enam bulan setelah kemenangan Emmanuel Macron dalam pemilihan presiden Perancis pada hari Minggu kemarin. Sementara, kepala Bank Sentral Eropa Mario Draghi dijadwalkan akan berbicara di parlemen Belanda pada hari Rabu. Investor akan menantikan apakah dia mengubah tanggapan dovishnya mengingat kekuatan baru-baru ini dalam ekonomi zona euro.

GrandCapital
10th May 2017, 06:05 PM
Ekspektasi Pasokan Aramco ke Asia Pengaruhi Harga minyak (https://www.facebook.com/GrandCapitalIndonesia/posts/1896973543852168:0)

Large Image Link (http://www.dunya.com/files/2016/11/10/337378/337378.jpg) (267 kB)

Minyak berjangka naik pada hari Rabu setelah Reuters melaporkan bahwa Arab Saudi akan mengurangi pasokan ke wilayah Asia karena OPEC mencoba untuk melawan kenaikan output AS yang mengancam kegagalan OPEC dalam upaya untuk mengakhiri berlimpahnya minyak mentah global yang berkelanjutan.

Minyak juga didukung oleh penurunan persediaan minyak mentah AS yang lebih besar dari perkiraan pekan lalu, turun 5,8 juta barel dibandingkan dengan ekspektasi analis terhadap penurunan 1,8 juta barel, menurut kelompok industri American Petroleum Institute.

Brent berjangka yang menjadi acuan global naik 19 sen atau 0,4 persen menjadi $48,92 per barel. Di sesi Selasa minyak brent turun 1,2 persen. smeentara Minyak mentah AS, West Texas Intermediate (WTI) naik 23 sen atau 0,5 persen menjadi $46,11 per barel.

Perusahaan milik negara Saudi, Aramco, akan mengurangi pasokan minyak ke negara konsumennya di Asia sekitar 7 juta barel pada bulan Juni, sebuah sumber mengatakan kepada Reuters, sebagai bagian dari kesepakatan OPEC untuk mengurangi produksi dan saat ini memangkas ekspor untuk memenuhi permintaan domestik yang meningkat selama musim panas. Tujuh juta barel kira-kira dua hari impor minyak ke Jepang, importir terbesar keempat di dunia. Aramco sebelumnya telah mempertahankan pasokan ke pelanggan penting di Asia.

Menteri energi Arab Saudi Khalid al-Falih mengatakan pada hari Senin bahwa dia memperkirakan kesepakatan output akan diperpanjang sampai akhir tahun atau mungkin lebih lama. OPEC akan bertemu akhir bulan ini.

Produksi minyak mentah yang lebih tinggi dari Amerika Serikat harus membatasi kenaikan harga minyak dunia sampai akhir 2018, kata pemerintah AS pada hari Selasa. Produksi minyak mentah AS diperkirakan akan meningkat lebih dari yang diperkirakan sebelumnya pada 2017 menjadi 9,31 juta barel per hari dari 8,87 juta barel per hari pada 2016, meningkat 440.000 bpd, kata Administrasi Informasi Energi AS (EIA).

Angka resmi persediaan produksi minyak mentah mingguan AS dari EIA dijadwalkan akan dirilis pada Rabu, hari ini.

GrandCapital
11th May 2017, 11:57 AM
Kondisi Politik AS Belum Mempengaruhi Emas (https://www.facebook.com/GrandCapitalIndonesia/posts/1897366897146166:0)

https://agmpportal.kz/wp-content/uploads/2016/10/73-800x450.jpg

Harga emas naik di Asia pada hari Kamis karena sentimen akibat kerentanan masih terjadi atas prospek Presiden Donald Trump untuk mendorong kebijakan ekonomi baru di tengah reaksi politik atas pencopotan Direktur FBI James Comey.

Emas untuk pengiriman Juni di divisi Comex New York Mercantile Exchange naik 0,14% menjadi $1.220,65 per troy ons. Tembaga berjangka di Comex naik 0,28% menjadi $2,502 per pon.

Tadi malam, harga emas diperdagangkan menguat pada hari Rabu, karena minat pasar terhadap risiko mereda, setelah Trump secara tak terduga memecat Comey sementara kegelisahan geopolitik terhadap Korea Utara kembali saat emas berjangka melambung dari level terendah delapan minggu.

The New York Times melaporkan bahwa beberapa hari sebelum dia dipecat, Comey meminta Departemen Kehakiman sumber tambahan untuk penyelidikan biro tersebut mengenai campur tangan Rusia dalam pemilihan presiden.

Sementara itu, kegelisahan geopolitik juga mendukung kenaikan harga emas, setelah duta besar Korea Utara ke Inggris mengatakan bahwa negara tersebut akan melanjutkan uji coba nuklir keenamnya.

Meskipun emas berjangka melambung, sentimen secara keseluruhan cukup negatif karena secara luas diperkirakan bahwa Federal Reserve akan menaikkan suku bunga pada bulan Juni.

Awal pekan ini, beberapa pejabat Fed memberi isyarat bahwa bank sentral AS akan melanjutkan jalur suku bunga yang dinyatakannya dari tiga kenaikan suku bunga selama tahun 2017.

Kaplan mengatakan bahwa tiga kenaikan suku bunga pada tahun 2017, adalah "skenario awal" namun menegaskan bahwa Federal Reserve akan terus memantau perubahan aktivitas ekonomi, yang dapat membuka jalan bagi pendekatan hawkish atau dovish terhadap kenaikan suku bunga di masa depan.

GrandCapital
11th May 2017, 06:05 PM
Dolar Bertahan Di Tengah Kehati-hatian (https://www.facebook.com/GrandCapitalIndonesia/posts/1897461207136735:0)

http://mibiz.com/media/k2/items/cache/bea292f51048650d554574e2ddf296c6_XL.jpg

Dolar bertahan dan stabil terhadap mata uang utama pada hari Kamis, karena investor masih mencerna gejolak politik AS dan mengamati keputusan kebijakan Bank of England yang akan dirilis hari ini.

Pasar masih gelisah setelah keputusan Presiden AS Donald Trump yang tak diduga memecat Direktur FBI James Comey. Comey telah memimpin investigasi agensinya terhadap dugaan campur tangan Rusia dalam kampanye kepresidenan 2016 AS dan kemungkinan kolusi dengan kampanye Trump.

Namun greenback tetap didukung oleh ekspektasi kenaikan suku bunga oleh Federal Reserve bulan depan.

Sementara itu, euro menunjukkan sedikit reaksi terhadap komentar Presiden Bank Sentral Eropa Mario Draghi pada hari Rabu bahwa terlalu dini bagi bank sentral untuk menyatakan keberhasilan dalam usahanya untuk memacu inflasi di kawasan euro meskipun ada tanda-tanda pemulihan ekonomi di blok tersebut mendapatkan traksi. Ucapan tersebut mengindikasikan bahwa ECB tidak terburu-buru menaikkan suku bunga atau menurunkan program stimulusnya.

EUR/USD naik tipis 0,09% ke level 1,0876. GBP/USD tergelincir 0,24% ke level 1,2910 setelah Kantor Statistik Nasional Inggris mengatakan bahwa produksi manufaktur Britania Raya turun 0,6% di bulan Maret, dibandingkan dengan ekspektasi penurunan 0,2%.

Kemudian Kamis, BoE diperkirakan masih akan mempertahankan kebijakan moneternya tidak berubah. Secara khusus, para pelaku pasar mengamati pernyataan kebijakan bank sentral untuk indikasi pergerakan kebijakan di masa depan.

USD/JPY turun tipis 0,10% ke level 114,18, sementara USD/CHF turun 0,15% ke level 1,0075. Sementara itu, USD/CAD menguat 0,40% ke level 1,3710. Dolar Australia stabil, dengan AUD/USD di level 0,7369, sementara NZD/USD turun 0,64% diperdagangkan pada level 0,6847.

Sebelumnya pada hari Kamis, Reserve Bank of New Zealand mempertahankan suku bunga acuan di 1,75% pada hari Kamis dan mengindikasikan bahwa pengetatan kebijakan moneter masih jauh dari yang diantisipasi pasar.

Indeks dolar AS, yang mengukur kekuatan greenback terhadap enam mata uang utama, stabil di level 99,48, mendekati level tertinggi dua setengah minggu pada sesi sebelumnya di level 99,61.

GrandCapital
12th May 2017, 11:12 AM
Dolar Stabil di Asia, Pasar Fokus Pertemuan G7 (https://www.facebook.com/GrandCapitalIndonesia/posts/1897819040434285:0)

http://media.ws.irib.ir/image/4bhebc354b03b7ha2_800C450.jpg

Dolar stabil di Asia pada hari Jumat setelah investor masih hati-hati dalam data regional yang ringan menjelang pertemuan pejabat teras keuangan dari negara ekonomi terkemuka dunia pada akhir pekan yang dapat memberikan arahan terhadap perdagangan dan mata uang.

Indeks dolar AS, yang mengukur kekuatan greenback terhadap perdagangan enam mata uang utama, datar di level 99,53. USD/JPY juga datar di level 113,87 dan AUD/USD diperdagangkan di level 0,7375 turun 0,04%.

Para menteri keuangan dan gubernur bank sentral dari negara-negara G7 akan menuju ke Italia untuk membahas berbagai isu, dengan proteksionisme perdagangan yang kemungkinan akan menjadi item utama dalam agenda tersebut.

Semalam di sesi Kamis, dolar diperdagangkan di atas titik ‘breakeven’ terhadap mata uang utama, setelah keputusan Presiden Trump memecat Direktur FBI James Comey terus mempertimbangkan sentimen sementara data ekonomi optimis mengimbangi penurunan.

Optimism data inflasi produsen dan klaim pengangguran awal mengimbangi kekhawatiran investor bahwa keputusan Trump yang tiba-tiba memecat Comey, dapat menyebabkan penundaan agenda ekonomi kabinet Trump, yang mencakup reformasi pajak dan deregulasi.

Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan indeks harga produsennya, yang mengukur inflasi sebelum mencapai konsumen, naik 0,5% di bulan April, di atas ekspektasi kenaikan 0,2%. Dalam laporan terpisah, Departemen Tenaga Kerja melaporkan bahwa klaim pengangguran awal turun sebesar 2.000 menjadi 236.000 pada pekan hingga 6 Mei, di bawah perkiraan ekonom.

Jumlah orang Amerika yang mengajukan jaminan pengangguran turun ke level terendah lebih dari 28 tahun, yang memicu ekspektasi bahwa Federal Reserve akan menaikkan suku bunga pada bulan Juni di tengah ketatnya pasar tenaga kerja.

GrandCapital
12th May 2017, 06:21 PM
Indeks dolar Bergerak Tipis Jelang Data AS (https://www.facebook.com/GrandCapitalIndonesia/posts/1897924790423710:0)

http://img.eurasiadiary.com/news/2017/05/photo_135010.jpg

Dolar hampir tidak berubah terhadap mata uang utama pada hari Jumat, mendekati puncak tiga minggu menjelang data ekonomi AS yang akan dirilis hari ini, meskipun kekhawatiran atas kejadian politik AS yang terakhir terus berlanjut.

Greenback tetap didukung setelah rilisan laporan klaim awal tunjangan pada hari Kamis laporan dan inflasi harga produsen yang positif, yang menambah ekspektasi kenaikan suku bunga oleh Federal Reserve bulan depan.

Namun, pasar masih gelisah karena keputusan Presiden AS Donald Trump yang diduga memecat Direktur FBI James Comey. Comey telah memimpin investigasi agensinya terhadap dugaan campur tangan Rusia dalam kampanye kepresidenan AS 2016 dan kemungkinan kolusi dengan kampanye Trump.

Investor khawatir peristiwa terakhir di Washington dapat menghambat kemampuan pemerintah AS untuk menerapkan reformasi pajak dan langkah-langkah stimulus yang dijanjikan.

EUR/USD bertahan stabil di lvel 1,0869, tidak jauh dari level terendah dua setengah minggu di level 1,0838 pada hari Kamis. Di tempat lain, GBP/USD tergelincir 0,25% ke level 1,2854. USD/JPY turun tipis 0,23% ke level 113,60, menarik diri dari level tertinggi dua bulan di hari ini di level 114,39, sementara USD/CHF bergerak tipis pada level 1,0074. Dolar Australia menguat, dengan AUD/USD naik 0,24% pada level 0,73959, sementara NZD/USD bertahan stabil di level 0,6852. Sementara itu, USD/CAD bertahan di level 1,3701.

Indeks dolar AS, yang mencatat pergerakan greenback terhadap enam mata uang utama yang diperdagangkan, bergerak tipis pada level 99,50, tidak jauh pada level tertinggi tiga minggu di hari Kamis di level 99,77.

GrandCapital
15th May 2017, 11:29 AM
Komentar Rusia dan Saudi Dongkrak Minyak mentah (https://www.facebook.com/GrandCapitalIndonesia/posts/1899201920295997:0)

http://www.shafaaq.com/resources/normals/ARABIC/economy/opec%20(2).jpg

Harga minyak mentah menguat tajam setelah Arab Saudi dan Rusia mengatakan bahwa mereka setuju akan perlunya pengurangan produksi hingga Maret tahun depan dan meskipun output industri China lebih lemah dari yang terlihat untuk bulan April dan di saat Korea Utara mengguncang pasar dengan sebuah pernyataan, uji coba rudal terakhirnya pada akhir pekan mampu membawa hulu ledak nuklir besar dan investor juga cemas atas potensi penyebaran serangan cyber yang telah mencapai 200.000 korban di sedikitnya 150 negara.

Kontrak minyak mentah West Texas Intermediate AS melonjak 1,71% di level $48,66 per barel, sementara di ICE Futures Exchange London, minyak Brent untuk pengiriman Juli melonjak 1,59% menjadi $51,65 per barel.

China melaporkan produksi industri negara tersbut naik namun di bawah ekspektasi 6,5%, relative jauh dari kenaikan 7,5% yang terlihat pada kenaikan minyak mentah April yang terendah sejak September 2016 dan output minyak mentah turun 3,7% pada tahun ini menjadi 15,99 juta metrik ton. Selain itu, China melaporkan penjualan ritel untuk bulan April naik 10%, dan lebih dari 10% Terlihat, dan investasi aset tetap naik 8,9%, di bawah target 9,1%.

Ke depannya, para pelaku pasar mencari gambaran pasar terbaru dari agen Energi Internasional untuk bulan April.

Menteri Energi Rusia Alexander Novak dan menteri energi Saudi Khalid al-Falah mengatakan kepada wartawan di Beijing bahwa mereka menyetujui perlunya upaya perpanjangan pemangkasan produksi minyak yang lebih lama, namun tidak menjelaskan apakah itu merupakan hasil pasti dalam pertemuan pada 25 Mei di Wina antara OPEC dan produsen non-OPEC bagian dari perjanjian seperti Rusia.

Pekan lalu, harga minyak berjangka hampir datar pada hari Jumat, namun masih mencatat kenaikan mingguan pertama dalam sebulan atas kemungkinan perpanjangan pemangkasan produksi oleh produsen minyak mentah utama melampaui batas waktu yang disepakati pada Juni saat mereka bertemu di akhir bulan ini.

Produsen minyak OPEC dan non-anggota sedang mempertimbangkan perpanjangan pemangkasan persediaan global melewati akhir tahun untuk memberi pasar lebih banyak waktu untuk menyeimbangkan kembali, menurut OPEC dan sumber industri. Beberapa pejabat dalam beberapa hari terakhir juga menyarankan kemungkinan pemangkasan produksi yang lebih dalam untuk membantu menghabiskan pasokan yang berlimpah.

Pada November tahun lalu, OPEC dan produsen lainnya, termasuk Rusia sepakat untuk memangkas produksi sekitar 1,8 juta barel per hari antara Januari dan Juni, namun sejauh ini langkah tersebut berdampak kecil pada tingkat persediaan.

GrandCapital
15th May 2017, 04:12 PM
China dongkrak pasar dengan skema investasi skala global (https://www.facebook.com/GrandCapitalIndonesia/posts/1899230423626480)

https://www.csiglobalvcard.com/wp-content/uploads/Post-Geoswift-Partnership.jpg

Bursa China diperdagangkan menguat berkat optimisme pasar bahwa pemerintah akan meningkatkan belanja infrastruktur yang sekaligus menurunkan kecemasan terhadap kondisi ekonomi global.

Dari pasar komoditas dilaporkan minyak berhasil menguat setelah Menteri Energi dari Arab Saudi dan Rusia mengatakan kesepakatan pemangkasan produksi minyak OPEC perlu diteruskan.

Sementara itu bursa Tokyo mengalami koreksi setelah yen mengalami penurunan. Dan emas berhasil mempertahankan kenaikan selama dua hari berturut-turut.

Yen berada pada posis 113,37 per dolar sementara aussie menguat 0,1% persen. Minyak berada pada posisi $48,51 per barrel. Emas naik menjadi $1.230,39 per ounce.

Beberapa waktu yang lalu Presiden China Xi Jinping mengutarakan kerangka kerja pemerintah China yang menganggarkan pendanaan proyek mencapai $78 miliar. Minggu lalu bursa China terus mendapat tekanan setelah data menunjukkan produksi pabrikan dan investasi di China melambat di April.

Situasi politik juga masih akan mempengaruhi pasar dimasa mendatang, dimana Korea Utara baru saja meluncurkan rudal balistik yang merupakan uji coba yang ketujuh kalinya ditahun ini.

The Fed masih dalam jalurnya untuk menaikkan suku bunga kembali dibulan ini dimana klaim pengangguran berada dilevel terendahnya dalam 28 tahun terakhir dan tingkat pengangguran turun menjadi 4,4 persen.

Prospek persatuan Uni Eropa tampaknya masih cerah setelah partai yang menaungi Kanselir Angela Merkel berhasil memenangi pemilu Jerman pada hari Minggu kemarin. Ini merupakan sinyal positif dan kunci menjelang pemilihan umum di September mendatang, dimana Merkel sendiri menyatakan mendukung perdagangan bebas dan berjanji akan menyatukan Uni Eropa.

Beberapa agenda yang akan menjadi perhatian pelaku pasar diantaranya: trade balance India, laporan lapangan kerja Australia, laporan ekspor Singapura dan Malaysia termasuk Rapat Bank Indonesia yang diperkirakan akan mempertahankan suku bunga. PDB Jepang, PDB Thailnd, Malaysia dan Filipina. Produksi industri AS dan inflasi Inggris.

https://id.grandcapital.net/promo/bonus_200/?utm_source=facebookind&utm_medium=post&utm_campaign=news

GrandCapital
16th May 2017, 10:16 AM
Komentar Trump Lemahkan Dolar (https://www.facebook.com/GrandCapitalIndonesia/posts/1899637863585736:0)

Large Image Link (http://www.bluedotdaily.com/wp-content/uploads/2017/04/ftsdd.png) (388 kB)

Dolar melemah pada sesi perdagangan Selasa di Asia karena pasar ‘mengunyah’ kontroversi terbaru pemerintahan Trump setelah sebuah berita eksplosif di Washington Post yang menunjukkan bahwa dia telah memberikan rincian rahasia sumber intelijen Timur Tengah kepada diplomat Rusia.

Perdagangan indeks dolar AS terhadap enam mata uang utama, terakhir terpantau turun 0,05% pada level 98,76.

AUD/USD diperdagangkan di level 0,7425, naik 0,16%, sedangkan USD/JPY diperdagangkan di level 113,66, turun 0,10%. Hari ini, Reserve Bank of Australia akan merilis risalah pertemuan bulan Mei di mana RBA bertahan pada kebijakannya dengan suku bunga tetap pada rekor rendah 1,5% dan memberi tanda bias kebijakan yang sebagian besar netral.

Pada perdagangan sesi Senin, dolar jatuh terhadap mata uang utama pada hari Senin, setelah data manufaktur AS menunjukkan hasil yang lebih lemah dari perkiraan sehingga membebani sentimen sementara lonjakan dolar Kanada menambah momentum penurunan.

Federal Reserve Bank of New York mengatakan indeks manufaktur Empire State-nya turun bulan lalu menjadi minus 1, dari 5,2 pada bulan April, karena terjadi penurunan pada pesanan baru turun dan pengiriman tumbuh lebih cepat.

Sementara itu, minyak yang sensitif terhadap mata uang melonjak, setelah menteri energi Saudi dan Rusia mengatakan pada hari Senin bahwa mereka akan mendukung perpanjangan kesepakatan pemangkasan produksi minyak mentah bahkan hingga 2018.

GrandCapital
16th May 2017, 06:19 PM
Euro Melambung Tinggi, Kekhawatiran Trump Runtuhkan Dollar (https://www.facebook.com/GrandCapitalIndonesia/posts/1899765323572990:0)

http://mba.americaeconomia.com/sites/mba.americaeconomia.com/files/styles/article_main_image/public/growth.jpg

Euro naik ke level tertinggi sejak November pada hari Selasa, sementara dolar turun secara luas di tengah kekhawatiran baru mengenai administrasi Trump menyusul laporan presiden AS yang mengungkapkan informasi rahasia kepada Rusia pekan lalu.

EUR/USD naik 0,63% ke level 1,1043, tingkat terkuatnya sejak 9 November. Permintaan terhadap euro telah didukung setelah investor mengalihkan perhatian mereka kembali pada prospek kebijakan moneter karena kekhawatiran atas risiko politik surut setelah Emmanuel Macron terpilih sebagai presiden Prancis menggungguli Le Pen minggu lalu.

Data pada hari Selasa mengkonfirmasi bahwa ekonomi kawasan euro tumbuh sebesar 0,5% pada kuartal pertama, memicu spekulasi mengenai seberapa cepat Bank Sentral Eropa dapat mengurangi program stimulusnya. Laporan lain menunjukkan bahwa sentimen ekonomi Jerman terus membaik di bulan Mei, mencapai titik tertinggi sejak Juli 2015.

Dolar tertekan menyusul laporan bahwa Presiden Amerika Serikat Donald Trump berbagi data intelijen sensitif yang diperoleh dari sekutu dekat AS dengan menteri luar negeri Rusia mengenai operasi Negara Islam dalam sebuah pertemuan pekan lalu.

Laporan tersebut muncul saat pemerintahan Trump mencabut keputusannya untuk memecat mantan Direktur FBI James Comey dan di tengah seruan kongres untuk penyelidikan independen tentang kemungkinan campur tangan Rusia dengan pemilihan AS.

Laporan tersebut menambah keraguan bahwa Trump tidak akan dapat berhasil mendorong program stimulus ekonominya.

Indeks dolar AS, yang mengukur kekuatan perdagangan greenback terhadap enam mata uang utama, turun 0,37% pada level 98,45. Terhadap safe haven yen, dollar melemah, dengan USD/JPY meluncur 0,2% menjadi 113,54. Pound merosot terhadap dolar, dengan GBP/USD merayap turun menjadi 1,2886.

GrandCapital
17th May 2017, 12:04 PM
Imbas Langkah Trump Pengaruhi Saham Asia (https://www.facebook.com/GrandCapitalIndonesia/posts/1900103666872489:0)

https://image.prntscr.com/image/3aa670beacf04ccdbd6296245369d45b.jpeg

Dow futures turun tajam di sesi perdagangan Asia pada hari Rabu dan sebagian besar pasar regional melemah atas situasi politik AS yang terus kacau sehingga membebani harapan akan kebijakan ekonomi yang mendukung pemotongan pajak dan pengeluaran yang lebih tinggi dan di saat anggota dewan utama meminta sebuah memo yang dilaporkan ditulis oleh mantan direktur FBI James Comey mengenai Trump pembahasan investigasi aktif yang akan dirilis.

Dow Jones Industrial Average futures untuk Juni turun tajam 110 poin, Nasdaq merosot 29 poin dan S&P 500 turun 14,25 poin. Nikkei 225 Jepang tergelincir 0,58%, sementara S&P/ASX 200 Australia turun 0,81%. Indeks Hang Seng Hong Kong naik tipis 0,06%, namun Shanghai Composite beringsut turun dalam jumlah yang sama.

Semalam, saham AS ditutup hampir datar pada hari Selasa, karena investor mempertimbangkan data ekonomi yang lebih lemah dari perkiraan sementara gejolak politik AS terus meningkat, setelah laporan muncul bahwa Presiden Trump membagikan informasi sensitif dengan Rusia.

Laporan pada hari Selasa, bahwa Presiden Donald Trump berbagi informasi sensitif dengan Rusia pada sebuah pertemuan minggu lalu, memiliki dampak kecil terhadap ekuitas AS, karena S&P dan Dow mengakhiri sesi ini datar sementara Nasdaq ditutup dalam wilayah rekor untuk hari kedua berturut-turut.

Dalam serangkaian cuitan, Presiden Trump membela keputusannya untuk berbagi informasi sensitif dengan Rusia, dengan bersikeras bahwa dia memiliki "hak mutlak" untuk berbagi "fakta" tentang terorisme dengan Rusia.

Sementara itu, di sisi data ekonomi, investor mencerna laporan ekonomi yang dirilis dengan hasil yang beragam, setelah data perumahan turun di bawah ekspektasi sementara produksi industri melonjak.

Departemen Perdagangan mengatakan pada hari Selasa, pembangunan perumahan turun 2,6% pada tingkat tahunan yang disesuaikan secara musiman menjadi 1,17 juta unit, tingkat terendah dalam lima bulan, dan di bawah ekspektasi kenaikan 3,7%. Dalam sebuah laporan terpisah pada hari Selasa, Federal Reserve mengatakan bahwa produksi industri pabrik, tambang dan utilitas AS naik 1% pada bulan April dari bulan Maret, jauh di atas ekspektasi kenaikan 0,4%.

Dow Jones Industrial Average ditutup pada level 20.979,75, turun 0,1%. S&P 500 ditutup datar sementara Nasdaq Composite ditutup pada level 6169,87, atau naik 0,33%.

GrandCapital
17th May 2017, 05:57 PM
Dolar di Rentang Posisi Terendah 6 Bulan (https://www.facebook.com/GrandCapitalIndonesia/posts/1900194836863372:0)

https://panampost.com/wp-content/uploads/ft-dollar-argentina.jpg

Dolar melayang di posisi terendah enam bulan terhadap mata uang utama lainnya pada hari Rabu, karena kekhawatiran atas perkembangan politik baru-baru ini di AS terus menimbulkan sentiment negative terhadap greenback.

EUR/USD bertahan stabil di level 1.1087, tidak jauh dari puncak enam bulan di angka 1,1122 tadi. Greenback melemah secara luas menyusul laporan Presiden AS Donald Trump berbagi data intelijen sensitif dengan menteri luar negeri Rusia dalam sebuah pertemuan pekan lalu.

Dolar AS terus berada di bawah tekanan jual lebih lanjut setelah berita Trump meminta mantan Direktur FBI James Comey untuk mengakhiri penyelidikan agensi tersebut mengenai hubungan antara mantan penasihat keamanan nasional Gedung Putih Michael Flynn dan Rusia.

Pasar masih pulih dari keputusan Trump minggu lalu untuk memecat James Comey dan di tengah seruan kongres untuk penyelidikan independen tentang kemungkinan campur tangan Rusia dengan pemilihan AS.

Di tempat lain, GBP/USD naik tipis 0,18% ke level 1,2939 setelah Kantor Statistik Nasional Inggris laporkan tingkat pengangguran yang secara tak terduga turun menjadi 4,6% pada bulan Maret, tingkat terendah sejak 1975. Namun, jumlah klaim pengangguran meningkat 19.400 di bulan April, dibandingkan dengan ekspektasi untuk kenaikan 7.500 orang.

USD/JPY turun 0,59% ke level 112,44, sementara USD/CHF tergelincir 0,15% ke level 0,9843. Dolar Australia melemah, dengan AUD/USD turun 0,43% pada level 0,7394, sementara NZD/USD bertahan stabil di level 0,6883. Sementara itu, USD/CAD turun tipis 0,08% ke level 1,3619.

Indeks dolar AS, yang mencatat kekuatan greenback terhadap enam mata uang utama, turun 0,15% pada level 97,94, level terlemah sejak 9 November.

GrandCapital
18th May 2017, 04:56 PM
Penjualan Ritel Inggris Positif di April (https://www.facebook.com/GrandCapitalIndonesia/posts/1900611820155007:0)

Large Image Link (https://image.prntscr.com/image/5712a0787bee4ea38de9b9a3d6c34c24.jpeg) (262 kB)

Penjualan ritel di Inggris melambung kembali pada bulan April dengan angka yang jauh lebih besar dari perkiraan, memperkuat optimisme mengenai ekonomi Inggris, data resmi menunjukkan pada hari Kamis.

Dalam laporannya, Kantor Statistik Nasional Inggris mengatakan penjualan ritel naik 2,3% di bulan April dari bulan sebelumnya, dibandingkan dengan penurunan 1,4% laporan lalu yang direvisi dari penurunan sebelumnya sebesar 1,8%. Ini merupakan kenaikan terbesar sejak Januari 2016. Analis memperkirakan laporan di April akan meningkat hanya 1,0%.

Pada basis tahunan, penjualan ritel meningkat 4,0% di bulan lalu, dibandingkan dengan perkiraan pertumbuhan sebesar 2,1%. Laporan bulan Maret direvisi naik menjadi 2,0% dari kenaikan awal 1,7%.

Penjualan ritel inti, yang tidak termasuk penjualan mobil dan bahan bakar, meningkat sebesar 2,0% di bulan April, dibandingkan dengan penurunan 1,2% sebelumnya yang direvisi dari penurunan awal sebesar 1,5%. Analis memperkirakan penjualan ritel inti akan meningkat sebesar 1,1% bulan lalu.

Penjualan ritel inti tahunan naik 4,5% di bulan April, dibandingkan dengan kenaikan 2,8% bulan sebelumnya yang sebelumnya dilaporkan berada di 2,6% dan konsensus memperkirakan kenaikan 2,5%.

Menyusul laporan tersebut, sterling bereaksi dan mencatat kenaikan, menembus level 1,30 untuk pertama kalinya sejak September 2016. GBP/USD diperdagangkan pada level 1,3036 dari sekitar level 1,2979 menjelang rilis data, EUR/GBP diperdagangkan di level 0,8544 dari level sebelumnya 0,8578, sementara GBP/JPY diperdagangkan di level 144,63 dibandingkan dengan 143,90 sebelum laporan.

Sementara pasar saham Eropa diperdagangkan melemah. FTSE 100 London turun 0,95%, Euro Stoxx 50 turun 0,43%, CAC 40 Perancis diperdagangkan turun 0,46%, sementara indeks DAX Jerman turun 0,28%.

GrandCapital
19th May 2017, 03:41 PM
Saham Asia Perlahan Menguat, Dolar Tertopang Optimisme (https://www.facebook.com/GrandCapitalIndonesia/posts/1901057990110390:0)

https://image.prntscr.com/image/30b95a93dee04ee2a635f49c14d678f5.jpeg

Saham Asia sedikit menguat pada hari Jumat setelah awal yang lamban, sementara dolar mempertahankan kenaikan yang dihasilkannya pada data ekonomi AS yang kuat karena beberapa risk appetite kembali terlepas dari kekhawatiran akan gejolak politik di Amerika Serikat.

Indeks MSCI Asia Pasifik tidak termasuk Jepang membalikkan penurunan sebelumnya dan mencatat kenaikan 0,1 persen, mengurangi penurunan mingguannya menjadi 0,5 persen.

Nikkei Jepang menguat 0,1 persen, namun tetap mengalami penurunan 1,8 persen dalam sepekan. Saham Australia tergelincir 0,25 persen, memperlebar penurunan mingguan menjadi hampir 2 persen. Saham China sedikit menguat, naik 0,4 persen dalam sepekan. Sementara indeks Hang Seng Hong Kong melonjak 0,3 persen, dan mencatat kenaikan mingguan 0,1 persen.

Pemecatan Presiden AS Donald Trump terhadap Comey pekan lalu memicu sebuah badai politik yang menyebabkan aksi jual terbesar di Wall Street terjadi dalam delapan bulan pada hari Rabu setelah media melaporkan bahwa Comey telah menulis sebuah memo yang menyatakan bahwa Trump telah memintanya untuk melakukan penyelidikan terhadap mantan penasehat keamanannya yang berhubungan dengan Rusia.

Pada hari Kamis, Trump dengan tegas mmebantah tuduhan tersebut dan mencela "perburuan penyihir" terhadapnya. Penunjukan Departemen Kehakiman pada hari Rabu dari sebuah penasihat khusus untuk menyelidiki kemungkinan hubungan antara Rusia dan kampanye kepresidenan Trump membantu menenangkan pasar dan mengangkat Wall Street pada hari Kamis.

Indikator ekonomi yang kuat dari AS membantu mengangkat dolar dalam semalam. Greenback turun tipis 0,1 persen menjadi terhadap yen pada level 111,36, namun berhasil mempertahankan sebagian besar kenaikan pada hari Kamis. Dan dolar menuju penurunan 1,7 persen selama seminggu.

Data menunjukkan percepatan aktivitas pabrik di wilayah Atlantic Tengah pada bulan Mei, dan penurunan tak terduga dalam pengajuan baru untuk tunjangan pengangguran.

Sterling sedikit menguat ke $1,295. Euro juga naik 0,1 persen ke level $1,111. Indeks dolar, yang mencatat perdagangan greenback terhadap enam mata uang utama, sedikit melemah pada level 97,793, setelah menguat 0,3 persen pada hari Kamis. Dan diperkirakan mengakhiri minggu ini dengan penurunan 1,5 persen.

GrandCapital
22nd May 2017, 02:10 PM
Bursa saham positif, Inggris ancam walk out di Brussel (https://www.facebook.com/GrandCapitalIndonesia/posts/1902430403306482)

http://www.economicmanblog.com/wp-content/uploads/2016/06/Brexit-EU-crack-fotolia-750x400.jpg

Minyak mentah merangkak naik dekati $51 per barrel sementara saham-saham Asia juga menguat dipengaruhi oleh melonjaknya saham produsen energi menyusul kabar OPEC akan melanjutkan pemangkasan suplai minyak.

Sektor yang menjadi penggerak utama indeks acuan MSCI Asia Pacific adalah sektor energi dan bahan mentah. Dari pasar forex, dilaporkan yen melemah dan won menguat meski pada hari Minggu kemarin Korea Utara kembali melakukan uji coba rudal balistik. Poundsterling tergelincir setelah Inggris mengancam akan "walk out" dari perundingan yang membahas proses keluar dari Eropa.

Agenda penting yang akan menjadi perhatian pasar salah satunya adalah hasil rapat OPEC di Vienna Kamis mendatang, dimana kemungkinan besar pemangkasan produksi akan diperpanjang.

Aussie terakhir kali dikutip berada pada posisi melemah menjadi 74,47 sen AS, won melonjak 0,9%, pound melemah menjadi $1,3004. Hal ini disebabkan Inggris mengancam akan keluar dari perundingan yang dihadiri para menteri dari Uni Eropa yang akan mendiskusikan ketentuan untuk keluar dari UE dan menuntut ongkos "cerai" dalam jumlah fantastis yaitu 100 miliar euro. Sementara euro sendiri tergelincir 0,1% menjadi $1,1195.

GrandCapital
22nd May 2017, 06:06 PM
Dolar Kokoh Pasca ‘Kebisingan’ Politik Minggu Lalu (https://www.facebook.com/GrandCapitalIndonesia/posts/1902566039959585:0)

https://image.prntscr.com/image/d3f36657b54840bcadb37144f7f37073.jpeg

Dolar menguat meski masih di dekat level terendah enam bulan terhadap mata uang utama pada hari Senin, karena investor mengambil keuntungan dari kekacauan politik di Amerika Serikat selama sepekan kemarin dan ekonomi zona euro yang bangkit kembali.

Greenback telah tertekan oleh kegemparan atas pemecatan oleh Presiden AS Donald Trump terhadap Direktur FBI James Comey, sementara membaiknya prospek ekonomi untuk Eropa juga mmebuat investor beralih ke euro, sehingga terus membebani dolar.

Keberangkatan Trump ke Timur Tengah tampaknya telah mendinginkan suhu secara singkat atas drama politik di Washington bahwa beberapa ketakutan dapat menggagalkan janji pemerintahannya mengenai reformasi pajak dan stimulus fiskal, jika bukan kepresidenannya.

Presiden Fed St. Louis James Bullard mengatakan pada hari Jumat bahwa rencana bank sentral AS yang diharapkan untuk menaikkan suku bunga mungkin terlalu cepat bagi ekonomi yang telah menunjukkan tanda-tanda kelemahan terbaru. Beberapa pembuat kebijakan Federal Reserve dijadwalkan menyampaikan pidatonya pekan ini, dan bank sentral pada hari Rabu akan menerbitkan notulen pertemuan di Mei, yang mendahului perkembangan politik terbaru.

Sementara itu, perbaikan ekonomi di zona euro baru-baru ini telah meningkatkan ekspektasi pasar Bank Sentral Eropa akan menurunkan pernyataan ‘dovish’nya pada pertemuan Dewan Pemerintahan berikutnya bulan depan.

Euro turun 0,2 persen menjadi $1,1169 setelah naik ke level tertinggi enam bulan di level $1,1212 pada hari Jumat. Indeks dolar, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama, naik 0,2 persen menjadi 97,366. Namun, dolar masih belum jauh dari level terendah sesi sebelumnya di 97.080, level terendah sejak 9 November.

GrandCapital
23rd May 2017, 01:47 PM
Yen Menguat, Ledakan di Konser Ariana Grande Rubuhkan Pound (https://www.facebook.com/GrandCapitalIndonesia/posts/1902918773257645:0)

https://scontent-sin6-1.xx.fbcdn.net/v/t1.0-9/s720x720/18582003_1902918773257645_7577762972439328405_n.jp g?oh=522fddb5862da74bfeea502b97a63c8f&oe=59B98F02

Yen menguat di hari Selasa pada perdagangan sesi Asia, sementara pound rubuh pasca sebuah ledakan mematikan yang terjadi di lokasi konser Arian Grande di Manchester Arena kota Manchester, Inggris dan dihubungkan sebagai serangan teror dengan sejumlah laporan yang menunjukkan bahwa pemerintah sedang mempertimbangkan untuk menjadwal ulang jajak pendapat parlemen pada 8 Juni mendatang.

USD/JPY diperdagangkan pada level 111,16, atau turun 0,13%, sementara GBP/USD turun 0,12% ke level 1,2983. AUD/USD diperdagangkan di level 0,7493, naik 0,20%. Indeks dolar AS, yang mengukur perdagangan greenback terhadap enam mata uang utama, terakhir terpantau turun 0,07% dan diperdagngkan pada level 96,81.

Semalam, dolar jatuh terhadap mata uang utama pada hari Senin, tertindih oleh penguatan euro, setelah Kanselir Jerman Angela Merkel mengatakan mata uang tunggal "terlalu lemah".

Dalam pidatonya kepada siswa di sebuah sekolah menengah di Berlin, Merkel mengatakan bahwa euro "terlalu lemah", sebagai akibat kebijakan moneter akomodatif European Central Bank (ECB).

EUR/USD melonjak ke level tertinggi enam bulan karena investor percaya bahwa komentar Merkel akan menekan pembuat kebijakan ECB untuk mempertimbangkan meruncingkan paket stimulus moneter ekspansif bank sentral, yang mencakup suku bunga ultra-rendah.

Dolar membuat awal yang buruk untuk pekan ini, berangkat di balik pekan terburuknya di lebih dari satu tahun, setelah selama sepekan politik AS penuh denagn gejolak sehingga membuat para pelaku pasar meragu, apakah Presiden Trump dapat memberikan inisiatif pro-pertumbuhannya untuk meningkatkan ekonomi.

Pemerintahan Trump telah berjanji untuk memperkenalkan agenda pro-pertumbuhan, yang secara luas dipandang sebagai yang berhubungan inflasi, yang mencakup reformasi pajak, deregulasi dan paket pengeluaran infrastruktur senilai $1 triliun.

GrandCapital
23rd May 2017, 06:05 PM
Upaya OPEC Dirusak Rencana Penjualan SPR AS (https://www.facebook.com/GrandCapitalIndonesia/posts/1903028189913370:0)

https://scontent-sin6-1.xx.fbcdn.net/v/t1.0-9/18664698_1903028189913370_2265634507942145649_n.jp g?oh=106b82310ec2654f5c160d6a5c140506&oe=59B52D8A

Proposal Presiden AS Donald Trump untuk menjual setengah dari cadangan minyak strategis Amerika Serikat mengejutkan pasar pada hari Selasa karena hal tersebut menghambat usaha OPEC untuk mengendalikan pasokan guna meningkatkan harga.

Gedung Putih meminta dikeluarkannya anggaran Senin malam secara bertahap penjualan Cadangan Minyak Strategis (SPR) yang dimulai pada Oktober 2018 untuk mengumpulkan $16,5 miliar. SPR AS sebesar 688 juta barel, menjadikannya sebagai cadangan terbesar di dunia, dan pelepasan setengah lebih dari 10 tahun rata-rata sekitar 95.000 barel per hari (bpd), atau 1 persen dari output AS saat ini.

Rencana tersebut keluar hanya sehari setelah Trump meninggalkan Arab Saudi sebagai bagian dari perjalanan luar negerinya yang pertama. Dimana kita ketahui Arab Saudi adalah pemimpin de facto Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC).

AS memiliki lebih banyak kesempatan untuk melepaskan minyak mentah SPR karena produksinya sendiri telah melonjak 49 persen selama lima tahun terakhir. Namun langkah tersebut justru merongrong OPEC yang sedang berupaya untuk memperketat pasar minyak global dengan mengurangi output mereka tahun ini dan kemungkinan akan memasuki 2018.

Pengumuman tersebut menurunkan harga minyak mentah berjangka bulan depan. Namun, anggaran masih belum tetap karena Kongres memiliki keputusan akhir dan telah menolak berbagai proposal yang pernah diajukan Gedung Putih pada masa-masa lalu.

GrandCapital
24th May 2017, 11:23 AM
Emas melemah Setelah Moody's Turunkan Peringkat China (https://www.facebook.com/GrandCapitalIndonesia/posts/1903444173205105:0)

https://scontent-sin6-1.xx.fbcdn.net/v/t1.0-9/s720x720/18664606_1903444173205105_3010285527856009920_n.jp g?oh=fa8515a515de442098a791becaab1846&oe=59BBE8B4

Emas merosot di Asia pada hari Rabu setelah Moody's Investors Service pada hari Rabu menurunkan peringkat kredit China menjadi A1 dari Aa3, mengubah outlook menjadi stabil dari negatif, dengan perkiraan bahwa kekuatan keuangan Cina akan terkikis selama beberapa tahun mendatang.

Emas untuk pengiriman Juni di divisi Comex New York Mercantile Exchange merosot 0,30% menjadi $1.251,69 per troy ons. Cina saat ini bersamaan dengan India sebagai importir emas top dunia dan perlambatan permintaan akan membebani sentimen.

Para pelaku pun saat ini menantikan rilisan risalah Federal Reserve untuk pertemuan April pada hari Rabu, sebagai barometer apakah prospek Fed mengenai kebijakan moneter telah dipengaruhi oleh data ekonomi dan perkembangan geopolitik belakangan ini.

Semalam, emas berjangka melepas penguatannya pada Selasa di tengah meningkatnya ekspektasi bahwa Federal Reserve akan menaikkan suku bunga acuan pada bulan Juni, yang mendorong dolar dari posisi terendah, sehingga mengurangi permintaan untuk logam mulia tersebut.

Lonjakan ekspektasi kenaikan suku bunga bulan Juni datang dengan latar belakang data ekonomi yang lebih lemah dari perkiraan, yang gagal mengimbangi ekspektasi kenaikan suku bunga bulan Juni, seiring imbal hasil treasury dan dolar naik ke level tertinggi sesi, mengurangi sentimen investor untuk menahan emas.

IHS Markit flash Indeks manajer pembelian manufaktur AS (PMI) turun ke level terendah dalam delapan bulan dengan pembacaan 52,5, sementara indeks jasa (PMI) melonjak ke level tertinggi empat bulan dengan di 54, di atas perkiraan para ekonom .

Dalam laporan terpisah pada hari Selasa, Departemen Perdagangan mengatakan penjualan rumah yang baru dibangun turun pada bulan April ke tingkat tahunan disesuaikan secara musiman sebanyak 569.000 unit. Angka tersebut berada di bawah perkiraan analis penurunan sebanyak 610.000 unit.

GrandCapital
24th May 2017, 08:40 PM
Dollar Bertahan Di Perdagangan Yang Tenang (https://www.facebook.com/GrandCapitalIndonesia/posts/1903601309856058:0)

http://nationwideradiojm.com/wp-content/uploads/2015/05/us-dollars-740-735x400.jpg

Dolar bertahan stabil terhadap mata uang utama dalam perdagangan yang tenang pada hari Rabu, karena investor menunggu risalah rapat kebijakan terbaru Federal Reserve di hari ini.

EUR/USD naik tipis 0,10% menjadi 1,1194, dari level tertinggi enam bulan di level 1,1268. Greenback kembali menguat karena investor mengalihkan perhatian mereka pada risalah kebijakan baru Fed yang akan dirilis hari ini, dengan harapan akan menjadi indikasi lebih lanjut terhadap kenaikan suku bunga kedepannya.

Dolar AS secara luas melemah belakangan ini menyusul serangkaian pengungkapan seputar penyelidikan FBI mengenai dugaan interferensi Rusia pada pemilihan presiden AS pada bulan November dan laporan bahwa Donald Trump berusaha untuk mengganggu proses peradilan.

Di tempat lain, GBP/USD bergerak tipis pada level 1,2966. Investor juga masih menyimpulkan serangan teroris Manchester yang menewaskan 22 orang pada Senin malam.

USD/JPY bertahan di level 111,81, sementara USD/CHF bergerak tipis di level 0,9762. Dolar Australia juga stabil, dengan AUD/USD di level 0,7478, sementara NZD/USD menguat 0,36% ke level 0,7036. Sebelumnya Rabu, Biro Statistik Australia mengatakan pekerjaan konstruksi yang dilakukan turun 0,7% pada kuartal pertama, mengecewakan harapan untuk penurunan 0,2%.

Sementara itu, USD/CAD tergelincir 0,10% diperdagangkan pada level 1,3499 karena para pelaku pasar mengamati keputusan suku bunga Bank of Canada di hari ini.

Juga pada Rabu, Moody's menurunkan peringkat kredit China untuk pertama kalinya di hampir tiga dekade. Moody's memperingatkan bahwa kekuatan keuangan China kemungkinan akan memburuk di tahun-tahun mendatang, karena ekonominya melambat dan hutang nasionalnya terus meningkat.

Indeks dolar AS, yang mengukur kekuatan greenback terhadap enam mata uang utama, diperdagangkan stabil pada level 97,21.

GrandCapital
25th May 2017, 10:39 AM
Pasca Risalah Fed, Saham Asia Menguat (https://www.facebook.com/GrandCapitalIndonesia/posts/1903872329828956:0)

https://scontent-sit4-1.xx.fbcdn.net/v/t1.0-9/s720x720/18582556_1903872329828956_1801848464573355064_n.jp g?oh=719d594fe511a54860b17cccdba05e42&oe=59A83CF7

Pasar Asia sebagian besar menguat pada hari Kamis setelah pertemuan terakhir Federal Reserve AS menunjukkan pembatalan neraca pada akhir tahun dan di saat investor menantikan pertemuan OPEC yang diperkirakan akan meneruskan pemangkasan output.

Nikkei 225 menguat 0,42% sementara indeks Kospi Korea Selatan naik 0,90%. S&P/ASX Australia naik tipis 0,28%.

Pasar di China dibuka mixed sehari setelah Moody's menurunkan peringkat kredit ekonomi terbesar kedua di dunia tersebut. Indeks Hang Seng Hong Kong naik 0,41% sementara Shanghai Composite merosot 0,27% setelah broker Citic Securities, Haitong Securities dan Guosen Securities didenda oleh regulator karena melanggar peraturan pembiayaan.

Pasar Indonesia tutup karena libur nasional.

Semalam, saham AS ditutup menguat untuk hari kelima berturut-turut pada hari Rabu, didukung oleh nota kesepakatan Federal Reserve pada Mei, yang meredakan kekhawatiran bahwa rencana Fed untuk memangkas neraca anggaran $4,5 triliun akan menjadi agresif.

Menurut risalah yang dirilis pada hari Rabu dari pertemuan Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) pada 2-3 Mei, bank sentral akan mengumumkan batas atas pada jumlah obligasi yang jatuh tempo yang akan diijinkan untuk diluncurkan setiap bulan tanpa diinvestasikan kembali.

Proses ini akan memungkinkan bank sentral untuk secara bertahap mengecilkan neraca keuangannya, dan meredakan kekhawatiran pasar, yang tidak yakin apakah bank sentral akan berusaha menerapkan pendekatan agresif untuk mengurangi neraca keuangannya.

Ekspektasi suku bunga masih tidak berubah, menyusul dirilisnya risalah the Fed karena sentimen bullish mengenai perlunya menaikkan suku bunga "segera" sedikit diimbangi oleh sentimen dovish yang diungkapkan di antara anggota Fed.

Beberapa pejabat Fed mengatakan, tanda-tanda dibutuhkan untuk menunjukkan kelemahan pada pertumbuhan ekonomi kuartal pertama bersifat temporer, sebelum kenaikan suku bunga di masa depan.

Dow Jones Industrial Average ditutup pada level 21.012,42, naik 0,36%. S&P 500 ditutup di wilayah rekor, naik 0,25%, sedangkan Nasdaq Composite ditutup pada level 6163.02, naik 0,40%.

GrandCapital
25th May 2017, 03:32 PM
Dolar Terseok Pasca RIsalah Fed, Euro Menguat (https://www.facebook.com/GrandCapitalIndonesia/posts/1903956189820570:0)

http://kapitalist.tv/wp-content/uploads/2016/03/127541576_news3696fa1ec01b-770x439_c.jpg

Dolar kembali merosot pada hari Kamis setelah risalah pertemuan terakhir Federal Reserve melemahkan ekspektasi hawkish terhadap kenaikan suku bunga, sementara euro kembali mendekati level kenaikan enam setengah bulan.

Indeks dolar AS, yang mengukur kekuatan greenback terhadap enam mata uang utama, turun 0,1% pada level 96,86.

Pejabat Fed sepakat bahwa mereka harus menunda kenaikan suku bunga sampai jelas perlambatan ekonomi AS saat ini bersifat sementara, meskipun sebagian besar mengatakan kenaikan suku bunga segera dilakukan, risalah pertemuan kebijakan terakhir Fed pada hari Rabu menunjukkan.

Risalah tersebut tidak banyak mengubah ekspektasi investor untuk kenaikan suku bunga bulan Juni namun mengindikasikan tingkat kewaspadaan yang lebih tinggi di kalangan pejabat terhadap kenaikan suku bunga di masa depan.

Dolar telah mendapat tekanan dalam sepekan terakhir karena ekspektasi stimulus fiskal di bawah pemerintahan Trump telah memudar di tengah kekacauan politik di Washington.

EUR/USD naik 0,19% pada level 1,1240, naik kembali ke puncak enam setengah bulan di level 1,1268 yang disentuh pada hari Selasa. Dolar menguat terhadap yen, dengan USD/JPY naik 0,33% ke level 111,86, ditutup pada level tinggi satu minggu di 112,130 pada hari sebelumnya.

Dolar melemah terhadap franc Swiss, dengan USD/CHF meluncur 0,14% ke level 0,9714, tidak jauh dari level terendah tujuh bulan di 0,9691.

Sterling naik tipis, dengan GBP/USD melonjak naik 0,12% menjadi 1,2985 menjelang revisi data pertumbuhan kuartal pertama Inggris, yang diharapkan dapat memastikan bahwa ekonomi Inggris tumbuh 0,3% dalam tiga bulan sampai Maret.

Sementara itu, dolar Australia dan Selandia Baru lemah, dengan AUD/USD turun 0,28% pada level 0,7484 dan NZD/USD turun 0,3% diperdagangkan di level 0,7027.

GrandCapital
26th May 2017, 11:16 AM
Emas Sedikit Menguat Pasar Fokus Pada Permintaan China (https://www.facebook.com/GrandCapitalIndonesia/posts/1904431329773056:0)

https://assets.bwbx.io/images/users/iqjWHBFdfxIU/iHsCcuNqV1R0/v1/765x430.jpg

Harga emas membukukan kenaikan ringan di Asia pada hari Jumat dengan mengamati permintaan dari China atas laporan anekdotal yang mengalir melalui Hong Kong telah berkurang dalam beberapa bulan terakhir.

Emas untuk pengiriman Juni di divisi Comex New York Mercantile Exchange naik tipis 0,04% menjadi $1.256,88 per troy ons. China bersaing dengan India sebagai importir emas top dunia.

Semalam, futures emas menguat pada hari Kamis, setelah risalah pertemuan Federal Reserve pada Mei, menimbulkan kekhawatiran apakah Federal Reserve akan melanjutkan rencananya untuk memperkenalkan dua kenaikan suku bunga tambahan di tahun 2017.

Menurut notulen Federal Reserve pada pertemuan 2-3 Mei lalu, yang dirilis pada hari Rabu, sebagian besar pejabat Fed mengatakan kenaikan suku bunga jangka pendek diperlukan "segera", sehingga memicu harapan bahwa bank sentral AS siap untuk menaikkan suku bunga pada pertemuan berikutnya di bulan Juni.

Pandangan hawkish bahwa kenaikan suku bunga diperlukan segera diimbangi oleh komentar dari beberapa anggota Fed pada pertemuan tersebut, yang mengatakan bahwa tanda lebih lanjut perlu menunjukkan bahwa kelemahan di kuartal pertama bersifat sementara, sebelum kenaikan suku bunga selenajutny.

Pertumbuhan ekonomi AS, yang diukur dengan Produk Domestik Bruto (PDB), meningkat dengan tingkat tahunan hanya 0,7% untuk tiga bulan pertama tahun 2017. Ini merupakan periode pertumbuhan ekonomi kuartal pertama yang paling lambat sejak tahun 2014.

Namun, penguatan dolar membebani harga emas, yang turun ke posisi terendah sesi, menyusul data klaim pengangguran awal yang bullish, meningkatkan sentimen bahwa ekonomi terus menunjukkan tanda-tanda rebound di kuartal kedua.

Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan bahwa klaim pengangguran awal naik 1.000 menjadi 234.000 pengajuan pada pekan hingga 18 Mei. Analis memperkirakan klaim pengangguran awal meningkat 5.000 menjadi 239.000 pengajuan pada tersebut.

Aset dalam mata uang dolar seperti emas sensitif terhadap pergerakan dolar - Penurunan dolar membuat emas lebih murah bagi pemegang mata uang asing dan dengan demikian, meningkatkan permintaan.

GrandCapital
26th May 2017, 05:52 PM
Dolar Berbalik Melemah Jelang Data Ekonomi (https://www.facebook.com/GrandCapitalIndonesia/posts/1904528056430050:0)

http://alwaght.com/upload/logo/2016919_38/201691919534430.jpg

Dolar berbalik melemah terhadap mata uang utama pada hari Jumat, karena investor mengamati rilisan laporan ekonomi AS pada hari ini dan risalah pertemuan kebijakan terbaru Federal Reserve masih terus membebani greenback.

EUR/USD naik tipis 0,12% ke level 1,1222. Greenback masih didukung oleh data klaim pengangguran awal AS yang lebih baik dari perkiraan. Data tersebut muncul sehari setelah dirilsnya risalah pertemuan Fed bulan Mei yang menunjukkan bahwa bank sentral berencana untuk umumkan neraca pada akhir tahun, yang kemungkinan menggunakan sistem di mana batas atas diterapkan atas berapa banyak Fed akan melakukan roll off setiap bulannya. Tanpa menginvestasikan kembali

The Fed juga memberi sinyal bahwa suku bunga dapat dinaikkan segera, namun ada tambahan bahwa "akan lebih bijaksana" untuk menunggu laporan data ekonomi AS.

Pelaku pasar saat ini tengah menantikan data ekonomi AS atas pesanan barang tahan lama, pertumbuhan ekonomi kuartal pertama dan sentimen konsumen di hari ini.

GBP/USD turun 0,49% diperdagangkan pada level 1,2879, terendah sejak 16 Mei, setelah sebuah jajak pendapat YouGov pada hari Kamis menunjukkan bahwa pemimpin keunggulan Partai Konservatif Perdana Menteri Theresa May pada menjelang pemilihan 8 Juni berkurang menjadi lima poin.

USD/JPY turun 0,70% ke level 111,05, sementara USD/CHF tergelincir 0,20% diperdagangkan pada level 0,9706. Dolar Australia melemah, dengan AUD/USD turun 0,12% pada level 0,7445, sementara NZD/USD menguat 0,43% pada level 0,7053.

Sementara itu, USD/CAD turun 0,20% diperdagangkan pada level 1,3457, mendekati titik terendah lima minggu sesi sebelumnya di level 1,3385. Loonie yang terkait komoditas masih di bawah tekanan karena harga minyak terus menurun pada hari Jumat, menyusul keputusan OPEC untuk memperpanjang pengurangan produksi selama sembilan bulan.

Indeks dolar AS, yang mengukur kekuatan greenback terhadap enam mata uang utama, turun 0,12% pada level 97,02, tidak jauh dari level terendah enam bulan terakhir di level 96,70.

GrandCapital
29th May 2017, 09:56 AM
Harga Minyak Terus Terbebani Pengeboran di AS (https://www.facebook.com/GrandCapitalIndonesia/posts/1905867129629476:0)

https://img.rt.com/files/2016.02/article/56bca818c36188353f8b45eb.jpg

Harga minyak masih melemah pada hari Senin karena kenaikan yang tiada henti dalam pengeboran minyak di AS terus merongrong upaya pengetetan pasokan minyak dunia yang dipimpin oleh OPEC.

Harga minyak mentah Brent diperdagangkan pada level $52,10 per barel pada, turun 5 sen dari penutupan terakhir mereka. Minyak mentah berjangka AS West Texas Intermediate (WTI) tetap di bawah $50, turun 8 sen menjadi $49,72.

Organisasi Negara Pengekspor Minyak dan beberapa produsen non-OPEC pekan lalu sepakat untuk memperpanjang perjanjian untuk memangkas produksi sekitar 1,8 juta barel per hari (bpd) sampai akhir kuartal pertama 2018. Namun keputusan tersebut tidak berjalan seperti yang diharapkan banyak para pelaku pasar.

Sebuah kesepakatan awal, yang telah berlangsung sejak Januari, akan berakhir pada bulan Juni tahun ini. Meskipun ada penurunan yang terus berlanjut, harga minyak tidak naik jauh melampaui $50 per barel.

Sebagian besar keberhasilan OPEC akan bergantung pada produksi di Amerika Serikat, yang tidak berpartisipasi dalam pemotongan tersebut dan di mana produksi melonjak 10 persen sejak pertengahan 2016 sampai lebih dari 9,3 juta barel per hari, mendekati tingkat produsen utama Rusia dan Arab Saudi.

Perusahaan pengeboran minyak AS sekarang telah menambahkan rig selama 19 minggu berturut-turut, menjadi 722, jumlah tertinggi sejak April 2015 dan rekor terpanjang dalam catatan, menurut perusahaan jasa energi Baker Hughes Inc.

Meskipun sulit mendapat data persediaan minyak dunia yang andal, tingkat persediaan regional untuk Amerika Serikat, Eropa dan sebagian Asia menunjukkan bahwa persediaan telah berkurang dalam beberapa pekan terakhir, meskipun dari tingkat rekor.

GrandCapital
30th May 2017, 09:33 AM
Pound Terseok di Asia, Banjir Data Kokohkan Yen (https://www.facebook.com/GrandCapitalIndonesia/posts/1906452719570917:0)

http://mediaen.publika.md/en/image/201610/large/pound_40014000.jpg

Pound semakin terseok di perdagangan Asia pada hari Selasa setelah jajak pendapat menunjukkan pertempuran yang semakin ketat menjelang pemilihan 8 Juni.

Sementara, Jepang kebanjiran data, dengan angka pengeluaran rumah tangga untuk bulan April naik 0,5%, pada basis bulanan dan turun 1,4% pada tingkat tahunan. Selain itu, data pekerjaan menunjukkan tingkat pengangguran stabil di 2,8% dan penjualan ritel meningkat melampaui perkiraan 3,2%.

Keunggulan Perdana Menteri Inggris Theresa May terhadap oposisi dari Partai Buruh turun menjadi 6 persentase poin, Reuters melaporkan, dalam sebuah jajak pendapat yang diterbitkan pada hari Selasa, yang terbaru menunjukkan pertarungan ketat sejak pemboman Manchester dan sebuah putaran balik mengenai rencana perawatan sosial.

Hampir dua minggu yang lalu, serangkaian survei menunjukkan bahwa May berada pada jalur mayoritas parlemen dalam pemilihan 8 Juni yang dia sebuat untuk mendapatkan mandat yang kuat untuk pembicaraan Brexit. Namun Partai Konservatif tetap pada 43 persen menurut sebuah survei yang dilakukan oleh Survation untuk program Good Morning Britain channel ITV, yang memperlihatkan penurunan keunggulan mereka karena dukungan untuk Partai Buruh naik 3 poin persentase menjadi 37 persen.

Pasar di China dan Hong Kong ditutup karena liburan. Di Australia, persetujuan izin bangunan terlihat naik 3,0% pada basis bulanan di bulan April.

GBP/USD turun 0,27% ke level 1,2806, sementara USD/JPY diperdagangkan pada level 111,13, turun 0,12% setelah sehari disibukkan dengan data. AUD/USD diperdagangkan di level 0,7420, turun 0,24%. Indeks dolar AS, yang mengukur kekuatan greenback terhadap enam mata uang utama, terakhir terlihat di level 97,33.

Yen yang tradisional dianggap sebagai safe haven menunjukkan sedikit reaksi setelah Korea Utara menembakkan rudal balistik jarak pendek pada hari Senin. Para pelaku psar masih berhati-hati di tengah kekhawatiran politik seputar administrasi Trump.

Presiden Donald Trump menyerang media tersebut dan menolak bocoran Gedung Putih setelah "berita palsu" pada hari Minggu, menyusul laporan bahwa Jared Kushner, menantunya dan ajudan seniornya, berusaha untuk membuat komunikasi "back channel" rahasia dengan Rusia sebelum Trump menduduki kantornya.

GrandCapital
30th May 2017, 01:04 PM
Euro tergelincir, pasar fokus pada kebijakan ekonomi Paman Sam (https://www.facebook.com/GrandCapitalIndonesia/posts/1906487959567393)

http://www.teletrader.com/newsImage/63649/713/treasury-yields-dollar-rise-as-fed-stays-pat-on-p.jpg

Bursa Asia kembali melemah disela-sela perdagangan yang lumayan sepi. Sementara itu euro juga tergelincir bersamaan dengan mata uang negara-negara emerging menyusul komentar bernada dovish dari Mario Draghi.

Melemahnya saham-saham Jepang dipengaruhi oleh menguatnya yen. Sementara itu pasar Hong Kong dan China tutup setelah sebelumnya pasar Amerika dan Inggris tutup pada Senin.

Isu utama yang menerpa pasar saat ini adalah implikasi kenaikan biaya pinjaman AS selain keraguan pasar terhadap kemampuan Trump dalam melaksanakan reformasi kebijakan. Pasar berharap cukup besar kepada pemerintahan yang sekarang dan untuk mempertahankan tren positif, maka pemerintah harus memenuhi harapan tersebut.

Dolar akhir-akhir ini mengalami pelemahan karena ada perubahan persepsi kebijakan antara bank-bank sentral dunia dengan kebijakan moneter AS. Presiden ECB, Mario Draghi sempat memberi sinyal agar tidak terburu-buru menarik program pembelian obligasi senilai 2,3 triliun euro pada rapat 8 Juni mendatang.

Dari pasar mata uang dilaporkan euro melemah menjadi $1,1128, poundsterling melemah 0,2%, ringgit melemah 0,3%. Yen menguat menjadi 110,89 per dolar. Rand Afsel melemah 0,5%. Sementara dari pasar komoditas dilaporkan harga emas turun kurang dari 0,1% menjadi $1.268,71 per ounce. Minyak bertahan dekati $50 per barrel setelah pada minggu lalu OPEC sepakat memperpanjang pemangkasan produksi sampai 9 bulan.

Beberapa kejadian pasar yang perlu diwaspadai minggu ini diantaranya: rilis data ekonomi wilayah euro termasuk tingkat inflasi. Komentar pejabat the Fed jelang rapat FOMC 13-14 Juni mendatang. Laporan ketenagakerjaan AS Jumat besok, diperkirakan ada kenaikan.

GrandCapital
31st May 2017, 12:24 PM
Data PMI China Gagal Topang Aussie (https://www.facebook.com/GrandCapitalIndonesia/posts/1906994776183378:0)

https://image.prntscr.com/image/16914256e40942c8b6871edbc469459e.jpeg

Aussie jatuh di perdagangan Asia pada hari Rabu meskipun angka PMI China lebih baik dari perkiraan. China melaporkan data resmi PMI manufaktur untuk bulan Mei di angka 51,2, dibandingkan dengan perkiraan di 51,0, dan stabil dari laporan sebelumnya 51,2 di bulan April. PMI non manufaktur di angka 54,5, naik dari level di 54.0 di bulan April. PMI manufaktur swasta dari Caixin dijadwalkan pada hari Kamis.

AUD/USD turun 0,23% ke level 0,7449 setelah data manufaktur PMI China. Perekonomian Australia sangat bergantung pada ekspor komoditas ke China. Sementara itu, Australia melaporkan kredit sektor swasta untuk bulan April naik 0,4% sesuai dengan ekspektasi.

Indeks dolar AS, yang mencatat kekuatan greenback terhadap enam mata uang utama, naik 0,16% ke level 97,38.

Sementara itu, USD/JPY diperdagangkan pada level 110,97, naik 0,13%. Jepang melaporkan produksi industri sementara untuk bulan April naik 4,0%, dibandingkan dengan perkiraan kenaikan bulanan 4,3%.

GBP/USD turun 0,26% ke level 1,2824 setelah sebuah laporan bahwa Partai Konservatif Perdana Menteri Inggris Theresa May berisiko gagal mencapai mayoritas kursi di parlemen dalam sebuah pemilihan nasional pada 8 Juni, surat kabar The Times mengatakan pada hari Selasa, mengutip penelitian oleh Perusahaan pemungutan suara YouGov.

Semalam, dolar jatuh terhadap mata uang utama, karena investor mempettimbangkan kemungkinan rebound pertumbuhan ekonomi AS di kuartal kedua di tengah penurunan kepercayaan konsumen.

Namun, penurunan greenback dapat dibatasi, karena ekspektasi investor bahwa Federal Reserve akan menaikkan suku bunga pada bulan Juni tetap meningkat.

GrandCapital
31st May 2017, 06:19 PM
Dollar Menguat Karena Harapan Suku Bunga AS (https://www.facebook.com/GrandCapitalIndonesia/posts/1907129042836618:0)

https://www.futurecurrencyforecast.com/wp-content/uploads/2014/12/us-dollar-currency-forecast-6.jpg

Dolar naik tipis terhadap mata uang utama pada hari Rabu, dibantu oleh meningkatnya harapan kenaikan suku bunga AS pada bulan Juni dan karena investor mengalihkan perhatian mereka ke laporan ketenagakerjaan utama AS karena pada akhir minggu.

EUR/USD tergelincir 0,11% ke level 1,1174. Dolar melemah setelah data pada hari Selasa menunjukkan bahwa indeks kepercayaan konsumen CB turun menjadi 117,9 di bulan April, dibandingkan dengan ekspektasi kenaikan 119,8. Namun, Departemen Perdagangan AS mengatakan bahwa belanja konsumen naik 0,4% bulan lalu, sejalan dengan perkiraan para ekonom. Itu merupakan kenaikan terbesar dalam empat bulan.

Greenback juga mendapat tekanan di tengah kekhawatiran penyelidikan terhadap hubungan Presiden Donald Trump dengan Rusia dapat menghambat kemajuan pemerintahannya mengenai langkah-langkah stimulus yang dijanjikan. Indeks dolar AS, yang mengukur kekuatan greenback terhadap enam mata uang utama, naik 0,12% pada level 97,35.

Di zona euro, Eurostat sebelumnya melaporkan bahwa inflasi harga konsumen naik sebesar 1,4% di bulan Mei, di bawah ekspektasi untuk kenaikan 1,5% dan mengikuti laporan akhir kenaikan 1,9% di bulan sebelumnya.

GBP/USD turun 0,61% diperdagangkan pada level 1,2780 setelah sebuah jajak pendapat baru menunjukkan bahwa Partai Konservatif Perdana Menteri Inggris Theresa May dapat kehilangan 20 dari 330 kursi yang dipegangnya di Parlemen sementara oposisi Partai Buruh dapat memperoleh hampir 30 kursi.

Berita tersebut muncul setelah serangkaian jajak pendapat menunjukkan adanya rintangan bagi partai Konservatif May. Data menunjukkan bahwa pinjaman bersih Inggris kepada individu turun menjadi £4,3 miliar pada bulan April dari 4,7 miliar dolar pada bulan sebelumnya, dibandingkan dengan ekspektasi penurunan menjadi £4,5 miliar.

USD/JPY bertahan stabil di level 110,80, sementara USD/CHF hampir tidak berubah di level 0,9745. Dolar Australia melemah, dengan AUD/USD turun 0,19% pada level 0,7451, sementara NZD/USD turun 0,10% menjadi 0,7103.

Data sebelumnya menunjukkan bahwa indeks manajer pembelian manufaktur resmi China tidak berubah di 51,2 di bulan Mei, runtuhkan ekspektasi penurunan 51,0. China merupakan mitra ekspor terbesar Australia. Sementara itu, USD/CAD bertahan stabil di level 1.3449.

GrandCapital
1st June 2017, 01:57 PM
Data ekonomi Jepang positif, pasar nantikan data ekonomi AS (https://www.facebook.com/GrandCapitalIndonesia/posts/1907510042798518)

https://alqabas.com/wp-content/uploads/2017/02/084242-%D8%A8%D9%86%D9%83-%D8%A7%D9%84%D9%8A%D8%A7%D8%A8%D8%A7%D9%86.jpg

Saham-saham Jepang berhasil mengangkat bursa Asia dimana sentimen pasar hari ini didominasi oleh data ekonomi global dan arah kebijakan suku bunga Amerika.

Sebaliknya saham China dan aussie diperdagangkan melemah setelah data manufaktur China jatuh dibawah 50. Minyak mentah menguat dipicu oleh kecemasan perpanjangan kesepakatan pemangkasan produksi OPEC akan cukup untuk melawan tingginya produksi.

Sepanjang kwartal pertama, data menunjukkan belanja modal korporat di Jepang mengungguli prediksi dan keuntungan perusahaan melonjak 27 persen.

Presiden the Fed cabang San Francisco, John Williams mengatakan perekonomian AS cukup kuat dan bank sentral bisa menaikkan suku bunga empat kali di 2017. Agenda penting yang patut disimak adalah laporan ketenagakerjaan yang akan rilis jumat esok, dimana data ini penting untuk mengkonfirmasi keadaan ekonomi Paman Sam.

Dari pasar mata uang, yuan (onshore) diperdagangkan naik 0,4% dan mencetak rekor level tertinggi sejak November lalu. Yen tergelincir 0,2% menjadi 110,95 per dolar. Aussie drop 0,5% terpengaruh oleh buruknya data manufaktur China. Pound melemah 0,1% menjadi $1.2873 setelah hasil polling menunjukkan partai Konservatif unggul tipis terhadap partai Buruh.

Dari pasar komoditas dilaporkan minyak mentah jenis West Texas menguat menjadi $48,68 per barrel dan emas sedikit terkoreksi pada $1.269,21 per ounce.

GrandCapital
1st June 2017, 04:37 PM
Data Ekonomi China Lemah; Aussie Lesu, Yuan menguat (https://www.facebook.com/GrandCapitalIndonesia/posts/1907534756129380:0)

https://image.prntscr.com/image/8e359dcec34b46b1b4706550aeed2daa.jpeg

Dolar Australia jatuh pada hari Kamis setelah sebuah survei swasta menunjukkan aktivitas manufaktur China secara tak terduga menyusut di bulan Mei, sehingga membayangi prospek ekonomi global.

Indeks Manajer Pembelian Caixin/Markit (PMI) turun menjadi 49,6, mengindikasikan kontraksi untuk pertama kalinya dalam 11 bulan dan berada di bawah ekspektasi pasar. Laporan Caixin, yang cenderung berfokus pada perusahaan-perusahaan kecil, kontras tajam dengan hasil resmi pada hari Rabu yang telah menunjukkan pertumbuhan manufaktur yang mantap di China.

Dolar Australia turun 0,5 persen menjadi $0,7396. Aussie tergelincir ke level $0,7384 pada satu titik, level terendah sejak 12 Mei.

Yuan China tetap kuat bahkan setelah aktivitas pabrik lemah. Yuan onshore (Renminbi) menyentuh level tertingginya terhadap dolar di hampir tujuh bulan setelah bank sentral China menetapkan titik tengah yuan pada level terkuat sejak November.

Yuan menambahkan kenaikan yang dicapai pada hari Rabu, ketika rally atas pandangan bahwa bank sentral China sekarang sedikit cenderung membiarkan mata uang tersebut melemah secara tajam terhadap dolar AS. Yuan onshore naik ke level 6.7878 per dolar AS, level tertinggi sejak November. Yuan Offshore naik menjadi 6,7245 per dolar pada satu titik, level terkuatnya sejak Oktober.

Bergerak di antara mata uang utama yang relatif lemah, dengan sterling turun 0,1 persen menjadi $1,2881, dolar merayap jauh dari level tertinggi intraday hari Rabu di $1,2921, setelah sebuah jajak pendapat menunjukkan keunggula yang semakin tipis bagi partai berkuasa Perdana Menteri Theresa May sebelum pemilihan minggu depan.

Euro bertahan stabil terhadap dolar pada hari ini di level $1,1247, masih bertahan dalam level atas enam setengah bulan di level $ 1,1268 yang dicapai pada minggu lalu. Dolar naik tipis 0,1 persen terhadap yen menjadi 110,92. Penurunan terbaru pada imbal hasil obligasi AS telah membebani greenback, setidaknya begitu menurut para analis.

GrandCapital
2nd June 2017, 11:49 AM
Dollar Capai level tertinggi Satu Minggu (https://www.facebook.com/GrandCapitalIndonesia/posts/1907960672753455:0)

https://image.prntscr.com/image/5e7f7d3922d84525abc005fc0b103299.jpeg

Dolar mencapai level tertinggi satu minggu terhadap yen pada hari Jumat pagi, menguat setelah angka pekerjaan sektor swasta AS yang cukup baik dan para pelaku pasar menunggu laporan payroll non-farm untuk dorongan potensial lainnya.

Dolar AS naik 0,2 persen pada level 111,560 yen setelah naik ke level 111,580, tertinggi sejak 26 Mei. Pasangan mata uang ini berada di jalur kenaikan sekitar 0,25 persen dalam seminggu. Euro bergerak tipis pada level $1,1216 setelah turun 0,3 persen hari sebelumnya. Mata uang umum itu telah naik ke level tertinggi sembilan hari di level $1,1257 pada hari Kamis dan masih siap untuk kenaikan mingguan 0,4 persen.

Sebelum kenaikan dari laporan ketenagakerjaan ADP pada bulan Mei yang lebih kuat dari perkiraan yang dikeluarkan pada hari Kamis, dolar telah berjuang dengan masalah politik AS dan akibatnya menimbulkan sentimen resiko yang telah mencengkeram pasar yang lebih luas di awal minggu ini.

Dolar saat ini menunggu laporan payroll non-pertanian AS pada bulan Mei untuk mengakhiri minggu ini pada level tinggi. Jajak pendapat Reuter menunjukkan ekonom memperkirakan bahwa Amerika Serikat menambah 185.000 pekerjaan di bulan Mei. Laporan pekerjaan yang lebih kuat dari perkiraan dapat menyadarkan kembali ekspektasi kenaikan suku bunga Federal Reserve pada bulan Juni dan seterusnya, setelah serangkaian indikator surut baru-baru ini telah menggagalkan skenario tersebut.

Indeks dolar terhadap mata uang utama stabil di level 97,187 setelah naik 0,3 persen semalam. Indeks dolar menuju penurunan 0,25 persen dalam minggu ini.

Dolar Australia naik 0,1 persen pada level $0,7381, kembali menguat menyusul penurunan tajam pada hari Kamis. Aussie telah turun 0,75 persen pada hari Kamis mencapai level terendah empat minggu di level $0,7372 setelah berita tentang penurunan aktivitas manufaktur China yang tak terduga.

Dolar Selandia Baru menguat di level $0,7063 setelah juga terpukul oleh data ekonomi China yang lesu.

GrandCapital
2nd June 2017, 03:23 PM
Minyak Turun Di Tengah Berbagai Kekhawatiran (https://www.facebook.com/GrandCapitalIndonesia/posts/1908053739410815:0)

http://tc.sinaimg.cn/maxwidth.800/tc.service.weibo.com/p/mmbiz_qpic_cn/e0b7eda2be4bd0f8dcd904b1aab21406.jpg

Harga minyak turun di bawah $50 pada hari Jumat di tengah kekhawatiran bahwa keputusan Presiden Amerika Serikat Donald Trump untuk meninggalkan pakta iklim global dapat memicu pengeboran minyak mentah lebih banyak di Amerika Serikat, sehingga memacu pasokan minyak dunia.

Minyak patokan global Brent crude futures turun menjadi $49,93 per barel, turun 70 sen atau turun sebesar 1,38 persen. Minyak mentah berjangka AS West Texas Intermediate turun 72 sen atau 1,49 persen menjadi $47,64 per barel. Pasar komoditas menyerap berita bahwa Amerika Serikat akan menarik diri dari tonggak kesepakatan global 2015 untuk memerangi perubahan iklim, sebuah langkah yang memenuhi janji kampanye besar namun menarik kecaman dari sekutu AS.

Melonjaknya produksi minyak AS telah merusak upaya anggota OPEC untuk membatasi produksi guna menghabiskan persediaan minyak mentah global. Seminggu yang lalu, Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan beberapa anggota non-OPEC bertemu di Wina untuk melanjutkan kesepakatan pemangkasan produksi untuk mengurangi minyak mentah 1,8 juta barel per hari (bpd) sampai akhir Maret berikutnya.

Wakil Perdana Menteri Rusia Arkady Dvorkovich mengatakan pada hari Jumat bahwa dia tidak berpikir bahwa kesepakatan pemangkasan produksi minyak global akan diubah jika harga turun.

Harga minyak turun sekitar 7,5 persen sejak keputusan OPEC pada 25 Mei untuk memperpanjang pemangkasan produksi. Dihadapkan dengan kondisi saat ini, kartel minyak juga membahas pengurangan output hingga 1 sampai 1,5 persen lagi, dan akan ditinjau kembali jika persediaan tetap tinggi, menurut sumber.

Namun pasar minyak mendapat beberapa dukungan oleh data resmi yang menunjukkan persediaan minyak mentah di Amerika Serikat, sebagai konsumen minyak utama dunia, turun tajam pekan lalu karena penyulingan dan ekspor melonjak ke rekor tertinggi.

Stok minyak mentah AS turun menjadi 6,4 juta barel dalam pekan hingga 26 Mei, mengalahkan ekspektasi analis untuk penurunan 2,5 juta barel. Namun, produksi minyak mentah AS naik menjadi 9,34 juta barel per hari pekan lalu, naik hampir 500.000 bph dari tahun lalu.

Meningkatnya produksi dari Nigeria dan Libya juga merusak upaya produsen minyak untuk membatasi produksi. Nigeria dan Libya dikecualikan dari pemangkasan produksi karena kedua negara tersebut berusaha mengembalikan persediaan yang terkendala akibat konflik internal.

GrandCapital
5th June 2017, 12:03 PM
http://img.rasset.ie/000dcc07-800.jpg

Data Kerja Lemahkan Dolar, Serangan London Lukai Sterling (https://www.facebook.com/GrandCapitalIndonesia/posts/1909537752595747:0)

Dolar naik dari level terendah tujuh bulan setelah pertumbuhan lapangan kerja AS di bulan Mei meleset dari dari ekspektasi, sementara sterling turun setelah serangan di London yang menewaskan setidaknya tujuh orang dan melukai 48, beberapa hari sebelum pemilihan nasional hari Kamis.

Indeks dolar, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama, naik sedikit di 96,77 setelah merosot pada hari Jumat ke level terendah sejak pemilihan presiden AS pada November.

US nonfarm payrolls meningkat 138.000 di bulan Mei, jauh di abah perkiraan di angka 185.000, sehingga pasar tenaga kerja kehilangan momentum meskipun tingkat pengangguran turun ke level terendah 16 tahun di 4,3 persen. Jumlah pekerjaan yang tercipta pada bulan Maret dan April direvisi turun 66.000 dari laporan sebelumnya.

Setelah penyerang menabrakkan sebuah van ke pejalan kaki di Jembatan London dan menusuk para ilmuwan di bar-bar sekitarnya pada hari Sabtu dalam serangan teroris ketiga di Inggris dalam tiga bulan terakhir, Perdana Menteri Theresa May mengatakan bahwa pemilihan umum hari Kamis akan terus berlanjut.

Polisi menembak mati tiga penyerang laki-laki di Borough Market London dalam waktu delapan menit setelah menerima telepon darurat pertama. Mereka menangkap 12 lainnya, dan penggerebekan terus berlanjut, kata polisi. Mei diperkirakan akan melanjutkan kampanye pada hari Senin untuk pemungutan suara yang menurut jajak pendapatnya jauh lebih ketat dari prediksi sebelumnya.

Dolar naik 0,1 persen menjadi 110,60 yen, setelah turun 0,8 persen pada hari Jumat. Sterling turun sebanyak 0,3 persen sebelum mengurangi penurunan dan diperdagangkan turun 0,2 persen pada level $1,2864 pada hari Senin. Euro turun 0,1 persen menjadi $1,1271 pada hari Senin, bertahan pada kenaikan 0,6 persen pada hari Jumat.

Emas naik ke level tertinggi enam minggu pada hari Senin, didorong oleh melemahnya dolar. Emas terakhir stabil di level $1.279,90 per ons.

GrandCapital
5th June 2017, 07:10 PM
Tensi di Timteng memanas, minyak melonjak (https://www.facebook.com/GrandCapitalIndonesia/posts/1909549095927946:0)

https://scontent-sin6-1.xx.fbcdn.net/v/t31.0-8/18922746_1909549095927946_6818382314155593994_o.jp g?oh=a049301c88209c1b21b5b95eeac4c820&oe=59E8E04C

Minyak diperdagangkan melompat setelah empat negara Arab memutus hubungan dengan Qatar sementara itu poundsterling tergelincir menyusul aksi teror di London.

Mengutip pernyataan dari Saudi Arabia, Qatar dinilai mendukung grup-grup teroris yang berencana menganggu keamanan diwilayah Arab, diantaranya Persekutuan Muslim, Negara Islam (Islamic State) dan al Qaeda. Disamping itu, teror di London juga menjadi perhatian pasar dimana negara tersebut dalam waktu dekat akan melangsungkan pemilu.

Sementara itu, Bank Dunia memperkirakan pertumbuhan ekonomi global cenderung moderat atau biasa-biasa saja yang dilatari ketidakjelasan akan kebijakan moneter.

Agenda yang layak dijadikan perhatian pada minggu ini diantaranya: polling warga Inggris dimana sejauh ini hasilnya cenderung ketat. Hasil rapat Bank sentral India dan Australia, data perdagangan dan inflasi China, factory order AS, angka produksi industri Eropa dan laporan PDB dari Australia, Jepang dan wilayah euro.

Dari pasar komoditas, minyak West Texas dikutip naik menjadi $48,21 per barrel. Emas naik 0,1% menjadi $1.280,59 per ounce. Yen jatuh menjadi 110,57 per dolar. Pound jatuh menjadi $1,2867. Euro tergelincir menjadi $1,1260.

GrandCapital
6th June 2017, 01:03 PM
Langkah RBA Kuatkan Aussie (https://www.facebook.com/GrandCapitalIndonesia/posts/1910008479215341:0)

http://www.loangallery.com.au/wp-content/uploads/2017/03/Rate-Alert-Header-Unchanged-2017.jpg

Aussie pulih di Asia pada hari Selasa setelah keputusan suku bunga bank sentral terkini yang masih stabil mempertahankan kebijakan suku bunganya seperti yang diperkirakan, acuhkan laporan current account yang melebar lebih jauh dari perkiraan dan menjadi defisit.

Reserve Bank of Australia merilis keputusan suku bunga terkini pada hari Selasa dan bertahan pada rekor terendah 1,50%. Sebelumnya, Australia melaporkan bahwa current account melebar menjadi defisit AUS$3,1 miliar, dibandingkan dengan surplus AUS$100 juta yang dilaporkan pada kuartal pertama.

Indeks dolar AS, yang mengukur kekuatan greenback terhadap enam mata uang utama, turun 0,18% dan terpantau sempat diperdagangkan pada level 96,60.

Semalam, dolar beringsut menguat terhadap mata uang utama pada hari Senin, dengan mengabaikan rilis data ekonomi yang sebagian besar suram memicu kekhawatiran perlambatan ekonomi AS.

Aktivitas non-manufaktur AS tumbuh pada laju yang lebih rendah di bulan Mei, setelah Institute for Supply Management pada hari Senin melaporkan indeks non-manufaktur turun 0,6 poin menjadi 56,9 di bulan Mei.

Dalam laporan terpisah, Departemen Perdagangan mengatakan pada hari Senin bahwa pesanan Pabrik turun 0,2% pada bulan April, sejalan dengan perkiraan. Greenback sedang berjuang untuk pulih dari penurunan ke posisi terendah tujuh bulan, setelah data pada hari Jumat menunjukkan bahwa ekonomi AS menambahkan lapangan kerja yang jauh lebih sedikit dari yang diperkirakan.

Namun, data ekonomi baru-baru ini masih gagal untuk menurunkan ekspektasi investor bahwa Federal Reserve akan menaikkan suku bunga acuan pada bulan Juni.

AUD/USD diperdagangkan pada level 0,7488, naik 0,01%, sementara USD/JPY diperdagangkan pada level 109,85, turun 0,56% setelah Jepang melaporkan pendapatan riil rata-rata naik 0,5% untuk bulan April, dibandingkan dengan kenaikan 0,3% yang terlihat pada basis tahunan.

GBP/USD naik 0,17% ke level 1,2928, pulih dari penurunan di sesi Asia semalam, setelah investor tinjau kembali jajak pendapat terakhir, menunjukkan bahwa pemilihan umum Inggris hari Kamis bisa lebih cepat dari yang diperkirakan sebelumnya.

Dolar Kanada yang terkait dengan minyak berada di bawah tekanan, setelah harga minyak turun lebih dari 1%, menyusul kekhawatiran akan adanya gangguan terhadap tindakan OPEC untuk menahan persediaan, setelah eksportir minyak mentah Arab Saudi dan negara-negara Arab lainnya memutuskan hubungan diplmatik dengan Qatar.

GrandCapital
6th June 2017, 05:57 PM
http://4saida.com/upload/778906.jpg

Kekhawatiran Politik Meningkat, Investor Lari Ke Emas dan Obligasi Jerman (https://www.facebook.com/GrandCapitalIndonesia/posts/1910085549207634:0)

Saham dunia turun sementara safe haven emas dan obligasi pemerintah Jerman mendapat permintaan pada hari Selasa karena ketegangan di Timur Tengah, sementara pemilihan di Inggris dan testimoni yang dari mantan kepala FBI mendorong investor menjauh dari aset berisiko.

Saham Eropa jatuh pada hari Selasa setelah perusahaan-perusahaan Arab memutuskan hubungan dengan Qatar hari sebelumnya, dan menuduh Doha mendukung militan Islam dan Iran. Saham jatuh di perdagangan AS dan Asia didukung oleh politik di kedua sisi Atlantik.

Pemilih Inggris akan mengikuti pemilihan dalam pemilihan umum yang semakin tidak dapat diprediksi, Bank Sentral Eropa akan bertemu dan kemudian pada hari yang sama mantan direktur FBI James Comey akan bersaksi di depan Kongres.

Ledakan diplomatik di Timur Tengah membuat harga minyak melayang di bawah $50 per barel dan pada gilirannya menghantam saham Eropa, yang jatuh di seluruh perdagangan dengan indeks Euro STOXX 600 turun 0,4 persen.

Saham dunia menjauh dari rekor tertinggi minggu lalu, indeks ekuitas dunia MSCI, yang mencatat saham di 46 negara, turun 0,12 persen.

Investor membeli emas dan obligasi pemerintah Jerman - dua aset teraman di dunia – sehingga mendorong harga emas ke level tertinggi enam minggu dan biaya pinjaman 10 tahun Jerman mencapai level terendah enam minggu.

Keunggulan Perdana Menteri Inggris Theresa May terhadap oposisi Partai Buruh menjelang pemilihan umum hari Kamis telah menyempit menjadi hanya 1 persen, menurut sebuah jajak pendapat yang dilakukan sebelum serangan di London pada hari Sabtu.

Sterling naik tipis terhadap dolar dan euro. Dolar, sementara itu, menyentuh level terendah tujuh bulan menjelang kesaksian Comey. Indeks dolar, yang mengukur perdagangan greenback terhadap mata uang mayoritas, turun ke level terendah sejak pemilihan AS November.

GrandCapital
7th June 2017, 12:01 PM
Berbagai Kekhawatiran Lemahkan Minyak (https://www.facebook.com/GrandCapitalIndonesia/posts/1910633085819547:0)

http://js.newsx.com/wp-content/uploads/2016/10/oil_6.jpg

Harga minyak turun pada hari Rabu, dengan harga minyak mentah Brent sekitar $50 per barel, karena pasar bahan bakar global tetap mengalami kelebihan pasokan, meskipun meningkatnya ketegangan di Timur Tengah dan persediaan AS yang jatuh memberi dukungan.

Kontrak berjangka minyak mentah Brent diperdagangkan pada level $50,05 per barel, turun 7 sen dari penutupan terakhir mereka. Brent hampir 8 persen di bawah pembukaannya pada 25 Mei, ketika OPEC mengatakan mereka, bersama dengan produsen di luar kelompok seperti Rusia, akan memperpanjang pemangkasan produksi minyak mereka hingga kuartal pertama 2018.

Minyak mentah berjangka AS West Texas Intermediate (WTI) berada di level $48,13 per barel, turun 6 sen dari penutupan sebelumnya, dan 6 persen di bawah pembukaannya pada 25 Mei.

Para pelaku pasar mengatakan bahwa berlebihnya pasokan bahan bakar terus-menerus menjaga harga di bawah tekanan meskipun kesepakatan oleh Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan non-OPEC untuk memperpanjang pemangkasan produksi hampir 1,8 juta barel per hari (bpd).

Produksi dan konsumsi bahan bakar dunia kira-kira seimbang, hampir 98 juta barel per hari, meskipun persediaan masih agak membengkak, menurut Administrasi Informasi Energi AS (EIA).

Pelaku pasar juga mengatakan pasar didukung oleh ketegangan politik yang meningkat di Timur Tengah dan dengan tanda-tanda pengurangan persediaan bahan bakar yang membengkak di Amerika Serikat secara bertahap.

Sebuah kampanye oleh pemimpin negara-negara Arab, termasuk Arab Saudi, Mesir dan Uni Emirat Arab, untuk mengisolasi Qatar mengganggu perdagangan komoditas, termasuk minyak.

Di Amerika Serikat, persediaan minyak mentah turun sebesar 8,7 juta barel pada minggu hingga 26 Mei, data dari American Petroleum Institute menunjukkan pada akhir Selasa. Data inventaris resmi dari EIA akan dipublikasikan Rabu hari ini.

GrandCapital
7th June 2017, 04:04 PM
Pasar Cari Aman, Dolar ke Terendah Level 6 Pekan (https://www.facebook.com/GrandCapitalIndonesia/posts/1910710002478522:0)

https://image.prntscr.com/image/09c53fa3a4d042c6914c5fde83021759.jpeg

Dolar menyentuh posisi terendah enam pekan terhadap safe haven yen pada hari Rabu karena para pelaku pasar mundur dan menepi di tengah kekhawatiran terhadap berbagai peristiwa risiko geopolitik kekhawatiran yang menjulang.

USD/JPY turun 0,16% ke level 109,23, level terendahnya sejak 21 April. Dolar sudah berada dalam posisi defensif setelah laporan pekerjaan AS yang mengecewakan pada hari Jumat lalu. Greenback pun telah mencatat penurunan hampir 1,4% terhadap yen sepanjang pekan ini dengan para pelaku pasar berhati-hati menjelang testimoni mantan Direktur FBI James Comey kepada sebuah komite Senat pada hari Kamis.

Investor khawatir bahwa administrasi Trump mungkin akan terus terbongkar dengan adanya pengungkapan yang bisa muncul saat Comey memberi kesaksian tentang dugaan keterlibatan Rusia dalam pemilihan di AS.

Sebagian besar analis percaya bahwa data yang buruk tidak akan menghentikan Federal Reserve menaikkan suku bunga pada pertemuannya akhir bulan ini, namun sebagian besar pelaku pasar saat ini mengharapkan jalan yang lebih dovish di paruh kedua tahun ini.

Indeks dolar AS, yang mencatat kekuatan greenback terhadap enam mata uang utama, sentuh level tertinggi di level 96,62, setelah mencapai titik terendah 96,47 tadi malam, terlemah sejak 9 November.

Investor juga waspada menjelang pemilihan Inggris dan pertemuan Bank Sentral Eropa, yang keduanya akan berlangsung pada hari Kamis.

Sementara kebanyakan peserta jajak pendapat masih mengharapkan partai Perdana Menteri Inggris Theresa May memenangkan mayoritas, sebuah 'parlemen gantung' akan membuat Inggris mengalami kebuntuan politik beberapa hari sebelum perundingan Brexit dengan Uni Eropa yang akan dimulai pada 19 Juni. Sterling kembali melemah lagi. Terhadap dolar, dengan GBP/USD diperdagangkan di level 1,2897.

Euro tergelincir terhadap dolar, dengan EUR/USD turun 0,21% ke level 1,1253. ECB diperkirakan tidak akan membuat perubahan pada kebijakan moneter pekan ini, namun para pelaku pasar akan menyaksikan pernyataan Presiden Mario Draghi untuk penilaian ekonominya terhadap kawasan euro.

Pekan lalu Draghi mengatakan bahwa inflasi masih terkendali dan masih memerlukan stimulus substansial, membuat harapan bagi bank untuk mulai merencanakan penskalaan kembali program stimulusnya.

GrandCapital
8th June 2017, 11:22 AM
Euro Stabil, Pound Dekati Level Tertinggi Dua Pekan (https://www.facebook.com/GrandCapitalIndonesia/posts/1911090902440432:0)

http://i2.wp.com/mallarduk.com/wp-content/uploads/2017/04/Britain-Poll.jpg

Euro bertahan dan stabil pada hari Kamis menjelang pengumuman kebijakan Bank Sentral Eropa, sementara sterling didukung oleh ekspektasi bahwa partai Perdana Menteri Theresa May akan memenangkan mayoritas dalam pemilihan Inggris.

Euro diperdagangkan di level $1,1251, setelah mendapatkan topangan pasca tergelincir ke level terendah ke level $1,1204 pada hari Rabu, tertekan oleh laporan yang menunjukkan bahwa ECB akan menurunkan target inflasinya.

Bloomberg, mengutip pejabat zona euro yang tidak disebutkan namanya, mengatakan bahwa bank sentral tengah mempersiapkan penurunan perkiraan inflasi tahunannya untuk tiga tahun ke depan menjadi 1,5 persen, dari 1,7 persen, 1,6 persen dan 1,7 persen.

Perkiraan baru yang harus disetujui oleh Dewan Pengatur, akan memberi sinyal garis yang lebih lembut dari yang diperkirakan di pasar mata uang dan obligasi. ECB menolak berkomentar. Euro kemudian memulih setelah sebuah laporan Reuters mengutip sumber yang mengatakan bahwa ECB cenderung menyokong perkiraan pertumbuhan ekonomi di zona euro meskipun memotong perkiraan inflasinya.

ECB sangat diharapkan akan mempertahankan kebijakannya tidak berubah pada hari Kamis, termasuk program pembelian obligasi 2,3 triliun euro dan berjanji mempertahankan suku bunga rendah. Sterling stabil di level $ 1,2961, diperdagangkan di dekat level puncak Rabu di $1,2970, level tertinggi sejak 25 Mei. Pound naik 0,4 persen pada hari Rabu, dengan investor semakin meyakini pandangan bahwa partai May akan memenangkan mayoritas dalam pemilihan pada hari Kamis.

Para pelaku pasar tetap waspada menjelang kesaksian Senat AS hari Kamis oleh James Comey, mantan Biro Investigasi Federal yang dipecat oleh Presiden Donald Trump pada bulan Mei.

Comey menuduh Trump pada hari Rabu mencoba membuatnya meredam penyelidikan FBI atas dugaan campur tangan Rusia dalam pemilihan presiden AS 2016, menurut kesaksian yang dimuat di situs Komite Intelijen Senat.

Indeks dolar, yang mencatat perdagangan greenback terhadap mata uang utama, stabil di level 96,774. Terhadap yen, dolar naik tipis 0,1 persen ke level 109,94 yen, setelah naik dari level terendah Rabu di 109,159 yen, level terlemah dolar AS sejak 21 April. Yen menunjukkan sedikit reaksi terhadap laporan peluncuran rudal oleh Korea Utara.

Korea Utara menembakkan beberapa rudal darat ke kapal di lepas pantai timur pada hari Kamis, militer Korea Selatan mengatakan yang terbaru dalam rangkaian uji coba rudal yang serba cepat yang menentang tekanan dunia untuk mengendalikan program senjatanya.

GrandCapital
8th June 2017, 03:23 PM
Investor enggan pasang posisi, bursa Asia rontok (https://www.facebook.com/GrandCapitalIndonesia/posts/1911152732434249:0)

https://scontent-sin6-1.xx.fbcdn.net/v/t1.0-9/19029360_1911152732434249_2911361700920344599_n.jp g?oh=1d32f2e3e419a90d9bf8a10ad17f48a6&oe=59E3990E

Saham-saham Asia diperdagangkan tergelincir karena investor enggan pasang posisi besar jelang agenda utama mulai dari Eropa sampai Amerika. Sementara itu yen berhasil mengkompensasi kerugian setelah laporan BOJ rilis.

Faktor yang mendorong penguatan yen adalah laporan bahwa BOJ sedang mengatur kembali komunikasinya tentang bagaimana mengatasi rencana keluar dari kebijakan stimulus.

Sementara itu minyak berhasi menguat setelah muncul laporan bahwa persediaan minyak mentah AS meningkat. Beberapa agenda ekonomi yang akan menghiasi pasar minggu ini diantaranya keputusan kebijakan ECB, pemilu Inggris dan pernyataan mantan direktur FBI James Comey.

Dari pasar mata uang, dilaporkan yen naik menjadi 109,47 per dolar, pound terkoreksi tipis pada $1,2959 dan aussie flat setelah data neraca perdagangan lebih lemah dari harapan.

Dari sektor komoditas dilaporkan minyak mentah WTI naik 0,5% menjadi $45,94 per barrel. Sementara emas naik 0,1% menjadi $1.2897,99 per ounce.

GrandCapital
9th June 2017, 03:00 PM
Kejutan Pemilihan Inggris Guncang Sterling (https://www.facebook.com/GrandCapitalIndonesia/posts/1911559635726892:0)

https://i2.wp.com/www.sp-bx.com/wp-content/uploads/2017/06/Image-34-14.jpg

Sterling turun tajam pada hari Jumat buntut dari hasil pemilihan Inggris yang tampaknya tidak meninggalkan satu partai pun dengan klaim kekuasaan yang jelas, menyisihkan investor yang telah melewati peristiwa besar di Amerika Serikat dan Eropa.

Pound turun sebesar tiga sen dolar AS pada satu titik dalam perdagangan yang sibuk, atau mendekati 2 persen, sebelum akhirnya stabil berkurang dan memudar. Indeks FTSE Futures turun 0,3 persen, sementara imbal hasil pada gilt 10 tahun turun 3 basis poin menjadi 1,00 persen.

Pelemahan sterling dimulai saat sebuah jajak pendapat menunjukkan Perdana Menteri Theresa May dari Partai Konservatif bisa saja gagal meraih suara mayoritas, sebuah hasil mengejutkan yang akan menyebabkan politik dalam negeri menjadi kacau dan menunda pembicaraan Brexit.

Hasil awal menunjukkan pergerakan besar pada Partai Buruh namun hasilnya masih diragukan, dengan BBC memperkirakan Konservatif bisa memenangkan 322 kursi.

Jajak pendapat tersebut memprediksikan partai Konservatif yang berkuasa akan mendapatkan 314 kursi di parlemen yang beranggotakan 650 kursi dan oposisi Partai Buruh 266 kursi, sehingga tidak ada pemenang mayoritas ketika pasar memperkirakan May akan dengan mudah meningkatkan mayoritasnya.

Sterling memulih dan turun 1,2 persen menjadi $1,2785, setelah sebelumnya sempat anjlok ke kevel terendah dua bulan di $1,2693. Sterling juga turun 1,2 persen terhadap euro di 87,59 pence. Sementara Yen Jepang melepas kenaikan di awal terhadap dolar AS dan turun ke level 110,22. Euro sedikit lebih beruntung terhadap dolar AS, hanya turun 0,2 persen ke level $1,1193.

Semalam, Wall Street tampaknya menilai kesaksian mantan direktur FBI James Comey bukanlah ancaman hidup pemerintahan Presiden Donald Trump. Comey menuduh Trump memcat dia untuk mencoba melemahkan investigasi kemungkinan kolusi oleh tim kampanyenya dengan upaya yang diduga dilakukan oleh Rusia untuk mempengaruhi pemilihan Presiden AS pada 2016.

GrandCapital
9th June 2017, 05:37 PM
Penurunan Harga Minyak Tertahan (https://www.facebook.com/GrandCapitalIndonesia/posts/1911665815716274:0)

http://zmt.southmoney.com/uploadfile/2016/0725/20160725121546858.jpg

Harga minyak menguat pada hari Jumat menyusul penurunan tajam pada awal pekan ini, tertekan oleh bukti luas minyak mentah yang melimpah meskipun ada upaya untuk memperketat pasar yang dipimpin oleh OPEC.

Minyak mentah brent naik 10 sen menjadi $47,96 per barel, sekitar 12 persen di bawah tingkat pembukaan pada 25 Mei, ketika OPEC berjanji untuk memperpanjang pembatasan produksi hingga 2018. Minyak mentah AS menguat 10 sen menjadi $45,74.

Organisasi Negara Pengekspor Minyak dan produsen besar lainnya telah sepakat untuk memproduksi hampir 1,8 juta barel per hari (bpd) kurang dari yang mereka berikan pada akhir tahun lalu, dan menahan produksi sampai kuartal pertama 2018. Namun pasar dunia masih dibanjiri dengan minyak.

Data AS minggu ini menunjukkan pertambahan produksi minyak mentah yang mengejutkan sebesar 3,3 juta barel pada persediaan minyak mentah komersial menjadi 513,2 juta. Persediaan produk olahan juga naik, meski awal permintaan puncak musim panas.

Persediaan produk minyak olahan AS saat ini kembali di atas level 2016 dan jauh di atas kisaran lima tahun, yang mencerminkan perlambatan yang tidak terduga dalam permintaan AS untuk bensin dan bahan bakar distilat.

Pasar Asia juga mengalami kelebihan pasokan, dengan para pelaku pasar memasukkan minyak mentah berlebih ke dalam penyimpanan terapung, sebuah indikator berlebihnya persediaan.

Kurva menguat Brent menunjukkan bentuk "contango" yang jelas, dengan minyak untuk digunakan sekarang dengan diskon besar untuk harga di masa depan. Brent untuk Januari 2018 bernilai sekitar $1,50 per barel lebih mahal dari Brent untuk Agustus 2017, sehingga menguntungkan bagi beberapa pelaku pasar untuk mengirim minyak dan menunggu penjualan selanjutnya.

Jumlah yang sama dengan bulan Mei dan April, mengindikasikan bahwa bahkan di Asia, dengan pertumbuhan permintaan yang kuat, para [elaku pasar berjuang untuk menghapus persediaan. Dan lebih banyak minyak yang akan diproduksi. Lapangan minyak Sharara seluas 270.000 bpd di Libya telah dibuka kembali setelah sebuah demonstrasi pekerja dan harus kembali ke produksi normal dalam waktu tiga hari, ungkap National Oil Corp pada hari Jumat.

GrandCapital
12th June 2017, 02:52 PM
Yen Pertahankan Penguatan Atas Permintaan Safe Haven (https://www.facebook.com/GrandCapitalIndonesia/posts/1912928855589970:0)

https://image.prntscr.com/image/VpMCwliOQ_22qe3kyqGOHQ.jpeg

Yen menguat di Asia pada hari Senin karena permintaan safe haven dan setelah data beragam mengenai produksi industri dan harga produsen (PPI) karena pasar berhati-hati terhadap upaya Perdana Menteri Theresa May untuk mendapatkan dukungan bagi pemerintah koalisi dan menunggu pertemuan bank sentral utama minggu ini.

USD/JPY turun 0,06% ke level 110,27 meskipun data pesanan mesin lebih lemah dari perkiraan. Jepang melaporkan pesanan mesin inti untuk April tergelincir 3,1% pada basis bulanan, jauh di bawah perkiraan kenaikan 0,5% dan naik 2,7% pada tahunan, juga kurang dari 7,3% kenaikan yang diperkirakan. PPI di Jepang flat pada bulan Mei dan naik 2,1% pada basis tahunan, di bawah perkiraan kenaikan 2,2%.

Indeks dolar AS, yang mencatat kekuatan greenback terhadap enam mata uang utama, turun 0,08% ke level 97,16. AUD/USD diperdagangkan di level 0,7523, turun 0,09%, sedangkan GBP/USD diperdagangkan di level 1,2753, naik 0,05%. Pasar di Australia tutup pada hari Senin.

Pertemuan besar saat ini adalah pertemuan kebijakan Federal Reserve hari Rabu, di mana bank sentral secara luas diperkirakan akan melakukan kenaikan suku bunga kedua sepanjang tahun ini, namun Bank of Japan, dan Bank of England juga akan meninjau kebijakan minggu ini.

Pekan lalu, dolar menguat terhadap mata uang utama pada hari Jumat karena pound terus turun tajam setelah Partai Konservatif Perdana Menteri Inggris Theresa May secara tak terduga kehilangan mayoritas di parlemen dalam sebuah pemilihan nasional.

Indeks dolar menyentuh level terendah tujuh bulan di awal pekan ini di tengah kehati-hatian menjelang kesaksian mantan direktur FBI James Comey dan pemilihan Inggris.

Pada hari Kamis, Comey menuduh Presiden Donald Trump memcatnya dalam upaya untuk merongrong penyelidikan atas dugaan keterlibatan Rusia dalam pemilihan presiden AS, namun dia tidak mengatakan apakah dia berpikir bahwa presiden tersebut berusaha untuk menghalangi keadilan.

Hasil pemilihan mengejutkan Inggris menambah risiko politik seputar negosiasi Brexit yang akan datang, yang akan dimulai pada 19 Juni. Sterling mendapat beberapa dukungan dari laporan bahwa May sedang mencari kesepakatan untuk membentuk sebuah pemerintah dengan dukungan dari Partai Unionist Demokratik Irlandia Utara, yang dikenal sebagai DUP.

GrandCapital
12th June 2017, 06:57 PM
Minyak Bangkit Dari Penurunan Pekan Lalu (https://www.facebook.com/GrandCapitalIndonesia/posts/1913031085579747:0)

https://img.rt.com/files/2016.02/article/56bca818c36188353f8b45eb.jpg

Harga minyak mencatat kenaikan di sesi perdagangan Amerika Utara pada hari Senin, setelah sempat mencari arah, di saat investor kembali ke pasar dan mencari valuasi murah setelah terjadi penuruna baru-baru ini.

Kontrak minyak mentah AS West Texas Intermediate Juli berada di level $46,52 per barel, naik 69 sen atau sekitar 1,5%. WTI menyentuh titik terendah sejak 5 Mei di level $45,20 pada Kamis lalu. Di tempat lain, minyak Brent untuk pengiriman Agustus di ICE Futures Exchange di London naik 82 sen menjadi $48,97 per barel. Minyak patokan global itu merosot ke level $47,40 pada sesi sebelumnya, level yang tidak terlihat sejak 5 Mei.

Harga minyak mengalami penurunan mingguan ketiga berturut-turut pekan lalu, di tengah kekhawatiran bahwa rebound produksi minyak serpih AS terus berlanjut yang dilakukan oleh produsen utama lainnya untuk menyeimbangkan pasar tetap fokus.

Perusahaan jasa energi Baker Hughes mengatakan pada hari Jumat bahwa perusahaan pengeboran AS minggu lalu menambahkan rig untuk minggu ke-21 berturut-turut, penambahan beruntun terpanjang dalam catatan, menyiratkan bahwa kenaikan lebih lanjut produksi dalam negeri berada.

Jumlah rig AS bertambah 8 menjadi 741, memperpanjang pemulihan pengeboran sepanjang tahun hingga tingkat tertinggi sejak April 2015. Peningkatan aktivitas pengeboran dan produksi minyak serpih AS telah membayangi upaya OPEC dan produsen lainnya untuk mengurangi produksi dalam upaya untuk meningkatkan pasar.

Bulan lalu, OPEC dan beberapa produsen non-OPEC memperpanjang kesepakatan untuk mengurangi pasokan 1,8 juta barel per hari sampai Maret 2018. Sejauh ini, kesepakatan pemangkasan produksi itu tidak banyak berpengaruh pada tingkat persediaan global karena kenaikan pasokan dari produsen yang tidak berpartisipasi sesuai kesepakatan, seperti Libya dan Nigeria, dan peningkatan output minyak shale yang tiada henti.

Pada minggu ini, para pelaku pasar akan menantikan laporan mingguan persediaan terbaru minyak mentah dan produk olahan AS sebagai tolak ukur kekuatan permintaan konsumen minyak terbesar di dunia tersebut. Sementara itu, investor akan mengawasi laporan bulanan dari Organisasi Pengekspor Minyak dan Badan Energi Internasional untuk menilai tingkat permintaan dan permintaan global.

GrandCapital
13th June 2017, 12:11 PM
Emas Relatif Flat Imbas Kehati-hatian Investor (https://www.facebook.com/GrandCapitalIndonesia/posts/1913349802214542:0)

http://www.pakistankakhudahafiz.com/pkkhnew/wp-content/uploads/2016/07/gold-720x340.jpg

Harga emas hampir tidak bergerak di Asia pada hari Selasa dengan perhatian pada Federal Reserve dan prospek permintaan logam mulia tersebut yang bergerak untuk menormalkan kebijakan moneter.

Kontrak emas untuk pengiriman Agustus di divisi Comex New York Mercantile Exchange turun 0,01% menjadi $1,268.82 per troy ons.

Tadi malam, harga emas cenderung tidak bergerak pada hari Senin, karena investor menanti keputusan suku bunga Federal Reserve (Fed) yang akan datang dan konferensi pers dari ketua Fed Janet Yellen untuk mengukur apakah Federal Reserve akan melanjutkan jalur pengetatan moneternya.

Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) diperkirakan akan menaikkan suku bunga acuan dari 0,75 hingga 1% menjadi 1 hingga 1,25%, setelah ditutupnya dua pertemuan pada hari Rabu.

Namun, para pelaku pasar sangat menantikan pernyataan ketua Fed Janet Yellen, yang dijadwalkan akan memberikan konferensi pers-nya0, setelah keputusan suku bunga.

Investor akan sangat memperhatikan konferensi pers untuk petunjuk rencana Fed lainnya untuk mengurangi neraca senilai $4,5 triliun akhir tahun ini dan kemungkinan perubahan tingkat suku bunga akan meningkat seiring dengan data ekonomi AS yang lemah.

Perekonomian AS menciptakan lapangan kerja yang jauh lebih sedikit dari yang diperkirakan pada bulan Mei sementara penurunan harga energi diperkirakan akan membebani laju inflasi.

Emas sensitif terhadap kenaikan suku bunga AS, yang justru akan menaikkan kemungkinan biaya kepemilikan aset non yielding seperti bullion.

Meskipun ekspektasi investor terhadap kenaikan suku bunga, permintaan emas tetap kuat dalam beberapa bulan terakhir, karena data menunjukkan bahwa investor negara meningkatkan kepemilikan bersih emas mereka mencapai rekor dalam upaya untuk melakukan lindung nilai terhadap dolar yang berpotensi melemah.

Data dari Forum Moneter dan Keuangan Resmi menunjukkan bahwa investor negara meningkatkan kepemilikan bersih emas mereka sebesar 377 ton menjadi sekitar 31.000 tahun lalu - tingkat tertinggi sejak 1999.

GrandCapital
13th June 2017, 08:16 PM
Bursa Asia kembali stabil, pasar nantikan rapat rate the Fed (https://www.facebook.com/GrandCapitalIndonesia/posts/1913400445542811:0)

https://scontent-sit4-1.xx.fbcdn.net/v/t1.0-9/19105837_1913400445542811_5778206025434560117_n.jp g?oh=f53acc55f1042c55f4c3987e9ca30b7c&oe=59E16628

Bursa Asia diperdagangkan menguat setelah aksi jual saham-saham teknologi mulai mereda. Sementara itu poundsterling menguat setelah PM Theresa May berhasil mengamankan jumlah voting yang dibutuhkan untuk mendapatkan sokongan mayoritas di pemerintahan.

Dari Australia dilaporkan saham-saham setempat menguat didukung oleh perbankan. Dari pasar komoditas minyak berhasil melonjak dan diperdagangkan diatas $46 per barrel. Emas dan dolar terkoreksi jelang rapat the Fed.

Diantara saham-saham sektor teknologi Asia yang berhasil menguat diantaranya Samsung Electronics, Tencent Holdings dan Taiwan Semiconductor. Kini, bursa Asia tidak lagi dipengaruhi oleh kisruh disektor teknologi dan cenderung fokus
ke sektor perangkat keras seperti manufaktur ketimbang perangkat lunak.

Beberapa agenda yang perlu diawasi pada minggu ini prediksi bahwa the Fed akan kembali menaikkan suku bunga acuan untuk kedua kalinya di tahun ini esok hari. Selain itu bank sentral dari Jepang, Swiss dan Inggris juga dijadwalkan akan merilis kebijakannya minggu ini.

Dari pasar valas dilaporkan pound berhasil menguat 0,2% menjadi $1,2683, euro melemah 0,1% menjadi $1,1188. Yen tergelincir 0,1% menjadi 110,05 per dolar. Kiwi menguat 0,4% dan Looney naik 0,3%. Dari pasar komoditas, minyak mentah jenis West Texas diperdagangkan naik menjadi $46,29 dan emas terkoreksi pada posisi $1.265,96.

GrandCapital
14th June 2017, 12:52 PM
Harga Minyak Mentah Kian Merosot (https://www.facebook.com/GrandCapitalIndonesia/posts/1913900552159467:0)

http://d3dql2kihuy2db.cloudfront.net/wp-content/uploads/2015/02/bigstock-oil-Market-Crash-79135762-702x336.jpg

Harga minyak turun satu persen pada Rabu pagi setelah data menunjukkan bertambahnya persediaan minyak mentah AS dan OPEC melaporkan kenaikan produksi meskipun janjinya untuk memotong kembali.

Minyak mentah berjangka Brent berada di $48,25 per barel, turun 47 sen, atau 1 persen, dari penutupan terakhir mereka. Sementara minyak West Texas Intermediate (WTI) berjangka berada di $45,94 per barel, turun 52 sen, atau 1,1 persen.

Harga minyak jatuh di balik semakin melimpahnya persediaan yang telah menyeret harga minyak mentah lebih dari 10 persen sejak akhir Mei meskipun langkah yang dipimpin oleh Negara Pengekspor Minyak (OPEC) memangkas produksi sebesar hampir 1,8 juta barel per hari (bph ) sampai akhir kuartal pertama 2018.

Kepatuhan OPEC sendiri dengan pemangkasan produksi telah dipertanyakan, dan kelompok produk mengatakan dalam laporannya minggu ini bahwa output naik 336.000 barel per hari menjadi 32,14 juta barel per hari pada bulan Mei.

Produksi minyak shale AS ditambah bertambahnya jumlah rig yang telah mendorong output AS naik 10 persen dibanding tahun lalu menjadi 9,3 juta barel per hari, tidak jauh dari eksportir atas, Arab Saudi semakin membuat persediaan minyak mentah semakin berlimpah,.

Data dari American Petroleum Institute menunjukkan pada hari Selasa bahwa persediaan minyak mentah AS naik 2,8 juta barel dalam pekan hingga 9 Juni menjadi 511,4 juta barel, dibandingkan dengan ekspektasi penurunan 2,7 juta barel.

Dengan pasokan yang berlimpah, permintaan yang kuat diperlukan untuk mendorong pasar, tetapi saat ini yang muncu tanda-tanda perlambatan. Permintaan energi global tumbuh sebesar 1 persen pada 2016, tingkat yang sama dengan dua tahun sebelumnya, tetapi jauh di bawah rata-rata 10-tahun 1,8 persen, BP mengatakan dalam Proyeksi Statistik Energi Dunia pada hari Selasa.

GrandCapital
14th June 2017, 05:38 PM
Dollar Bertahan Jelang Keputusan FOMC (https://www.facebook.com/GrandCapitalIndonesia/posts/1914059725476883:0)

https://cn.vantagefx.com/wp-content/uploads/2017/02/20170202.png

Dolar bertahan stabil terhadap mata uang utama pada hari Rabu, karena investor masih berhati-hati menjelang keputusan suku bunga Federal Reserve yang sangat diantisipasi dan di tengah kesengsaraan politik yang sedang berlangsung di AS.

EUR/USD sedikit berubah di 1,1208. Kemudian Rabu, the Fed secara luas sangat diharapkan menaikkan suku bunga sebesar 25 basis poin dari 1,00% menjadi 1,25%. Pelaku pasar, terutama sangat menunggu komentar Ketua Fed Janet Yellen menyusul keputusan untuk indikasi laju kenaikan suku bunga di masa depan.

Investor juga berhati-hati karena lebih dari 190 anggota parlemen Demokrat menggugat Presiden Donald Trump yang menuduhnya menerima dana dari pemerintah asing melalui perusahaannya dan dengan demikian melanggar konstitusi.

GBP/USD turun 0,19% ke level 1,2730, dari level tertinggi sesi di 1,2797 setelah Kantor Statistik Nasional Inggris mengatakan jumlah pengajuan tunjangan penganggurn meningkat 7.300 di bulan Mei, dibandingkan dengan ekspektasi kenaikan 20.300 orang.

Tingkat pengangguran tidak berubah di 4,6% di bulan April, sejalan dengan ekspektasi dan pada tingkat terendah sejak 1975. Laporan tersebut juga menunjukkan bahwa indeks pendapatan rata-rata naik sebesar 2,1% dalam tiga bulan hingga April, meleset dari perkiraan kenaikan 2,4% . Tidak termasuk bonus, upah hanya naik 1,7%.

Sementara itu, ketidakpastian politik terus berlanjut di Inggris, dengan Perdana Menteri Theresa May menghadapi seruan untuk melunakkan sikapnya pada hari Brexit sebelum perundingan untuk meninggalkan UE dimulai. May dijadwalkan memulai kembali perundingan dengan Partai Persatuan Demokratik Irlandia Utara (DUP) dalam sebuah kesepakatan untuk mendapatkan dukungan mereka di parlemen setelah Perdana Menteri gagal untuk memenangkan mayoritas secara langsung dalam pemilihan minggu lalu.

USD/JPY naik 0,12% ke level 110,19, sementara USD/CHF hampir tidak berubah di 0,9689. Dolar Australia dan Selandia Baru menguat, dengan AUD/USD naik 0,54% pada level 0,7579 dan dengan NZD/USD naik 0,37% ke level 0,7251. Sementara itu, USD/CAD turun 0,29% diperdagangkan pada level 1,3202. Indeks dolar AS, yang mengukur kekuatan greenback terhadap enam mata uang utama, stabil di level 96,99.

GrandCapital
15th June 2017, 11:42 AM
Emas Diantara Kenaikan Suku Bunga Dan Kenaikan Dolar (https://www.facebook.com/GrandCapitalIndonesia/posts/1914499405432915:0)

http://english.chosun.com/site/data/img_dir/2017/06/15/2017061500557_0.jpg

Emas melemah di Asia setelah keputusan kenaikan suku bunga oleh Federal Reserve yang sudah diperkirakan sebelumnya menimbulkan kehati-hatian, namun gagalnya dolar merespon suku bunga justru memberikan dukungan terhadap emas.

Kontrak emas untuk pengiriman Agustus di divisi Comex New York Mercantile Exchange turun 0,68% menjadi $1.267,18 per troy ons. Tembaga berjangka di Comex naik 0,31% menjadi $2,572 per pon. Semalam, harga emas mendapat tekanan pada hari Rabu, setelah Federal Reserve menaikkan suku bunga untuk kedua kalinya tahun ini dan mempertahankan prospek total kenaikan tiga suku bunga untuk tahun ini.

Federal Reserve menaikkan suku bunga utamanya sebesar 0,25% menjadi pada kisaran 1,00% - 1,25% pada hari Rabu, dan mengejutkan investor karena mempertahankan prospek total kenaikan bunga sebanyak tiga kali di 2017 ini, meskipun terjadi penurunan lapangan kerja dan inflasi baru-baru ini.

Bank sentral mengatakan mereka memperkirakan bahwa pasar tenaga kerja yang ketat akan meningkatkan inflasi mencapai target 2% dalam jangka menengah. Ketua Fed Janet Yellen menggemakan ucapan tersebut dalam sebuah konferensi pers menyusul keputusan kenaikan suku bunga.

"Ketenagakerjaan mendekati tingkat maksimumnya dan FOMC memperkirakan inflasi akan bergerak dan stabil sekitar 2% selama beberapa tahun ke depan" kata Yellen.

Komentar bullish mengenai inflasi dan kenaikan suku bunga tambahan mengangkat Dollar ke wilayah positif terhadap mata uang global, dan mendorong logam mulia tersebut ke posisi terendah sesi.

Emas sensitif terhadap pergerakan yang lebih tinggi baik suku bunga AS maupun dolar - Dolar yang lebih kuat membuat emas lebih mahal bagi pemegang mata uang asing, sementara kenaikan suku bunga AS, meningkatkan opportunity cost kepemilikan aset yang tidak mmeiliki yield seperti bullion.

GrandCapital
15th June 2017, 08:50 PM
Dolar Dapat Kekuatan Dari Langkah Fed (https://www.facebook.com/GrandCapitalIndonesia/posts/1914645355418320:0)

http://img.milli.az/n/clickable/08/7/330987_7.jpg

Dolar menguat terhadap mata uang utama pada hari Kamis, setelah Federal Reserve menaikkan suku bunga sebesar 25 basis poin pada hari Rabu, sementara pasar mengalihkan perhatian mereka pada sejumlah data AS dan keputusan kebijakan Bank of England yang akan dirilis hari ini.

Dolar menguat terhadap mata uang utama pada hari Kamis, setelah Federal Reserve menaikkan suku bunga sebesar 25 basis poin pada hari Rabu, sementara pasar mengalihkan perhatian mereka pada sejumlah data AS dan keputusan kebijakan Bank of England yang akan dirilis hari ini.

Dalam sebuah langkah yang sudah diperkirakan sebelumnya, Federal Reserve menaikkan suku bunga dari 1,00% menjadi 1,25%. Namun, data inflasi AS yang mengecewakan dirilis pada hari yang sama mengangkat pertanyaan tentang apakah bank sentral akan dapat menaikkan suku bunga lagi akhir tahun ini.

Sentimen pada greenback juga diperkirakan akan tetap rentan di tengah meningkatnya kekhawatiran politik AS setelah Washington Post melaporkan pada hari Rabu bahwa Presiden AS Donald Trump sedang diselidiki oleh pengacara khusus Robert Mueller atas kemungkinan penghalang keadilan.

GBP/USD turun 0,33% menjadi 1,2703 setelah Kantor Statistik Nasional Inggris mengatakan bahwa penjualan ritel turun 1,2% di bulan Mei, dibandingkan dengan ekspektasi penurunan 0,8% dan setelah kenaikan 2,5% yang direvisi bulan sebelumnya.

Pada basis tahunan, penjualan ritel meningkat sebesar 0,9% bulan lalu, dibandingkan dengan perkiraan kenaikan 1,7%. Penjualan ritel inti, tidak termasuk mobil dan bahan bakar, turun 1,6% di bulan Mei, dibandingkan dengan perkiraan penurunan 0,8%.

Pound juga berada di bawah tekanan di tengah meningkatnya ketidakpastian politik di Inggris karena Perdana Menteri Theresa May menghadapi seruan untuk melunakkan sikapnya pada hari Brexit sebelum negosiasi untuk meninggalkan Uni Eropa dimulai.

Kemudian Kamis, BoE diperkirakan akan mempertahankan kebijakan moneternya tidak berubah namun pelaku pasar akan mencari petunjuk potensial mengenai langkah kebijakan masa depan.

Indeks dolar AS, yang mengukur kekuatan greenback terhadap enam mata uang utama, naik 0,27% pada level 97,17, dari posisi terendah tujuh bulan di hari Rabu di 96,31.

GrandCapital
16th June 2017, 02:23 PM
Yen Masih Melemah Meski BoJ Pertahankan Kebijakan (https://www.facebook.com/GrandCapitalIndonesia/posts/1915114665371389:0)

https://image.prntscr.com/image/U8LRn82SSUuspamn0FACMg.jpeg


Yen tetap melemah pada hari Jumat setelah Bank of Japan mempertahankan kebijakan moneter stabil seperti yang diharapkan, termasuk laju pembelian aset sebesar ¥80 triliun per tahun.

USD/JPY diperdagangkan pada level 111.16, naik 0,21%, sementara AUD/USD diperdagangkan di level 0,7596, naik 0,21%. GBP/USD naik 0,15% ke level 1,2776. Indeks dolar AS, yang mengukur kekuatan greenback terhadap mata uang utama, merosot 0,02% ke level 97,48.

Dolar masih mendekati level tertinggi dua minggu terhadap mata uang global pada hari Kamis, didukung oleh trio laporan ekonomi optimis yang mengangkat sentimen prospek pertumbuhan ekonomi AS yang lebih kuat.

Sehari setelah Federal Reserve menaikkan suku bunga untuk kedua kalinya tahun ini, menandakan kepercayaan ekonomi AS, klaim pengangguran awal dan data manufaktur melampaui perkiraan yang membantu dolar mengatasi kenaikan terhadap rekan-rekannya.

Departemen Tenaga Kerja AS pada hari Kamis melaporkan klaim pengangguran awal turun 5.000 menjadi 237.000 dalam pekan hingga tanggal 4 Juni, mengalahkan perkiraan penurunan 3.000.

Di bidang manufaktur, investor menyambut baik beberapa laporan ekonomi yang optimis untuk aktivitas manufaktur di negara bagian New York dan Philadelphia.

Fed Philly mengatakan indeks untuk aktivitas manufaktur saat ini di wilayah tersebut turun menjadi 27,6 di bulan Juni dari 38,8 di bulan Mei. Analis memperkirakan indeks berada di angka 24.

Sedangkan di New York, indeks manufaktur Empire State naik ke level 19,8, setelah jatuh ke posisi minus 1 di bulan Mei.

Laporan ekonomi optimis mengangkat ekspektasi kenaikan suku bunga tambahan tahun ini, setelah Federal Reserve pada hari Rabu mempertahankan outlook dari total tiga kenaikan suku bunga untuk tahun 2017.

Diantara semua, hanya sterling mengacuhkan penguatan dolar, dengan GBP/USD menguat karena Bank of England mempertahankan suku bunga tidak berubah namun memicu ekspektasi kenaikan suku bunga di masa depan, menunjukkan bahwa semakin banyak anggotanya menginginkan suku bunga yang lebih tinggi.

GrandCapital
16th June 2017, 04:35 PM
Post is Deleted

GrandCapital
19th June 2017, 10:35 AM
Dollar Kokoh, Euro Dan Pound Stabil (https://www.facebook.com/GrandCapitalIndonesia/posts/1916733208542868:0)

Large Image Link (https://image.prntscr.com/image/9KVB9NxISOyFx4xzXlaewA.jpeg) (269 kB)

Dolar menguat terhadap mata uang utama pada hari Senin setelah tergelincir akibat data ekonomi AS yang lunak, dengan investor menunggu komentar dari pejabat Federal Reserve atas petunjuk apakah kekuatan baru dapat dipertahankan.

Indeks dolar diperdagangkan datar di level 97,187 dan telah naik ke level tertinggi dua minggu di level 97,560 akhir pekan sebelumnya setelah Fed menaikkan suku bunga dan membuka peluang untuk kenaikan lainnya di 2017 ini. Namun, penguatannya dinodai oleh data perumahan dan sentimen konsumen yang lebih lemah dari perkiraan.

Pasar menantikan komentar Presiden Fed New York William Dudley atas dukungan potensial untuk greenback. Dudley, sekutu dekat Ketua Fed Janet Yellen, akan ambil bagian dalam sebuah pertemuan dengan pemimpin bisnis lokal di Plattsburgh, New York. Dudley dapat membantu menjelaskan mengapa Fed tampaknya mengabaikan serangkaian hasil inflasi yang lembut saat sementara Fed terus mengetatkan kebijakan minggu lalu.

Dolar naik 0,15 persen pada level 111,020 yen dan telah menetapkan puncak dua minggu 111,420 pada hari Jumat sebelum data AS lemah. Euro stabil di level $1,1198 setelah menguat sekitar 0,5 persen pada hari Jumat.

Mata uang bersama tersebut menunjukkan sedikit reaksi terhadap Presiden Prancis Emmanuel Macron yang memenangkan pemilihan mayoritas dalam pemilihan parlemen negaranya pada hari Minggu. Analis mengatakan para pemilih memfavoritkan Macron dan bahwa kemenangan tersebut sebagian besar diperhitungkan.

Pound bergerak tipis pada level $1,2770. Pound hampir tidak beranjak naik atas berita bahwa beberapa orang terluka di London utara pada hari Senin pagi setelah sebuah van menabrak jamaah yang meninggalkan sebuah masjid.

Mata uang tersebut telah melewati bulan yang penuh gejolak, tenggelam ke level terendah dua bulan di $1.2636 pada 9 Juni atas guncangan pemilihan Inggris, namun berhasil rally pekan lalu karena Bank of England semakin dekat dengan kenaikan suku bunga setelah perpecahan dalam komite kebijakan moneternya.

Sterling telah dibatasi pada kisaran sempit selama beberapa hari terakhir namun menghadapi potensi volatilitas di depan saat Inggris memulai negosiasi untuk keluar dari Uni Eropa pada hari Senin.

GrandCapital
19th June 2017, 10:27 PM
Harga Minyak Dunia Kembali Tergelincir (https://www.facebook.com/GrandCapitalIndonesia/posts/1916868451862677:0)

http://www.mylotrade.com/wp-content/uploads/2016/09/crude-oil.jpg

Harga minyak beringsut melemah pada hari Senin, terbebani oleh ekspansi pengeboran AS yang telah membuat pasokan global yang tinggi meskipun sebuah inisiatif yang dipimpin OPEC untuk memperketat pasar dengan memotong produksi.

Tanda-tanda permintaan yang goyah juga mendorong sentimen melemah, menyebabkan minyak jatuhkan harga ke level yang sebanding dengan saat pemotongan output diumumkan pertama kali akhir tahun lalu.

Harga minyak mentah Brent (LCOc1) turun 16 sen menjadi $47,21 per barel. Minyak mentah berjangka AS West Texas Intermediate (WTI) (CLc1) turun 19 sen menjadi $44,55 per barel. Harga untuk kedua tolak ukur global tersebut turun sekitar 14 persen sejak akhir Mei, ketika produsen yang dipimpin oleh Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak berjanji untuk memperpanjang pemangkasan produksi sebesar 1,8 juta barel per hari (bpd) dengan sembilan bulan tambahan.

Analis mengatakan kenaikan produksi AS yang stabil, seiring dengan peningkatan produksi di Libya dan Nigeria yang dikecualikan, telah merongrong upaya yang dipimpin oleh OPEC. Data pada hari Jumat menunjukkan sebuah rekor 22 minggu berturut-turut kenaikan jumlah rig minyak AS, sehingga membuat angka menjadi 747, terbesar sejak April 2015. Persediaan dari OPEC juga melonjak pada bulan Mei, didorong oleh pemulihan kembali dari Libya dan Nigeria, yang dikecualikan dari pemangkasan produksi karena kerusuhan yang telah menghambat output kedua negara tersebut.

Terdapat indikator bahwa pertumbuhan permintaan akan minyak di Asia, wilayah konsumen minyak terbesar di dunia, mengulur-ulur waktu. Jepang yang menghapuskan Bea Cukai impor minyak mentah turun 13,5 persen di bulan Mei dari tahun sebelumnya, kata Kementerian Keuangan Jepang. India mengambil 4,2 persen lebih sedikit minyak mentah di bulan Mei dibanding tahun sebelumnya. Di China, pertumbuhan permintaan minyak melambat untuk beberapa waktu.

Menteri Energi Saudi Khalid al-Falih mengatakan bahwa pasar minyak membutuhkan waktu untuk menyeimbangkan kembali, yang mengarah pada penarikan sekitar 50 juta barel dari penyimpanan terapung dan penurunan penyimpanan daratan industri dibandingkan bulan Juli tahun lalu.

GrandCapital
20th June 2017, 03:31 PM
Minyak Menguat Ditengah Kekhawatiran (https://www.facebook.com/GrandCapitalIndonesia/posts/1917401398476049:0)

https://image.prntscr.com/image/iywrFyZJR-SSelidsEa2oQ.jpeg

Harga minyak naik tipis pada hari Selasa, namun kenaikannya terbatas karena pasar membebani upaya yang terus berlanjut oleh produsen utama untuk mengurangi produksi dan mengurangi berlimpahnya persediaan minyak global melawan peningkatan aktivitas pengeboran AS yang tanpa henti.

Kontrak minyak mentah New Texas Intermediate Agustus di $44,59 per barel, naik 15 sen atau sekitar 0,4%. Minyak acuan AS tersebut turun ke level terendah sejak 5 Mei di level $44,26 pada sesi sebelumnya. Di tempat lain, minyak Brent untuk pengiriman Agustus di ICE Futures Exchange London naik 19 sen menjadi $47,10 per barel. Harga minyak turun sekitar 1% pada hari Senin karena kekhawatiran kenaikan produksi AS yang stabil menambah kekhawatiran persediaan yang berlebihan di pasar.

Pengeboran minyak di AS minggu lalu menambahkan rig untuk minggu ke-22 berturut-turut, menurut data dari perusahaan jasa energi Baker Hughes, yang menyiratkan bahwa kenaikan lebih lanjut dalam produksi dalam negeri berada di depan. Peningkatan aktivitas pengeboran AS dan produksi minyak serpih sebagian besar membayangi upaya OPEC dan produsen lainnya untuk mengurangi produksi dalam upaya menopang pasar.

Bulan lalu, OPEC dan beberapa produsen non-OPEC memperpanjang kesepakatan untuk mengurangi pasokan 1,8 juta barel per hari sampai Maret 2018.

Saat ini, para pelaku pasar menantikan data mingguan dari AS atas stok minyak mentah dan produk olahan. Kelompok industri American Petroleum Institute akan merilis laporan mingguannya pada hari Selasa. Data resmi dari Administrasi Informasi Energi akan dirilis pada hari Rabu, di tengah perkiraan penurunan stok minyak sekitar 2,2 juta barel.

Di tempat lain di Nymex, harga BBM berjangka untuk Juli sedikit berubah pada harga $1,452 per galon, sementara minyak pemanas Juli naik setengah sen menjadi $1,415 per galon. Kontrak berjangka gas alam untuk pengiriman Juli naik 0,7 sen menjadi $2,901 per juta unit thermal Inggris.

GrandCapital
21st June 2017, 10:21 AM
Risalah Pertemuan BOJ Dorong Yen Menguat (https://www.facebook.com/GrandCapitalIndonesia/posts/1917882168427972:0)

https://si.wsj.net/public/resources/images/BN-NR450_0422bo_TOP_20160422101509.jpg

Yen menguat di Asia pada hari Rabu setelah risalah pertemuan Bank of Japan di April isyaratkan bahwa laju pembelian aset untuk Obligasi Pemerintah Jepang (JGB) dapat menyebabkan fluktuasi pada persediaan.

"Jika bank sentral memperlambat laju pembelian JGB-nya pada saat ini, keberlanjutan dan stabilitas pembelian tidak akan diamankan sampai 2018," risalah pertemuan mengutip satu angota dewan BOJ.

Salah satu anggota dewan tersebut juga menganggap kondisi supply-demand di pasar JGB cenderung semakin ketat, sebagian karena semakin berkurangnya jumlah penerbitan JGB oleh pemerintah.

Indeks dolar AS, yang mengukur kekuatan greenback terhadap enam mata uang utama, berada pada posisi rata-rata di 97,40. Semalam, dolar diperdagangkan mendekati level tertinggi sesi terhadap mata uang global, karena sentimen pada greenback tetap positif setelah mendapat komentar optimis dari Federal Reserve sementara kemerosotan pound membantu momentum kenaikan lebih lanjut.

Melemahnya sterling mendorong dolar ke level tertinggi sesi, setelah Gubernur Bank of England Mark Carney menahan kenaikan ekspektasi suku bunga, seraya mengatakan bahwa saat ini bukan saatnya untuk menaikkan suku bunga, mengacu pada pertumbuhan upah yang terlihat "anemia" dan beragam sinyalemen pada pengeluaran konsumen dan investasi bisnis.

Kemerosotan sterling pun menambah sentimen terhadap dollar yang belakngan ini sudah positif, di balik komentar Presiden Federal New York William Dudley pada hari Senin. Dudley menaikkan ekspektasi kenaikan suku bunga, memperingatkan bahwa menghambat kenaikan suku bunga bisa berbahaya bagi ekonomi AS, mengatakan dengan tegas perkembangan yang terus terjadi di pasar pekerjaan akan mendorong upah yang lebih tinggi, menghidupkan kembali inflasi yang baru-baru ini mencatat penurunan.

USD/JPY diperdagangkan pada level 111,38, turun 0,07%, sementara AUD/USD diperdagangkan di level 0,7568, turun 0,17%. GBP/USD turun 0,06% diperdagangkan pada level 1,2622.

GrandCapital
21st June 2017, 10:41 PM
Merosotnya Minyak Seret Ekuitas dan Obligasi Global (https://www.facebook.com/GrandCapitalIndonesia/posts/1918045231744999:0)

https://image.prntscr.com/image/wV3O18tgTIa2S0Tx2jRDlA.jpeg

Penurunan harga minyak ke posisi terendah tujuh bulan juga menyeret saham dunia pada hari Rabu dan juga mempengaruhi imbal hasil obligasi karena perkiraan inflasi dan tingkat suku bunga akan tetap rendah bahkan dalam jangka waktu lama mulai kembali mencuat.

Tanda-tanda melimpahnya pasokan minyak mentah Brent membuat harga minyak kembali ke level $45,50 per barel seiring dengan perdagangan Eropa mengumpulkan momentum. Saham perbankan bermasalah juga membuat pelemahan awal pasar saham di London, Paris dan Frankfurt.

Turunnya harga energi mendongkrak harga obligasi dan kurva imbal hasil rata karena investor menilai inflasi rendah dan lebih lebih, sementara arus safe haven mendukung yen Jepang.

Selisih antara imbal hasil pada obligasi lima tahun AS dan obligasi 30 tahun menyusut ke level terkecil sejak 2007 karena investor mendukung Federal Reserve yang kemungkinan harus menunda kenaikan suku bunga lanjutan. Imbal hasil obligasi Jerman 30 tahun juga jatuh kembali ke posisi terendah dua bulan, menambah penurunan lebih dari 20 basis poin selama satu bulan terakhir dan menjelang yang saat ini akan benar benar dipantau yakni penjualan obligasi 30 tahun di Berlin.

Penurunan harga minyak mentah dan komoditas serta beberapa pasar ekuitas sebagian turun karena keraguan atas program stimulus multi triliun dolar Presiden AS Donald Trump, yang telah meningkatkan harapan untuk mendorong inflasi dan pertumbuhan.

Minyak telah turun 2 persen pada hari Selasa, membuat minyak mentah AS berjangka turun 20 persen dari harga tertinggi baru-baru ini dan dengan demikian memasuki wilayah bearish resmi, bendera merah bagi investor yang mengikuti tren teknis.

Di Asia telah ada reaksi yang diredam terhadap keputusan penyedia indeks global MSCI untuk menambahkan tahap pertama saham China daratan ke indeks saham acuan populer. Indeks di Shanghai dan Shenzen bergerak sekitar 0,5 persen lebih tinggi setelah keputusan tersebut, yang pada akhirnya dapat membawa $340 miliar modal asing ke pasar A-share.

Turbulensi pasar komoditas dan obligasi dan penurunan di Eropa mendorong indeks saham MSCI globa; turun 0,3 persen setelah penurunan 0,7 persen pada hari Selasa karena melemahnya bursa Wall Street.

GrandCapital
22nd June 2017, 12:11 PM
Proyeksi Kenaikan Suku Bunga Fed Pengaruhi Dolar (https://www.facebook.com/GrandCapitalIndonesia/posts/1918530061696516:0)

http://cdn.jin10.com/news/pic/3e2f070f2b5c9377642b8af09be16f5d.jpg

Dolar melayang melemah di Asia pada hari Kamis karena keraguan yang tumbuh atas prospek kenaikan suku bunga Fed ketiga pada tahun ini.

USD/JPY turun 0,21% menjadi 111,16, sementara AUD/USD diperdagangkan di level 0,7553, naik 0,01%. Indeks dolar AS, yang mengukur kekuatan greenback terhadap enam mata uang utama, turun 0,05% menjadi 97,17.

Sebelumnya, kiwi naik setelah Reserve Bank of New Zealand mempertahankan suku bunga stabil di 1,75% seperti yang diharapkan pada hari Kamis dengan prospek pertumbuhan mencatat bahkan di saat bank sentral mengatakan bahwa kebijakan akan tetap akomodatif. NZD/USD naik 0,61% menjadi 0,7251 di perdagangan Asia.

Semalam, dolar menguat terhadap mata uang global, setelah data menunjukkan penjualan rumah AS yang ada secara tak terduga naik di bulan Mei sementara penguatan poundsterling membatasi momentum kenaikan greenback.

National Association of Realtors mengatakan permintaan yang kuat dan hipotek murah menaikkan harga pada tingkat yang tidak berkelanjutan, karena penjualan rumah yang ada naik 1,1% di bulan Mei menjadi tingkat tahunan sebesar 5,62 juta. Analis memperkirakan penjualan rumah AS yang ada turun sebesar 0,5%.

Kenaikan tak terduga penjualan rumah yang ada mendorong sentimen terhadap dolar, setelah greenback jatuh ke posisi terendah sesi yang tertekan oleh penguatan pound, menyusul komentar bullish mengenai kenaikan suku bunga dari kepala ekonom Bank of England, Andy Haldane.

Haldane mengatakan bahwa dia mungkin akan bergabung dengan mereka yang meminta kenaikan suku bunga dalam beberapa bulan mendatang, dan menambahkan bahwa "penarikan bertahap kebijakan tambahan akan menjadi bijakan jika segera dilaksanakan.

GrandCapital
22nd June 2017, 05:55 PM
Pasar saham Eropa Tersandung Melemahnya Minyak (https://www.facebook.com/GrandCapitalIndonesia/posts/1918629148353274:0)

Large Image Link (https://image.prntscr.com/image/Ug7tVNhVRGaAcAw4AXwUbw.jpeg) (289 kB)

Pasar saham Eropa turun untuk hari ketiga berturut-turut pada hari Kamis, karena harga minyak yang merosot mendekati posisi terendah tujuh bulan tadi malam akibat kekhawatiran akan anjlokny permintaan sementara pasokan terus berlimpah.

FTSE 100 Inggris, DAX Jerman dan CAC 40 Prancis semua tergelincir 0,3 hingga 0,4 persen saat perdagangan di Eropa mulai berjalan. Bursa berjangka AS juga mengalami melemah. Penurunan tajam harga minyak minggu ini telah mempengaruhi saham energi dan mengurangi ekspektasi investor terhadap inflasi yang lebih tinggi yang akan membuka jalan bagi kebijakan moneter yang lebih ketat di antara bank sentral utama.

Di Asia, indeks saham terbesar Asia Pasifik MSCI di luar Jepang naik 0,6 persen. Namun Nikkei Jepang mengakhiri perdagangan hari ini dengan penurunan akibat penguatan yen dan merosotnya saham pembuat kantong udara otomatis Takata Corp mengurangi sentimen.

Semangat setelah MSCI termasuk saham China daratan dalam indeks emerging market minggu ini mendorong pasar saham China, menghantarkan indeks CSI300 blue-chip ke level tertinggi dalam 1 setengah tahun.

Harga minyak melemah karena keraguan investor apakah penurunan output OPEC akan mengurangi produksi minyak yang berlimpah dalam tiga tahun yang menutupi penurunan persediaan AS.

Minyak mentah berjangka AS menyentuh level lemah di $42,50 per barel yang mengakhiri sesi Rabu dengan turun 1,6 persen pada Rabu setelah menyentuh level terendah sejak Agustus. Minyak acuan global Brent juga sedikit melemah di sekitar $44,78 per barel dan berada dalam rentang harga terlemah dalam tujuh bulan yang disentuh pada hari Rabu.

Sejak memuncak pada akhir Februari, minyak mentah telah turun sekitar 20 persen, dengan hanya menguat singkat, dan menghapus kenaikan pada akhir tahun setelah pemotongan produksi yang dipimpin OPEC.

Di pasar mata uang, dolar Selandia Baru naik 0,5 persen ke level $0,7257 setelah bank sentral menahan suku bunga tunai resmi di rekor terendah namun terdengar kurang ‘dovish’ daripada ‘bearish’ di pasar. Euro juga datar di level $1,1167, setelah kenaikan 0,3 persen pada sesi Rabu. Dolar yang melemah mengangkat emas spot 0,6 persen menjadi $1,253.20 per ons. Dolar AS melemah terhadap yen, turun 0,3 persen ke level 111,02.

Indeks dolar, yang mengukur perdagangan greenback enam mata uang utama, diperdagangkan flat pada level 97,54, setelah turun dari level tertinggi satu bulan di 97,871 yang disentuh pada hari Selasa.

GrandCapital
23rd June 2017, 02:07 PM
Dolar Terpeleset Rebound minyak (https://www.facebook.com/GrandCapitalIndonesia/posts/1919062604976595:0)

http://tapnewswire.com/wp-content/uploads/2016/01/stock-footage-oil-pumps-on-dollar-banknotes-720x340-1.jpg

Dolar tergelincir terhadap mata uang utama pada sesi perdagangan akhir pekan ini, karena pasar mengincar serangkaian laporan ekonomi dari zona euro. Selain itu, penurunan dolar karena rebound harga minyak yang membantu mata uang terkait komoditas.

EUR/USD menguat 0,14% dan diperdagangkan di level 1,1168. Greenback berada di bawah tekanan ringan menyusul sebuah laporan pada hari Kamis oleh Departemen Tenaga Kerja AS yang menunjukkan bahwa klaim pengangguran awal dalam pekan hingga 17 Juni meningkat sebesar 3.000 menjadi 241.000 dari jumlah minggu sebelumnya yang berjumlah 238.000. Analis memperkirakan klaim pengangguran naik 2.000 menjadi 240.000 pekan lalu.

Pelaku pasar berfokus pada serangkaian data aktivitas sektor manufaktur dan jasa dari zona euro yang akan dirilis hari ini.

GBP/USD naik tipis 0,16% diperdagangkan pada level 1,2702. Sementara itu, rebound harga minyak membantu dolar Kanada yang terkait komoditas. USD/CAD tergelincir 0,11% pada level 1,3219. Indeks dolar AS, yang mengukur kekuatan greenback terhadap enam mata uang utama, turun 0,13% pada level 97,13, yang merupakan level terendahnya sejak 19 Juni.

GrandCapital
28th June 2017, 12:01 PM
Krisis sektor teknologi merambah Asia (https://www.facebook.com/GrandCapitalIndonesia/posts/1921734581376064)

https://dl.kaskus.id/cdn.images.express.co.uk/img/dynamic/22/750x445/745495.jpg

Aksi jual saham-saham sektor teknologi berlanjut ke sesi Asia hari ini sementara saham perbankan rally setelah obligasi pemerintah naik menyusul prediksi tingginya suku bunga.

Samsung Electronics dan Tencent Holdings memimpin pelemahan sektor teknologi di MSCI Asia Pacific Index. Saham sektor keuangan cukup pisitif. Dari pasar mata uang, dilaporkan euro masih menjadi salah satu mata uang dengan performa terbaik di kwartal ini menyusul pernyataan ketua ECB yang memberi angin segar kepada pasar obligasi.

Sementara itu dolar masih dalam posisi lemah dimana sebelumnya Janet Yellen memberi sinyalemen perekonomian nasional dapat menahan dampak tingginya suku bunga. Sebaliknya, yuan menguat baik di dalam dan di luar negeri ditengah-tengah spekulasi adanya intervensi bank sentral. Dari pasar komoditas dilaporkan minyak masih melempem ditengarai akibat melimpahnya pasokan.

Kabar dari berbagai bank sentral dunia akan menjadi kunci penggerak pasar di minggu ini. Dana Moneter Internasional beberapa waktu yang lalu memangkas prospek ekonomi AS yang berdampak kepada turunnya sentimen positif terhadap rencana pemangkasan pajak dan peningkatan belanja infrastruktur pemerintahan Trump.

Faktor negatif lain bagi pasar adalah penurunan harga minyak dan berlanjutnya aksi jual saham sektor teknologi, selain serangan cyber yang melanda New York sampai Rotterdam.

Per hari ini, euro diperdagangkan naik menjadi $1,1353, yen melonjak 0,3% menjadi 112,06 per dolar. Yuan berhasil menguat 0,2%. Minyak turun 0,3% dipicu oleh kemungkinan meningkatnya pasokan. Emas naik menjadi $1.252,47 per ounce.

GrandCapital
28th June 2017, 05:47 PM
Dolar Sentuh posisi terendah 8 bulan (https://www.facebook.com/GrandCapitalIndonesia/posts/1921848938031295:0)

http://cdn.images.express.co.uk/img/dynamic/25/750x445/745469.jpg

Dolar jatuh ke posisi terendah delapan bulan terhadap mata uang utama pada hari Rabu, karena penundaan pemungutan suara kesehatan AS yang sangat diantisipasi telah membebani pergerakan greenback.

Greenback melemah secara luas setelah Senat Partai Republik AS menunda pemungutan suara anggaran perawatan kesehatan Trump pada hari Selasa, karena mereka menghadapi perlawanan dari anggota partai. Para pelaku pasar khawatir bahwa pemerintah tidak akan dapat menerapkan pemotongan pajak dan langkah stimulus fiskal, tanpa terlebih dahulu mengeluarkan anggaran kesehatan.

Sementara itu, euro tetap didukung setelah Presiden Bank Sentral Eropa Mario Draghi mengatakan faktor yang membebani inflasi di kawasan euro bersifat sementara, menambahkan bahwa bank tersebut kemungkinan akan memantau.

Dia juga mengatakan stimulus ECB akan secara bertahap ditarik saat ekonomi zona euro membaik. Komentar tersebut memicu spekulasi bahwa bank sentral dapat segera melepas program pelonggaran kuantitatifnya.

EUR/USD naik 0,17% ke level tertinggi satu tahun 1,1359. GBP/USD bertahan di level 1,2823. Di tempat lain, USD/JPY tergelincir 0,20% menjadi 112,12, sementara USD/CHF sedikit berubah pada level 0,9606. Dolar Australia menguat, dengan AUD/USD naik 0,15% pada level 0,7594, sementara NZD/USD bertahan stabil di level 0,7267. Sementara itu, USD/CAD turun 0,37% diperdagangkan di level 1,3150.

Indeks dolar AS, yang mengukur kekuatan greenback terhadap perdagangan enam mata uang utama, turun 0,15% pada level terendah delapan bulan di level 96,03.

GrandCapital
29th June 2017, 12:46 PM
Minyak Catat Kenaikan Beruntun (https://www.facebook.com/GrandCapitalIndonesia/posts/1922357884647067:0)

http://badrnewspaper.com/assets/uploads/files/54564565464535.jpg

Minyak mentah naik untuk sesi keenam berturut-turut pada hari Kamis ke level tertingginya sejak 19 Juni karena turunnya output minyak AS, namun kekhawatiran mengenai kelebihan pasokan global yang terus berlanjut masih membebani pergerakan harga.

Minyak mentah AS West Texas Intermediate (WTI) menguat 28 sen atau naik 0,6 persen menjadi $44,01 per barel, sementara minyak acuan global Brent berjangka naik 28 sen atau 0,6 persen menjadi $47,59 per barel.

Administrasi Informasi Energi AS (EIA) mengatakan bahwa stok minyak mentah AS naik 118.000 barel pekan lalu, sementara produksi mingguan turun 100.000 barel per hari (bpd) menjadi 9,3 juta barel per hari. Ini merpuakan penurunan output mingguan terbesar sejak Juli 2016. Ada tambahan dukungan yang berasal dari penurunan persediaan bensin AS.

Analis dan para pelaku pasar mencatat penurunan produksi AS pekan lalu terkait dengan faktor yang hanya bersifat sementara seperti Badai Tropis Cindy di Teluk Meksiko dan pekerjaan pemeliharaan di Alaska yang kemungkinan akan berbalik dalam beberapa minggu mendatang.

Minyak berjangka mencatat kenaikan laporan EIA, meskipun data menunjukkan kenaikan berbanding dengan penurunan 2,6 juta barel yang diperkirakan analis dalam jajak pendapat Reuters. Namun, pasokan global masih berlimpah meskipun terjadi penurunan produksi oleh Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan negara-negara penghasil lainnya sebesar 1,8 juta barel per hari sejak Januari.

OPEC dan produsen lainnya, yang mencoba mengurangi berlimpahnya minyak global, menyetujui perpanjangan pemangkasan pasokan di Mei untuk hingga Maret 2018. Namun OPEC telah membebaskan Nigeria dan Libya untuk membatasi produksi. Delegasi OPEC mengatakan mereka tidak akan terburu-buru mengurangi produksi minyak mentah lebih jauh atau mengakhiri pembebasan, meski pertemuan bulan depan di Rusia kemungkinan akan mempertimbangkan langkah lebih lanjut untuk mendukung pasar.

GrandCapital
30th June 2017, 11:58 AM
Minyak Mentah Menuju Kenaikan Mingguan Terbesar (https://www.facebook.com/GrandCapitalIndonesia/posts/1922991431250379)

http://static-news.moneycontrol.com/static-mcnews/2017/03/oil-2-770x433.jpg

Minyak mentah berjangka pada hari Jumat berada di jalur kenaikan mingguan terbesar sejak pertengahan Mei, mengakhiri penurunan selama lima minggu ditopang oleh penurunan output minyak AS.

Harga minyak mentah AS sepanjang pekan ini mencatat kenaikan 4,6 persen, sementara minyak acuan Brent mencatat kenaikan 4,2 persen. Hasil tersebut menandai kenaikan terbesar untuk kedua minyak global sejak pekan hingga 19 Mei. Minyak mentah AS diperdagangkan naik 0,2 persen atau 8 sen, pada $45,01 per barel pada hari Jumat, dengan Brent naik 0,2 persen atau 7 sen menjadi $47,49 per barel.

Harga minyak mentah mencapai level terendah 10 bulan minggu lalu dalam menghadapi guncangan pasokan yang meningkat, namun laporan penurunan produksi AS telah mendorong pasar pekan ini. Produksi minyak mentah AS turun 100.000 barel per hari (bpd) menjadi 9,3 juta barel per hari minggu lalu, penurunan mingguan paling curam sejak Juli 2016.

Sementara itu, pasar minyak mentah North Sea akhirnya menunjukkan tanda-tanda kekuatan yang telah lama hilang, menunjukkan bahwa beberapa pesimisme yang telah menurunkan harga minyak berjangka bulan ini dan membuat rekor perkiraan terhadap kenaikan harga mungkin tidak dapat dibenarkan.

Pasokan minyak global masih cukup meski terjadi penurunan produksi sebesar 1,8 juta bph oleh Organisasi Negara Pengekspor Minyak dan produsen lainnya sejak Januari.

OPEC telah membebaskan Nigeria dan Libya dari pemangkasan, membiarkan mereka bebas meningkatkan produksi yang telah diliputi oleh kerusuhan lokal. Produksi minyak Libya mendekati 1 juta barel per hari, sebuah sumber Libya yang mengatakan kepada Reuters.

GrandCapital
30th June 2017, 06:14 PM
Dolar Masih Dekati Posisi Terendah 8 Bulan (https://www.facebook.com/GrandCapitalIndonesia/posts/1923196384563217)

https://image.prntscr.com/image/bdqkq-poTsSE7PNcCPJJYw.jpeg

Dolar kembali menguat terhadap mata uang utama lainnya pada hari Jumat, namun masih berada di dekat dari level terendah delapan bulan di tengah meningkatnya ekspektasi akan kebijakan moneter yang semakin ketat di Eropa dan Inggris.

EUR/USD turun 0,38% ke level 1,1398, tidak jauh dari level puncak 13 bulan sesi sebelumnya di 1,1445, setelah Eurostat mengatakan bahwa inflasi harga konsumen naik dengan tingkat tahunan sebesar 1,3% di bulan Juni, di atas ekspektasi untuk kenaikan 1,2% dan setelah laporan kenaikan terakhir 1,4% di bulan sebelumnya.

CPI inti, yang tidak termasuk biaya makanan, energi, alkohol, dan tembakau, meningkat sebesar 1,1% di bulan Juni, setelah kenaikan 0,9% di bulan sebelumnya. Analis memperkirakan inflasi inti akan meningkat sebesar 1,0%.

Euro menguat secara luas setelah Presiden Bank Sentral Eropa Mario Draghi mengindikasikan pada hari Selasa bahwa bank sentral dapat segera melepas program pelonggaran kuantitatifnya.

GBP/USD tergelincir 0,17% ke level 1,2985, masih mendekati level tertinggi enam minggu di 112,19 pada sesi semalam. Kantor Statistik Nasional Inggris melaporkan pada hari Jumat bahwa produk domestik bruto Inggris naik 0,2% pada kuartal pertama, sesuai dengan harapan dan perkiraan sebelumnya. Pada basis tahunan, ekonomi Inggris tumbuh 2,0%.

Sebuah laporan terpisah menunjukkan bahwa defisit neraca berjalan Inggris melebar menjadi £16,9 miliar di kuartal pertama dari £12,1 miliar dalam tiga bulan sampai Desember. Analis memperkirakan defisit transaksi berjalan Inggris melebar menjadi 17,3 miliar pound pada kuartal terakhir.

Pound menguat secara luas setelah Gubernur Bank of England Mark Carney mengatakan pada hari Rabu bahwa beberapa penghapusan stimulus moneter kemungkinan akan diperlukan karena kapasitas cadangan ekonomi mengikis. Komite kebijakan moneter BoE terbelah menjadi 5 berbanding 3 pada pertemuan awal bulan ini mengenai apakah akan menaikkan suku bunga dari rekor rendah 0,25%. Carney memilih untuk mempertahankan suku bunga tidak berubah.

Di tempat lain, USD/JPY turun 0,28% ke level 111,87, USD/CHF naik 0,30% diperdagangkan pada 0,9587. Dolar Australia stabil, dengan AUD/USD diperdagangkan pada level 0,7684, NZD/USD naik 0,44% di level 0,7332. Sementara itu, USD/CAD turun tipis 0,17% diperdagangkan di level 1,2983.

Indeks dolar AS, yang mengukur kekuatan greenback terhadap enam mata uang utama, naik 0,21% pada level 95,52, dari level terendah delapan bulan baru di 95,37 semalam.

whiteking
3rd July 2017, 07:55 AM
Pagi ini ada gap di eurjpy dan juga pair lain yang ada unsur jpy, tapi melihat jadwal kalender ekonomi ini hari tak ada berita yang high impact news, hanya ada satu untuk gbp tentangt manufacturing pmi

GrandCapital
3rd July 2017, 10:52 AM
Caixin PMI: Aktifitas Pabrik China Catat Pertumbuhan (https://www.facebook.com/GrandCapitalIndonesia/posts/1924655731083949)

https://s-media-cache-ak0.pinimg.com/736x/66/f0/3d/66f03d09d57ee85d86fdb2b493e57730.jpg

Mesin manufaktur China kembali ke mode pertumbuhan pada bulan Juni, berkembang pada laju tercepat dalam tiga bulan setelah secara tak terduga mengalami kontraksi di bulan Mei, karena pesanan dan produksi baru naik sebagai tanda pemulihan sederhana, sebuah survei swasta menunjukkan pada hari Senin.

Namun, bahkan saat pasar menyambut baik pemulihan aktivitas pabrik, perusahaan masih menunjukkan keengganan untuk menambah stok karena kepercayaan bisnis merosot ke level terendah untuk tahun ini di tengah tindakan keras pemerintah terhadap risiko hutang dan pengetatan kondisi keuangan.

Indeks Pembelian Manajer Caixin / Markit Manufacturing Purchasing Manager (PMI) naik menjadi 50,4 di bulan Juni, di atas angka 50 poin yang memisahkan pertumbuhan dari kontraksi setiap bulan. Angka tersebut jauh di atas perkiraan level 49,5 oleh 25 analis dalam survei Reuters, dan naik dari angka 49,6 pada laporan bulan lalu, kontraksi pertama dalam 11 bulan.

Pertumbuhan pesanan membantu mendorong aktivitas ke wilayah ekspansif, meskipun perusahaan yang disurvei mencatat permintaan masih tetap terjaga, baik di pasar domestik maupun internasional.

Total pesanan baru naik menjadi 51,0 - level tertinggi dalam tiga bulan - dari 50,3 bulan sebelumnya, dengan pesanan ekspor baru juga meningkat. Tingkat ekspansi produksi juga meningkat pada bulan Juni, dan laju pekerjaan yang menurun yang telah berlangsung sejak akhir 2013, turun menjadi yang paling lambat dalam tiga bulan.

Kepercayaan produsen Cina tentang prospek produksi 12 bulan turun ke level terendah tahun ini, survei tersebut menunjukkan. Dan sementara bisnis masih tetap optimis, namun sentiment secara keseluruhan menjadi salah satu perhatian, menggarisbawahi tantangan yang dihadapi oleh perusahaan karena tingkat pinjaman yang lebih tinggi meningkatkan biaya pembiayaan.

Data Caixin diikuti oleh data PMI resmi pada hari Jumat yang juga menunjukkan pertumbuhan yang mengejutkan di sektor manufaktur China, namun data resmi masih jauh lebih bullish dibandingkan survei pribadi yang cenderung berfokus pada perusahaan-perusahaan kecil.

GrandCapital
3rd July 2017, 06:46 PM
Minyak bertahan menguat, pasar wait and see jelang beberapa agenda ekonomi (https://www.facebook.com/GrandCapitalIndonesia/posts/1924742247741964)

https://scontent-sin6-2.xx.fbcdn.net/v/t1.0-9/19748797_1924742181075304_8015099490942466854_n.jp g?oh=45bc5763cc6fe5e246f35beb8acda46d&oe=59C61C07

Perdagangan pasar saham Asia cenderung tidak begitu ramai hari ini. Sementara dolar berhasil menguat dan minyak mampu mempertahankan kenaikan.

Yen terkoreksi sedikit setelah partai berkuasa kalah di pemilihan legislatif Tokyo dan kuatnya data ekonomi China gagal mendongrak saham-saham Shanghai. Salah satu sebab tipisnya perdagangan karena pasar Amerika akan tutup memperingati hari kemerdekaan dan pasar mengantisipasi laporan ketenagakerjaan negara tersebut.

Berkenaan dengan hasil pemilu Jepang tampaknya pasar masih "wait and see" karena mereka ingin melihat dampak keseluruhan di level perpolitikan nasional. Fokus pasar minggu ini adalah data AS, apakah data tersebut mendukung pandangan hawkish the Fed.

Beberapa agenda penting yang patut dinantikan diantaranya: rapat G-20 di Hamburg pada Jumat. Disela-sela pertemuan tersebut, Presiden Trump juga akan menggelar rapat dengan Presiden Putin. Dari sektor ketenagakerjaan AS, diperkirakan akan ada penambahan 175.000 pekerja di Juni dan pertumbuhan upah tampaknya menguat, konsisten dengan kokohnya pasar ketenagakerjaan.

Dari pasar mata uang dilaporkan yen tergelincir menjadfi 112,54 per dola. Pound jatuh menjadi $1,3001. Euro tergelincir menjadi $1,1404. Minyak mentah bertengger diposisi $46,23 per barrel sementara emas tergelincir menjadi $1.236,53 per ounce.

GrandCapital
5th July 2017, 12:46 PM
Ketegangan Korea Membatasi Resiko, Yen Menguat (https://www.facebook.com/GrandCapitalIndonesia/posts/1925688610980661)

https://scontent-sit4-1.xx.fbcdn.net/v/t1.0-9/s851x315/19665139_1925688010980721_5633117550345154437_n.jp g?oh=5de93f65ead0078d13264f584dc98967&oe=5A0722F6

Dolar tergelincir terhadap yen pada hari Rabu karena kekhawatiran meningkatnya ketegangan antara Amerika Serikat dan Korea Utara sementara dolar Kanada menguat setelah bank sentral negara tersebut menaikkan suku bunga.

Dolar turun 0,3 persen pada awal perdagangan ke level 113,00 yen, tergelincir lebih jauh dari level tertinggi 1 setengah bulan di 113,48 yang disentuh pada hari Senin. Yen cenderung menjadi incaran pada saat ketidakpastian global yang meningkat karena ekspektasi investor Jepang kemungkinan akan memulangkan investasi mereka di luar negeri, meskipun negara tersebut dekat dengan Korea Utara.

Pyongyang mengatakan pada hari Rabu bahwa pihaknya telah melakukan uji coba rudal balistik antarbenua (ICBM) yang baru dikembangkan yang dapat membawa hulu ledak nuklir besar dan berat, sehingga memicu seruan tindakan global dari Washington untuk meminta negara yang terisolasi bertanggung jawab atas pengejaran senjata nuklirnya.

Pentagon mengutuk uji rudal tersebut dan mengatakan bahwa pihaknya siap untuk mempertahankan Amerika Serikat dan sekutunya, sementara Menteri Pertahanan Korea Selatan mengatakan bahwa dia melihat kemungkinan akan uji coba Korea Utara lainnya.

Dolar Kanada juga menguat, diperdagangkan level C$1,2934 per dolar setelah mencapai level tertinggi 10 bulan di C$1,2912 terhadap dolar pada hari Selasa. Gubernur Bank of Canada Stephen Poloz mengatakan kepada sebuah surat kabar Jerman bahwa inflasi Kanada harus naik dengan baik pada paruh pertama tahun 2018, menambahkan bahwa normalisasi kebijakan harus dimulai sebelum pertumbuhan harga mencapai targetnya.

Komentarnya mendorong pasar untuk memperkirakan kenaikan lebih dari 50 persen kenaikan suku bunga di pertemuan bank sentral berikutnya pada 12 Juli, sebuah perubahan dramatis sejak kurang dari dua minggu yang lalu ketika hampir tidak ada yang berani melakukan pengetatan.

GrandCapital
6th July 2017, 05:37 PM
Dolar Merosot Pasca Risalah Fed, Jelang Data AS (https://www.facebook.com/GrandCapitalIndonesia/posts/1926241614258694)

https://image.prntscr.com/image/TuS8MVNBRM2-p1g5V0Yh_w.jpeg

Dolar beringsut melemah terhadap mata uang utama pada perdagangan sesi Kamis setelah risalah pertemuan Federal Reserve terbaru menunjukkan terpecahnya pendapat akan kenaikan suku bunga selanjutnya dan bersamaan dengan pasar menantikan data ekonomi AS hari ini.

Indeks dolar AS, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama, melemah ke level 95,90, turun dari level kenaikan satu minggu pada sesi Rabu di level 96,25.

Risalah pertemuan kebijakan Juni Fed dirilis pada hari Rabu, menunjukkan kurangnya konsensus atas kebijakan antara prospek inflasi dan bagaimana keputusan tersebut dapat mempengaruhi masa depan laju kenaikan suku bunga masa depan.

The Fed menaikkan suku bunga pada pertemuan di Juni dan bertahan pada perkiraannya untuk satu kenaikan suku bunga lainnya tahun ini dan kenaikan tiga kali pada 2018, tetapi prospek inflasi yang terkendali sejak meningkatnya keraguan atas apakah Fed akan mampu bertahan pada lajur pengetatannya yang sudah direncanakan.

Perhatian pasar beralih pada data ekonomi AS untuk petunjuk terbaru. AS akan merilis laporan kerja ADP pada hari ini bersamaan dengan data ISM non-manufaktur PMI dan laporan klaim pengangguran awal. Laporan non -farm payrolls AS untuk Juni akan dirilis pada hari Jumat.

Dolar mencatat kenaikan terhadap yen, dengan USD/JPY naik 0,14% ke level 113,44, tidak jauh dari level kenaikan tujuh minggu 113,68 pada bulan September yang dicapai pada hari Rabu. Sterling menguat terhadap dolar, dengan GBP/USD naik 0,22% diperdagangkan pada level 1,2962. Euro mencatat kenaikan, dengan EUR / USD diperdagangkan pada level 1,1364, naik dari level terendah satu minggu yang disentuh pada sesi Rabu di 1,1311.

Bank Sentral Eropa akan merilis risalah pertemuan kebijakan Juni nya di hari ini dengan investor waspada untuk setiap perubahan terhadap petunjuk bank ke depan. Komentar hawkish dari Presiden ECB Mario Draghi pekan lalu memicu ekspektasi apakah Itu bank bergerak semakin dekat pada pertimbangan stimulus programnya.

GrandCapital
7th July 2017, 10:36 AM
Emas di Asia Tergerus Rebound Dolar Sesi Kemarin (https://www.facebook.com/GrandCapitalIndonesia/posts/1926639397552249)

https://image.prntscr.com/image/hSkvLc5CThiRuf8oe77CdA.jpeg

Harga emas turun pada hari Jumat setelah dolar rebound dan investor menantikan data lebih lanjut atas inflasi AS.

Kontrak emas untuk pengiriman Agustus di divisi Comex New York Mercantile Exchange turun 0,33% menjadi 1.219,28 per troy ounce.

Semalam, harga emas mengurangi kerugian pada hari Kamis, karena turunnya klaim pengangguran awal dan data payroll sektor swasta menghambat ekspektasi investor tentang laju kenaikan suku bunga tahun ini.

Kenaikan emas dari posisi terendah sesi, setelah dolar dan treasury 10-Tahun AS menurun, menyusul rilis klaim pengangguran awal yang lebih lemah dari perkiraan dan data gaji sektor swasta, menunjukkan kemungkinan perlambatan aktivitas pasar tenaga kerja.

Laporan Ketenagakerjaan Nasional ADP menunjukkan payroll sektor swasta meningkat 158.000 lapangan pekerjaan bulan lalu, lebih rendah dari 230.000 yang tercatat pada bulan Mei dan di bawah ekspektasi untuk kenaikan 185.000.

Dalam laporan terpisah, Departemen Tenaga Kerja mengatakan klaim awal untuk tunjangan pengangguran negara meningkat 4.000 dengan penyesuaian musiman menjadi 248.000 untuk pekan hingga 1 Juli. Itu mrupakan kenaikan klaim mingguan ketiga berturut-turut.

Sementara itu, data lainnnya menunjukkan peningkatan aktivitas ekonomi non-manufaktur untuk bulan Juni, yang meningkat menjadi 57,4, gagal menyurutkan sentimen investor terhadap emas.

Dirilisnya data ekonomi yang beragam terjadi sehari setelah risalah pertemuan kebijakan the Fed 13-14 Juni mengungkapkan bahwa para pembuat kebijakan terpecah atas prospek inflasi dan bagaimana hal itu dapat mempengaruhi laju kenaikan suku bunga di masa depan.

Dalam ekspektasi kenaikan suku bunga, sentiment para pelaku pasar terhadap emas surut karena kenaikan biaya peluang menahan logam mulia berhubungan terhadap aset berbunga lainnya seperti obligasi.

GrandCapital
5th December 2017, 02:43 PM
https://image.prntscr.com/image/wHeUg5EkTEi2qYXxWN9QyQ.jpeg

BOJ Kuroda: Rencana Suksesi Belum Dibicarakan Dengan Abe (https://www.facebook.com/GrandCapitalIndonesia/posts/1991712404378281:0)

Gubernur Bank of Japan Governor (BOJ) Haruhiko Kuroda pada Selasa mengatakan bahwa belia belum membahas dengan Perdana Menteri Shinzo Abe mengenai siapa yang akan menggantikan posisinya pada saat masa jabatan akan berakhir pada April tahun depan.

“Topik siapa yang akan menjadi gubernur BOJ selanjutnya masih belum muncul sama sekali,” ungkap Kuroda kepada para awak media selepas melakukan pertemuan dengan Abe yang berlangsung sekitar 1 jam tersebut.

Ketika ditanya, apakah beliau akan melanjutkan masa bakti lima tahun keduanya jika diminta, Kuroda menjelaskan, “terlalu dini bagi saya untuk menjawab pertanyaan tersebut.” Kuroda mengatakan pembicaraannya dengan Abe hanya membahas ekonomi global dan mengatakan kepada Abe bahwa kondisi ekonomi solid.

Kuroda kerap melakukan pertemuan dengan Abe guna membahas ekonomi dan pasar keuangan, namun waktu pertemuan pada Selasa tersebut memang terkesan seperti memicu spekulasi bahwa pemerintah siap membuat keputusan untuk menentukan siapa yang akan menjabat BOJ tahun depan.

Beberapa ekonom bahkan pejabat di BOJ pun mencemaskan bahwa pembelian surat utang pemerintah dan ‘exchange-traded funds’ yang dilakukan oleh bank sentral menjadi berlebihan setelah hampir lima tahun pengenduran kuantitatif.

Beberapa ekonom mengatakan, yang menjadi tantangan BOJ selanjutnya adalah memodifikasi pengenduran kuantitatif sehingga kebijakan bank sentral lebih berkesinambungan kecuali masih terlalu kendur untuk mendongkrak inflasi.

Etsuro Honda, penasihat berpengaruh terhadap Abe yang saat ini menjabat sebagai Duta Besar Jepang untuk Swiss, menyatakan ketertarikannya menggantikan Kuroda dalam sebuah wawancara dengan Reuters, sehingga meningkatkan spekulasi bahwa rencana suksesi tengah terbentuk, meski masih jauh dari pasti apakah Kuroda tidak akan meneruskan.

Abe memilih Kuroda untuk memimpin BOJ dan mengarahkan kebijakan moneter pada bentuk pengenduran kuantitatif yang radikal dengan tujuan untuk memenuhi target inflasi bank sentral 2 percent.

Seperti yang diketahui, inflasi Jepang masih di bawah target 2 persen, namun beberapa ekonom berpendapat bahwa Kuroda masih harus meneruskan jabatannya sehingga beliau memenuhi janji kampanye yang dimulai pada April 2013 yakni menghentikan ekonomi dari fase deflasi yang berkepanjangan.

GrandCapital
7th December 2017, 05:53 PM
https://image.prntscr.com/image/VnrG7ewiQdycx4b70m51SA.jpeg

Dolar Capai Level Tertinggi Atas optimisme Reformasi Pajak (https://www.facebook.com/GrandCapitalIndonesia/posts/1992787240937464:0)

Dolar naik ke level tertingginya dalam dua minggu terakhir pada hari Kamis karena optimisme bahwa Amerika Serikat akan berhasil mendorong reformasi pajak, sementara saham dunia rebound setelah dua hari berturut-turut mengalami penurunan.

Dolar AS tergelincir terhadap safe haven yen Jepang pada hari Rabu setelah Presiden AS Donald Trump mengatakan bahwa dia akan mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel, sebuah langkah yang justru mengancam upaya perdamaian di Timur Tengah dan memprovokasi kecaman yang meluas.

Namun di tengah kenaikan yang lebih luas saham global pada hari Kamis, greenback berhasil naik 0,3 persen terhadap yen dan diperdagangkan pada level 112,60, bahkan mencapai level tertinggi dua minggu terhadap sekeranjang mata uang mayoritas. Menurut beberapa analis, kenaikan dolar ini didasari oleh beberapa optimisme mengenai perkembangan mengenai reformasi pajak AS, meski hal tersbut dalam kondisi hati-hati.

Senat Republikan AS sepakat untuk berbicara dengan DPR mengenai undang-undang perpajakan pada hari Rabu, di tengah tanda-tanda awal bahwa anggota parlemen dapat menjembatani perbedaan mereka dan menyetujui sebuah RUU terakhir menjelang batas waktu 22 Desember.

Sementara data tenaga kerja sektor swasta AS yang dirilis pada hari Rabu juga memberikan dukungan terhadap dolar. Namun pengamat mengatakan bahwa dolar AS akan diperdagangkan dalam kisaran yang sempit hingga dirilisnya laporan non-farm payrolls pada hari Jumat.

MSCI World Index, yang mencatat pasar saham di 47 negara, naik 0,1 persen. Pasar saham Eropa tampaknya mengambil isyarat mereka dari pemulihan secara umum pada saham teknologi di Asia dan Wall Street. Pan-European STOXX 600 naik 0,2 persen dengan saham teknologi naik 0,5 persen.

Indeks saham MSCI Asia-Pasifik di luar Jepang naik tipis 0,2 persen karena beberapa saham teknologi rebound, dengan saham Tencent naik lebih dari 3 persen dan Alibaba naik lebih dari 2 persen.

GrandCapital
24th January 2018, 01:19 PM
https://image.prntscr.com/image/FhNCUpg8QTKBvwerDUJ7nw.jpeg

Kekhawatiran Perdagangan Global, Dollar Terseok Di Asia (https://www.facebook.com/GrandCapitalIndonesia/posts/2014750168741171:0)

Dolar semakin terseok pada perdagangan hari Rabu di Asia karena semakin meningkatnya kekhawatiran pelonggaran perdagangan global menyusul aksi perdagangan oleh AS terhadap China dan Korea Selatan serta kekhawatiran mengenai pesan perdagangan seperti apa yang akan diberikan oleh administrasi Trump di Davos.

Jepang melaporkan angka perdagangan bulan Desember, dengan neraca perdagangan mengalami surplus ¥359 miliar, jauh lebih sempit dari surplus ¥530 miliar yang terlihat. Impor melonjak 14,9%, lampaui kenaikan 12,3% sebelumnya, sementara ekspor naik 9,3%, meski lenih rendah dari laju 10,1% yang dilaporkan sebelumnya.

Semalam, dolar bangkit dari posisi terendah namun masih di bawah tekanan karena yen membuat kenaikan kuat dan acuhkan tanggapan dari Bank of Japan yang kurang hawkish dari yang diharapkan menyusul keputusannya untuk mempertahankan kebijakan moneter.

Pada sesi perdagangan yang tenang untuk data ekonomi utama AS, dolar berupaya keras untuk menemukan pijakannya setelah jatuh ke posisi terendah tiga setengah bulan baru sebelum mencoba mengurangi sebagian penurunannya.

Euro melanjutkan tren kenaikannya terhadap greenback setelah data mengindikasikan kekuatan yang mendasari ekonomi AS, menambah spekulasi bahwa pertumbuhan zona euro yang bullish akan memaksa ECB untuk mempertimbangkan rencana untuk mengakhiri program pelonggaran kuantitatifnya.

ECB dijadwalkan akan melakukan pertemuannya pada hari Kamis, ketika banyak pihak memperkirakan bank sentral masih akan mempertahankan suku bunga tidak berubah sementara presiden ECB Mario Draghi cenderung akan meremehkan harapan investor bahwa bank sentral akan segera mengumumkan rencana untuk menerapkan kebijakan moneter yang dovish.

USD/JPY terpantau diperdagangkan pada level 110,05, turun 0,25%, sementara AUD/USD diperdagangkan pada level 0,7998, turun 0,04%. GBP/USD naik 0,15% menjadi 1,4024, sementara EUR/USD naik 0,07% ke level 1,2306. Indeks dolar A.S., yang mengukur kekuatan greenback terhadap enam mata uang utama, turun 0,09% menjadi 89,80.

GrandCapital
29th January 2019, 10:58 AM
https://pbs.twimg.com/media/DyDEdKlUcAEV44R.jpg

Yen Menguat Atas Ketegangan Perdagangan (https://id.grandbroker.com/forum/topic/9804/?page=96#post-60918)

Safe-haven yen menguat pada hari Selasa setelah Departemen Kehakiman AS menuduh perusahaan Huawei Technologies Co Ltd China melakukan penipuan, meningkatkan ketegangan perdagangan A.S-Sino dan mendorong investor untuk membuang aset berisiko.

Amerika Serikat pada hari Senin menuduh Huawei Technologies Co Ltd dari China, kepala keuangan dan dua afiliasinya dengan penipuan bank dan kawat melanggar sanksi terhadap Iran dalam kasus yang telah meningkatkan ketegangan dengan Beijing.

Investor khawatir tuduhan itu akan mempersulit pembicaraan perdagangan tingkat tinggi yang akan dimulai pada hari Rabu di mana Wakil Perdana Menteri China Liu He akan bertemu dengan Perwakilan Dagang AS Robert Lighthizer dan lainnya.

Yen, mata uang yang dicari selama masa ketidakpastian pasar atau tekanan ekonomi, sedikit naik terhadap greenback ke level 109,27. Terhadap dolar Aussie, yen naik 0,4 persen ke level 78,04.

Indeks dolar diperdagangkan datar pada level 95,72 dan mendekati level terendahnya dalam dua minggu.

Pelaku pasar memfokuskan pada pertemuan kebijakan Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) pada 29-30 Januari, di mana Ketua Jerome Powell secara luas diharapkan untuk mengakui risiko yang meningkat terhadap ekonomi AS ketika momentum global melemah.

Investor mengharapkan The Fed akan mengambil sikap yang lebih berhati-hati terhadap kebijakan daripada kebijakan mereka pada 2018, tertekan oleh tanda-tanda puncak pendapatan perusahaan AS dan hilangnya momentum ekonomi baik di dalam negeri maupun global.

Di tempat lain, euro sedikit melemah terhadap dolar AS di level $1,1427, tetapi tidak jauh dari level tertinggi di lebih dari seminggu. Sterling juga sedikit melemah terhadap dolar AS di level $1,3157, mundur dari level tertinggi 3 bulan.
http://forum.ceriwis.id/images/mobile.png
http://forum.ceriwis.id/images/mobile.png

GrandCapital
29th January 2019, 05:09 PM
https://pbs.twimg.com/media/DyEgspUUwAE3fui.jpg

Emas Cukup Stabil Di Tengah Ketegangan Baru China - AS (https://id.grandbroker.com/forum/topic/9804/?page=96#post-60923)

Harga emas stabil pada hari Selasa di Asia dan tetap di atas level psikologis $1.300 di tengah ketegangan terbaru China-AS.

Emas berjangka diperdagangkan di harga $1.304,97 per ons pada perdagangan di divisi Comex New York Mercantile Exchange, atau naik 0,2%.

Harga emas saat ini mendekati level tertinggi delapan bulan setelah memperoleh dukungan atas meningkatnya ketidakpastian seputar perundingan perdagangan Sino-AS yang akan datang setelah Departemen Kehakiman AS mengungkap dua kasus kriminal terhadap raksasa teknologi China Huawei pada hari Selasa.

Satu dakwaan menuduh perusahaan itu berusaha mencuri rahasia dagang dari T-Mobile, sementara dakwaan kedua mengklaim perusahaan itu melanggar sanksi Iran.

Berita itu muncul saat AS dan China bersiap untuk mengadakan pembicaraan perdagangan putaran baru minggu ini. Menjelang pertemuan, Menteri Perdagangan AS Wilbur Ross mengatakan pekan lalu bahwa kedua belah pihak "bermil-mil" terpisah dari kesepakatan perdagangan, sementara Penasihat Ekonomi Gedung Putih Lawrence Kudlow mengatakan Presiden AS Donald Trump optimis tentang pembicaraan perdagangan tersebut.

Kenaikan logam kuning itu juga terjadi di saat dolar AS terus tenggelam atas spekulasi bahwa Ketua Federal Reserve Jerome Powell mungkin memberikan catatan dovish lain dalam konferensi pers hari Rabu setelah pertemuan bulanan bank sentral. The Fed secara luas diperkirakan akan mempertahankan suku bunga stabil.

Indeks dolar AS terakhir diperdagangkan pada level 95,380, atau turun 0,1%.

The Fed menaikkan suku bunga empat kali tahun lalu. Sejak itu, Powell telah menunjukkan kesediaan untuk menjadi "sabar" dengan pengetatan moneter, mengatakan itu akan lebih didasarkan pada kinerja ekonomi secara keseluruhan daripada hanya inflasi.
http://forum.ceriwis.id/images/mobile.png

GrandCapital
30th January 2019, 11:36 AM
https://pbs.twimg.com/media/DyIW254VsAIaJeO.jpg

Saham Asia naik tipis setelah pendapatan Apple, komentar CEO (https://id.grandbroker.com/forum/topic/9804/?page=96#post-60925)

Indeks saham berjangka A.S. dan ekuitas Asia menguat tipis pada hari Rabu karena investor mengambil keuntungan dari Apple Inc dan komentar dari pimpinannya bahwa ketegangan perdagangan AS-China mereda, mengirim saham pembuat iPhone melonjak dalam perdagangan setelah jam kerja.

S&P 500 e-mini futures naik 0,1 persen di awal perdagangan sementara indeks MSCI untuk saham Asia-Pasifik di luar Jepang naik tipis 0,05 persen. Indeks Nikkei Jepang naik 0,2 persen sebelum menghapus kenaikan.

Pada sesi Selasa, saham di Wall Street merosot, dengan S&P 500 turun 0,15 persen karena saham terkait teknologi dibayangi serangkaian hasil pendapatan yang lemah sementara rebound pada saham 3M dan industri lainnya membantu Dow Jones Industrial Average menekan kenaikan kecil.

Saham Apple naik 5,7 persen setelah penutupan saat produsen iPhone itu melaporkan pertumbuhan tajam dalam bisnis layanannya.

Pasar merasa lega bahwa tidak ada berita buruk baru setelah perusahaan mengejutkan pasar keuangan pada awal bulan ini ketika peringatan pendapatannya yang langka memicu kekhawatiran akan ketegangan perdagangan AS-China yang berdampak pada sektor teknologi yang dulunya terbang tinggi.

CEO Tim Cook, yang secara teratur melakukan kontak dengan Presiden AS Donald Trump, juga mengatakan ketegangan perdagangan antara Amerika Serikat dan Cina mereda pada Januari.

Hal itu membantu meningkatkan optimisme seputar pembicaraan perdagangan tingkat tinggi saat ini antara kedua negara, meskipun banyak pelaku pasar tetap skeptis apakah kedua raksasa ekonomi itu dapat menjembatani perbedaan mereka atas sejumlah masalah, termasuk hak kekayaan intelektual dan transfer teknologi.
http://forum.ceriwis.id/images/mobile.png

GrandCapital
30th January 2019, 05:19 PM
https://pbs.twimg.com/media/DyJsbypU8AAGmGH.jpg

Dolar Turun, Pound Stabil Di Tengah Kesengsaraan Brexit (https://id.grandbroker.com/forum/topic/9804/?page=96#post-60928)

Dolar AS turun terhadap mata uang utama pada hari Rabu menjelang keputusan kebijakan Federal Reserve, sementara pound mantap setelah meluncur di sesi sebelumnya di tengah kekhawatiran baru atas prospek Brexit tanpa kesepakatan.

Indeks dolar AS diperdgangkan di level 95,48. Indeks mencapai titik terendah 95,30 pada hari Selasa, terendah dalam dua minggu.

The Fed secara luas diperkirakan akan membiarkan suku bunga bertahan pada akhir pertemuan kebijakan dua hari pada hari ini, setelah menaikkannya empat kali pada tahun lalu.

Itu berarti bahwa perhatian akan difokuskan pada konferensi pers Ketua Jerome Powell dan pada pembaruan terbaru untuk prospek kebijakan Fed. Komentar yang terdengar dovish baru-baru ini dari para pejabat menunjukkan laju kenaikan suku bunga yang lebih lambat tahun ini di tengah kekhawatiran perlambatan pertumbuhan global dan pasar keuangan yang goyah.

Pedagang menilai hanya ada sedikit peluang satu kenaikan suku bunga di 2019 secara keseluruhan, meskipun sebagian besar ekonom dalam survei Reuters pekan lalu masih mengharapkan dua kenaikan, di kuartal kedua dan keempat.

Pasar juga fokus pada pembicaraan perdagangan AS-Sino di Washington pada hari Rabu dan Kamis, sementara laporan pekerjaan AS yang sangat dipantau akan dirilis pada hari Jumat.

Dolar melemah terhadap yen, dengan USD/JPY menyentuh level terendah semalam di level 109,22. Pound menguat, dengan GBP/USD terakhir di level 1,3074 setelah turun 0,63% pada Selasa setelah House of Commons menolak proposal untuk berpotensi menghindari Brexit tanpa kesepakatan. Inggris akan meninggalkan Uni Eropa pada 29 Maret.

Sterling diperdagangkan flat terhadap euro, dengan EUR/GBP diperdagangkan di level 0,8742.

Mata uang tunggal hanya bergerak tipis terhadap greenback, dengan EUR/USD di level 1,1430 setelah menyentuh level tertinggi dua minggu di level 1,1449 semalam.
http://forum.ceriwis.id/images/mobile.png

GrandCapital
31st January 2019, 01:14 PM
https://pbs.twimg.com/media/DyNjVZFU8AY1VCP.jpg

Pasar Saham Asia Capai Level Puncak Empat Bulan (https://id.grandbroker.com/forum/topic/9804/?page=96#post-60931)

Saham Asia naik ke level tertinggi empat bulan pada hari Kamis setelah Federal Reserve berjanji untuk bersabar dengan kenaikan suku bunga lebih lanjut, menandakan potensi berakhirnya siklus pengetatan di tengah tanda-tanda perlambatan pertumbuhan global.

Indeks MSCI saham Asia Pasifik di luar Jepang naik ke level tertinggi sejak 4 Oktober silam dan terakhir naik 0,7 persen.

Indeks Nikkei Jepang naik 0,9 persen. Shanghai Composite naik 0,8 persen meski data aktivitas pabrik China kontraksi untuk bulan kedua berturut-turut di tengah melemahnya pesanan. Saham Australia naik tipis 0,1 persen.

The Fed pada hari Rabu mempertahankan suku bunga stabil seperti yang diperkirakan, dan juga melemparkan janjinya tentang "kenaikan bertahap lebih lanjut" dalam suku bunga.

Bank sentral mengatakan akan "bersabar" sebelum membuat langkah lebih lanjut di tengah prospek ekonomi AS yang tiba-tiba kelabu akibat risiko pertumbuhan global dan kemunduran perdagangan dan negosiasi anggaran pemerintah.

Di Wall Street, indeks Dow dan Nasdaq masing-masing naik 1,7 persen dan 2,2 persen, di tengah harapan jeda The Fed akan memberi ruang bagi ekonomi AS dan keuntungan perusahaan lebih banyak ruang untuk berjalan.

Bank sentral AS juga mengatakan pada hari Rabu bahwa neraca akan tetap lebih besar dari yang diperkirakan sebelumnya.

Namun, sementara ekspektasi pasar untuk pengetatan Fed mungkin telah berkurang secara signifikan, beberapa analis menyarankan kenaikan suku bunga masih tetap untuk jangka pendek.
http://forum.ceriwis.id/images/mobile.png

GrandCapital
1st February 2019, 10:29 AM
https://pbs.twimg.com/media/DySiScCU8AA87gX.jpg

Saham Asia Turun Dari Level Tertinggi Empat Bulan (https://id.grandbroker.com/forum/topic/9804/?page=96#post-60937)

Saham Asia turun dari level tertinggi empat bulan pada hari Jumat setelah hasil survei suram atas aktivitas pabrik Cina sehingga menumpulkan optimisme tentang prospek kesepakatan atas tarif Sino-AS.

Indeks manufaktur Caixin / Markit turun ke level terendah sejak Februari 2016. Angka tersebut lebih suram daripada versi resmi indeks dan meredakan kekhawatiran atas ekonomi.

Kehatian-hatian pasar juga meningkat menjelang data pekerjaan AS pada hari ini dengan analis tidak yakin apa dampak penutupan pemerintah mungkin memiliki pekerjaan.

Indeks MSCI saham Asia Pasifik di luar Jepang tergelincir 0,1 persen, meskipun itu mengikuti kenaikan 7,2 persen pada Januari.

Nikkei Jepang bergerak datar, sementara indeks blue chips Shanghai mempertahankan kenaikan 0,4 persen.

Saham mulai menguat setelah Presiden AS Donald Trump mengatakan dia akan bertemu dengan Presiden Cina Xi Jinping segera untuk mencoba menyelesaikan kesepakatan perdagangan yang komprehensif karena perunding ulung AS melaporkan "kemajuan substansial" dalam pembicaraan.

Delegasi perdagangan Beijing mengatakan pembicaraan itu membuat "kemajuan penting" untuk tahap saat ini, kantor berita resmi China Xinhua melaporkan pada hari Jumat.

Sentimen yang sebelumnya optimis juga sedikit dibekukan oleh desakan Gedung Putih bahwa 1 Maret adalah tenggat waktu yang sulit untuk sebuah kesepakatan, kegagalan yang akan mengarah pada kenaikan tarif AS untuk barang-barang Tiongkok.

Optimisme tersebut mendukung Wall Street dengan S&P 500 yang mengakhiri sesi Kamis dengan kenaikan 0,86 persen. Nasdaq melonjak 1,37 persen didukung kenaikan hampir 11 persen saham Facebook Inc. Sementara indeks Dow tergelincir 0,06 persen.
http://forum.ceriwis.id/images/mobile.png

GrandCapital
1st February 2019, 05:04 PM
https://pbs.twimg.com/media/DyT9M5nVYAEgSdV.jpg

Dolar AS Terpengaruh Lemahnya Data Asia (https://id.grandbroker.com/forum/topic/9804/?page=96#post-60942)

Pasar valuta asing beragam dalam perdagangan Jumat pagi di Eropa, karena tanda-tanda tentatif kemajuan tentatif dalam perang perdagangan AS-Cina dibayangi oleh survei yang menunjukkan pada lebih banyak kelemahan ekonomi di Tiongkok dan ekonomi Asia lainnya.

Indeks dolar AS yang melacak greenback terhadap mata uang mayoritas bergerak tipis pada level 95,31. Dolar telah naik Kamis malam di tengah komentar yang membangun oleh pejabat tinggi AS dan Cina, meskipun pembicaraan perdagangan dua hari tersebut telah berakhir tanpa kesepakatan konkret.

Presiden Donald Trump mengisyaratkan setelah pembicaraan bahwa pertemuan puncak dengan mitranya Xi Jinping pada bulan Februari dapat memastikan bahwa kenaikan lebih lanjut dalam tarif impor AS untuk barang-barang Cina - yang dijadwalkan mulai berlaku pada bulan Maret - dihindari.

Namun, yuan Tiongkok dan dolar Aussie melemah terhadap dolar AS pada hari Jumat di Asia setelah Indeks Manajer Pembelian Caixin / Markit menunjukkan aktivitas manufaktur China kontraksi pada tingkat yang lebih cepat pada Januari.

Indeks jatuh ke 48,3, terendah sejak Februari 2016, dari 49,7 pada Desember. Angka tersebut di bawah perkiraan yakni 49,5 dan lebih suram dari versi resmi indeks yang dirilis kemarin.

USD/CNY melonjak 0,6% ke level 6,7424. Yuan bisa dibilang rentan terhadap beberapa aksi ambil untung setelah naik lebih dari 3,5% terhadap dolar sejak awal Desember.

Euro bergerak tipis terhadap dolar pada level $1,1452, menjelang serangkaian hasil PMI dari seluruh wilayah. Yang pertama, dari Spanyol, menentang ekspektasi penurunan. Naik menjadi 52,4 dari 51,1 pada bulan Desember.

Pound Inggris juga bergerak tipis terhadap dolar dan euro, tanpa perkembangan besar pada Brexit semalam.
http://forum.ceriwis.id/images/mobile.png

GrandCapital
4th February 2019, 11:55 AM
https://pbs.twimg.com/media/DyiSW3WV4AA05iJ.jpg

Bursa Asia tenang, dolar Menguat Setelah Data Pekerjaan AS Kuat (https://id.grandbroker.com/forum/topic/9804/?page=96#post-60948)

Pasar saham Asia melayang di dekat level tertinggi empat bulan pada hari Senin setelah kinerja beragam di Wall Street pada penutupan minggu lalu, sementara dolar menguat terhadap yen menyusul data pekerjaan dan manufaktur AS yang kuat.

Indeks MSCI hampir datar. Indeks saham Asia Pasifik di luar Jepang itu telah mendaki ke level puncak empat bulan pada hari Jumat seiring dengan kenaikan pada indeks rekan global lainnya.

Perdagangan tenang dengan banyak pasar di kawasan Asia ditutup untuk Tahun Baru Imlek. Pasar keuangan China ditutup sepanjang minggu, sementara di Korea Selatan ditutup hingga Kamis.

Indeks Hang Seng Hong Kong, yang diperdagangkan hanya setengah hari, naik 0,2 persen. Nikkei Jepang naik 0,5 persen.

Di Wall Street pada hari Jumat optimisme atas menguatnya pertumbuhan pekerjaan AS pada Januari diimbangi oleh prospek yang lebih lemah dari perkiraan dari Amazon.com Inc yang memukul saham ritel. Dow naik 0,26 persen sementara Nasdaq merosot 0,25 persen.

Laporan Departemen Tenaga Kerja AS pada hari Jumat menunjukkan nonfarm payrolls meningkat melampaui perkiraan yakni 304.000 pekerjaan bulan lalu, kenaikan terbesar sejak Februari 2018.

Laporan itu, bersama dengan angka aktivitas manufaktur ISM yang lebih baik dari perkiraan untuk Januari, menunjukkan kekuatan yang mendasari ekonomi terbesar di dunia.

Data ekonomi yang kuat pada Jumat memicu rebound tajam dalam imbal hasil Treasury A.S., pada gilirannya mengangkat dolar.

Pada hari Senin, mata uang AS menguat terhadap yen dan diperdagangkan di level 109,555 setelah naik 0,6 persen pada hari Jumat. Euro bergerak tipis di level $1,1456 setelah turun dari level tertinggi $1,1488 pada hari Jumat. Dolar Australia sebagian besar stabil di level $0,7244 setelah tergelincir 0,4 persen pada sesi sebelumnya.

Yield obligasi acuan 10-tahun AS berada pada 2,686 persen setelah naik hampir 6 basis poin pada hari Jumat untuk menjauh dari level terendah empat minggu di 2,619 persen awal pekan lalu.
http://forum.ceriwis.id/images/mobile.png

GrandCapital
5th February 2019, 03:10 PM
https://pbs.twimg.com/media/DyoIYQVVYAAjVNX.jpg

Saham Asia Perpanjang Kenaikan Atas Penguatan Wall Street (https://id.grandbroker.com/forum/topic/9804/?page=96#post-60957)

Saham Asia memperpanjang kenaikan pada sesi Selasa karena penguatan di Wall Street semalam dan kehati-hatian Federal Reserve mendukung risk appetite, sementara dolar bertahan atas data AS yang optimis minggu lalu.

Indeks MSCI saham Asia Pasifik di luar Jepang naik 0,5 persen dan di dekat level tertinggi empat bulan yang dicapai pada hari Jumat.

Indeks Nikkei Jepang menyentuh level tertinggi dalam tujuh minggu pada satu titik meseki menutup perdagangan hari ini dengan turun 0,2 persen.

Saham Australia melonjak 2 persen, dengan sektor keuangan yang sudah lama melonjak akibat short-covering setelah penyelidikan khusus yang ditunjuk pemerintah mengecam sektor keuangan Australia terhadap pelanggaran, tetapi meninggalkan struktur bank-bank kuat negara itu di tempat.

Di tempat lain di Asia, perdagangan ringan, dengan pasar di China daratan, Taiwan, Korea Selatan, Singapura dan Indonesia semuanya ditutup untuk Tahun Baru Imlek.

Di Wall Street, indeks S&P 500 naik pada hari Senin, dengan sektor teknologi dan industri catat kenaikan terbesar karena investor bersiap untuk minggu besar lainnya yakni laporan pendapatan perusahaan kuartal keempat.

Indeks Volatilitas Cboe, yang disebut "pengukur rasa takut" Wall Street, turun menjadi 15,60, level terendah dalam empat bulan, pada hari Senin.

Dolar bertahan pada kenaikan baru-baru ini terhadap mata uang utama karena investor terus bergantung pada angka payroll yang kuat pada hari Jumat dan survei manufaktur. Indeks dolar terhadap enam mata uang utama sedikit berubah pada level 95,847, setelah naik 0,27 persen pada hari sebelumnya.

Euro juga stabil di level $1,1431, dari level tertinggi tiga minggu di $1,15405 yang dicapai pada hari Kamis. Greenback datar terhadap yen di level 109,91, setelah naik ke level 110,165 semalam, level tertinggi dalam lima minggu. Pound Inggris nyaris tidak bergerak dan berada di level $ 1,3040.

Dolar Australia naik 0,5 persen menjadi $0,7260, menghapus kerugian sebelumnya, setelah Reserve Bank of Australia mempertahankan kebijakan tidak berubah pada pertemuan pertama tahun ini tetapi terkesan kurang dovish dari perkiraan pasar.
http://forum.ceriwis.id/images/mobile.png

GrandCapital
6th February 2019, 11:19 AM
https://pbs.twimg.com/media/DysauuhVsAAJZ71.jpg

Minyak Mentah Naik, Pasar Pantau Pidato Kenegaraan AS (https://id.grandbroker.com/forum/topic/9804/?page=96#post-60965)

Harga minyak naik tipis untuk pertama kalinya dalam tiga sesi terakhir pada hari Rabu, meskipun kekhawatiran atas prospek ekonomi global membatasi kenaikan.

Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS berada di $53,74 per barel, naik 8 sen dari penutupan terakhir mereka. Yang ditutup turun 1,7 persen pada hari Selasa. Minyak mentah berjangka internasional Brent berada di $62,05 per barel, naik 7 sen, setelah ditutup turun 0,8 persen di sesi sebelumnya.

Kekhawatiran ekonomi global telah membebani sentimen pasar dalam beberapa hari terakhir, mengimbangi dukungan tanda-tanda bahwa pasokan global semakin ketat.

Dengan pasar yang gelisah, para pelaku pasar fokus pada pidato kenegaraan AS oleh Presiden Donald Trump.

Sanksi AS terhadap Venezuela dipandang mendukung harga dengan membantu memperketat pasokan global. Sebuah kapal tanker penuh dengan minyak Venezuela telah terbentuk di Teluk Meksiko, beberapa memuat kargo yang dibeli sebelum sanksi terbaru AS terhadap Venezuela dan lainnya pembeli yang mana menimbang siapa yang harus membayar.

Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak dan sekutu-sekutunya, termasuk Rusia, sepakat untuk memangkas produksi mulai bulan lalu untuk mengalahkan pertumbuhan pasokan.

Namun, persediaan minyak mentah AS naik minggu lalu bahkan ketika kilang meningkatkan produksi, sementara persediaan bensin dan minyak sulingan meningkat, data dari kelompok industri American Petroleum Institute menunjukkan pada hari Selasa.

Persediaan minyak mentah naik 2,5 juta barel dalam pekan hingga 1 Februari menjadi 448,2 juta, dibandingkan dengan ekspektasi analis untuk kenaikan 2,2 juta barel. Persediaan minyak mentah pada pusat pengiriman di Cushing, Oklahoma, naik 889.000 barel, kata API.

GrandCapital
6th February 2019, 05:02 PM
https://pbs.twimg.com/media/DytsJI4U0AAM-hD.jpg

Euro Turun, Aussie Merosot (https://id.grandbroker.com/forum/topic/9804/?page=97#post-60967)

Dolar AS naik ke level tertinggi di lebih dari seminggu terhadap euro pada awal perdagangan sesi Rabu Eropa, setelah data lunak lainnya dari Jerman menggarisbawahi hilangnya momentum yang biasanya menjadi mesin pertumbuhan zona euro.

Pesanan masuk ke pabrik-pabrik Jerman turun 1,6% pada bulan Desember, penurunan bulanan kedua berturut-turut dan penurunan bulanan terbesar sejak Juni. Ekonom memperkirakan kenaikan 0,3% pada bulan tersebut.

Berita itu kemungkinan akan menjadi awal tahun yang lemah untuk produksi industri Jerman, yang cenderung mengikuti data pesanan dengan jeda satu atau dua bulan.

Pada sesi pagi, euro berada di level $1,1383, setelah sebelumnya mencapai level terendah dua minggu di 1,1380.

Pound Inggris juga merosot ke level terendah dua minggu terhadap dolar AS di level $1,2926 setelah laporan bahwa Perdana Menteri Theresa May telah menerima bahwa apa yang disebut "Irlandia backstop" harus menjadi bagian dari perjanjian penarikan yang ditandatangani dengan Uni Eropa.

Tadi malam, dolar naik tipis terhadap sebagian besar mata uang setelah pidato kenegaraan Presiden Donald Trump berlalu tanpa drama yang ekstrem. Trump kembali berargumen untuk pendanaan tembok di perbatasan selatan AS, tetapi bahkan tidak menyebutkan kemungkinan menyatakan darurat nasional untuk mencapai tujuannya.

Greenback membukukan kenaikan terkuat terhadap dolar Aussie, setelah gubernur bank sentral Australia Philip Lowe mengatakan dalam pidato bahwa langkah selanjutnya untuk suku bunga berpeluang turun. Pasangan AUD/USD turun 1,4% ke level 0,7129.

Sementara itu, dolar kiwi melemah terhadap greenback, dengan NZD/USD turun 0,6% ke level $0,6847.

GrandCapital
7th February 2019, 11:59 AM
https://pbs.twimg.com/media/DyxqpL2U8AEw1UD.jpg

Aussie Di Bawah Tekanan, Yen Menguat (https://id.grandbroker.com/forum/topic/9804/?page=97#post-60971)

Dolar Australia masih berada di dekat level terendah dua minggu pada hari Kamis, karena investor bertaruh bahwa kemungkinan besar suku bunga akan dipotong tahun ini karena meningkatnya risiko pertumbuhan di dalam dan luar negeri.

Bank sentral Australia pada hari Rabu membuka pintu kemungkinan penurunan suku bunga karena mengakui risiko ekonomi yang tumbuh dalam perubahan yang luar biasa dari bias pengetatan yang telah berlangsung lama yang membuat dolar lokal turun.

Pada awal perdagangan, dolar Aussie sedikit melemah di level $0,7103, setelah turun 1,8 persen di sesi sebelumnya, persentase penurunan terbesar di lebih dari setahun.

Di Selandia Baru, dolar kiwi datar pada level $0,6765, setelah turun 0,1 persen di awal sesi setelah data pengangguran yang lebih lemah dari perkiraan pada hari Kamis. Pada hari Rabu, kiwi mengikuti penurunan dolar Australia, melemah 1,72 persen, persentase penurunan tertajam sejak 9 Agustus 2018.

Sementara itu, Yen stabil terhadap greenback di level 109,91. Dolar telah naik sekitar satu persen terhadap yen Jepang sepanjang bulan ini karena sentimen risiko global membaik yang mengarah ke reli moderat dalam ekuitas global.

Indeks dolar, parameter dolar AS terhadap enam mata uang utama stabil di level 96,35, mendekati level tertinggi dua minggu di awal perdagangan Asia. Indeks dolar telah naik selama tiga sesi berturut-turut, terutama berkat euro yang melemah, yang merupakan sekitar 58 persen dari indeks.

Sementara itu, mata uang tunggal itu datar di $ 1,1364, setelah turun 0,45 persen dari nilainya pada hari Rabu. Euro telah turun sekitar 1,3 persen sepanjang pekan lalu karena investor bertaruh bahwa Bank Sentral Eropa akan menjaga kebijakan moneter yang akomodatif karena pertumbuhan yang lebih lemah dari perkiraan dan inflasi yang rendah di kawasan eropa.

Di tempat lain, sterling sedikit menguat di level $1,2930. Pound Inggris telah melemah sebesar 1,3 persen pada Februari karena carut marut Brexit. Inggris saat ini sedang dalam jalur untuk meninggalkan Uni Eropa pada 29 Maret tanpa kesepakatan kecuali Perdana Menteri Inggris Theresa May dapat meyakinkan untuk membuka kembali perjanjian ‘perceraian’ yang dia raih pada bulan November dan kemudian menjualnya kepada anggota parlemen Inggris yang skeptis.

GrandCapital
7th February 2019, 04:44 PM
https://pbs.twimg.com/media/DyyvnQiVAAIH2aO.jpg

Saham Asia Mendekati Level Puncak Empat Bulan (https://id.grandbroker.com/forum/topic/9804/?page=97#post-60974)

Pasar saham Asia melayang dan mendekati level tertinggi dalam empat bulan pada sesi perdagangan hari Kamis dengan ekuitas Australia catat hasil gemilang diantara pasar saham regional.

Perdagangan secara keseluruhan masih ringan dengan pasar China masih dalam masa liburan dan tidak ada data ekonomi utama pada hari ini.

Indeks MSCI di luar Jepang menguat 0,1 persen saat menuju ke level tertinggi sejak awal Oktober. Indeks saham Asia Pasifik itu terus naik sejak awal Januari karena Federal Reserve AS mengubah nada pada kebijakan untuk kenaikan suku bunga lebih lanjut.

Indeks saham acuan Australia melonjak 1,2 persen di tengah ekspektasi kebijakan moneter mudah setelah kepala bank sentral negara itu bergeser dari pengetatan bias sebelumnya.

Indeks Nikkei Jepang tergelincir 0,6 persen.

Sentimen positif di Asia tidak mungkin meluas ke tempat lain dengan spreadbetters menunjuk ke awal yang lemah untuk saham Eropa. Indeks berjangka FTSE London turun 0,2 persen seperti halnya dengan indeks berjangka E-Mini untuk S&P 500 dan Dow.

Pemicu utama berikutnya untuk pasar akan menjadi terobosan dalam pembicaraan tarif AS-Sino ketika kedua pihak bertemu di Beijing minggu depan.

Presiden AS Donald Trump menawarkan sedikit hal baru untuk disampaikan dalam pidato kenegaraannya, tetapi Menteri Keuangan Steven Mnuchin mengatakan pada hari Rabu bahwa ia dan pejabat AS lainnya akan berusaha untuk mencapai kesepakatan minggu depan untuk mencegah kenaikan tarif AS 2 Maret atas barang-barang Tiongkok.

GrandCapital
8th February 2019, 10:28 AM
https://pbs.twimg.com/media/Dy2k_M2UUAEF0DD.jpg

Penurunan Minyak Masih Tertopang Langkah OPEC (https://id.grandbroker.com/forum/topic/9804/?page=97#post-60982)

Pasar minyak merosot pada hari Jumat, terseret oleh kekhawatiran atas perlambatan ekonomi global. Namun, pengurangan pasokan yang dipimpin oleh klub produsen OPEC dan sanksi A.S. terhadap Venezuela topang harga minyak mentah.

Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS berada di $52,47 per barel, turun 17 sen, atau 0,3 persen, dari penutupan terakhirnya. WTI turun sekitar 2,5 persen dari sesi sebelumnya.

Sementara minyak mentah berjangka internasional Brent turun 12 sen, atau 0,2 persen, menjadi $61,51 per barel setelah jatuh 1,7 persen pada sesi sebelumnya.

Membebani pasar keuangan, termasuk minyak mentah, adalah kekhawatiran atas perselisihan perdagangan antara Amerika Serikat dan Cina akan tetap tidak terselesaikan, sehingga merusak prospek pertumbuhan ekonomi global.

Presiden AS Donald Trump mengatakan pada hari Kamis bahwa ia tidak berencana untuk bertemu dengan Presiden Tiongkok Xi Jinping sebelum tenggat waktu 1 Maret yang ditetapkan oleh kedua negara untuk mencapai kesepakatan perdagangan.

Jika tidak ada kesepakatan antara dua ekonomi terbesar di dunia, Trump telah mengancam untuk meningkatkan tarif AS untuk impor Tiongkok. Putaran pembicaraan lain dijadwalkan untuk minggu depan di Beijing.

Meskipun demikian, pasar mengatakan harga minyak mentah dicegah jatuh lebih jauh oleh pemotongan pasokan yang dipimpin oleh Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC), yang diperkenalkan akhir tahun lalu dan bertujuan mengencangkan pasar dan menopang harga.

Sebagai bagian dari pemotongan ini, Arab Saudi - pengekspor minyak mentah terbesar dunia dan pemimpin de-facto OPEC - memangkas produksi minyak mentahnya pada Januari sekitar 400.000 barel per hari (bph) menjadi 10,24 juta bph, menurut sumber-sumber OPEC.

Risiko lain terhadap pasokan minyak datang dari Venezuela setelah penerapan sanksi A.S. terhadap industri perminyakan anggota OPEC itu pada akhir Januari. Analis memperkirakan langkah ini untuk merobohkan ekspor sebesar 300.000-500.000 barel per hari.

Namun untuk saat ini, dampak sanksi terhadap pasar minyak internasional masih terbatas.

GrandCapital
8th February 2019, 03:04 PM
https://pbs.twimg.com/media/Dy3jxCiVAAAnlWE.jpg

Harga Emas Tergelincir Seiring Dolar AS Naik (https://id.grandbroker.com/forum/topic/9804/?page=97#post-60984)

Harga emas melemah pada hari Jumat di Asia meskipun terjadi ketegangan baru China-AS. Sementara penguatan Dolar AS menjadi penghambat bagi logam mulia.

Emas berjangka terakhir diperdagangkan pada $1.312,90 di divisi Comex New York Mercantile Exchange, atau turun 0,1%.

Sementara itu, indeks dolar AS yang melacak greenback terhadap mata uang utama diperdagangkan mendekati level tertinggi dua minggu pada hari Jumat. Indeks dolar terakhir diperdagangkan di 96,345, naik 0,1%.

Meskipun turun pada hari ini, emas masih melonjak sekitar 13% sejak menyentuh posisi terendah 1 setengah tahun pada bulan Agustus. Pasar saham yang fluktuatif, dolar AS yang lebih lemah dan Federal Reserve AS yang dovish semuanya mendukung logam mulia.

Pada hari Kamis, Presiden AS Donald Trump mengatakan ia tidak akan bertemu dengan presiden China, Xi Jinping, sebelum batas waktu 1 Maret untuk mencapai perjanjian perdagangan, sehingga meningkatkan ketidakpastian kesepakatan perdagangan antara AS dan China.

Trump telah mengancam akan menaikkan tarif AS atas produk impor China jika keduanya tidak mencapai kesepakatan sebelum batas waktu Maret. Putaran pembicaraan lain dijadwalkan akan berlangsung pada minggu depan di Beijing.

GrandCapital
15th February 2019, 10:57 AM
https://pbs.twimg.com/media/DzavBJ5UcAEaBA7.jpg

Pasar Saham Asia Jatuh Setelah Data AS Lemah (https://id.grandbroker.com/forum/topic/9804/?page=98#post-61025)

Pasar saham Asia jatuh pada hari Jumat setelah angka penjualan ritel AS yang lemah membangkitkan keraguan baru tentang kekuatan ekonomi terbesar di dunia, mengimbangi optimisme terhadap pembicaraan perdagangan antara Amerika Serikat dan Cina.

Juga membayangi sentimen, Gedung Putih mengatakan Presiden AS Donald Trump akan mengumumkan keadaan darurat nasional untuk mencoba mendapatkan dana untuk tembok perbatasan AS-Meksiko yang dijanjikannya, yang menuai kritik langsung dari Demokrat.

Suasana menunggu dan melihat terjadi di pasar jelang hasil pertemuan pada hari Jumat antara dua negosiator utama pemerintahan Trump dan Presiden Cina Xi Jinping di Beijing.

Tidak ada keputusan untuk memperpanjang batas waktu 1 Maret untuk sebuah kesepakatan, penasihat ekonomi Gedung Putih Larry Kudlow mengatakan pada hari Kamis.

Indeks MSCI saham Asia-Pasifik di luar Jepang, yang telah mencapai rekor tertinggi empat bulan di tengah pekan pada faktor-faktor termasuk ekspektasi untuk mengurangi ketegangan perdagangan AS-China, turun 0,8 persen.

Indeks Shanghai Composite turun 0,6 persen. indeks Nikkei Jepang turun 1,2 persen dan KOSPI Korea Selatan turun 1,5 persen.

Di Amerika Serikat, S&P 500 turun sekitar 0,3 persen pada hari Kamis, sehari setelah mencapai level tertinggi 10 minggu di tengah meningkatnya harapan bahwa Washington dan Beijing dapat mencapai kesepakatan perdagangan.

Penjualan ritel AS jatuh 1,2 persen pada Desember, mencatat penurunan terbesar mereka sejak September 2009 karena penerimaan jatuh di seluruh aspek.

Laporan tersebut menyebabkan perkiraan pertumbuhan ekonomi untuk kuartal keempat terpangkas di bawah tingkat tahunan 2,0 persen, dengan Fed Atlanta memperkirakan pertumbuhan 1,5 persen, jauh di bawah perkiraan sebelumnya 2,7 persen sekitar seminggu yang lalu.

GrandCapital
15th February 2019, 04:43 PM
https://pbs.twimg.com/media/Dzb7sMTUwAIOWag.jpg

Emas, Dolar AS Naik Karena Data AS Dan China Yang Lemah (https://id.grandbroker.com/forum/topic/9804/?page=98#post-61027)

Emas dan dolar AS, keduanya dianggap sebagai aset safe haven hari ini, naik pada hari Jumat di Asia setelah rilis penjualan ritel AS dan data inflasi China yang lemah.

Dalam perdagangan berjangka, kontrak acuan emas April di divisi Comex New York Mercantile Exchange naik $2,75, atau 0,2%, menjadi $1.316,65 per ons.

Logam mulia menarik beberapa tawaran safe-haven hari ini setelah Departemen Perdagangan melaporkan penjualan ritel AS turun 1,2% pada bulan Desember. Ekonom telah memperkirakan kenaikan sebesar 0,1% untuk periode tersebut.

Di Asia, Indeks Harga Konsumen (CPI) dan Indeks Harga Produsen (PPI) Tiongkok bulan Januari sama-sama meleset dari ekspektasi, Biro Statistik Nasional melaporkan pada hari Jumat, yang memperparah sentimen investor.

Di tempat lain, laporan bahwa China dan AS belum membuat banyak kemajuan selama pembicaraan perdagangan minggu ini juga mendukung logam kuning.

Risk appetite meningkat bersifat sementara pada awal pekan ini setelah adanya laporan bahwa Presiden AS Donald Trump sedang mempertimbangkan perpanjangan 60 hari menuju tenggat waktu 1 Maret yang mengharuskan Cina untuk mencapai kesepakatan perdagangan dengan AS.

Harga emas telah naik lebih dari 12% sejak menyentuh posisi terendah lebih dari 1 setengah tahun pada pertengahan Agustus, sebagian besar atas ekspektasi jeda kenaikan suku bunga Federal Reserve. Tetapi kenaikan emas telah kehilangan kekuatan sejak bulan lalu ketika harga perdagangan berjangka memuncak pada level tertinggi 2019 di $1.331,10 per ons.

Suku bunga yang lebih rendah tidak menguntungkan untuk aset berbunga seperti dolar, tetapi bekerja mendukung komoditas seperti emas yang menawarkan penyimpan nilai bagi investor.

Indeks dolar AS, yang mencatat pergerakan greenback terhadap mata uang utama lainnya, naik tipis 0,1% ke level 96,885.

GrandCapital
18th February 2019, 01:01 PM
https://pbs.twimg.com/media/DzqnxfgU8AAFsge.jpg

Yuan Menguat, Dolar AS Tergelincir (https://id.grandbroker.com/forum/topic/9804/?page=98#post-61046)

Yuan menguat terhadap dolar AS sementara greenback diperdagangkan sedikit melemah pada hari Senin di Asia, karena prospek kesepakatan perdagangan Sino-AS meningkatkan selera investor untuk aset berisiko.

AS-China akan melanjutkan pembicaraan perdagangan di Washington minggu ini setelah kedua pihak mengakhiri diskusi terakhir di Beijing minggu lalu.

Baik AS dan China melaporkan kemajuan dalam negosiasi perdagangan terbaru, meskipun Presiden AS Donald Trump mengatakan pada hari Jumat bahwa pembicaraan itu "sangat rumit". Presiden menambahkan bahwa ia mungkin memperpanjang batas waktu 1 Maret dan menjaga agar tarif barang-barang China tidak naik.

Pasangan USD/CNY terakhir diperdagangkan di level 6,7547, atau mencatat penurunan 0,2%.

Sementara itu, Federal Reserve akan merilis risalah pertemuan Januari pada hari Rabu saat the Fed tetap menahan suku Bungan dan mengejutkan pasar dengan bergeser ke sikap yang lebih stabil pada suku bunga masa depan, mengutip inflasi yang lemah dan meningkatnya risiko pertumbuhan ekonomi global.

Indeks dolar AS tergelincir 0,1% dan diperdagangkan pada level 96,610.

Greenback turun turun pada hari Jumat setelah Presiden Fed San Francisco Mary Daly menyarankan bank sentral menunda kenaikan suku bunga pada tahun 2019. Sehingga membuat greenback mencatat penurunan minggu kedua dan turun 1,7% dari tahun sebelumnya.

Di tempat lain, pasangan AUD/USD naik 0,2% ke level 0,7151. Reserve Bank of Australia akan mempublikasikan risalah pertemuan pengaturan kebijakan terbaru pada hari Selasa. Pasangan USD/JPY naik 0,1% 110,53.

GrandCapital
19th February 2019, 12:50 PM
https://pbs.twimg.com/media/DzvpSz7VsAMiG5B.jpg

Aussie Turun Setelah Risalah Pertemuan RBA Dirilis (https://id.grandbroker.com/forum/topic/9804/?page=98#post-61050)

Dolar Australia diperdagangkan melemah setelah risalah RBA menunjukkan "ketidakpastian signifikan" pada prospek ekonomi.

Menurut risalah itu, Dewan Kebijakan Moneter melihat "ketidakpastian signifikan" pada prospek ekonomi karena pasar perumahan menukik. Anggota RBA mengatakan mereka akan terus "menilai prospek dengan cermat."

Risalah juga mengatakan para pembuat kebijakan percaya tidak ada alasan kuat untuk pergerakan suku bunga jangka pendek, karena lebih baik menjadi sumber stabilitas.

Setelah secara singkat menguat setelah dirilisnya risalah pertemuan tersebut, dolar Aussie dengan cepat kembali melemah. Pasangan AUD/USD turun 0,3% diperdagangkan pada level 0,7109.

Sementara itu, dolar AS stabil terhadap rekan-rekan pada hari Selasa, minimnya arah yang kuat karena pasar AS ditutup untuk liburan sehari sebelumnya. Indeks dolar AS yang mencatat perdagangan greenback terhadap sejumlah mata uang lainnya naik 0,02% pada level 96,762.

Berita utama terkait perdagangan diperkirakan akan menjadi fokus utama lagi akhir pekan ini, karena Wakil Perdana Menteri China Liu He akan mengunjungi Washington untuk putaran negosiasi baru dengan AS.

Di tempat lain, pasangan USD/CNY naik 0,1% pada level 6,7736. Pasangan USD/JPY juga naik 0,1% pada level 110,64.