Log in

View Full Version : Tidak Ada Gerhana Matahari Cincin di Indonesia Besok, Ini Penjelasannya...


Gusnan
1st September 2016, 04:54 AM
http://assets.kompas.com/data/photo/2013/11/03/1911030gerhana-Matahari-cincin-2780x390.jpg

NASA Gerhana Matahari cincin.




Fenomena Gerhana Matahari (http://sains.kompas.com/tag/Gerhana%20Matahari) cincin memang akan terjadi pada Kamis (1/9/2016) besok. Namun, warga Indonesia akan menyaksikan fenomena yang berbeda, berupa Gerhana Matahari (http://sains.kompas.com/tag/Gerhana%20Matahari) sebagian. Jadi, jangan berharap bisa melihat matahari dalam bentuk cincin esok hari.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) lewat keterangan persnya pada Selasa (30/8/2016) menjelaskan bahwa Kamis besok, bulan memang akan berada di antara bumi dan matahari. Kebetulan, bulan juga sedang berada pada salah satu titik terjauhnya dengan bumi atau apogee.

Konfigurasi tersebut secara teoretis memang akan menghasilkan Gerhana Matahari (http://sains.kompas.com/tag/Gerhana%20Matahari) cincin. Namun, seperti halnya Gerhana Matahari (http://sains.kompas.com/tag/Gerhana%20Matahari) lainnya, wilayah yang berpeluang menyaksikan sangat kecil. Hanya wilayah yang berada di bawah naungan umbra bulan atau garis semu gerhana yang akan menyaksikan Gerhana Matahari (http://sains.kompas.com/tag/Gerhana%20Matahari) cincin.

Untuk Kamis besok, wilayah yang berpeluang menyaksikan Gerhana Matahari (http://sains.kompas.com/tag/Gerhana%20Matahari) cincin hanya Samudra Atlantik, Afrika bagian tengah, Madagaskar, dan Samudra Hindia. Situs astronomi Langitselatan menyatakan, lokasi terbaik untuk menyaksikan gerhana besok ialah Tanzania.
Di sana, Gerhana Matahari (http://sains.kompas.com/tag/Gerhana%20Matahari) cincin akan terjadi selama 3 menit 6 detik.

Indonesia sendiri berada di luar garis gerhana. Jadi, Indonesia tidak akan mengalami Gerhana Matahari (http://sains.kompas.com/tag/Gerhana%20Matahari) cincin, tetapi hanya Gerhana Matahari (http://sains.kompas.com/tag/Gerhana%20Matahari) sebagian. Menurut informasi BMKG, Gerhana Matahari (http://sains.kompas.com/tag/Gerhana%20Matahari) sebagian itu akan melintasi 124 kota.


http://assets.kompas.com/data/photo/2016/08/31/1618358gerhana-maatahari-cincin-1-september-2016780x390.jpgBMKG Peta wilayah yang akan mengalami gerhana matahari sebagian sebagai bagian dari fenomena gerhana matahari cincin pada Kamis (1/9/2016) besok.
Kota-kota yang berpeluang menyaksikan Gerhana Matahari (http://sains.kompas.com/tag/Gerhana%20Matahari) sebagian besok tersebar di 10 provinsi, yaitu Sumatera Barat bagian selatan, Bengkulu, Sumatera Selatan bagian tenggara, Lampung, Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, dan Jawa Timur bagian barat.

Seberapa spesial Gerhana Matahari (http://sains.kompas.com/tag/Gerhana%20Matahari) sebagian besok? Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan. Pertama, Indonesia sendiri bisa dikatakan berada di wilayah paling luar yang dilintasi gerhana. Jadi, persentase piringan matahari yang tertutup pun sangat kecil.

"Paling besar jika diamati di Ujung Genteng, Sukabumi. Pada saat matahari terbenam (pukul 17.53.27 WIB), persentase piringan matahari yang tertutupi bulan adalah 4,428 persen. Selain di Ujung Genteng, persentasenya lebih kecil dari angka tersebut," kata peneliti astronomi BMKG, Rukman Nugraha.

Kedua, soal waktu kejadian. Gerhana Matahari (http://sains.kompas.com/tag/Gerhana%20Matahari) besok akan terjadi pada saat senja. Sejumlah kota di Indonesia sebenarnya tak bisa menyaksikan puncak gerhana. Jakarta, misalnya, hanya bisa menyaksikan kontak pertama gerhana pada pukul 17.30 WIB. Puncak gerhana terjadi saat matahari telah tenggelam.

Gerhana yang terjadi saat senja juga menjadi tantangan, apalagi bagi penduduk kota. Komunikator astronomi dari Langitselatan, Avivah Yamani, kepada Kompas.com, Rabu (31/8/2016), mengatakan, ketika hampir terbenam, matahari sudah sangat rendah di ufuk. Pengamatan gerhana menjadi sulit.

Tertarik mengamati? Boleh saja. Jangan lupa prinsip umum saat pengamatan gerhana, yaitu selalu memakai alat bantu, seperti kacamata gerhana ataupun pinhole. Karena gerhana besok adalah gerhana sebagian, pengamat harus terus memakai alat bantu sepanjang pengamatan.

Bagi yang ingin menyaksikan Gerhana Matahari (http://sains.kompas.com/tag/Gerhana%20Matahari) cincin, jangan khawatir, ada waktunya bagi Indonesia. Menurut Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat, Sumatera dan Sulawesi akan mengalami Gerhana Matahari (http://sains.kompas.com/tag/Gerhana%20Matahari) cincin pada 26 Desember 2019. Jadi, hanya tiga tahun dari saat ini.