Log in

View Full Version : "Mengerikan Sekali, Orang-orang Berteriak dan Darah Berceceran di Mana-mana..."


Gusnan
4th July 2016, 04:37 AM
http://assets.kompas.com/data/photo/2016/07/03/0853097160626133314-roller-coaster-crash-scotland-exlarge-16918780x390.jpg. .




BEOGRAD, Seorang lelaki yang disebut oleh aparat kepolisian sedang terpicu api cemburu melakukan penembakan di tengah keriuhan pengunjung kafe di sebelah utara Serbia, Sabtu pagi (2/7/2016).
Akibat perbuatan itu, lima orang tewas seketika, termasuk mantan istri si pelaku. Selain itu lebih dari 20 orang terluka dalam insiden ini.
Seperti diberitakan Associated Press, penyerangan terjadi pada pukul 1.40 dinihari di sebuah perkampungan dekat Zrenjanin, kota yang berada 50 kilometer dari Ibu Kota Beograd.
Seorang polisi menyebut, target awal pelaku, --yang disebut dengan inisial Z.S, adalah mantan istrinya, dan sejumlah wanita lain. Setelah itu dia pun melakukan penembakan secara acak hingga menimbulkan kekacauan di tempat hiburan malam tersebut.







http://ads6.kompasads.com/new/www/delivery/lg.php?bannerid=33763&campaignid=10171&zoneid=3699&loc=1&referer=http%3A%2F%2Finternasional.kompas.com%2Fre ad%2F2016%2F07%2F03%2F08540521%2F.mengerikan.sekal i.orang-orang.berteriak.dan.darah.berceceran.di.mana-mana.%3Futm_source%3DRD%26utm_medium%3Dbox%26utm_c ampaign%3Dkpoprd&cb=fb33ead19d

Dua perempuan tewas, dan tiga lainnya laki-laki. Sementara, korban tewas termasuk sejumlah anak di bawah umur.
"Kejadian ini semacam pengingat bahwa ada sebuah isu yang terus membara di tengah lingkungan kita," ungkap Brankica Jankovic, seorang pegiat hak asasi manusia.
Sejumlah saksi mata kepada salurah televisi di Serbia mengatakan, penyerang tersebut awalnya datang ke kafe, dan mendapati mantan istrinya sedang bercengkrama dengan beberapa temannya.
Dia kemudian kembali ke rumah dan mengambil senjata. "Dia pun lalu menarik pelatuk dan mulai melakukan penembakan, pertama tembakan ke udara," ungkap saksi Svetozar Manojlovic.
"Pertama suaranya terdengar seperti petasan," sambung dia.
"Setelah itu, orang di samping saya terjatuh, dan diikuti oleh beberapa orang lain, dan kekacauan pun memuncak," kata Svetozar lagi.
Pemilik kafe Ljubomir Milinovic mengatakan, para pengunjung tidak seketika menyadari apa yang sedang terjadi.
"Mengerikan sekali, orang-orang berteriak, dan ada darah di mana-mana," sambung dia.
Menanggapi peristiwa ini, Menteri Dalam Negeri Nebojsa Stefanovic mengatakan, sejumlah tamu kafe berhasil merebut senjata dari tangan pelaku saat dia hendak melarikan diri. Polisi pun lalu mengamankan dia.
Nebojsa mengatakan, diduga motif penyerangan ini adalah kecemburuan. Pelaku diketahui tak memiliki catatan kriminal selama hidupnya.
Dia juga menegaskan, senjata otomatis yang digunakan pelaku dipastikan ilegal. Dia kemudian memohon kepada segenap warga untuk bersedia mengembalikan senjata yang masih mereka miliki kepada pemerintah.
Harian The Blic mengutip pernyataan dari mantan istri pelaku yang menyebut di masa lalu pelaku kerap menyiksa mantan istrinya itu.
Alasan itulah yang membuat pasangan itu kemudian bercerai tahun lalu.
Korban luka dilarikan ke sejumlah rumah sakit di dekat Zrenjanin dan Novi Sad.
Para dokter di Zrenjanin mengatakan, ada tujuh orang yang harus menjalani tindakan operasi, dan berada dalam kondisi kritis.
Pemerintah lokal kemudian mengumumkan hari berkabung selama tiga hari yang dimulai pada hari Minggu ini (3/7/2016).
Kejadian semacam ini merupakan yang ketiga kali terjadi di Serbia dalam beberapa tahun terakhir.
Tahun lalu, seorang pria membunuh enam orang dengan senapan berburu di wilayah utara Serbia.
Tahun 2013 seorang veteran perang Balkan membunuh 13 orang di tengah sebuah perkampungan di Serbia.
Tragedi itu mengejutkan negeri Balkan dan memunculkan perdebatan publik tengan jumlah senjata yang masih berada di tangan warga, sisa perang era 1990-an.
Insiden itu pun menggiring munculnya keyakinan tentang meluasnya kekerasan terhadap wanita di tengah lingkungan konservatif, yang sedang dirobek krisis ekonomi dan sosial yang dalam.
Sebanyak 30-40 wanita tewas setiap tahun sebagai korban dari kekerasan dalam rumah tangga. Data ini dilansir sejumlah kelompok pembela hak asasi manusia setempat.