Log in

View Full Version : Berjalan di Atas Air, Proyek Seni Seniman Christo Bernilai 195 Miliar


Gusnan
25th June 2016, 03:13 PM
http://cdn-a.production.forum.static6.com/original/3X/6/c/6ca4787866f930c7858bfc22d9d0bdc8eddcf4e5.jpg
Selain terbang, berjalan di atas air menjadi impian manusia. Christo, seniman Amerika ini memberikan kesempatan pengunjung Danau Iseo sensasi untuk berjalan di atas air. Menggunakan kanvas oranye yang mengambang, ia membuat jalan yang menghubungkan dua pulau di danau ke daratan.
"Ini benar-benar nyata, Anda perlu berada di sana, berjalan diatas air itu," kata Christo, di laman New York Times, Senin, (20/6/2016).
[/URL]
Pekerjaan instalasi senin yang disebutnya 'The Floating Piers' terletak di danau Iseo, provinsi Brescia, wilayah Lombardy, Italia dan akan melayani penikmat seni selama 24 jam per hari hingga 3 Juli.
Melalui Deutsche Welle, Christo menjelaskan pengunjung karya seni 'The Floating Piers' tidak perlu bayar. Christo hanya ingin sebanyak mungkin turis datang untuk menikmati karyanya yang menelan biaya 13 juta Euro atau sekitar 195 milyar Rupiah.
Biaya untuk karya instalasi super mahal ini, ia kumpulkan dari penjualan sketsa dan fotonya. Dengan itu Christo tetap independen dari tuntutan sponsor.
http://cdn-a.production.forum.static6.com/original/3X/8/0/8006203eeefa1007e8b3d866b4287f95f3bc5226.jpg
'The Floating Piers' dijuluki keajaiban berikutnya Christo. Jembatan dari kain kanvas selebar 16 meter ini mengambang ditunjang ponton pengapung. Pengunjung bisa berjalan di atas air dari desa Sulzano di daratan ke pulau Monte Isola dan San Paolo. Anjungan untuk sementara jadi ganti ferry yang biasanya menjadi moda utama transportasi 2000 warga pulau.
Christo mengembangkan proyek bersama istrinya Jeanne-Claude, yang meninggal tahun 2009. Karya instalasi yang membuat orang bisa berjalan di atas air adalah ide Christo dari tahun 1970-an. Tapi dua lokasi yang diincar Argentina dan Jepang menolaknya. Akhirnya danau Iseo di utara Italia terbukti jadi lokasi ideal.
http://cdn-a.production.forum.static6.com/original/3X/2/6/26acbb7588fa2c48cf325acc086bad76b0aecef6.jpg
Material tentu saja dipilih yang terbaik: Made in Germany. Pabrik tekstil Setex di Hamminkeln Jerman yang memproduksi kain nilon berwarna keemasan untuk proyek ini. Diperlukan 90 kilometer persegi kain kanvas, yang tidak hanya dibentang sebagai jembatan di atas air, tapi juga di jalanan di Sulzano dan desa sekitarnya.
Perusahaan geo - Die Luftwerker di Lübeck Jerman, perlu waktu setahun menyiapkan bahan untuk dijadikan "anjungan". Setiap rol panjangnya lima meter dan beratnya 200 kg. Untuk transportasinya ke Sulzano diperlukan peti khusus sebanyak 200 buah yang diangkut dengan truk.
Saking beratnya material kanvas, untuk menjahitnya pada mesin jahit raksasa, diperlukan dua orang pekerja. Sebuah laser ultrasound memotong kain dengan presisi tinggi. Saat memasangnya pada ponton pengapung, juga perlukan mesin jahit khusus untuk memadukan masing-masing bagian.
http://cdn-a.production.forum.static6.com/original/3X/8/d/8daff9ab09187bc258fbb5d74ff0de806689e271.jpg
Christo membeli 220.000 unit kubus pengapung dari bahan polietilen yang berfungsi sebagai ponton. Karya instalasi raksasa ini bukan hanya sekedar karya seni, melainkan juga tantangan logistik bagi semua pekerja. Ponton dirangkai menjadi jembatan sepanjang tiga kilometer yang kemudian ditutupi hamparan kanvas.
Kanvas tuntas dihamparkan di atas rangkaian ponton, karya seni siap dinikmati pengunjung mulai 18 Juni. Saking kokohnya jembatan instalasi seni "The Floating Piers." ini, secara simultan 20.000 pengunjung bisa berjalan di atasnya. Satu-satunya persyaratan terpenting: cuaca harus bagus.
[URL="http://cdn-a.production.forum.static6.com/original/3X/c/0/c07f77ed2f6089e6fad5f1947afa31cf51c7c500.jpg"]http://cdn-a.production.forum.static6.com/optimized/3X/c/0/c07f77ed2f6089e6fad5f1947afa31cf51c7c500_1_690x388 .jpg 0,,19336275_303,00.jpg700x394 57.8 KB
(http://forum.liputan6.com/t/spencer-tunick-dan-instalasi-seni-foto-telanjang/29936)