Gusnan
23rd June 2016, 02:04 PM
Presiden Joko Widodo rapat dalam KRI Imam Bonjol di Laut Natuna, Kamis (23/6/2016). Sepekan lalu, kapal perang itu menangkap kapal nelayan China di Laut Natuna.
Dalam undangan yang ditandatangani Sekretaris Kabinet Pramono Anung tertulis rapat dimulai pukul 11.00 WIB. Pramono mengundang 10 menteri dan sembilan pejabat lain pada rapat dalam kapal perang yang tengah patroli di Laut Natuna itu.
Korvet yang sama menangkap kapal Han Tan Cou 19038 di zona ekonomi ekslusif (ZEE) Indonesia di Laut Natuna. Kapal itu satu dari 12 kapal nelayan China yang terpergok menjarah ikan di Laut Natuna. Namun, kapal lain bisa melarikan diri dan hanya kapal Han Tan Cou ditangkap lalu digiring ke Pangkalan TNI AL Ranai di Natuna.
Sebelumnya di Jakarta, Pramono membenarkan bahwa kunjungan itu bagian dari penegasan kedaulatan Indonesia di Natuna. Penegasan itu tidak lepas dari penangkapan sejumlah nelayan asing di zona ekonomi ekslusif (ZEE) Indonesia di Laut Natuna.
https://4.bp.blogspot.com/-urNGwJCT8iI/V2uHHJ1r97I/AAAAAAAAJQw/AkUZs4Ly9fEIkEJ6xwOPKcFVqP43Xn_kACLcB/s640/jokowi%2Bdi%2Bnatuna.jpg (https://4.bp.blogspot.com/-urNGwJCT8iI/V2uHHJ1r97I/AAAAAAAAJQw/AkUZs4Ly9fEIkEJ6xwOPKcFVqP43Xn_kACLcB/s1600/jokowi%2Bdi%2Bnatuna.jpg) Jokowi.
Para nelayan itu antara lain berasal dari China. Setiap penangkapan nelayan China , selalu diikuti protes dari Beijing. Tidak hanya protes, Beijing juga mengerahkan kapal penjaga laut dan pantai (Palapa) yang mencoba menghalangi penangkapan itu.
Kapal-kapal Palapa China masuk hingga puluhan mil dari batas terluar ZEE Indonesia untuk menghalangi penangkapan itu. Bahkan, Beijing tidak segan menyebut puluhan ribu mil persegi ZEE Indonesia di Laut Natuna sebagai wilayah penangkapan tradisional nelayan China.
Di salah satu kapal nelayan China yang ditahan di Natuna ditemukan peta yang menunjukkan Laut Natuna, termasuk Kabupaten Natuna dan Kabupaten Kepulauan Anambas, dalam wilayah penangkapan tradisional China.
Peta yang dikeluarkan Kantor Kemaritiman Nansha itu disebut sudah diberlakukan sepihak oleh China sejak 1994. Padahal, Beijing pernah menyatakan Natuna milik Indonesia pada 1996.
Rencananya alat berat yang dikerahkan pemerintah dari kabupaten Mamuju dan Majene baru akan beroperasi pagi ini.
Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti pun menanggapi santai soal protes pemerintah Cina atas penembakan dan penangkapan kapal ikan berbendera Cina, Jumat lalu, 18 Juni 2016. Penangkapan terjadi di perairan Natuna, Kepulauan Riau, atas dugaan penangkapan ikan ilegal.
"Tindakan kita sah-sah saja, kita anggap itu illegal fishing," ujar Susi seusai buka puasa bersama di rumah Ketua DPR Ade Komarudin di Jakarta, Senin, 20 Juni 2016. Perlakuan tegas diterapkan tanpa pandang bulu untuk semua negara yang melanggar. "Hubungan baik harus kita jaga, tapi masak pencurian ikan masuk ke hubungan baik?"
Dalam undangan yang ditandatangani Sekretaris Kabinet Pramono Anung tertulis rapat dimulai pukul 11.00 WIB. Pramono mengundang 10 menteri dan sembilan pejabat lain pada rapat dalam kapal perang yang tengah patroli di Laut Natuna itu.
Korvet yang sama menangkap kapal Han Tan Cou 19038 di zona ekonomi ekslusif (ZEE) Indonesia di Laut Natuna. Kapal itu satu dari 12 kapal nelayan China yang terpergok menjarah ikan di Laut Natuna. Namun, kapal lain bisa melarikan diri dan hanya kapal Han Tan Cou ditangkap lalu digiring ke Pangkalan TNI AL Ranai di Natuna.
Sebelumnya di Jakarta, Pramono membenarkan bahwa kunjungan itu bagian dari penegasan kedaulatan Indonesia di Natuna. Penegasan itu tidak lepas dari penangkapan sejumlah nelayan asing di zona ekonomi ekslusif (ZEE) Indonesia di Laut Natuna.
https://4.bp.blogspot.com/-urNGwJCT8iI/V2uHHJ1r97I/AAAAAAAAJQw/AkUZs4Ly9fEIkEJ6xwOPKcFVqP43Xn_kACLcB/s640/jokowi%2Bdi%2Bnatuna.jpg (https://4.bp.blogspot.com/-urNGwJCT8iI/V2uHHJ1r97I/AAAAAAAAJQw/AkUZs4Ly9fEIkEJ6xwOPKcFVqP43Xn_kACLcB/s1600/jokowi%2Bdi%2Bnatuna.jpg) Jokowi.
Para nelayan itu antara lain berasal dari China. Setiap penangkapan nelayan China , selalu diikuti protes dari Beijing. Tidak hanya protes, Beijing juga mengerahkan kapal penjaga laut dan pantai (Palapa) yang mencoba menghalangi penangkapan itu.
Kapal-kapal Palapa China masuk hingga puluhan mil dari batas terluar ZEE Indonesia untuk menghalangi penangkapan itu. Bahkan, Beijing tidak segan menyebut puluhan ribu mil persegi ZEE Indonesia di Laut Natuna sebagai wilayah penangkapan tradisional nelayan China.
Di salah satu kapal nelayan China yang ditahan di Natuna ditemukan peta yang menunjukkan Laut Natuna, termasuk Kabupaten Natuna dan Kabupaten Kepulauan Anambas, dalam wilayah penangkapan tradisional China.
Peta yang dikeluarkan Kantor Kemaritiman Nansha itu disebut sudah diberlakukan sepihak oleh China sejak 1994. Padahal, Beijing pernah menyatakan Natuna milik Indonesia pada 1996.
Rencananya alat berat yang dikerahkan pemerintah dari kabupaten Mamuju dan Majene baru akan beroperasi pagi ini.
Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti pun menanggapi santai soal protes pemerintah Cina atas penembakan dan penangkapan kapal ikan berbendera Cina, Jumat lalu, 18 Juni 2016. Penangkapan terjadi di perairan Natuna, Kepulauan Riau, atas dugaan penangkapan ikan ilegal.
"Tindakan kita sah-sah saja, kita anggap itu illegal fishing," ujar Susi seusai buka puasa bersama di rumah Ketua DPR Ade Komarudin di Jakarta, Senin, 20 Juni 2016. Perlakuan tegas diterapkan tanpa pandang bulu untuk semua negara yang melanggar. "Hubungan baik harus kita jaga, tapi masak pencurian ikan masuk ke hubungan baik?"