View Full Version : Densus 88 Tangkap 6 Teroris di Kemayoran
DreamWorldJr
12th June 2011, 10:01 AM
http://image.tempointeraktif.com/?id=75626&width=274 (http://image.tempointeraktif.com/?id=75626&width=490)
Densus 88. TEMPO/Fatkhurrohman Taufiq
TEMPO Interaktif, Jakarta - Detasemen Khusus 88 Antiteror Markas Besar Polri menangkap enam orang di kawasan Kemayoran, Jakarta. Mereka diduga anggota teroris jaringan Jamaah Islamiyah dan Jamaah Anshorut Tauhid. "Mereka berencana menyerang di kantor polisi tadi malam," kata sumber Tempo di Mabes Polri, Sabtu, 11 Juni 2011.
Kemarin, polisi menemukan tiga buah bom rakitan siap ledak di belakang sebuah gereja di Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah. Densus 88 juga menggerebek sebuah rumah di Palu.
Tiga bom rakitan yang dililit lakban warna kuning itu kini diamankan aparat di Markas Kepolisian Resor Poso untuk diselidiki. Menurut sumber resmi di Kepolisian Daerah Sulawesi Tengah, selain tiga bom rakitan, aparat gabungan pimpinan Komisaris Besar Martinus yang menyisir lokasi itu juga menemukan dua pucuk senjata api rakitan laras panjang dan satu buah popor senjata.
Polisi juga menyita tiga buah magazin laras panjang SS1, 58 butir amunisi kaliber 5,56 mm, 51 butir amunisi junggle US Carabin, dan satu buah ikat pinggang. Semua barang disita dari lokasi penyisiran di sebuah kebun milik warga menuju arah Desa Lape. Barang bukti itu ditemukan aparat di atas beronjong batu, disimpan di dalam sebuah karung beras dan ditutup sengmultiroof.
"Penyisiran itu dilakukan berdasarkan hasil keterangan seorang pria berinisial MN yang juga sebagai penunjuk jalan," kata sumber di kepolisian. Dia membenarkan semua barang bukti telah diamankan ke Markas Kepolisian Resor Poso untuk kepentingan penyelidikan lebih lanjut.
Kepala Kepolisian Resor Poso, Ajun Komisaris Besar Pulung Rohmadianto, membenarkan adanya penemuan tersebut. Dia mengatakan polisi bergerak setelah mendapat laporan warga.
ALWAN RIDHA RAMDANI | DARLIS
http://image.tempointeraktif.com/?id=78398&width=274 (http://image.tempointeraktif.com/?id=78398&width=490)
Komisaris Besar Polisi Boy Rafli Amar,menununjukan foto tiga tersangka penembakan anggota kepolisian di Poso, Sulawesi Tengah. TEMPO/ Dasril Roszandi
TEMPO Interaktif, Jakarta - Detasemen Khusus 88 Antiteror Mabes Polri menangkap enam orang yang diduga teroris di Jakarta. Berdasarkan keterangan petinggi di Mabes Polri, mereka sedang merancang penyerangan kepada aparat polisi dengan menggunakan racun sianida. Saat ini, mereka tengah menjalani proses pemeriksaan.
Nama keenam orang yang ditangkap itu adalah
1. STN,
2. WTY,
3. JMT alias QMD,
4. UMR,
5. PMN,
6. BSP.
Mereka ditangkap di rumah kontrakan di wilayah Jakarta Pusat dan Jakarta Barat.
Penangkapan enam orang yang diduga anggota terorisme di Jakarta itu ternyata dilakukan setelah Detasemen Khusus 88 Antiteror Mabes Polri menangkap dua orang di Pekalongan, Jawa Tengah, Kamis malam lalu. "Mereka diduga masuk jaringan Wijayanto, koordinator Al-Qaidah Asia Tenggara," kata petinggi di Mabes Polri, Sabtu, 11 Juni 2011.
Menurut dia, enam orang yang ditangkap rata-rata masih berusia muda, kelahiran antara tahun 1977 sampai 1984. Selama ini, mereka tinggal di Jakarta, mengontrak rumah di beberapa wilayah, termasuk Kemayoran Jakarta Pusat, Tambora Jakarta Barat, dan Kramat Pulo Raya.
Jumat malam kemarin, enam orang ditangkap Densus 88 Antiteror Mabes Polri. Mereka berencana menyerang aparat kepolisian menggunakan racun sianida di kantin polisi. Mereka diduga terkait jaringan kelompok Jamaah Islamiyah dan Jamaah Anshorut Tauhid.
Sumber Tempo belum bisa menjelaskan secara rinci rencana penyerangan dengan racun sianida kepada polisi. "Mereka masih dalam pemeriksaan," kata dia.
Sampai saat ini, pihak kepolisian belum bisa dikonfirmasi terkait penangkapan terorisme di Pekalongan; Jakarta; dan penggerebekan di Poso, Sulawesi Tengah. "Indonesia menjadi salah satu basis utama karena masih banyak stok teroris," kata Nur Huda, pengamat terorisme.
ALWAN RIDHA RAMDANI
~ SUMBER ~ (http://www.tempointeraktif.com/hg/hukum/2011/06/11/brk,20110611-340006,id.html)
DreamWorldJr
12th June 2011, 10:02 AM
http://image.tempointeraktif.com/?id=20769&width=274 (http://image.tempointeraktif.com/?id=20769&width=490)
Tempo/Budi Purwanto
TEMPO Interaktif, Jakarta - Enam orang yang ditangkap Tim Detasemen Khusus 88 Antiteror Mabes Polri berencana menyerang aparat kepolisian. "Mereka berencana menggunakan racun sianida di kantin polisi di Jakarta," kata sumber Tempo, seorang petinggi di Kepolisian RI, Sabtu, 11 Juni 2011.
Namun, dia belum bisa menjelaskan secara rinci rencana penyerangan dengan racun sianida pada polisi. "Mereka masih dalam pemeriksaan," kata dia. Menurut sumber yang sama, enam orang yang ditangkap di sekitar Kemayoran, Jakarta, itu diduga terkait jaringan kelompok Jamaah Islamiyah dan Jamaah Anshorut Tauhid.
Kemarin, polisi menemukan tiga buah bom rakitan siap ledak di belakang sebuah gereja di Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah. Detasemen Khusus 88 Antiteror Markas Besar Kepolisian RI, juga menggerebek sebuah rumah di Palu.
Tiga bom rakitan yang dililit lakban warna kuning itu kini diamankan aparat di Markas Kepolisian Resor Poso untuk diselidiki lebih lanjut. Menurut sumber resmi di Kepolisian Daerah Sulawesi Tengah, selain tiga bom rakitan, aparat gabungan pimpinan Komisaris Besar Martinus yang menyisir lokasi itu juga menemukan dua pucuk senjata api rakitan laras panjang dan satu buah popor senjata.
Tak hanya itu, tiga buah magazin laras panjang SS1, 58 butir amunisi kaliber 5,56 mm, 51 butir amunisi junggle US Carabin, dan satu buah ikat pinggang juga disita dari lokasi penyisiran di sebuah kebun milik warga setempat menuju arah Desa Lape. Barang bukti itu ditemukan aparat di atas beronjong batu, disimpan di dalam sebuah karung beras dan kemudian ditutup sengmultiroof.
Penyisiran itu dilakukan berdasarkan hasil keterangan seorang pria berinisial MN yang juga sebagai penunjuk jalan. Barang bukti telah diamankan di Markas Kepolisian Resor Poso untuk kepentingan penyelidikan lebih lanjut.
Kepala Kepolisian Resor Poso, Ajun Komisaris Besar Pulung Rohmadianto, membenarkan adanya penemuan tersebut. Dia mengatakan polisi bergerak setelah mendapat laporan warga.
ALWAN RIDHA RAMDANI
~ SUMBER ~ (http://www.tempointeraktif.com/hg/hukum/2011/06/11/brk,20110611-339992,id.html)
DreamWorldJr
12th June 2011, 10:03 AM
http://image.tempointeraktif.com/?id=72036&width=274 (http://image.tempointeraktif.com/?id=72036&width=490)
Markas Polresta Cirebon masih dijaga ketat. TEMPO/Deffan Purnama
TEMPO Interaktif, Jakarta - Sejak 2005, Polisi Jadi Target Teroris
Pengamat terorisme, Nur Huda, mengatakan sangat wajar jika ada gerakan menggunakan senjata kimia untuk menyerang target tertentu oleh teroris. Ada pergesaran dalam menentukan target aksi teror. "Buku penggunaan racun dengan bahan kimia pernah ditemukan saat penggerebekan teroris," kata Nur Huda kepada Tempo, Sabtu, 11 Juni 2011.
Nur Huda mengatakan bahwa dari berbagai rangkaian fakta kejadian, penyerangan terhadap polisi dimulai sejak tahun 2005. Di Indonesia saat ini jaringan teroris sudah menjadi sel-sel kecil. Mereka melakukan aksi tidak lagi menggunakan bom skala besar karena membutuhkan biaya dan sumber daya yang besar. "Bom besar tidak mencuri simpati umat Islam," kata Nur Huda. "Dari beberapa kejadian, aksi sekarang bisa dalam bentuk penembakan pada polisi atau meracuni polisi."
Menurut Nur Huda, dalam jaringan Jamaah Islamiyah sudah ada perubahan besar. Anggotanya hanya sebagian kecil yang masih melakukan aksi teror. "Aksi yang dilakukan di Poso dan daerah lainnya lebih pada aksi inisiatif," kata Nur Huda. "Jamaah Anshorut Tauhid pun demikian, seperti dalam pernyataan Abu Bakar Ba'asyir yang membantah Abu Tholut sebagai anggotanya."
Berdasarkan catatan Tempo, sejumlah kejadian yang mengarah pada aksi menyerang dan teror pada polisi, di antaranya bom sepeda 10 September 2010 di Kalimalang, Bekasi; bom di Mapolresta Cirebon; penembakan polisi di Medan; dan penembakan Polisi di Sulawesi Tengah.
ALWAN RIDHO RAMDANI
~ SUMBER ~ (http://www.tempointeraktif.com/hg/hukum/2011/06/11/brk,20110611-340003,id.html)
DreamWorldJr
12th June 2011, 10:05 AM
http://image.tempointeraktif.com/?id=72822&width=274 (http://image.tempointeraktif.com/?id=72822&width=490)
ANTARA/Muhammad Deffa
TEMPO Interaktif, Jakarta - Penangkapan enam orang yang diduga anggota terorisme di Jakarta ternyata dilakukan setelah Detasemen Khusus 88 Antiteror Mabes Polri menangkap dua orang di Pekalongan, Jawa Tengah, Kamis malam lalu. "Mereka diduga masuk jaringan Wijayanto, koordinator Al-Qaidah Asia Tenggara," kata petinggi di Mabes Polri, Sabtu, 11 Juni 2011.
Menurut dia, enam orang yang ditangkap rata-rata masih berusia muda, kelahiran antara tahun 1977 sampai 1984. Selama ini mereka tinggal di Jakarta, mengontrak rumah di beberapa wilayah, termasuk Kemayoran Jakarta Pusat, Tambora Jakarta Barat, dan Kramat Pulo Raya.
Jumat malam kemarin, enam orang ditangkap Densus 88 Antiteror Mabes Polri. Mereka berencana menyerang aparat kepolisian menggunakan racun sianida di kantin polisi. Mereka diduga terkait jaringan kelompok Jamaah Islamiyah dan Jamaah Anshorut Tauhid.
Sumber Tempo belum bisa menjelaskan secara rinci rencana penyerangan dengan racun sianida kepada polisi. "Mereka masih dalam pemeriksaan," kata dia.
Sampai saat ini, pihak kepolisian belum bisa dikonfirmasi terkait penangkapan terorisme di Pekalongan, Jakarta, dan Penggerebekan di Poso, Sulawesi Tengah. "Indonesia menjadi salah satu basis utama karena masih banyak stok teroris," kata Nur Huda, pengamat terorisme.
ALWAN RIDHA RAMDANI
~ SUMBER ~ (http://www.tempointeraktif.com/hg/hukum/2011/06/11/brk,20110611-340005,id.html)
DreamWorldJr
12th June 2011, 10:12 AM
TEMPO Interaktif, Jakarta - Terduga teroris PMN (34) alias JN dikenal oleh para tetangga sebagai penjual mie ayam. "Mie ayamnya enak," ujar Desi, tetangga korban.
PMN biasa berjualan dengan gerobak biru di depan rumah kontrakannya di Serdang Baru I Nomor 29 B RT 9 RW 4, Jakarta Pusat.
Pria asal Sragen ini juga dikenal ramah kepada para tetangganya. "Orangnya ramah dan ringan tangan, makanya saya kaget sekali dan tidak menyangka," ujar Andi, tetangga sebelah rumah PMN.
Sudah hampir setahun PMN tinggal di kontrakan mungil bercat biru itu, namun para tetangga tidak pernah melihat gelagat aneh darinya. "Orangnya biasa saja, tidak tampak sebagai aliran keras," ujar Desi menambahkan.
Pemilik kontrakan yang ditinggali PMN juga mengatakan kalau pria beranak dua ini bukanlah orang yang tertutup. "Pergaulannya dengan tetangga baik. Kemarin sore saya juga masih melihat dia di rumahnya," ujarnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, polisi dini hari tadi menangkap enam orang terduga teroris di daerah Kemayoran, Jakarta Pusat. Diduga modus yang direncanakan adalah meracuni makanan di kantin kepolisian dengan racun sianida.
Dari rumah PMN sendiri, polisi menyita berbotol-botol cairan, namun PMN tidak berada di rumah kontrakannya itu.
RATNANING ASIH
~ SUMBER ~ (http://www.tempointeraktif.com/hg/hukum/2011/06/11/brk,20110611-340032,id.html)
DreamWorldJr
12th June 2011, 10:30 AM
http://image.tempointeraktif.com/?id=57955&width=274 (http://image.tempointeraktif.com/?id=57955&width=490)
Poengky Indarti. TEMPO/Imam Sukamto
TEMPO Interaktif, Jakarta - Direktur Eksekutif Imparsial, Poengky Indarti, menilai berubahnya pola aksi teroris dengan menyerang polisi sebagai target sasaran disebabkan cara tindakan polisi yang berlebihan. Penangan terorisme oleh Detasemen Khusus Antiteror 88 Mabes Polri dianggap semena-mena. "Polisi seharusnya berpegang pada KUHP, tidak melakukan penangkapan semena-mena," kata Poengky kepada Tempo, Sabtu, 11 Juni 2011.
Poengky mengatakan bahwa pola kekerasan yang dilakukan polisi justru membawa dendam dan memunculkan kemarahan. Dia mencontohkan penembakan yang dilakukan polisi pada teroris baru-baru ini. "Kalau saya lihat, cara polisi menangani terorisme tidak bagus," kata Poengky.
Poengky melihat tidak ada pengalihan isu dalam penangkapan terorisme akhir-akhir ini. Tapi, dia mengkritisi proses penanganan terorisme yang dianggap tidak sesuai dengan hak asasi manusia dan selalu diwarnai dengan penyiksaan dan kekerasan berlebihan. "Ini bukan pengalihan isu, tapi memang benar jaringan terorisme ada di mana-mana," kata Poengky.
Kemarin malam, enam orang yang diduga anggota teroris ditangkap di Kemayoran Jakarta. Sebelum menangkap jaringan Jakarta, Densus 88 Antiteror menangkap dua orang di Pekalongan, Jawa Tengah, Kamis malam lalu. Mereka diduga bagian dari Para Wijayanto, koordinator Al-Qaidah Asia Tenggara. Hampir bersamaan, polisi juga mengamankan bom di sebuah rumah di Poso, Sulawesi Tengah.
Enam orang yang ditangkap rata-rata masih berusia muda, kelahiran antara tahun 1977 sampai 1984. Selama ini, mereka tinggal di Jakarta, mengontrak rumah di beberapa wilayah, termasuk Kemayoran Jakarta Pusat, Tambora Jakarta Barat, dan Kramat Pulo Raya. Salah satu petinggi di Mabes Polri mengatakan mereka berencana menyerang aparat kepolisian menggunakan racun sianida di kantin polisi.
"Kalau menyerang dengan racun sangat kecil kemungkinannya karena kantin kantin polisi umumnya dimiliki keluarga anggota polisi," kata Poengky. "Dari ancaman yang ditujukan pada polisi, ada pergeseran jihad, berbeda dengan yang dilakukan Iman Samudra cs."
ALWAN RIDHA RAMDANI
~ SUMBER ~ (http://www.tempointeraktif.com/hg/hukum/2011/06/11/brk,20110611-340033,id.html)
DreamWorldJr
12th June 2011, 10:31 AM
http://image.tempointeraktif.com/?id=15635&width=274 (http://image.tempointeraktif.com/?id=15635&width=490)
Tim Densus88 Anti Teror Mabes Polri membawa tersangka teroris yang ditangkap di Temanggung, Jawa Tengah tiba di Markas Brimob, Kelapa Dua, Depok, Senin (10/8). Foto: TEMPO/Tony Hartawan
TEMPO Interaktif, Jakarta - Terduga teroris, JMT alias QMD, ditangkap Detasemen Khusus 88 Antiteror Mabes Polri usai menunaikan salat Jumat, 10 Juni 2011. "Kemarin polisi yang datang puluhan dengan motor," kata Umi, 56 tahun, tetangga JMT ketika ditemui Tempo, Sabtu, 11 Juni 2011. JMT ditangkap bersama seorang rekannya yang sampai saat ini belum diketahui identitasnya karena tidak dikenal warga setempat.
Umi dan beberapa tetangga menuturkan usai salat Jumat sekitar pukul 13.30 siang, JMT pulang menuju kontrakannya di Jalan Panca III No. 14 RT 12 RW 1, Kelurahan Serdang, Kemayoran, Jakarta Pusat. Saat itu, puluhan polisi berpakaian preman mengepung dengan mengendarai sepeda motor. Sementara itu, beberapa personel lainnya menjaga gang-gang di perkampungan. Tanpa perlawanan, JMT dan rekannya ditangkap lalu diikat dengan tali rafia dan lakban.
Sukiman, anak pemilik kos yang dihuni JMT, mengatakan polisi kembali mendatangi rumah kos pada malam harinya. "Yang diambil motor, tiga buah badik, dan kartu keluarga," kata Sukiman.
JMT yang baru tiga bulan menghuni kamar kos berlantai dua itu dikenal ramah pada tetangganya. "Orangnya baik dan ramah. Walaupun tidak pernah membicarakan masalah pribadinya, ia bukan orang yang tertutup," kata Umi. Para tetangga tak tahu pekerjaan dan aktivitas JMT. "Pada tetangga, ia mengaku sebagai buruh bangunan," tambah Umi.
Seperti diberitakan sebelumnya, polisi dini hari tadi menangkap enam orang terduga teroris di daerah Kemayoran, Jakarta Pusat. Diduga modus yang direncanakan adalah meracun makanan di kantin kepolisian dengan racun sianida.
Nama keenam orang yang ditangkap itu adalah STN, WTY, JMT alias QMD, UMR, PMN, dan BSP. Mereka ditangkap di rumah kontrakan di wilayah Jakarta Pusat dan Jakarta Barat.
Penangkapan enam orang yang diduga anggota terorisme di Jakarta itu ternyata dilakukan setelah Detasemen Khusus 88 Antiteror Mabes Polri menangkap dua orang di Pekalongan, Jawa Tengah, Kamis malam lalu. "Mereka diduga masuk jaringan Para Wijayanto, koordinator Al-Qaidah Asia Tenggara," kata petinggi di Mabes Polri, Sabtu, 11 Juni 2011.
Menurut dia, enam orang yang ditangkap rata-rata masih berusia muda, kelahiran antara tahun 1977 sampai 1984. Selama ini, mereka tinggal di Jakarta, mengontrak rumah di beberapa wilayah, termasuk Kemayoran Jakarta Pusat, Tambora Jakarta Barat, dan Kramat Pulo Raya.
Mereka diduga berencana menyerang aparat kepolisian menggunakan racun sianida di kantin polisi. Mereka juga diduga terkait jaringan kelompok Jamaah Islamiyah dan Jamaah Anshorut Tauhid.
RATNANING ASIH
~ SUMBER ~ (http://www.tempointeraktif.com/hg/hukum/2011/06/11/brk,20110611-340036,id.html)
DreamWorld
12th June 2011, 04:18 PM
maju trs densus88 :mantap:
teroris tdk pantas ad d bumi ini :ganteng:
vBulletin® v3.8.14 by DRC, Copyright ©2000-2025, vBulletin Solutions Inc.