PDA

View Full Version : Lambatnya Ekonomi China, Lampu Merah Buat Ekonomi Global


FXopenMy
25th April 2016, 12:33 PM
Perlambatan ekonomi China terus berlangsung dan data GDP China yang kemarin dirilis berada pada angka 6.9 persen merupakan level terendah yang dicapai oleh china dalam kurun waktu 6 tahun terakhir walaupun demikian data ini masih lebih baik dari perkiraan analisa yang memperkirakan bahwa GDP China akan berada pada angka 6.8 persen. Laporan ini membuat sentiment pertumbuhan ekonomi dunia berada pada level yang rendah hingga pada tahun depan.



Perlambatan ekonomi yang terjadi pada China membuat beberapa lembaga pengamat ekonomi dunia memotong proyeksi pertumbuhan ekonomi negara tirai bambu tersebut. Salah satunya adalah IMF atau International Monetary Fund yang memotong proyeksi ekonominya untuk China ditahun ini dan tahun depan.



IMF memprediksi bahwa ekonomi China akan berada pada level 6.8 persen ditahun ini dan 6.3 persen ditahun depan.



Peningkatan terjadi pada pasar property di China telah mendorong lajunya pertumbuhan konstruksi di China namun sektor manufaktur dilaporkan merosot.



Penurunan harga minyak yang terjadi setelah kembali berhasil menyentuh harga $50 per barrel juga telah mempengaruhi China.



Perlambatan ini juga berdampak pada kebijakan dari The Fed yang berencana untuk menaikan suku bunganya pada tahun ini. Pasar berpendapat bahwa The Fed kemungkinan akan menaikan suku bunganya pada bulan September tahun ini namun kemudian The Fed menunda keputusannya. Ada beberapa alasan yang menyebabkan ditundanya kenaikan suku bunga Amerika pada bulan September yang lalu. Namun dari dalam Amerika sendiri tidak ada halangan yang berarti. Ketua The Fed Janet Yellen dan para anggotanya diberbagai kesempatan menegaskan bahwa ditundanya kenaikan suku bunga adalah karna kekuatiran terhadap kondisi perekonomian global terutama kondisi ekonomi China yang melambat.



Pada malam ini ketua The Fed Janet Yellen dijadwalkan akan melakukan pernyataan. Dalam pernyataan yang dijadwalkan pada pukul 20.00 WIB malam ini Yellen kemungkinan akan menyampaikan pendapatnya tentang bagaimana prospek kenaikan suku bunga Amerika pada tahun ini. Yellen sendiri masih tetap optimis bahwa kenaikan suku bunga Amerika ditahun ini masih bisa dilakukan. Namun perlu diketahui juga hal ini masih tergantung dengan bagaiman pertumbuhan yang terjadi di China.



GDP China pada kuartal ketiga yang dilaporkan berada pada level 6.9 persen sempat mengejutkan pasar. Hal ini dikarenakan pasar menilai bahwa GDP China bisa jadi akan berada pada level yang lebih rendah dari yang diperkirakan oleh para analis.



Bersamaan dengan GDP (Gross Domestic Product) China yang dirilis data China lainnya. Fix Asset Investment China pertahun yang dilaporkan kemarin berada pada level yang masih terbilang baik walaupun menurun dari sebelumnya. Industrial Production China turun menjadi 5.7 persen. Dibandingkan dengan kedua data ini yang dirillis secara bersamaan pasar lebih memperhatikan apa yang terjadi pada GDP China. Ini dapat terlihat dari aussie yang bergerak menguat paska data dan tidak terjadi terlalu banyak aksi jual pada index hang seng hari kemarin.



Salah satu ekonom Louis Kuijs mengatakan bahwa penurunan pada China kemarin tidak tajam karna ekspor yang menurun namun tingkat konsumsi yang kuat pada pasar China menghambat laju pelemahannya. Para ekonom memperkirakan bahwa pemerintah China masih akan melakukan intervensi yang diperlukan untuk menstabilkan kondisi ekonominya.



Rilisan dari data GDP China yang baik pada hari kemarin juga member pengaruh yang baik bagi saham-saham di eropa. Harga saham-saham di eropa terpantau naik paska rilisan data China.



Perlambatan pada ekonomi China dikuatirkan oleh ECB dapat menjadi faktor penghalang bagi ECB untuk dapat memulihkan kondisi perekonomiannya. Melambatnya ekonomi China diperkirakan akan dapat membuat ECB (European Central Bank) dapat melakukan stimulus kedua untuk tahun ini.



“Pasar telah dilanda dengan kekhawatiran dan benar-benar hal-hal yang tidak begitu buruk,” kata Andy Sullivan, seorang manajer portofolio dengan perusahaan investasi Swiss GL Financial Group.