PDA

View Full Version : Killing a Cat is note a joke


PendiamHati
23rd April 2016, 09:52 AM
masih ingat dengan si kejam pembunuh kucing beberapa waktu yang lalu? semoga kisah berikut mengingatkan kita bahwa kejahatan adalah hutang.



Quote: Dulu, pada masa dinasti Ottoman masih

berkuasa di Turki dan Arab, seorang Pasha

duduk bersama beberapa Pasha lainnya,

sambil minum teh, mereka bercerita dan

tertawa-tawa. Pasha itu istilah untuk

bangsawan atau orang di Pemerintahan, dan

Pasha ini adalah seorang Gubernur di salah

satu propinsi wilayah Ottoman.

“Kawan, aku punya seekor merpati, yang ku

rawat sejak dia kecil. Bulunya bagus, setiap

hari aku memandikannya. Tapi sayangnya,

kemarin ada seekor kucing memangsanya.

Untung aku melihat, ku tangkaplah itu

kucing!” kata Pasha itu sambil

membanggakan diri, karena berhasil

menangkap kucing yang memakan

merpatinya. Teman-temannya mendengar

dengan serius.

“Aku marah sekali sama kucing brengsek itu!

kamu tau aku apakan itu kucing?ha..ha…

ha..haha…”, si Pasha itu tertawa bangga,

teman-temannya semakin antusias dengan

kelanjutan cerita.

“Aku ikat tali dileher kucing itu, aku gantung

di pohon di depan rumah, sampai dia mati!

ha..ha..ha..”. Teman-temannya yang hadir

semua tertawa, dan ada juga yang

mengomentari komentar lucu, mereka pun

tertawa kembali.

Sheikh amine yang hadir disitu hanya diam

saja, di wajah beliau terlihat bahwa beliau

tidak suka dengan perlakuan Pasha itu.

Meskipun hanya seorang tentara biasa, beliau

dengan berani memotong tertawa para Pasha

itu.

“Tuan, anda telah membunuh makhluk Tuhan,

sebuah nyawa, hewan yang memiliki hak

untuk hidup, dengan bangga anda melakukan

itu, dengan bangga anda menyiksa hewan

itu. Kucing memangsa merpati, itu wajar

tuan, itu adalah hukum alam. Kalau anda

tidak mau merpati anda dimakan kucing, jaga

dia baik-baik. Tuhan menciptakan naluri

berburu seperti itu pada kucing saat lapar,

itulah cara mereka bertahan hidup”. Kata

sheikh Amine dengan suara yang agak keras.

“Anda sudah berbuat dosa, anda harus

meminta ampun, dan bersedekah sebagai

tanda taubat atas perbuatan anda tersebut.

Kalau tidak, saya khawatir anda akan

bernasib sama seperti kucing itu, mati di

tiang gantungan. Saya serius Tuan”. Sheikh

amine pun diam.

“Hahaha…Aslan, mana mungkin hal itu

terjadi. Aku ini Jendral, aku hanya akan mati

dengan peluru! Nggak mungkin aku mati di

tiang gantungan!hahahaha”. kata Pasha

sambil tertawa, diikuti kawan-kawannya.

“Lagian kamu juga tahu, kalau Hukuman

militer itu tidak boleh digantung, tapi

ditembak”. Lanjutnya.

“Tuan, kekuasaan Allah ada dimana-mana,

Dia bisa berbuat apa saja”, kata sheikh

Amine.

“Hahaha…Aslan…kamu terlalu membesar-

besarkan masalah. Kucing sudha mati,

biarkan saja. Apa yang kamu khawatirkan

tidka akan terjadi Aslan..”.

Kata Pasha sambil memegang bahu sheikh

Amine. Aslan itu artinya singa, bahasa Turki.

Panggilan untuk sheikh Amine, karena

keberaniannya.

Hari-hari berlalu, sampai akhirnya dinasti

ottoman runtuh. Suatu saat, Presiden baru

Turki, Musthafa Kamal mengeluarkan

keputusan bahwa setiap orang Turki dilarang

memakai tarbush, tarbush itu seperti peci di

Indonesia, biasa dipakai oleh ulama ataupun

pelajar Islam, tapi di jaman dinasti ottoman

hal itu sudah menjadi biasa, namun dia tetap

menunjukkan identitas muslim. Makanya

dilarang oleh Pemerintah Turki saat itu.

Akhirnya semua orang di turki tidak ada yang

berani memakai tarbush lagi.

Pasha, seorang mantan gubernur itu dengan

tenangnya dia memakai tarbush, tanpa

mengindahkan keputusan presiden Turki.

Karena dia merasa Mustafa kamal itu adalah

teman seperjuangannya dulu pada masa

perang dunia pertama.

Suatu sore, Pasha berjalan di jalanan kota

Istanbul dengan memakai tarbush, orang-

orang yang lewat melihatnya aneh, karena

tarbush dilarang, tapi orang itu dengan

pongahnya berjalan memakai tarbush, seakan

tidak menghormati Presiden.

Pada saat yang sama, Presiden Musthafa

Kamal keluar dari sebuah gedung bersama

beberapa pengawalnya, dia terlihat sedang

mabuk. Tapi meskipun mabuk, dia masih

bisa mengeluarkan perintah apa saja. Tiba-

tiba, presiden melihat dari jauh seorang laki-

laki memakai tarbush merah, tak ayal lagi,

dalam keadaan setengah sadar dia

memerintahkan anak buahnya untuk

menangkap orang itu.

“Siapa itu berani melanggar larangan

Presiden!tangkap dia dan gantung dia di

pinggir jalan Istanbul! Sekarang!”

Beberapa tentara langsung menuju Pasha dan

menangkapnya, Pasha melawan, sambil

mengatakan dia adalah gubernur, dia adalah

Pasha. Tapi tentara-tentara itu tidak peduli.

“Lepaskan aku!!lepaskan! aku ini gubernur

Damascus!” namun itu semua sia-sia.

Beberapa tentara membawa tali dan

mengikatnya di pohon di pinggir jalan, dan

Pashapun digiring ke bawah pohon, akhirnya

leher Pasha diikat dan digantung di pohon

tersebut.

Saat lehernya diikat dengan tali, Pasha

meneteskan air mata, dia teringat kata-kata

sheikh Amine dan kucing yang digantungnya

di pohon di depan rumah, dia menyesali

kenapa tidak memberi sedekah sebagai tanda

taubat, dia menyesali kenapa meremehkan

kekuasaan Allah dengan candaan dan

tertawaannya itu.

Jasad Pasha yang sudah tak bernyawa

itupun tergantung di atas pohon, eksekusi itu

terjadi begitu saja, tanpa ada upacara, hanya

berdasarkan keputusan Presiden yang sedang

setengah sadar dan emosi.

Tiba-tiba Presiden sadar, dia melihat ke

jasad yang tergantung itu… “ Owh!sialan! dia

kan…dia…”. Presiden sadar apa yang telah

dilakukannya karena dia mabuk,

“ Sialan! Kenapa aku seceroboh ini! Aku telah

membunuh sahabatku sendiri dengan

tanganku!”.

Allah punya skenario yang tak pernah kita

duga, berbuat salah itu wajar, bebruat

maksiat memang sudah tabiat manusia, tapi

bangga terhadap maksiat dan kesalahan

yang kita lakukan itulah dosa yang lebih

besar, seakan-akan kita menantang Tuhan.

Innallaha yumhil, walakin la yuhmil…. Kalau

Allah tidak menghukummu karena

kesalahanmu, itu tidak berarti Allah lupa. </div></div></div>