TigerKuning
21st April 2016, 10:51 AM
http://s.kaskus.id/images/2016/03/15/1477496_20160315083527.png
Kemajuan teknologi dan makin gregetnya gadget yang semua agan pada punya tentu membuat beberapa bidang bisnis-pun bakal melirik untuk beralih ke bisnis berbasis teknologi tersebut. Salah satunya layanan taksi online seperti Uber dan GrabCar yang mengoperasikan kendaraan melalui aplikasi. Mungkin kemarin tepatnya tanggal 14 maret 2016 agan mendengar dari cerita tetangga sekitar, baca thread di Kaskus, atau bisa jadi agan ngelihat langsung dari tayangan acara TV yang mengabarkan tentang ribuan sopir taksi membanjiri kantor Balaikota DKI Jakarta dengan menggelar unjuk rasa menuntut agar pemerintah segera menutup jasa penyedia taksi online.
Taksi Online VS Taksi Regular
http://s.kaskus.id/images/2016/03/15/1477496_20160315083449.png
Satu lagi hal yang mencengangkan nih gan, setelah beberapa waktu bisnis ini berkembang pesat di Indonesia, Ternyata taksi online berbasis aplikasi ini nggak punya ijin. Sedangkan untuk taksi regular yang sering agan pakai ini mereka mengantongi ijin berbadan usaha, Gan! bahkan dari yang ane baca di mari (http://news.detik.com/berita/3164794/taksi-aplikasi-terancam-diblokir-pemerintah-diminta-sesuaikan-regulasi-baru), bahwa taksi online ini bakalan terancam diblokir.
2. Tak Bayar KIR VS Bayar KIR
http://s.kaskus.id/images/2016/03/15/1477496_20160315082552.jpg
Nggak fair juga sih buat para penumpang gan, Contoh gampangnya kalau lagi antri naik transjakarta, suka liat antrian busway di jembatan penumpang bejibun, masa iyak kalo transjakarta naikin harga seenaknya karena permintaan yang lagi tinggi?
Setau ane sih semua urusan harga yang menyangkut hajat hidup orang banyak diatur pemerintah, seperti harga beras, harga cabe, bahkan sampai harga tarif angkutan umum. Karena pada dasarnya aturan dibuat untuk melindungi semua pihak, ya nggak sih gan?
4. Faktor Perlindungan Keselamatan Nggak Kalah Penting, Gan!l
http://s.kaskus.id/images/2016/03/15/1477496_20160315082749.jpg
Biasanya agan sering menemui atau mungkin sering nyoba Taksi Online yang sering memberikan promo super gencar untuk menarik perhatian penumpang kayak Peak Hour yang kadang agak mahal, promo harga lebih murah karena nggak dikenai pajak, tapi berbeda cerita dengan pengusaha angkutan umum seperti Taksi yang dikenakan pajak antara 25-28 persen setiap tahun .
(sumber : mediaindonesia.com (http://www.mediaindonesia.com/news/read/34259/tarif-angkutan-online-murah-karena-tidak-bayar-pajak/2016-03-15))
Nah, itulah dia sederet hal yang berhubungan dengan yang namanya Taksi Online VS Taksi regular yang akhirnya menjadikan kantor Balaikota DKI Jakarta tempat digelarnya unjuk rasa ribuan Sopir Taksi. Dan Sebenaranya ane juga tau klo ada taksi biasa yang juga menyediakan taksi booking lewat aplikasi, cuma mesti ane akui emang nggak secanggih perusahaan aplikasi teknologi. Ya simpel aj asih gan, karena mereka bukan perusahaan teknologi tapi mereka perusahaan penyedia transportasi.
Semoga masalah ini agar cepat selesai, segala sesuatunya bisa sama-sama enak, dan bisa ada solusi yang terbaik untuk semua pihak.
Kalau Menurut Agan Sendiri Gimana, Gan?
Boleh dong kalau ada hal yang mau agan tambahin, Komeng aja di thread ini karena komeng terindah bakal nangkring di Pekiwan.
</div></div></div>
Kemajuan teknologi dan makin gregetnya gadget yang semua agan pada punya tentu membuat beberapa bidang bisnis-pun bakal melirik untuk beralih ke bisnis berbasis teknologi tersebut. Salah satunya layanan taksi online seperti Uber dan GrabCar yang mengoperasikan kendaraan melalui aplikasi. Mungkin kemarin tepatnya tanggal 14 maret 2016 agan mendengar dari cerita tetangga sekitar, baca thread di Kaskus, atau bisa jadi agan ngelihat langsung dari tayangan acara TV yang mengabarkan tentang ribuan sopir taksi membanjiri kantor Balaikota DKI Jakarta dengan menggelar unjuk rasa menuntut agar pemerintah segera menutup jasa penyedia taksi online.
Taksi Online VS Taksi Regular
http://s.kaskus.id/images/2016/03/15/1477496_20160315083449.png
Satu lagi hal yang mencengangkan nih gan, setelah beberapa waktu bisnis ini berkembang pesat di Indonesia, Ternyata taksi online berbasis aplikasi ini nggak punya ijin. Sedangkan untuk taksi regular yang sering agan pakai ini mereka mengantongi ijin berbadan usaha, Gan! bahkan dari yang ane baca di mari (http://news.detik.com/berita/3164794/taksi-aplikasi-terancam-diblokir-pemerintah-diminta-sesuaikan-regulasi-baru), bahwa taksi online ini bakalan terancam diblokir.
2. Tak Bayar KIR VS Bayar KIR
http://s.kaskus.id/images/2016/03/15/1477496_20160315082552.jpg
Nggak fair juga sih buat para penumpang gan, Contoh gampangnya kalau lagi antri naik transjakarta, suka liat antrian busway di jembatan penumpang bejibun, masa iyak kalo transjakarta naikin harga seenaknya karena permintaan yang lagi tinggi?
Setau ane sih semua urusan harga yang menyangkut hajat hidup orang banyak diatur pemerintah, seperti harga beras, harga cabe, bahkan sampai harga tarif angkutan umum. Karena pada dasarnya aturan dibuat untuk melindungi semua pihak, ya nggak sih gan?
4. Faktor Perlindungan Keselamatan Nggak Kalah Penting, Gan!l
http://s.kaskus.id/images/2016/03/15/1477496_20160315082749.jpg
Biasanya agan sering menemui atau mungkin sering nyoba Taksi Online yang sering memberikan promo super gencar untuk menarik perhatian penumpang kayak Peak Hour yang kadang agak mahal, promo harga lebih murah karena nggak dikenai pajak, tapi berbeda cerita dengan pengusaha angkutan umum seperti Taksi yang dikenakan pajak antara 25-28 persen setiap tahun .
(sumber : mediaindonesia.com (http://www.mediaindonesia.com/news/read/34259/tarif-angkutan-online-murah-karena-tidak-bayar-pajak/2016-03-15))
Nah, itulah dia sederet hal yang berhubungan dengan yang namanya Taksi Online VS Taksi regular yang akhirnya menjadikan kantor Balaikota DKI Jakarta tempat digelarnya unjuk rasa ribuan Sopir Taksi. Dan Sebenaranya ane juga tau klo ada taksi biasa yang juga menyediakan taksi booking lewat aplikasi, cuma mesti ane akui emang nggak secanggih perusahaan aplikasi teknologi. Ya simpel aj asih gan, karena mereka bukan perusahaan teknologi tapi mereka perusahaan penyedia transportasi.
Semoga masalah ini agar cepat selesai, segala sesuatunya bisa sama-sama enak, dan bisa ada solusi yang terbaik untuk semua pihak.
Kalau Menurut Agan Sendiri Gimana, Gan?
Boleh dong kalau ada hal yang mau agan tambahin, Komeng aja di thread ini karena komeng terindah bakal nangkring di Pekiwan.
</div></div></div>