PDA

View Full Version : "Rumah Mungil Di Seberang Jalan Pusat Kota"


MevvahBgt
15th April 2016, 09:54 AM
Gadisku yang lugu,

Aku sediakan tempat berteduh untukmu,

Di seberang jalan pusat kota

Rumah mungil, dengan sentuhan ornamen klasik,

Mimosi Folia dan Erythrina Caffra berdiri kokoh di kiri dan kanan, menjadi tempat merpati putih untuk berkeluarga,

Bangku taman berukuran kecil

Bunga Hydragea, Oriental popy dan Anggrek Dendrobium,

Bermekaran setiap harinya,

Rumput jepang nun hijau, citarasa savana di halaman rumah kita

Replika Trevi dan Oval Fountain menambah keindahan dengan air mancur bak telaga,

Hiasan lampu warna-warni

Seperti pertunjukan parodi

Hentak menyentak, layaknya tirani menikam ulu hati

Bertemakan angin dingin

Bergulir lafaskan janji, membuka pintu hati, menari-menari kembali

Genderang meradang, opera menghantam raga

Setiap harinya, tepat pukul sembilan malam, dengan syair-syair pelengkap puisi

Alunan Symfony yang menggetarkan hati.



Nocturne In E Flat Op 9 No 2

Romantic Piano Moods-Ralpf Votapek, Fur Elis-Bethoven, Hungarian Rhapsody No 2 Lizst-Magical Piano, Pink Panther-John William, Voice Of Spring Waltz-Johann Strauss, dan Syimphony No 8 (Third Movement)-Hydn

Aku memutarnya berulang-ulang sembari menikmati keramahan ini

Dan juga aku sediakan sketsa hitam putih seorang gadis lugu yang tengah tersenyum lucu

Menatap ke arah senja dengan rambut hitamnya

Aku ingin merendah guna menangkap hasratnya

Memenjarakannya, sementara

Dedaunan di hari berikutnya

Aku ingin terbang dengan rasa yang berlebihan ini

Untuk keinginanku, kesabaran menantimu

Hingga nanti, jenazahku mengamuk bersama sekawan badut pada tulang-tulang cahaya

Tak lebih dari suara, karena

Aku hanya ingin menyatakan cinta



Gadisku yang lugu,

Aku bukanlah seorang jenius seperti John Nash Matematikawan yang terjebak dalam mimpinya namun mampu memenangkan penghargaan Nobel

Juga seperti Allan Turing yang mampu memecahkan kode Enigma saat perang dunia ke 2 dengan mesin ciptaannya "Mesin Turing" yang saat ini kita menyebutnya "Komputer"

Atau seperti Moshe Kai Cavalin

Seorang anak genius yang di usia sebelas tahun telah meraih ijazah perguruan tinggi dengan IPK 4,0

Merbut gelar nasional dalam seni bela diri

Dan menerbitkan sebuah buku di usia empat belas tahun yang berjudul "We Can Do"

Aku tidaklah bisa seperti mereka kekasih

Yang mampu aku lakukan hanyalah berdiam diri dalam lamunan

Memandang ke segala penjuru dengan tinta hitam dan secarik kertas dari kulit

Memasuki ruang hampa nun jauh, guna membuka fikiranku

Meresapi semua logika yang kurangkai dengan fakta di dunia nyata

Memabawanya berlayar dengan imajinasi terbatas

Mendera waktu, ku cari celah untuk berkelana

Diantara noda dan kesucian, menyulam makna kata-kata

Dengan cinta yang akan ku bawa pulang

Untukmu pesona cakrawala.



Gadisku yang lugu, meski lembab wajahku tak hentikan air mata,

Namun dinginnya hati mencair senandungkan namamu

Merayap menujumu di malam buta

Di saat purnama nampak mulai menguncup

Dinihari ingin merebah di punggung fajar

Angin bersembunyi pada sela-sela dahan

Hanyutku menuju muara kasihmu



Gadisku yang lugu, aku semakin rindu pada cahayamu

Menampung jeda, letih siang dan petang

Kau masuk ke celah-celah sanubariku

Sebelum melati dan kamboja terkulai di hadapanku

Sebelum botol kenanga sungsang mengairi

Pada sajadah berdebu, pada harap, pada penat

Izinkan aku memimpinmu, bersama kita sujud dan rukuk di hadapaNYA

Pencipta segalanya, kau dan aku.





~Alex Wahyu~

~25032016~</div></div></div>